You are on page 1of 11

A.

LATAR BELAKANG

Virus corona baru yang menyebabkan penyakit COVID-19, Hingga Rabu


(14/10/2020) siang, tercatat ada 4.127 kasus baru. Sehingga total kasus virus
corona di Indonesia menjadi 344.749 orang. Dan hampir sebagian besar dari pasien
tersebut memerlukan perawatan di ICU.
Bambang Pujo Semedi Dept. Anestesiologi dan Reanimasi FK UA – RSUD Dr Soetomo
Surabaya dalam paparan materinya “Pelayanan ICU di Era Pandemi COVID 19” menyatakan
:
1. Global : • Seperempat ( + 25%) pasien yang dirawat di RS (bervariasi prosentase nya) •
5 - 8 % dari total populasi yang terinfeksi SARS Co-V-2
2. China : • 7-26 % derajat berat perlu ICU
3. Italy (preliminary reports) • 5-12 % kasus positif SARS-CoV-2 • 16 % dari pasien yang
perlu dirawat di ICU.
4. USA (Washington) : • ICU admission rate adalah 81 % • 71 % butuh ventilasi mekanik •

Kendala pemenuhan kebutuhan ICU yang dialami beberapa rumah sakit adalah
peralatan yang mahal dan canggih untuk pasien COVID 19 yang masuk ICU “pasti”
”complicated”, penyediaan APD jumlah besar (sentralisasi lebih efisien dibanding
desentralisasi), keterbatasan jumlah perawat yang berkompeten di bidang
perawatan intensif , rasio perawat : jumlah pasien, keterbatasan suplai bahan habis
pakai, gas medis dan obat-obatan

Sebagai tindak lanjut dari hal tersebut diatas, pihak manajemen RSUD
Sawerigading Kota Palopo dipandang perlu melakukan langkah-langkah antisipasi
dengan melakukan redesign proses alur pelayanan pasien ICU di masa Pandemi ini.

Sesuai dengan definisinya, FMEA adalah suatu proses mengidentifikasi


dan mencegah Potensi Kegagalan sebelum terjadi. Hal tersebut didesain untuk
meningkatkan keselamatan pasien dan mutu pelayanan di rumah sakit. Tim FMEA
ini akan mengevaluasi alur proses pelayanan pasien ICU yang telah berjalan di
RSUD Sawerigading Kota Palopo dan melakukan design ulang apabila ada hal yang
dianggap perlu untuk perbaikan.
B. DASAR HUKUM

1. Undang-undang Nomor 4 tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular;


2. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan;
3. Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
5. Kepmenkes No. HK. 01.07/MENKES/104/2020 Tentang Penetapan Infeksi Novel
Coronavirus (Infeksi nCov-19) Sebagai Penyakit yang dapat Menimbulkan
Wabah dan Penanggulangannya;
6. KeputusanGubernur Sulawesi Selatan Nomor : 955/III/TAHUN 2020
tentangPenetapanRumahSakitRujukanPenyanggaPenanggulangan Covid-19
Provinsi Sulawesi Selatan

7. Kep. Menteri Kesehatan No. 1778/MENKES/SK/XII/2010 tentang Pedoman


Penyelenggaraan Pelayanan ICU di rumah sakit

C. TUJUAN

1. Mempersiapkan Instalasi Rawat Intensif / ICU RSUD Sawerigading sebagai RS


yang siap menanggulangi penderita yang terinfeksi wabah Covid-19

2. Mempersiapkan RSUD Sawerigading sebagai lini terdepan dalam


penanggulangan penderita dan pencegahan transmisi wabah

3. Sebagai pedoman dalam bekerja penanggulangan bencana wabah covid-19.


FMEA
ALUR PENANGANAN PASIEN COVID-19 DI RSUD SAWERIGADING KOTA
PALOPO

LANGKAH I (PILIH PROSES YANG BERESIKO TINGGI)


Judul Proses : REDESIGN PROSES ALUR PELAYANAN PASIEN ICU
LANGKAH II (BENTUK TIM)
Ketua : dr. Mardiana, Sp.S

Sekretaris / Notulen : dr. Abdul Syukur Kuddus, Sp.B


Anggota : 1. dr. Iin Fatimah Hanis, Sp.T.H.T-KL
2. dr. Lismasari, Sp.An.
3. dr. Syahriani, Sp.PD
4. dr. Silvasari Indah CP, Sp.THT., KL.
5. Herfin, SKM
6. Ns. Nurcaya, S.Kep.
7. Ns. Yohanis Rassang, S.Kep.

Tanggal dimulai : 15 Oktober 2020


Tanggal selesai :
ALUR PROSES PELAYANAN ICU

DI RSUD SAWERIGADING KOTA PALOPO

IRD

KAMAR OPERASI ICU INSTALASI RAWAT INAP

Pulang :
RANAP RUJUK KE RS LEBIH
1. Meninggal TINGGI

2. APS
LANGKAH III (ALUR PROSES)
Alur Proses PENANGANAN PASIEN COVID-19 DI RSUD SAWERIGADING KOTA PALOPO

IGD Rawat Inap Kamar Operasi ICU


(B) (C) (D)
Penyera(A)

Sub Proses
Sub Proses
1. Triage awal di IGD umum Sub Proses Sub Proses
untuk menentukan kasus
1. Melakukan scoring
darurat umum atau kasus 1. Melakukan scoring
Kriteria masuk 1. Menerima pasien
terduga Covid-19 Kriteria masuk
ICU/CVCU, konsultasi
2. Kasus terduga Covid-19
dengan dokter ICU/CVCU, konsultasi yang memerlukan
diteruskan ke Isolasi Covid dengan dokter perawatan
anastesi untuk
(Geranium) dan non covid anastesi untuk
meminta intensif dari IGD,
ke perawatan biasa atau meminta
pertimbangan pasien rawat inap, OK
intensif care (ICU/CVCU) pertimbangan pasien
yang butuh
3. Melakukan scoring Kriteria yang butuh
perawatan ICU/CVCU 2. Dokter Anastesi
masuk ICU/CVCU, perawatan ICU/CVCU
2. Dokter Anastesi
konsultasi dengan dokter
memberikan 2. Dokter Anastesi memberikan
anastesi untuk meminta memberikan penanganan
persetujuan pasien
pertimbangan pasien yang persetujuan pasien
masuk ICU pasien
butuh perawatan masuk ICU
berdasarkan penilaian selanjutnya
ICU/CVCU. aspek prioritas pasien berdasarkan penilaian
4. Dokter Anastesi 3. Ambulasi Ke aspek prioritas pasien
memberikan persetujuan 3. Ambulasi Ke 3. Administrasi
perawatan intensif
pasien masuk ICU (ICU/CVCU) perawatan intensif pasien :
berdasarkan penilaian (ICU/CVCU) a. Meninggal
aspek prioritas pasien b. Pulang APS
5. Melakukan pemeriksaan c. Pindah ruangan
penunjang COVID & Non d. Rujuk ke RS tinggi
Covid
6. AmbulasiKeRuang ISO
Covid atau perawatan
biasa dan perawatan
intensif (ICU/CVCU)
ALUR SUB PROSES

7. A.1. Triage awal di IGD A.2. Kasus terduga Covid-19 A.3. Melakukan scoring
umum untuk diteruskan ke Isolasi Covid Kriteria masuk ICU/CVCU,
menentukan kasus (Geranium) dan non covid ke konsultasi dengan dokter
darurat umum atau kasus perawatan biasa atau intensif anastesi untuk meminta
terduga Covid-19 care (ICU/CVCU) pertimbangan pasien yang
(2) butuh perawatan ICU/CVCU
(3)
(1)
Modus kegagalan Modus kegagalan Modus kegagalan
1. Belum ada ruang ICU khusus COVID 1.
1. Early Warning Score tidak cukup untuk penanganan pasien dengan
untuk menentukan kasus terduga status terkonfirmasi
covid.
2. Pasien menolak Swab / tindakan
pemeriksaan Covid

8. A.4. Dokter Anastesi A.5. Melakukan pemeriksaan A.6. AmbulasiKeRuang ISO


memberikan persetujuan penunjang COVID & Non Covid Covid atau perawatan biasa
pasien masuk ICU (5) dan perawatan intensif
berdasarkan penilaian (ICU/CVCU)
aspek prioritas pasien (6)

(4)
Modus kegagalan
Modus kegagalan Modus kegagalan
1. 3. Keterbatasan alat PCR 1. Keterbatasan ambulance apabila
4. Keterlambatan hasil swab ada pasien covid yang akan
diambulasi bersamaan dengana da
yang dirujuk.
B.1. B. 2. B.3.
1. Dokter Anastesi
Melakukan scoring memberikan Ambulasi Ke perawatan
Kriteria masuk persetujuan pasien intensif (ICU/CVCU)
ICU/CVCU, konsultasi masuk ICU berdasarkan
penilaian aspek prioritas (3)
dengan dokter anastesi
pasien
untuk meminta
pertimbangan pasien
yang butuh perawatan (2)
ICU/CVCU
Modus kegagalan
(1) Modus kegagalan
1. .
1. .
Modus kegagalan

1. .
C.1. C.2. C.3. Ambulasi Ke perawatan
Dokter Anastesi memberikan intensif (ICU/CVCU)
Melakukan scoring Kriteria persetujuan pasien masuk ICU
masuk ICU/CVCU, berdasarkan penilaian aspek
l
konsultasi dengan dokter prioritas pasien
(3)
anastesi untuk meminta
pertimbangan pasien yang (2)
butuh perawatan
ICU/CVCU
Modus kegagalan Modus kegagalan
(1) 1. . 1. .

Modus kegagalan

1. .
D.1. D.2 D.3.
Menerima pasien . Dokter Anastesi Administrasi pasien :
yang memerlukan memberikan penanganan
a. Meninggal
perawatan intensif pasien selanjutnya
b. Pulang APS
dari IGD, rawat inap, (2)
OK c. Pindah ruangan
d. Rujuk ke RS tinggi
(3)
(1) Modus kegagalan
1. Keterbatasan alat PCR
2. Keterlambatan hasil swab

Modus kegagalan

1. Keterbatasan APD

2. Ketidakpatuhan memakai Modus kegagalan


1. Pasien / keluarga menolak
APD sesuai Level
penanganan Covid baik yang
3. Ruangan (Nurse Station) dirawat atau meninggal
2. Pasien menolak dirujuk
tidak safety untuk petugas
dari penularan infeksi
LANGKAH IV : ANALISIS MASALAH (HAZARD ANALYSIS) DAN
LANGKAH KE V : IDENTIFIKASI ACTION DAN OUTCOME
LANGKAH KE VI : SARAN DAN REKOMENDASI

LANGKAH KE VII : Analisa dan uji coba proses yang baru

LANGKAH KE VIII :Implementasi dan monitoring proses baru

You might also like