You are on page 1of 11

ANALISIS ANTARA E-SERVICE QUALITY, E-SATISFACTION,

DAN E-LOYALTY DALAM KONTEKS E-COMMERCE BLIBLI

Agnesia Magdalena ; Ferry Jaolis


Program Manajemen Pemasaran, Universitas Kristen Petra
JL.Siwalankerto 121-131,Surabaya
Email : m36414048@john.petra.ac.id ; ferry.jaolis@gmail.com

Abstrak---Penelitian ini bertujuan untuk Smartphone tidak hanya terbatas pada pemanfaatan
menganalisa pengaruh dari e-service quality informasi saja, melainkan dapat digunakan sebagai
terhadap e-loyalty dengan variabel mediasi e- sarana untuk melakukan transaksi perdagangan.
satisfaction dalam konteks e-commerce Blibli. Pertumbuhan pesat pangsa pasar e-
Penelitian ini bersifat konklusif dan diklasifikasikan commerce di Indonesia memang sudah tidak bisa
dalam jenis riset kausal dengan menggunakan diragukan lagi. Menurut Vermaat (2007, p. 83), e-
pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui commerce merupakan transaksi bisnis yang terjadi
online survey menggunakan instrumen kuesioner dalam jaringan elektronik seperti internet. Siapapun
dengan respon yang dapat digunakan dari 116 yang mempunyai jaringan internet dapat
responden. Responden adalah pelanggan Blibli yang berpartisipasi dalam kegiatan e-commerce.
berada di Surabaya. Data diolah menggunakan Sedangkan pengertian e-commerce menurut Jony
pendekatan persamaan model structural dengan Wong (2010, p. 33) adalah pembelian, penjualan dan
Teknik Partial Least Square. Analisis data pemasaran barang serta jasa melalui sistem
menunjukkan bukti kuat untuk mendukung elektronik seperti televisi, radio dan jaringan
keseluruan hipotesa penelitian. komputer atau internet. Pertumbuhan e-commerce
didukung dengan adanya data dari Menkominfo
Kata kunci--- Blibli, E-Commerce, E-Service yang menyebutkan bahwa nilai transaksi e-
Quality, E-Satisfaction, E-Loyalty commerce Indonesia pada 2015 mencapai US$ 3,5
Abstract---This study aims to analyze the effect miliar. Angka tersebut naik 34,6% dari tahun
of e-service quality on e-loyalty with the e- sebelumnya. Jika dibandingkan dengan 2011, nilai
satisfaction as a mediation variable in the context of transaksi perdagangan elektronik di tanah air telah
Blibli e-commerce. This research is consclusive and melonjak 250%. Dari data tersebut dapat dilihat
classified as a causal-type research using a bahwa pasar e-commerce sangat potensial dan para
quantitative approach. The data was collected perusahaan yang berbasis e-commerce harus
through online surveys using a self-administered menerapkan strategi yang tepat agar dapat unggul di
questionnaire resulting in 116 usable responses. dalam industri e-commerce.
Respondents were Blibli’s customers in Surabaya. Penggolongan e-commerce pada
The data was analyzed through Structural Equation umumnya dilakukan berdasarkan sifat transaksinya.
Modeling using Partial Least Square technique. Menurut Laudon dan Laudon (2008), penggolongan
Results showed substantial evidence for research e-commerce dibedakan menjadi Business to
hypotheses. Consumer (B2C), Business to business (B2B), dan
Consumer to Consumer (C2C). E-commerce yang
Keyword---Blibli, E-Commerce, E-Service dimaksud dalam hal ini termasuk dalam golongan
Quality, E-Satisfaction, E-Loyalty Business to Consumer (B2C), yang mencakup
transaksi jual, beli, dan pemasaran kepada individu
pembeli dengan media internet melalui penyedia
layanan e-commerce seperti Kaskus, Toko Bagus,
I. PENDAHULUAN dan berniaga.com. Di dalam proses transaksi e-
commerce, baik itu B2B maupun B2C, melibatkan
Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika lembaga perbankan sebagai institusi yang
Samuel A.Pangerapan mengungkapkan saat ini menangani transfer pembayaran transaksi.
pengguna internet di Indonesia telah mencapai 65% Dengan adanya kualitas layanan Blibli
dari total populasi. Semuel menjelaskan rata-rata yang baik maka pelanggan pun akan puas dan loyal
durasi penggunaan internet orang Indonesia terhadap Blibli. Dalam beberapa penelitian terdapat
mencapai 8 jam 44 menit. Sementara 3 jam 15 menit hubungan positif antara kepuasan pelanggan dan
di antaranya digunakan untuk menatap laman media kesetiaan pelanggan (Tam, 2012). Ketika pelanggan
sosial. Salah satu perkembangan teknologi informasi puas dengan sebuah situs, mereka akan bersedia
(internet) saat ini yaitu banyaknya pengguna untuk lebih berinteraksi dengan situs tersebut
Smartphone yang makin diminati dan semakin dimasa mendatang dan menjadi pelanggan yang
meningkat setiap tahunnya. Penggunaan
loyal (Fang, Chiu, & Wang, 2011). Loyalitas 3Fulfillment atau Pemenuhan: mengacu pada
pelanggan diperlukan oleh perusahaan karena tanpa keberhasilan website dalam menyampaikan
adanya loyalitas dari pelanggan, perusahaan tidak produk atau jasanya dan kemampuannya untuk
akan dapat berkembang dengan baik. Berdasarkan mengoreksi kesalahan yang terjadi selama proses
hasil penelitian (Anderson & Srinivasan, 2003) transaksi.
menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang positif 4.Privacy: Berkaitan dengan bagaimana sebuah
antara e-satisfaction dan e-loyalty. Hasil penelitian website terbukti dapat dipercaya untuk
(Zha, Ju, &Wang,2006) menyatakan bahwa e- menyimpan data personal bagi pelanggannya.
satisfaction menjadi faktor penting yang berperan Layanan online yang dilakukan dengan baik dan
dalam membangun e-loyalty. lancar dapat membangun kepercayaan dan
Menurut Romadhoni (2015), e-service keyakinan kepada pelanggan.
quality dan e-satisfication merupakan variabel yang 5.Responsiveness atau tanggapan: Dapat diukur
memainkan peran kunci dalam membangun e- berdasarkan ketepatan waktu dari sebuah website
loyalty pelanggan toko online. Dari penjelasan di yang merespons customer dalam sebuah
atas, permasalahan penelitian dapat didefinisikan lingkungan online.
sebagai berikut: “Apakah Kualitas Layanan 6.Compensation atau kompensasi: Berkaitan dengan
Elektronik (ESQ) dan kepuasan konsumen suatu usaha dari pihak e-commerce tentang
berbelanja online (e-satisfaction) memiliki memberi kompensasi, ganti rugi dan atau atau
hubungan dengan kesetiaan pelanggan (e-loyalty) penggantian kepada konsumen jika barang atau
berbelanja di toko online Blibli” jasa yang diberikan kepada konsumen kurang
memuaskan.
II. LANDASAN TEORI 7.Contact: Berkaitan dengan bagaimana sebuah web
dapat menyediakan fitur layanan yang
E-Service Quality memberikan kesempatan kepada user (pengguna)
E-Service Quality adalah pelayanan yang untuk berinteraksi dengan pengguna lain.
diberikan pada jaringan internet sebagai perluasan
dari kemampuan suatu situs untuk memfasilitasi E-Satisfaction
kegiatan belanja, pembelian, dan distribusi secara Szymanski dan Hise (2000) mendefinisikan
efektif dan efisien (Wu, 2014). E-Service Quality kepuasan pelanggan sebagai pengalaman belanja
atau yang juga dikenal sebagai e-servqual online secara keseluruhan. Menurut Anderson dan
merupakan bagian dari service quality (servqual) Srinivasan (2002), e-satisfaction adalah kepuasan
atau kualitas pelayanan. E-service quality pelanggan sehubungan dengan pengalaman
merupakan salah satu topik yang paling banyak pembelian sebelumnya dengan perusahaan e-
diteliti di bidang pemasaran karena hubungannya commerce yang diberikan (Fahim, et al., 2010). Yen
dengan biaya, kepuasan, retensi dan loyalitas (2008) mengevaluasi kepuasan pengguna dengan
(Gounaris, et al., 2010). Isu penting dalam e-service layanan mandiri berbasis web dalam tiga dimensi,
quality meliputi dimensi dan hasil dari e-service termasuk sistem, informasi dan layanan. Lee (2009)
quality (Lin & Ho, 2008). E-service quality menyebutkan bahwa e-satisfaction adalah kepuasan
umumnya juga didefinisikan sebagai perbedaan pelanggan dengan pengalaman atau perilaku
antara layanan yang diharapkan dan layanan yang pembelian sebelumnya dengan situs web. Dalam
dirasakan (Gronroos, 1982). Menurut Zeithaml, sebuah studi tentang konsumen online, Lin (2009)
Parasuraman dan Malhotra (2002), e-service quality menemukan bahwa efisiensi pengriman dan desain
didefinisikan sebagai sejauh mana situs web situs web memiliki dampak signifikan terhadap e-
memfasilitasi perbelanjaan dalam pembelian dan satisfaction.
pengiriman produk serta layanan yang efisien dan Dalam usahanya pada bisnis berbasis online
efektif. maka upaya-upaya menyampai kepuasan akan
berbeda dan tugas pemasar adalah melakukan
Dimensi E-Service Quality penyesuian atas perbedaan itu sehingga kepuasan
Parasuraman (2005) mengkonseptualisasikan terhadap sebuah bisnis berbasis online akan tercapai.
kualitas layanan sebagai model ESERVQUAL yang Dastidar (2009) menjelaskan bahwa e-satisfaction
mencakup tujuh dimensi, yaitu : adalah serangkaian reaksi bisa yang dimiliki
1.Efficiency atau Efisiensi: Berkaitan dengan betapa pengguna ketika menggunakan website. Website
mudahnya pengguna mencari informasi pada harus menyenangkan untuk digunakan dan dilihat.
website.Tanpa interaksi dengan pelanggan, Kepuasan terhadap situs jual beli bergantung pada
pelanggan online perlu mencari informasi pemenuhan kebutuhan dan tercapainya harapan
terhadap produk atau jasa yang sedang dicari. Jika konsumen pada kualitas yang dirasakan saat
pelanggan sering bingung selama proses menggunakan situs jual beli. Keseluruhan persepsi
pencarian, mereka akan berhenti. kepuasan biasanya menghasilkan keseluruhan sikap
2.Availability atau ketersediaan: Menyediakan apa positif terhadap situs jual beli. E-satisfaction
yang dibutuhkan konsumen. menurut Oliver (dalam Srinivasan, et al. (2002)
adalah keadaan psikologis yang dihasilkan ketika Gambar 1. Kerangka Konseptual
seorang pelanggan puas dimana ia tidak lagi mencari
alternatif lain selain website yang digunakan saat itu. Hipotesa Penelitian
Saat pelanggan tidak puas, maka ia akan mencari H1:E-Service Quality mempengaruhi E-Satisfaction
alternatif lain dan akan menjadi peluang bagi dari konsumen Blibli.
pesaing untuk memanfaatkan keadaan tersebut. H2:E-Satisfaction mempengaruhi E-Loyalty dari
konsumen Blibli.
E-loyalty H3:E-Service Quality mempengaruhi E-Loyalty dari
Loyalitas pelanggan merupakan faktor penting konsumen Blibli.
dalam menciptakan profitabilitas perusahaan H4:E-Satisfaction memediasi hubungan antara E-
(Anderson & Srinivasan, 2003). Menurut Griffin Service Quality dan E-Loyalty dari konsumen
(2003, p. 113), loyalitas adalah ketika seorang Blibli.
pelanggan loyal, ia menunjukkan perilaku
pembelian didefinisikan dengan pembelian bebas III. METODOLOGI PENELITIAN
yang diungkapkan dari waktu ke waktu oleh Jenis Penelitian
beberapa pengambilan keputusan tersebut. Menurut
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis
Pearson (dalam Setyaningsih, 2014), loyalitas
adalah penelitian konklusif yang bertujuan untuk
konsumen didefinisikan sebagai pola pikir
menyimpulkan hubungan, asosiasi, dan/atau
pelanggan yang bersikap baik terhadap perusahaan, pengaruh antar variabel-variabel penelitian. Riset
berkomitmen untuk membeli kembali produk atau kuantitatif menitikberatkan pada keluasan informasi
jasa perusahaan dan merekomendasikan produk atau (bukan kedalaman) sehingga metode ini cocok
jasa kepada orang lain. Periset menyadari bahwa
dipergunakan untuk populasi yang luas dengan
loyalitas pelanggan merupakan jalur utama bagi
variable yang terbatas, sehingga data atau hasil riset
perusahaan untuk bertahan kompetitif, dianggap sebagai representasi dari seluruh populasi
menguntungkan dan tumbuh agar bisa bertahan (Sugiyono, 2007). Metode yang dipakai adalah
(Anderson & Srinivasan, 2003). metode survey dengan alat kuesioner terstruktur
Menurut Srinivasan, et al. (2002), e-loyalty
yang diberikan kepada sampel dari sebuah populasi
didefinisikan sebagai sikap positif pelanggan
dan dibuat untuk mendapatkan informasi yang
terhadap e-retailer yang menghasilkan perilaku
spesifik dari responden (Malhotra, 2004)
pembelian berulang. Oleh karena itu, e-loyalty Di dalam penelitian konklusif ini, penulis juga
adalah tentang minat dan niat pelanggan untuk akan memberikan beberapa deskripsi mengenai
membeli kembali dari penyedia di masa depan sampel dan respon-respon partisipan terhadap survei
(Islam, et al., 2012). Selain itu, e-loyalty mengacu
menggunakan instrument kuesioner (disebut sebagai
pada niat pelanggan untuk merekomendasikan hal
statistik deskriptif). Perlu ditekankan bahwa desain
ini kepada orang lain dan mengatakan hal positif
penelitian ini dilakukan secara serempak
tentang perusahaan tertentu (Zeithaml, et al., 1996). menggunakan variable-variabel yang sama pada
Semakin positif pengalaman pelanggan dengan sampel yang sama dalam satu waktu pengambilan
pengecer tertentu, semakin besar kemungkinan data (cross-sectional).
mereka untuk membeli lagi dan menyebarkan kabar
baik dari mulut ke mulut (Islam, et al., 2012). E- Populasi
loyalty mengacu pada keinginan konsumen untuk Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan
membeli (Flavián, et al., 2006) atau untuk meninjau yaitu seluruh konsumen aplikasi jual beli online
kembali ke situs web (Cyr, Bonanni, Bowes, & Blibli di Surabaya, Jawa Timur.
Ilsever, 2005). E-loyalty dianggap sebagai
konstruksi yang penting karena secara positif Sampel
mempengaruhi profitabilitas jangka panjang Penentuan ukuran sampel pada pengambilan
(Ribbink, Van Riel, Liljander, & Streukens, 2004) sampel non-probabilitas diasumsikan bahwa
dan rujukan dari mulut ke mulut (Van Riel, et al., populasi yang dipakai dianggap populasi tidak
2001). terbatas. Pada pengambilan dan pengumpulan data,
penulis akan menyeleksi sampel yang akan dipakai
Kerangka Konseptual sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Apabila data yang diambil berasal dari responden
yang tidak memenuhi kriteria, maka data tersebut
terbilang tidak valid. Dalam penelitian yang
menggunakan pendekatan PLS, kriteria ukuran
sampel yang disepakati oleh peneliti dan pembuat
PLS (Hair, 2014) adalah sepuluh kali jumlah panah
struktural terbanyak yang mengarah pada salah satu
variabel laten. Sebagai contoh, dalam model
penelitian ini dapat dilihat bahwa terdapat dua panah
struktural yang mengarah pada variabel E-loyalty Definisi Operasional Variabel
sehingga jumlah sampel adalah 20 (sepuluh kali dua Peneliti membagi definisi operasional menjadi 3
panah struktural). Namun, untuk memperoleh bagian , yaitu :
akurasi prediksi PLS yang konsisten terhadap model 1. Variabel Dependen
riset, Hair (2014) menganjurkan ukuran sampel Variabel Dependen sering juga disebut variabel
minimal 100 dikarenakan presisi prediksi model terikat sebagai variabel output, kriteria, dan
terhadap data meningkat seiring dengan peningkatan konsekuen. Variabel terikat merupakan variabel
jumlah sampel. yang dipengaruhi atau sebagai akibat, karena adanya
variabel bebas (Sugiyono, 2013:39). Di dalam
Jenis dan Sumber Data penelitian ini, yang disebut sebagai Variabel
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan Dependen yaitu E-loyalty.
adalah data kuantitatif dimana data yang dicatat 2. Variabel Independen
dengan menggunakan angka-angka dimana Variabel Independen adalah variabel yang sering
klasifikasi atau keterangan yang diperoleh berasal disebut variabel stimulus, prediktor, dan antecedent.
dari penyebaran kuisioner. Variabel ini sering disebut sebagai variabel bebas
Sumber data yang digunakan adalah: yang artinya mempengaruhi atau yang menjadi
1. .Data Primer sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen
Data ini didapat dari kuesioner yang disebarkan (Sugiyono, 2013, p. 39). Dalam penelitian ini yang
kepada masyarakat yang pernah berbelanja di online merupakan variabel Independen yaitu E-service
shopping Blibli. quality.
2. Data Sekunder 3. Variabel Intervening
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh Menurut Tuckman (dalam Sugiyono, 2007, p. 30),
melalui artikel elektronik, artikel dari jurnal ilmiah, variabel intervening adalah variabel yang secara
dan dari artikel-artikel yang di peroleh secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel
elektronik maupun cetak yang berhubungan dengan dependen dan variabel independen menjadi
skripsi ini. hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat
diamati dan diukur. Dalam penelitian disini yang
Metode dan Prosedur Pengumpulan Data sebagai variabel intervening yaitu E-Satisfaction.
Metode pengumpulan data merupakan metode yang
digunakan dalam mengumpulkan sumber data. Teknik Analisa Data
Metode pengumpulan data yang digunakan pada Statistik deskriptif Mean atau rata-rata
penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: merupakan penjumlahan seluruh data dibagi dengan
1. Metode survei banyaknya data yang ada (Kuncoro, 2003, p. 173).
Penulis melakukan survei atau penelitian lapangan Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai
dengan menyebar kuesioner kepada konsumen. mean adalah:
Dalam penelitian ini, penulis membagikan kuesioner
kepada calon responden sesuai dengan metode
sampling yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya yaitu: convenience sampling. Keterangan:
2. Studi Pustaka n = banyaknya data yang ada
Studi pustaka digunakan sebagai acuan untuk 𝑥I = data ke i
pembuatan analisis teori. Studi pustaka perlu ∑ = jumlah keseluruhan data
dilakukan dengan pertimbangan bahwa studi
pustaka tersebut dapat menjadi panduan ketika Rumus untuk mencari rentang skala menurut Umar
berada di lapangan sehingga dapat membantu (2003, p. 201) adalah:
penulis memperoleh pendalaman yang lebih
terhadap obyek yang diteliti (m−n)
3. Instrumen Penelitian RS = b
Pengumpulan data secara langsung yang dilakukan
pada obyek penelitian sebagai data primer. Keterangan:
Penelitian ini meliputi penyebaran kuisioner dengan RS = Rentang skala
skala likert, merupakan teknik pengukuran sikap M = skor tertinggi yang mungkin
yang paling luas digunakan dalam riset pemasaran n = skor terendah yang mungkin
(Zikmund, 2003). b = jumlah kelas
Cara pengisian kuisioner dalam bentuk nilai yang
berada di ujung sebelah kiri (dengan angka rendah)
menggambarkan suatu jawaban yang negatif,
sedangkan ujung kanan (dengan angka besar)
menggambarkan suatu jawaban yang positif.
Statistik inferensial Analisis Partial Least memang tidak berkorelasi (Hartono, 2008 seperti
Squares (PLS) adalah teknik statistika multivariat dikutip dalam Jogiyanto, 2009, p. 61).
yang melakukan pembandingan antara variabel 3.Composite Reliability
dependen berganda dan variabel independen Composite reliability dinilai lebih baik dalam
berganda. PLS adalah salah satu metoda statistika mengestimasi konsistensi internal suatu konstruk.
SEM berbasis varian yang didesain untuk Rule of thumb nilai alpha atau composite reliability
menyelesaikan regresi berganda ketika terjadi harus lebih besar dari 0,7 (Jogiyanto, 2009, p. 61).
permasalahan spesifik pada data, seperti ukuran 4.Inner Model
sampel penelitian kecil, adanya data yang hilang Inner model merupakan model struktural untuk
(missing values) dan multikolinearitas (Jogiyanto, memprediksi hubungan kausalitas antar variabel
2009, p. 11). PLS telah diuji coba pada data riil dan laten. Melalui proses bootstrapping, parameter uji t-
dalam simulasi (Tennenhaus, 1998) (dalam statistic diperoleh untuk memprediksi adanya
Jogiyanto, 2009, p. 12). PLS sebagai model prediksi hubungan kausalitas (Jogiyanto, 2009, p. 57). Model
tidak mengasumsikan distribusi tertentu untuk struktural dalam PLS dievaluasi dengan
mengestimasi parameter dan memprediksi menggunakan 𝑅2 untuk konstruk dependen, nilai
hubungan kausalitas. Karena itu, teknik parametrik koefisien path atau t-values tiap path untuk uji
untuk menguji signifikansi parameter tidak signifikansi antar konstruk dalam model struktural.
diperlukan dan model evaluasi untuk prediksi Nilai 𝑅2 digunakan untuk mengukur tingkat variasi
bersifat non-parametrik. Evaluasi model PLS perubahan variabel independen terhadap variabel
dilakukan dengan mengevaluasi outer model dan dependen. Semakin tinggi nilai 𝑅2 berarti semakin
inner model (Jogiyanto, 2009, p. 57). baik model prediksi dari model penelitian yang
diajukan.
Evaluasi Goodness of FIT Model PLS
Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
kesesuaian model melalui berbagai kriteria
goodness of fit. Evaluasi model PLS dilakukan Outer Model
dengan mengevaluasi outer model dan inner model. Pengujian reliabilitas menggunakan uji composite
Model pengukuran (outer model), merupakan suatu reliability dan cronbach alpha (kriteria tradisional
konsep dan model penelitian yang tidak dapat diuji untuk internal consistency). Pengujian composite
dalam suatu model prediksi hubungan relasional dan reliability adalah pengujian untuk menguji
kausal jika belum melewati tahap purifikasi dalam reliabilitas setiap variabel. Di dalam model riset
model pengukuran. Model pengukuran sendiri penelitian ini, perhitungan composite reliability dan
digunakan untuk menguji validitas konstruk dan Cronbach’s Alpha dapat dilakukan serentak untuk
reliabilitas instrument. (Jogiyanto, 2009, p.57). semua konstruk melalui software Smart PLS,
Outer Model kecuali untuk konstruk E-Service Quality (ESQ)
Outer model merupakan model pengukuran untuk yang merupakan konstruk second order.
menilai validitas dan reliabilitas model. Melalui
proses iterasi algoritma, parameter model
pengukuran (validitas konvergen, validitas
diskriminan, composite reliability, dan cronbach’s
alpha) diperoleh, termasuk nilai 𝑅2 sebagai
parameter ketepatan model prediksi (Jogiyanto,
2009, p. 57).
1.Validitas Konvergen
Validitas konvergen berhubungan dengan prinsip
bahwa pengukur-pengukur dari suatu konstruk
seharusnya berkorelasi tinggi. Validitas konvergen
terjadi jika skor yang diperoleh dari dua instrumen Convergent Validity
yang berbeda yang mengukur konstruk yang sama Tabel 1. Perhitungan Composite Reliability Variabel
mempunyai korelasi tinggi (Hair,2014). E-Service Quality
Model mempunyai validitas konvergen yang baik
jika nilai AVE di atas 0,5 (Hair,2014) Standardized Factor SFL Error Composite
Variabel Konstrak
Loading (SFL) Kuadrat [εj] Reliability (CR)
2.Validitas Diskriminan EFF 0.696 0.484 0.516
Validitas diskriminan berhubungan dengan prinsip SYS 0.653 0.426 0.574
bahwa pengukur-pengukur konstruk yang berbeda FULL 0.873 0.762 0.238
ESQ 0.900**
seharusnya tidak berkorelasi dengan tinggi. PRI 0.810 0.656 0.344
Validitas diskriminan terjadi jika dua instrumen RES 0.812 0.659 0.341
CON 0.790 0.624 0.376
yang berbeda yang mengukur dua konstruk yang Sum 4.634 3.611 2.388
diprediksi tidak berkorelasi menghasilkan skor yang SFL^2 21.4739
Berdasarkan hasil perhitungan composite Tabel 4. Perhitungan AVE
reliability diatas ddiapatkan bahwa nilai composite Average Variance Extracted (AVE)
reliability (CR) adalah sebesar 0.900. Fornell dan E-Service Quality (X) 0.602
Larcker dalam Huang (2013) mengatakan apabila E-Loyalty (Y) 0.618
E-Satisfaction (Z) 0.763
nilai AVE kurang dari 0.5 yakni 0,467, namun nilai Contact 0.693
Composite Reliability nya lebih tinggi dari 0,6 yakni Efficiency 1.000
0,936, validitas konvergen konstruk masih Fulfillment 0.532
Privacy 0.680
mencukupi. Responsiveness 0.539
System Avaliability 1.000
Tabel 2. Composite Reliability dan Cronbach Alpha
Konstrak Composite Reliability Cronbach Alpha
Contact 0.871 0.779 Tabel 5. Uji Validitas (Convergent Validity Setelah
Efficiency 1.000 1.000 Reduksi)
E-Loyalty (Y) 0.866 0.792
E-Satisfaction (Z) 0.906 0.844 Konstrak Indikator Outer Loading
E-Service Quality (X) 0.900 0.919
Fulfillment 0.872 0.824 Efficiency EFF6 1.000
Privacy 0.864 0.765
System Availability SYS3 1.000
Responsiveness 0.854 0.786
System Availability 1.000 1.000 Fulfillment FUL1 0.707

FUL2 0.745
Berdasarkan hasil Tabel 2 menunjukkan bahwa
nilai composite reliability masing-masing variabel FUL3 0.685
penelitian di atas 0,70 sehingga bisa dinyatakan
bahwa data penelitian memenuhi pengujian FUL4 0.784
composite reliability. Hasil ini menunjukkan bahwa
FUL5 0.731
dari ketentuan composite reliability maka bisa
dinyatakan keseluruan konstruk yang diteliti FUL6 0.721
memenuhi kriteria composite reliability, sehingga
Privacy PRI1 0.868
setiap konstruk mampu diposisikan sebagai variabel
penelitian. Tabel 2 juga menunjukkan bahwa nilai PRI2 0.791
cronbach alpha seluruh variabel penelitian di atas
0,70 sehingga bisa dinyatakan bahwa data penelitian PRI3 0.812
memenuhi pengujian reliabilitas cronbach alpha.
Responsiveness RES1 0.707
Convergent Validity
RES2 0.751
Alternatif perhitungan nilai AVE secara manual
dikarenakan software Smart PLS tidak bisa RES3 0.762
membedakan mana konstrak second order, first
order maka harus dilakukan hitung manual untuk RES4 0.719
nilai riil AVE , berikut adalah formula dan hasil
perhitungannya didapatkan 0.602. RES5 0.732

Contact CON1 0.853

CON2 0.834

CON3 0.810

E-Satisfaction (Z) ESAT1 0.872

ESAT2 0.848
Tabel 3. Perhitungan AVE Variabel E-Service
Quality ESAT3 0.899

Variabel Konstrak Standardized SFL Error Average


E-Loyalty (Y) ELO1 0.795
Factor Loading Kuadrat [εj] Variance
(SFL) Extrcated (VE)
ESQ EFF 0.696 0.484 0.516 0.602 ELO2 0.887
SYS 0.653 0.426 0.574
FULL 0.873 0.762 0.238
PRI 0.810 0.656 0.344 ELO3 0.726
RES 0.812 0.659 0.341
CON 0.790 0.624 0.376
Sum 4.634 3.611 2.388 ELO4 0.726
SFL^2 21.4739
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa Pengujian Hipotesis Penelitian
terdapat 6 indikator pada Variabel E-Service Quality Tahap selanjutnya, melakukan Bootstrapping dan
(X) yang terdiri dari konstrak Efficiency, System didapat hasil sebagai berikut:
Availability, Fulfillment, Privacy, Responsiveness Gambar2.
dan Contact dinyatakan sahih sebagai alat ukur
konstrak tersebut, karena nilai convergent validity Hasil Analisis Jalur
diatas 0,708. Variabel E-Satisfaction (Z) yang terdiri Hasil analisis jalur pada gambar 2 penelitian
dari ESAT1, ESAT2, dan ESAT3 dinyatakan sahih dapat dilihat t-statistic pada Tabel 7. berikut ini:
sebagai alat ukur konstrak tersebut, karena memiliki
nilai convergent validity diatas 0,708. Variabel E-
Loyalty (Y) yang terdiri dari ELO1, ELO2, ELO3,
dan ELO4 pengukuran keseluruhannya mempunyai
nilai convergent validity diatas 0,708, maka seluruh
item pengukuran yang mengukur E-Loyalty (Y)
dinyatakan sahih sebagai alat ukur konstrak tersebut.

Koefisien Determinasi
Dalam menilai model dengan PLS dimulai
dengan melihat R-Square untuk setiap variabel laten
Gambar 2. Model PLS hasil signifikansi
dependen. Perubahan nilai R-Square dapat
digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten
Tabel 7. Uji Hipotesis Pengaruh Langsung
independen tertentu terhadap variabel laten
dependen apakah mempunyai pengaruh yang Original Sample Standard T Statistics P Values
Sample (O) Mean (M) Deviation (|O/STDEV|)
substantive. Untuk variabel laten endogen dalam (STDEV)
model structural yang memiliki hasil R2 sebesar
E-Service 0.609 0.607 0.076 7.988 0.000
0.48 mengindikasikan bahwa model “moderat”, R2 Quality (X) ->
sebesar 0.47 mengindikasikan bahwa model E-Satisfaction
(Z)
“moderat” (Ghozali, 2014). Adapun output PLS
sebagaimana dijelaskan berikut: E-Satisfaction 0.403 0.413 0.095 4.225 0.000
(Z) -> E-
Loyalty (Y)
Tabel 6. Nilai R-Square
E-Service 0.230 0.230 0.105 2.195 0.028
R-Square Quality (X) ->
E-Loyalty (Y)
E-Loyalty (Y) 0.327
E-Satisfaction (Z) 0.371
Tabel 8. Uji Hipotesis Pengaruh Tidak Langsung
Berdasarkan Tabel 4.19 Variabel E-Service
Quality yang mempengaruhi variabel E-Satisfaction Sample Standard
T Statistics P
dalam model struktural memiliki nilai R2 sebesar Original Sample (O) Mean Deviation
(|O/STDEV|) Values
0.371 yang mengindikasikan bahwa model adalah (M) (STDEV)
E-Service
“lemah”. Sedangkan Variabel E-Service Quality dan
Quality -> E-
E-Satisfaction yang mempengaruhi variabel E- Satisfaction ->
0.245 0.252 0.071 3.429 0.001
Loyalty dalam model struktural memiliki nilai R2 E-Loyalty
sebesar 0.327 yang mengindikasikan bahwa model
“moderat”.
Berdasarkan Tabel 7. dan Tabel 8. mengenai
Kesesuaian model struktural dapat dilihat dari pengujian hipotesis dapat dijelaskan bahwa:
Q2, sebagai berikut:
1. Hipotesis pertama pada penelitian terbukti
Q2 = 1 – [(1 – R1) (1 – R2)] kebenarannya, dikarenakan hasil analisis
= 1 – [(1 – 0.327) (1 – 0.371)] data menunjukkan bahwa nilai t sebesar
7.988 yang berarti lebih besar dari 1.96
= 1 – [(0.673) (0.629)] dengan nilai p values sebesar 0.000 atau
lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat
= 1 – [0.423] dikatakan bahwa E-Service Quality
= 0.577 memiliki pengaruh positif yang signifikan
terhadap E-Satisfaction dengan memiliki
Hasil Q2 yang dicapai adalah 0.577, berarti besar pengaruh sebesar 0.609.
bahwa nilai Q2 di atas nol memberikan bukti bahwa 2. Hipotesis kedua pada penelitian terbukti
model “moderet” yang memiliki predictive kebenarannya, dikarenakan hasil analisis
relevance yang berarti masih ditingkat wajar. data menunjukkan bahwa nilai t sebesar
4.225 yang berarti lebih besar dari 1.96 elektronik (E-Service Quality) yang dimilikinya. E-
dengan nilai p values sebesar 0.000 atau Service Quality adalah upaya pemenuhan kebutuhan
lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat dan keinginan konsumen serta ketepatan
dikatakan bahwa E-Satisfaction memiliki penyampaiannya dalam mengimbangi harapan
pengaruh positif yang signifikan terhadap konsumen secara online (Tjiptono, 2007).
E-Loyalty dengan memiliki besar Pengukuran E-Service Quality dalam penelitian ini
pengaruh sebesar 0.403. diukur melalui dimensi-dimensi yaitu efficiency,
3. Hipotesis ketiga pada penelitian terbukti system availability, fulfillment, privacy,
kebenarannya, dikarenakan hasil analisis responsiveness, compensation, dan contact.
data menunjukkan bahwa nilai t sebesar
2.195 yang berarti lebih besar dari 1.96 Pengaruh E-Satisfaction Terhadap E-Loyalty
dengan nilai p values sebesar 0.028 atau Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa E-
lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat Satisfaction berpengaruh signifikan terhadap E-
dikatakan bahwa E-Service Quality Loyalty, karena nilai T statistik sebesar 4,225 yang
memiliki pengaruh positif yang signifikan berarti lebih besar dari 1,96. Artinya, semakin tinggi
terhadap E-Loyalty dengan memiliki besar E-Satisfaction maka E-Loyalty akan meningkat.
pengaruh sebesar 0.230. Dengan demikian hipotesis kedua yang berbunyi “E-
4. E-Service Quality memiliki memiliki Satisfaction mempengaruhi E-Loyalty dari
pengaruh positif dan signifikan terhadap konsumen Blibli” adalah terbukti dan dapat
E-Loyalty melalui E-Satisfaction. Hal ini dinyatakan diterima. Pengaruh kedua variabel
diketahui dari nilai T-statistik sebesar adalah positif yang berarti bahwa semakin tinggi
3.429 yang berarti lebih besar dari 1.96 kepuasan yang dirasakan oleh konsumen dalam
dengan P Values sebesar 0.001 atau lebih menggunakan Blibli maka akan semakin meningkat
kecil dari 0.05. Dengan demikian dapat loyalitas konsumen untuk terus menggunakan
dijelaskan bahwa E-Satisfaction mampu Blibli. Oleh karena itu apabila Blibli ingin
memediasi hubungan antara E-Service meningkatkan E-Loyalty maka sangat penting untuk
Quality dan E-Loyalty. Sehingga hipotesis memperhatikan sejauh mana kepuasan yang
H4 dalam penelitian ini dapat dinyatakan dirasakan oleh konsumen. Lee et al. (2009)
diterima. menyebutkan bahwa E-Satisfaction adalah kepuasan
5. E-Service Quality memiliki memiliki konsumen dengan pengalaman atau perilaku
pengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian sebelumnya dengan situs web (online).
E-Loyalty melalui E-Satisfaction. Hal ini Ribbink et al. (2004) mengatakan bahwa kepuasan
diketahui dari nilai T-statistik sebesar itu secara positif langsung berpengaruh pada
3.429 yang berarti lebih besar dari 1.96 loyalitas dalam bisnis online.
dengan P Values sebesar 0.001 atau lebih
kecil dari 0.05. Dengan demikian dapat Pengaruh E-Service Quality Terhadap E-Loyalty
dijelaskan bahwa E-Satisfaction mampu Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa E-
memediasi hubungan antara E-Service Service Quality berpengaruh signifikan terhadap E-
Quality dan E-Loyalty. Sehingga hipotesis Loyalty, karena nilai T statistik sebesar 2,195 yang
H4 dalam penelitian ini dapat dinyatakan berarti lebih besar dari 1,96. Dengan demikian
diterima. hipotesis ketiga yang berbunyi “E-Service Quality
mempengaruhi E-Loyalty dari konsumen Blibli”
Pembahasan adalah terbukti dan dapat dinyatakan diterima.
Pengaruh kedua variabel adalah positif yang
Pengaruh E-Service Quality Terhadap E- berarti terdapat hubungan searah yang menunjukkan
Satisfaction semakin meningkat kualitas layanan elektronik yang
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil diberikan oleh Blibli maka akan semakin meningkat
bahwa E-Service Quality memiliki pengaruh yang kepuasan konsumen dalam menggunakan layanan
signifikan terhadap E-Satisfaction, hal ini dapat elektronik Blibli. E-Service Quality adalah
diketahui dari nilai T statistik sebesar 7,988 yang pelayanan yang diberikan pada jaringan internet
berarti lebih besar dari 1.96. Sehingga hipotesis sebagai perluasan dari kemampuan suatu situs untuk
pertama berbunyi “E-Service Quality memfasilitasi kegiatan belanja, pembelian, dan
mempengaruhi E-Satisfaction dari konsumen distribusi secara efektif dan efisien (Wu, 2014).
Blibli”, dinyatakan diterima. Studi Hsu (2008) mengungkapkan bahwa semua
Pengaruh kedua variabel adalah positif yang aspek E-Service Quality merupakan prediktor
berarti bahwa semakin tinggi E-Service Quality signifikan terhadap loyalitas konsumen.
maka akan semakin meningkat E-Satisfaction. Oleh
karena itu apabila Blibli ingin meningkatkan E-
Satisfaction maka sangat penting untuk
memperhatikan sejauh mana kualitas layanan
Pengaruh E-Service Quality Terhadap E-Loyalty konsumen Blibli” dapat dinyatakan
Melalui E-Satisfaction diterima dan terbukti kebenarannya.
E-Service Quality memiliki pengaruh terhadap E- 4. E-Service Quality memiliki pengaruh tak
Loyalty melalui E-Satisfaction. Jadi layanan yang langsung terhadap loyalitas konsumen
diberikan kepada konsumen akan dapat melalui kepuasan konsumen yang dapat
mempengaruhi E-Loyalty dengan adanya E- diartikan E-Service Quality berpengaruh
Satisfaction. Hasil penelitian yang dilakukan oleh terhadap E-Loyalty melalui E-Satisfaction.
Fuller (2006) menunjukkan bahwa E-Service Hal ini menunjukkan bahwa loyalitas
Quality (situs web) tidak mempengaruhi E-Loyalty pelanggan dalam menggunakan Blibli.com
secara langsung melainkan secara tidak langsung dapat ditingkatkan dengan adanya kualitas
melalui mediasi E-Satisfaction. Dengan demikian layanan yang baik dengan didukung
hipotesis keempat yang berbunyi “E-Satisfaction kepuasan tinggi yang dirasakan oleh
memediasi hubungan antara E-Service Quality dan konsumen dalam menggunakan layanan
E-Loyalty dari konsumen Blibli” adalah terbukti dan pembelian online melalui Blibli.com.
dapat dinyatakan diterima. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi
“E-Satisfaction memediasi hubungan
antara E-Service Quality dan E-Loyalty dari
V.KESIMPULAN DAN SARAN
konsumen Blibli” dapat dinyatakan
diterima dan terbukti kebenarannya.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dialakukan
Saran
dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain:
Saran secara garis besar yang dapat diberikan
1. E-Service Quality memiliki pengaruh peneliti berdasarkan hasil penelitian ini adalah
signifikan dan positif terhadap E- sebagai berikut:
Satisfaction Konsumen Blibli.com di
Diharapkan agar Konsumen Blibli dapat
Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa
mempertahankan dan lebih meningkatkan E-
semakin baik kualitas layanan elektronik
Service Quality pada elemen-elemen di bawah ini :
yang ditawarkan oleh Blibli.com maka
akan semakin dapat meningkatkan 1. E-Service Quality merupakan bagian yang
kepuasan konsumen dalam menggunakan paling penting dari dimensi efficiency
layanan elektronik di Blibli.com sebagai karena Blibli.com memudahkan konsumen
situs pembelian online. Dengan demikian untuk mengakses halaman apapun dalam
hipotesis pertama “E-Service Quality situsnya serta memudahkan mencari apa
mempengaruhi E-Satisfaction dari yang konsumen butuhkan
konsumen Blibli”, dapat dinyatakan 2. E-Service Quality merupakan bagian yang
diterima dan terbukti kebenarannya. paling penting dari dimensi system
2. E-Satisfaction memiliki pengaruh availability karena situs Blibli.com tidak
signifikan dan positif terhadap E-Loyalty macet dan dapat dijalankan secara langsung
Konsumen Blibli.com di Indonesia. Hal ini 3. E-Satisfaction merupakan bagian yang
menunjukkan bahwa semakin tinggi paling penting karena secara keseluruhan
kepuasan konsumen maka akan semakin konsumen puas dengan Blibli.com
meningkatkan loyalitas konsumen untuk
terus menggunakan layanan e-commerce Saran secara detil dan lebih lengkap dapat diberikan
Blibli.com dalam pembelian online. peneliti berdasarkan hasil penelitian ini adalah
Dengan demikian hipotesis “E-Satisfaction sebagai berikut:
mempengaruhi E-Loyalty dari konsumen
1. Diharapkan agar Blibli.com di Indonesia dapat
Blibli”, dapat dinyatakan diterima dan
mempertahankan dan lebih meningkatkan E-
terbukti kebenarannya.
Service Quality dengan melakukan beberapa
3. E-Service Quality memiliki pengaruh
perbaikan terkait dengan kualitas layanan
signifikan dan positif terhadap E-Loyalty
elektronik yang diberikan oleh Blibli kepada
Konsumen Blibli.com di Indonesia. Hal ini
konsumennya dengan mengacu beberapa
menunjukkan bahwa semakin baik kualitas
dimensi berikut ini:
layanan elektronik yang ditawarkan oleh
a) Terkait dengan efficiency Blibli dapat
Blibli.com maka akan semakin dapat
meningkatkan kemudahan pengkategorian
meningkatkan loyalitas konsumen untuk
barang pada situs guna memudahkan
terus menggunakan layanan e-commerce
konsumen mencari yang dibutuhkan serta
Blibli.com dalam pembelian online.
perlu untuk melakukan perbaikan pada sistem
Dengan demikian hipotesis “E-Service
yang lebih cepat khususnya dalam melakukan
Quality mempengaruhi E-Loyalty dari
transaksi pembelian.
b) Terkait dengan system availability, Blibli Fang, Y. H., Chiu, C. M., & Wang, E. T. G. (2011).
dapat mempertahankan kemudahan Understanding customers satisfaction and
konsumen dalam membuka situs Blibli yang repurchase intentions an integration of is
dapat dilakukan di website tanpa success model, trust, and justice. Journal of
mendownload aplikasi. Internet Research. 21(4), 479-503.
c) Terkait dengan fulfillment, Blibli dapat
melakukan perbaikan pada proses pengiriman Flavián, C., Casalo, L., & Guinaliu, M. (2006). The
pesanan agar sesuai dengan perjanjian dengan impact of participation in virtual brand
selalu memantau dan memastikan bahwa communities on consumer trust and
proses pengiriman sesuai dengan SOP yang loyalty: the case of free software. Online
berlaku. Information Review, 31(6), 775-792.
d) Terkait dengan privacy, Blibli dapat
mempertahankan pemberian perlindungan Fornell, C., & Larcker, D. F. (2013). Evaluating
informasi data pribadi konsumen serta Structural Equation Models with
memperbaiki perlindungan informasi Unobservable Variables and Measurement
mengenai perilaku belanja online konsumen Error. Journal of Marketing Research,
dan perlindungan informasi kartu kredit 18(1), 39–50.
konsumen dengan meningkatkan keamanan
http://dx.doi.org/10.2307/3151312.
jaringan agar tidak mudah dilacak oleh orang
lain. Fuller, 2006“The Relationships Among E-Service
e) Terkait dengan responsiveness, Blibli dapat Quality, Value, Satisfaction and Loyalty in
melakukan perbaikan pada after sales service Online Shopping”
dengan memberikan jaminan perbaikan
khususnya pada pengembalian barang Gounaris, S., Dimitriadis, S., & Stathakopoulos, V.
konsumen. (2010). An examination of the effects of
f) Terkait dengan compensation, Blibli dapat service quality and satisfaction on
melakukan perbaikan pada pengembalian customers' behavioral intentions in e-
barang dengan selalu sigap mengambil shopping. Journal of Services Marketing,
barang yang di retur oleh konsumen. 24, 142-156
g) Terkait dengan contact, Blibli dapat
meningkatkan layanan dengan menyediakan Griffin, Jill. 2003. Customer Loyalty :
nomor telepon untuk kemudahan konsumen Menumbuhkan Dan Mempertahankan
menghubungi perusahaan ketika dibutuhkan Pelanggan. Jakarta, Airlangga
serta dapat memberikan layanan chat online.
2. Untuk menyempurnakan hasil penelitian ini bagi Gronroos, C. (1982). Strategic management and
peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian marketing in the service sector.
yang sama, maka disarankan untuk Helsingfors: Swedish School of Economis
menggunakan variabel lain (contoh: perceived and Business Admistration
risk, repeat purchase intention, e-wom,dll) yang Hair, J.F. , Hult, G.T.M. , Ringle, C.M. and Sarstedt,
dapat mempengaruhi E-Satisfaction dan E- M. (2014), A Primer on Partial Least
Loyalty. Squares Structural Equation Modeling,
Sage, Thousand Oaks, CA.
DAFTAR REFERENSI Islam, Z. et al. (2012) Guillain - Barré Syndrome -
related campylobacter jejuni in
Anderson, R. E., & Srinivasan, S. S. (2003). E- Bangladesh: ganglioside mimicry and
satisfaction and e-loyalty: a contingency cross -reactive antibodies. PLoS ONE , 7
framework. Psychology and Marketing, (8). e43976. ISSN 1932 – 6203
20(2), 123-38.
Jogiyanto, H. M., & Abdillah, W. (2009). Konsep
Cyr, D., Bonanni, C., Bowes, J., & Ilsever. J. (2005). dan aplikasi pls untuk penelitian empiris.
Website design preferences across Yogyakarta: BPFE-UGM.
cultures. Journal of Global Information
Management, 13(4), 24–52. Kuncoro, M. (2003). Metode riset untuk bisnis &
ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Dastidar, S. G., & N. S. P. (2009). Impact of the
factors influencing website usability on Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2008). Sistem
user satisfaction. The IUP Journal of informasi manajemen. Jakarta: Salemba
Management Research, VIII(12), 55-66. Empat.
Lee, S., Amer, Y., & Luong, L. (2009). Optimizing Srinivasan, S. S., Anderson, R., & Ponnavolu, K.
order fulfillment in a global retail supply (2002). Customer loyalty in e-commerce:
chain. Australia: University of South an exploration of its antecedents and
Australia. consequences. Journal of Retailing, 78, 41-
50
Lee, W., Andrews, B.C., Faust, M., Walldorf, U.,
Verheyen, E.M. (2009). Hipk is an essential Sugiyono, (2007). Metode penelitian kualitatif dan
protein that promotes Notch signal kuantitatif r & d. Bandung: Alfabeta.
transduction in the Drosophila eye by
inhibition of the global co-repressor Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan
Groucho. Dev. Biol. 325(1): 263--272. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Li, H., & Suomi, R. (2009). A proposed scale for
measuring e-service quality. International Szymanski, D. M., & Hise, R. (2000). E-satisfaction:
Journal of u- and e-Service, Science and an initial examination. Journal of Retailing,
Technology, 2(1), 1-10. 76(3).
Lin, C-Y., & Ho, Y-H. (2008). An empirical study Tam, Jackie Lai Ming. 2012. The Moderating Role
on logistics service providers’ intention to of Perceived Risk in Loyalty Intentions:
adopt green innovations. Journal of an investigation in a service context.
Technology Management & Innovation, Marketing Intelligence & Planning. Vol.
3(1), 17-26. 30 No. 1. pp. 33-52.
Malhotra, N. K. (2004) Marketing research: an
Tennenhaus, M. (1998). La regression pls theorie
applied orientation, 4th edition, Prentice-
et pratique. Paris: Technip
Hall International, London.
Tjiptono, F. (2007). Pemasaran jasa. Malang:
Parasuraman, A., Zeithaml, V. A., & Malhotra, A. Bayumedia Publishing.
(2005). E-S-QUAL: A multiple item scale
for assessing electronic service quality. Van Riel, A.C.R., Liljander, V., & Jurriens, P.
Journal of Service Research, 7(3), 213-233. (2001). Exploring customer evaluations
http://dx.doi.org/10.1177/1094670504271 ofe-service: a portal site”, International
156 Journal of Service Industry Management,
12(4), 359-77
Parasuraman, A., Zeithaml, V. A., & Malhotra. Vermaat, S. C. (2007). Discovering computers:
(2002). Service quality deliver through web menjelajah dubia. komputer fundamental.
site: a critical review of extant knowledge. Jakarta: Salemba Infotek
Journal of Academy of Marketing Science,
30 (4), 362-375 Wong, J. (2010). Internet marketing for beginners.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Ribbink, D., Van Riel, A.C.R., Liljander, V., &
Streukens, S. (2004). Comfort your Wu, S. J. (2014). Relationship between consumer
online customer: quality, trust, and characteristics attitude toward online
loyalty on the internet, Managing Service shopping. Marketing Intelligence &
Quality, 14 (6), 446-56 Planning, 21(1), 37-44.

Romadhoni, B., Hadiwidjojo, D., Noermijati and Zha, J.-X., Ju, F.-H. and Wang, L.- S., 2006.
Aisjah, S. 2015. Relationship between E- Customer satisfaction in E - commerce: An
Service Quality, E-Satisfaction, E-Trust, exploration of its antecedents and con
E- CommitmentIn Building Customer E- sequences . International Conference on
Loyalty:A Literature Review. Management of Innovation and
International Journal of Business and Technology 1, art. No. 4035894, pp. 540 -
Management Invention, ISSN (Online): 544
2319 – 8028, ISSN (Print): 23 19 – 801X.
Zikmund, W. (2003). Customer relationship
Srinivasan, S. S., Anderson, R., & Ponnavolu, K. management : integrating marketing
(2002). Customer loyalty in e-commerce: strategy and information technology. New
an exploration of its antecedents and Jersey: John Wiley and Sons.
consequences. Journal of Retailing, 78, 41-
50

You might also like