You are on page 1of 13

MAKALAH

HAKIKAT KEKELIRUAN DAN KESALAHAN DALAM BERBAHASA INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Analisis Kesalahan Berbahasa”

Dosen pengampu: Nia Royani, M.Pd.

Disusun oleh kelompok 1:

Munawar ( 2186206183 )

Bella Siti Juliani ( 19210620859 )

Riska Septiani ( 19210620968 )

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS APRIL SUMEDANG

2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulilah, segala puji syukur kehadirat Ilahi Robbi pencipta alam semesta. Tak
lupa pula shalawat serta salam semoga tetap tercurah atas jungjungan kita Nabi Muhammad
SAW, keluarga beserta sahabat-sahabatnya. Aamiin.

Atas limpahan rahmat, taufik, hidayah serta inayah nya, kami dapat menyelesaikan
makalah “Hakikat kekeliruan dan kesalahan dalam berbahasa Indonesia” yang di
berikan oleh Ibu Nia Royani, M.Pd. Selaku dosen pengampu pembelajaran di kampus tercinta
ini. Makalah ini disusun tidak lain guna melengkapi salah satu tugas kelompok yang telah
diberikan kepada kami. Selain itu penulisan ini dimaksudkan pula sebagai media bagi kami
untuk menuangkan dan mengembangkan ide, pikiran, serta gagasan ke dalam sebuah
makalah dari hasil belajar kami selama berdiskusi.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak yang telah diberikan kepada kami, untuk itu kami ucapkan terimakasih terutama
kepada Ibu Nia Royani, M.Pd yang selama ini telah membimbing kami dari awal sampai
terselesaikannya makalah ini.

Akhirnya, tiada lain harapan kami semoga makalah ini berguna bagi kita semua dan
semoga usaha yang telah kami tempuh mendapat ridho Allah SWT. Aamiin.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Sumedang, Oktober 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................4
C. Tujuan.................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................5
A. Pengertian Kesalahan Berbahasa........................................................................5
B. Kategori Kesalahan Berbahasa...........................................................................7
C. Sumber Kesalahan Berbahasa..............................................................................9
BAB III........................................................................................................................12
PENUTUP...................................................................................................................12
A. Kesimpulan.......................................................................................................12
B. Saran.................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..………13

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer, produktif, dinamis,
beragam, dan manusiawi (Abdul Chaer, 1995: 14-18). Bahasa Indonesia yang baik dan benar
adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan faktor-faktor penentu berkomunikasi dan benar
dalam penerapan aturan kebahasaannya. Apabila penggunaan bahasa, secara lisan maupun
tertulis menyimpang dari faktor-faktor penentu berkomunikasi dan kaidah bahasa, maka
terjadilah kesalahan berbahasa.
Kesalahan berbahasa disebabkan oleh faktor pemahaman, kemampuan atau
kompetensi. Apabila pelajar belum memahami sistem linguistik bahasa yang sedang
dipelajari, dia sering membuat kesalahan ketika menggunakan bahasa tersebut. Kesalahan ini
sering berulang-ulang secara sistematis dan konsisten.
1.2.    Rumusan Masalah
          Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini,antara lain:
1.     Apa itu kesalahan berbahasa?
2.     Apa saja kategori kesalahan berbahasa?
3.     Apa sumber kesalahan berbahasa?
1.3.    Tujuan Penulisan
          Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami pengertian dari
kesalahan berbahasa, kategori kesalahan berbahasa dan sumber kesalahan berbahasa.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesalahan Berbahasa


1. Pengertian Kesalahan Berbahasa

Istilah kesalahan berbahasa memiliki pengertian yang beragam. Corder (1974)


menggunakan tiga istilah untuk membatasi kesalahan berbahasa: (1) Lapses, (2) Error, dan
(3) Mistake. Baiklah Anda perlu mengetahui pengertian istilah-istilah tersebut.
Lapses, Error dan Mistake adalah istilah-istilah dalam wilayah kesalahan berbahsa.
Corder (1974) menjelaskan:
1.       Lapses

Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk menyatakan sesuatu
sebelum seluruh tuturan (kalimat) selesai dinyatakan selengkapnya. Untuk berbahasa lisan,
jenis kesalahan ini diistilahkan dengan “slip of the tongue” sedang untuk berbahasa tulis,
jenis kesalahan ini diistilahkan “slip of the pen”. Kesalahan ini terjadi akibat
ketidaksengajaan dan tidak disadari oleh penuturnya.
2.       Error

Error adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau aturan Bahasa
(breaches of code). Kesalahan ini terjadi akibat penutur sudah memiliki aturan (kaidah) tata
Bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang lain.
3.       Mistake

Mistake adalah kesalahan berbahasa  akibat penutur tidak tepat dalam memilih kata atau
ungkapan untuk situasi tertentu.
Kesalahan berbahasa dipandang sebagai bagian proses belajar Bahasa. Ini berarti
bahwa kesalahan berbahasa itu dihubungkan dengan pernyataan atau semboyan “Pergunakan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar”, ada dua parameter atau tolak ukur kesalahan dalam
berbahasa Indonesia.
Pertama, pergunakanlah Bahasa Indonesia yang baik. Ini berarti bahwa Bahasa
Indonesia yang baik adalah penggunaan Bahasa sesuai dengan faktor-faktor penentu dalam
komunikasi, antara lain:
1.     Siapa yang berbahasa dengan siapa

2.     Untuk tujuan apa

5
3.     Dalam situasi apa (tempat dan waktu)

4.     Dalam konteks apa (partisipan, kebudayaan dan suasana)

5.     Dengan jalur mana (lisan atau tulisan)

6.     Dengan media apa (tatap muka, telepon, surat, kora, buku, media komunikasi lain)

7.     Dalam peristiwa apa (bercakap, ceramah, upacara, lamaran, pekerjaan, pelaporan,


pengungkapan perasaan)

Kedua, pergunakanlah Bahasa Indonesia yang benar. Parameter ini mengacu kepada
penataan terhadap kaidah-kaidah atau aturan kebahasaan yang ada dalam Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah Bahasa Indonesia yang sesuai dengan
kedua parameter tersebut, yakni: faktor-faktor penentu berkomunikasi dan kaidah kebahasaan
yang ada dalam Bahasa Indonesia. Berarti, penggunaan Bahasa Indonesia yang berada diluar
factor-faktor penentu komunikasi bukan bahasa Indonesia yang benar dan berada di luar
kaidah kebahasaan yang ada dalam bahasa Indonesia bukan bahasa Indonesia yang baik. Oleh
karena itu, kesalahan berbahasa Indonesia adalah penggunaan Bahasa Indonesia, secara lisan
maupun tertulis, yang berada di luar atau menyimpang dari faktor-faktor komunikasi dan
kaidah kebahasaan dalam bahasa Indonesia (Tarigan, 1997).
Untuk membedakan antara kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake), menurut
Tarigan (1997) seperti disajikan dalam tabel berikut.
Perbandingan antara Kesalahan dan Kekeliruan Berbahasa
Kategori Sudut Pandang Kesalahan Berbahasa Kekeliruan Berbahasa
1.     Sumber Kompetensi Performasi
2.     Sifat Sistematis, berlaku secara Acak, tidak sistematis,
umum secara individual
3.     Durasi Permanen Temporer/sementara
4.     System Linguistik Sudah dikuasai Belum dikuasai
5.     Produk Penyimpangan kaidah Penyim[pangan kaidah
bahasa Bahasa
6.     Solusi Dibantu oleh guru Diri sendiri (siswa): mawas
melalui latihan pengajar diri, pemusatan perhatian.
remedial

6
Berdasarkan uraian tersebut, Anda sudah mengetahui pengertian kesalahan berbahasa.
Anda juga dapat membatasi perbedaan kesalahan berbahasa dengan kekeliruan berbahsa serta
bagaimana bersikap pada hal tersebut. Untuk Bahasa Indonesia, ada dua parameter yang
dapat digunakan untuk menentukan atau mengukur penyimpangan Bahasa. Selanjutnya,
Anda akan mempelajari kategori (jenis) kesalahan dalam berbahasa.
B. Kategori Kesalahan Berbahasa
  1. Kesalahan fonologi
Kesalahan berbahasa dari segi fonologi adalah kesalahan berbahasa yang diperoleh dari
kesalahan pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, serta
kesalahan yang diperoleh karena perbedaan penangkapan makna. 
Contoh       :
Siswa siswi SD Tadika Mesra menghasilkan prodak belajar yang baik.
Kata yang digaris bawah merupakan kesalahan fonologi  karena memiliki kesalahan dalam
penulisan kata seharusnya yang benar adalah produk. Kalimat yang benar : Siswa siswi SD
Tadika Mesra menghasilkan produk belajar yang baik.

2. Kesalahan morfologi
Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti “bentuk”dan kata logi
yang berarti “ilmu”. Jadi secara harfiah kata morfologi berarti “ilmu yang mempelajari
bentuk bentuk dan pembentukan kata”. Kesalahan morfologi adalah kesalahan memakai baha
sa disebabkan oleh kesalahan dalam pemilihan afiks, salah menggunakan kata ulang, salah
menyusun kata majemuk, dan salah memilih bentuk kata.

Contoh                 :
a) Kesalahan pemilihan afiks
Harusnya para guru datang lebih awal daripada siswanya
Penjelasan : Kata yang di garis bawahi merupakan kesalahan Morfologi  kata yang tepat
menggunakan awalan se- “seharusnya”
b) Kesalahan penggunaan kata ulang
Semua warga SD Tadika Mesra saling maaf-maaf dalam acara halal bihalal.

7
Penjelasan : kata yang digarisbawahi kurang tepat, seharusnya kata maaf-maaf dirubah
menjadi maaf-memaafkan.
c) Kesalahan menyusun kata majemuk
Maha siswa melakukan aksi demo di depan Kantor DPRD Malang
Penjelasan : kata yang digarisbawahi kurang tepat, seharusnya kata Maha siswa digabung
menjadi kalimat majemuk yang benar Mahasiswa
d) Kesalahan pemilihan kata
Alam Indonesia benar-benar sangat indah sekali
Penjelasan : kata yang digarisbawahi kurang tepat, seharusnya kata benar-benar dan sekali di
hapus hingga membentuk kalimat yang efektif.  
3. Kesalahan sintaksis
Kesalahan sintaksis adalah kesalahan atau penyimpangan struktur frasa, klausa, atau kalimat,
serta ketidaktepatan pemakaian partikel. Kesalahan pada daerah sintaksis berhubungan erat
dengan kesalahan pada morfologi, karena kalimat berunsurkan kata-kata itu sebabnya daerah
kesalahan sintaksis berhubungan misalnya dengan kalimat yang berstruktur tidak baku,
kalimat yang ambigu, kalimat yang tidak jelas, diksi yang tidak tepat yang membentuk
kalimat, kalimat mubazir, kata serapan yang digunakan di dalam kalimat dan logika kalimat.
Contoh                 :
 PGSD 3B memiliki harapan besar untuk menyabet  banyak medali dalam Kompetisi Kajur
Cup. Penjelasan : Kata yang bergaris bawah merupakan kesalahan Sintaksis, karena terdapat
kata yang tidak tepat untuk digunakan yakni menyabet, seharusnya menggunakan kata
“meraih”. Kalimat yang benar : PGSD 3B ternyata memiliki harapan besar untuk meraih
banyak medali dalam Kompetisi  Kajur Cup.
4. Kesalahan semantik
Kesalahan berbahasa dalam semantik dapat berkaitan dengan bahasa tulis maupun bahasa
lisan. Kesalahan berbahasa ini dapat terjadi pada tataran fonolgi,morfologi, dan sintaksis.
Jadi, jika ada sebuah bunyi, bentuk kata, ataupun kalimat yang maknanya menyimpang dari
makna yang seharusnya, maka tergolong ke dalam kesalahan berbahasa ini. Kesalahan
berbahasa pada tataran semantik ini penekanannya pada penyimpangan makna, baik yang
berkaitan dengan fonologi, morfologi, maupun sintaksis.
Contoh                 :
Ani tidak lagi bersekolah karena menderita penyakit folio
Kata yang digaris bawahi merupakan kesalahan Semantik  seharusnya kata yang tepat untuk
digunakan adalah polio. Kata polio memiliki makna ‘penyakit pada tulang’, sedangkan

8
kata folio  berarti ‘ukuran kertas’. Kalimat yang benar : Ani tidak lagi bersekolah karena
menderita penyakit polio.

C. Sumber Kesalahan Berbahasa


          Sumber kesalahan berbahasa secara tersirat sudah dapat dipahami oleh anda dalam
sajian sebelum ini. Penyimpangan bahasa yang dilakukan oleh para penutur, terutama anak
(siswa) dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa. Berdasarkan kategori taksonomi
kesalahan atau kekeliruan bahasa, anda sudah dapat memprediksikan sumber-sumber
kesalahan bahasa.
Dalam konteks ini sumber kesalahan itu adalah “Pergunakanlah Bahasa Indonesia yang baik
dan benar.” Dari parameter penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar kemudian
dihubungkan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, itulah sumber yang utama
untuk analisis kesalahan Bahasa dalam sajian ini. Penyimpangan bahasa yang diukur berada
pada tataran (wilayah) fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan wacana yang
dihubungkan dengan faktor-faktor penentu dalam komunikasi. Apabila sumber kesalahan
berbahasa itu dideskripsikan secara rinci, anda dapat melakukan analisis kesalahan pada
sumber-sumber kesalahan berikut. Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Tataran Fonologi
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran fonologi bahasa Indonesia antara lain: fonem,
diftong, kluster dan pemenggalan kata. Sumber kesalahan itu
1. Fonem /a/ diucapkan menjadi /e/.
2. Fonem /i/ diucapkan menjadi /e/.
3. Fonem /e/ diucapkan menjadi /é/.
4. Fonem /é/ diucapkan menjadi /e/.
5. Fonem /u/ diucapkan menjadi /o/.
6. Fonem /o/ diucapkan menjadi /u/.
7. Fonem /c/ diucapkan menjadi /se/.
8. Fonem /f/ diucapkan menjadi /p/.
9. Fonem /k/ diucapkan menjadi /?/ bunyi hambat glotal.
10. Fonem /v/ diucapkan menjadi /p/.
11. Fonem /z/ diucapkan menjadi /j/.
12. Fonem /z/ diucapkan menjadi /s/.
13. Fonem /kh/ diucapkan menjadi /k/.
14. Fonem /u/ diucapkan/dituliskan menjadi /w/.
15. Fonem /e/ diucapkan menjadi /i/.

9
16. Fonem /ai/ diucapkan menjadi /e/.
17. Fonem /sy/ diucapkan menjadi /s/.
18. Kluster /sy/ diucapkan menjadi /s/.
19. Penghilangan fonem /k/.
20. Penyimpangan pemenggalan kata.
Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Tataran Morfologi
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi bahasa Indonesia, antara lain:
1. Salah penentuan bentuk asal.
2. Fonem yang luluh tidak diluluhkan.
3. Fonem yang tidak luluh diluluhkan.
4. Penyingkatan morfem men-, meny-, meng-, dan menge- menjadi n, ny, ng, dan
nge-.
5. Perubahan morfem ber-, per-, dan ter- menjadi be-, pe-, dan te-.
6. Penulisan morfem yang salah.
7. Pengulangan yang salah.
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran frase, antara lain:
1. Frase kata depan tidak tepat.
2. Salah penyusunan frase.
3. Penambahan kata “yang” dalam frase benda (nominal) (N + A).
4. Penambahan kata “dari” atau “tentang” dalam frase nominal (N + N).
5. Penambahan kata kepunyaan dalam frase nominal.
6. Penambahan kata “dari” atau “pada” dalam frase verbal (V + Pr).
7. Penambahan kata “untuk” atau “yang” dalam frase nominal (N + V).
8. Penambahan kata “untuk” dalam frase nominal (V + yang + A).
9. Penambahan kata “yang” dalam frase nominal (N + yang + V pasif).
10. Penghilangan preposisi dalam frase verbal (V intransitif + preposisi + N).
11. Penghilangan kata “oleh” dalam frase verbal pasif (V pasif + oleh + A).
12. Penghilangan kata “yang” dalam frase adjektif (lebih + A + daripada +
N/Dem).
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran klausa, antara lain:
1. Penambahan preposisi di antara kata kerja dan objek dalam klausa aktif.
2. Penambahan kata kerja bantu “adalah” dalam klausa pasif.
3. Pemisahan pelaku dan kata kerja dalam klausa pasif.
4. Penghilangan kata “oleh” dalam klausa pasif.

10
5. Penghilangan proposisi dari kata kerja berpreposisi dalam klausa pernyataan.
6. Penghilangan kata “yang” dalam klausa nominal.
7. Penghilangan kata kerja dalam klausa intransitif.
8. Penghilangan kata “untuk” dalam klausa pasif.
9. Penggantian kata “daripada” dengan kata “dari” dalam klausa bebas.
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran sintaksis, antara lain:
1. Penggunaan kata perangkai, dari, pada, daripada, kepada, dan untuk.
2. Pembentukan kalimat tidak baku, antara lain:
a. Kalimat tidak efektif.
b. Kalimat tidak normatif.
c. Kalimat tidak logis.
d. Kalimat rancu.
e. Kalimat ambigu.
f. Kalimat pengaruh struktur bahasa asing.
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran semantik, antara lain:
1. Akibat gejala hiperkorek.
2. Akibat gejala pleonasme.
3. Akibat bentukan ambiguitas.
4. Akibat diksi (pemilihan kata).
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran wacana, antara lain:
1. Akibat syarat-syarat paragraf tidak dipenuhi.
2. Akibat struktur sebuah paragraf.
3. Akibat penggabungan paragraf.
4. Akibat penggunaan bahasa dalam paragraf.
5. Akibat pengorganisasian isi (topik-topik) dalam paragraf.
6. Akibat pemilihan topik (isi) paragraf yang tidak tepat.
7. Akibat ketidakcermatan dalam perujukan.
8. Akibat penggunaan kalimat dalam paragraf yang tidak selesai.

11
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari penjelasan di atas tentang pengertian, kategori dan sumber kesalahan berbahasa,
dapat ditarik sedikit kesimpulan sebagai berikut :
1. Istilah kesalahan berbahasa memiliki pengertian yang beragam. Corder (1974)
menggunakan tiga istilah untuk membatasi kesalahan berbahasa: (1) Lapses, (2) Error, dan
(3) Mistake. Pengertian  Lapses, Error dan Mistake adalah istilah-istilah dalam wilayah
kesalahan berbahsa. Corder (1974) menjelaskan:
1.       Lapses

Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk menyatakan sesuatu
sebelum seluruh tuturan (kalimat) selesai dinyatakan selengkapnya.
2.       Error

Error adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau aturan Bahasa
(breaches of code).
3. Mistake
Mistake adalah kesalahan berbahasa  akibat penutur tidak tepat dalam memilih kata atau
ungkapan untuk situasi tertentu.

2. Kategori Kesalahan Berbahasa yaitu kesalahan fonologi, kesalahan morfologi, kesalahan


sintaksis dan kesalahan semantik.

               3. Sumber Kesalahan Berbahasa, Penyimpangan bahasa yang dilakukan oleh para penutur,
terutama anak (siswa) dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa.
B.    Saran
            Setiap kajian bahasa perlu adanya peninjauan kembali guna memperoleh hasil yang
optimal sehingga tidak ada lagi kesalahan yang ditimbulkan dalam kajian analisis kesalahan
berbahasa. Serta masih banyak kekurangan dari makalah ini maka dari itu kami selaku

12
penyusun makalah ini mengharapkan teman-teman semua untuk membantu kami dalam
memperbaiki kesalahan ini agar tidak salah pengertian yang berkepanjangan.
DAFTAR PUSTAKA
Indihadi, Dian. Analisis Kesalahan Berbahasa BBM 8. http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-
MODES/PEMBINAAN_BAHASA_INDONESIA_SEBAGAI_BAHASA_KEDUA/
10_BBM_8.pdf. Diakses pada 11 Oktober 2019. Pukul. 20.00 WIB.

13

You might also like