You are on page 1of 1

PT.

KAI (Persero) tidak termasuk Badan Hukum yang mempunyai hak milik
atas tanah negara. (PP 38/1963)
Tanah-tanah yang menurut sifatnya ada unsur penyerahan dan penggunaan
kepada pihak lain (selain PT.KAI (persero) sendiri, tidak dapat diberikan Hak
Pakai khusus, melainkan dapat berupa Hak Guna Bangunan (HGB) atau Hak
Pakai perorangan dengan jangka waktu 25 tahun dan perpanjangan 20 tahun
(vide.PP No.40 tahun 1996). Perolehan tanahnya pun bukan berasal dari APBN
dan APBD yang secara otomatis menjadi asset negara, melainkan hasil
keuntungan PT.KAI, yang menurut ketentuan UUPA sebagaimana badan
hukum privat lainnya tidak dapat menjadi pemegang Hak Pakai khusus (yang
jangka waktunya selama dipergunakan, seperti yang dimiliki instansi
pemerintah) - (Kajian Hukum FHUI)
Rumah-rumah negara yang dihuni oleh para pensiunan eks karyawan kereta api
dan keluarganya merupakan rumah negara golongan III sehingga tidak dapat
dijadikan penyertaan modal negara kepada PT.KAI (persero). Hal ini
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan no.138/PMK.06/2010 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara Berupa Rumah Negara pasal 12 ayat 3 yang
menyatakan: “Pemindahtanganan dengan mekanisme tukar menukar, hibah
atau penyertaan modal pemerintah pusat hanya dapat dilakukan terhadap
Barang Milik Negara berupa Rumah Negara Golongan I dan Rumah Negara
Golongan II.” Jadi peraturan ini menegaskan kembali bahwa rumah-rumah
negara golongan III yang dihuni para pensiunan eks karyawan kereta api bukan
aset tetap PT KAI (persero).
Undang-undang no.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara pasal 49 ayat
2 menyatakan: “Bangunan milik negara/daerah harus dilengkapi dengan
bukti status kepemilikan dan ditatausahakan secara tertib.” Pihak PT.KAI
(persero) tidak memiliki bukti status kepemilikan atas rumah negara golongan
III yang dihuni para pensiunan eks karyawan kereta api dan keluarganya.

You might also like