Professional Documents
Culture Documents
J210180130 - Puji Lestari - Igd
J210180130 - Puji Lestari - Igd
3) DI
INSTALASI GAWAT DARURAT RSJD DR. ARIF ZAINUDDIN SURAKARTA
A. DATA DEMOGRAFI
Nama Lengkap : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Usia : 23 Tahun
No. RM : 00092088
Alamat : Ponorogo
Agama : Islam
Suku : Jawa
Riwayat Pendidikan : SMK
Status Pernikahan : Belum menikah
Tanggal Masuk RS : Rabu, 31 Maret 2021 pukul 10.30 WIB
Tanggal Pengkajian : Rabu, 4 Maret 2021 pukul 10.30
Diagnosa Medis : Skizofrenia Tak Terinci (F. 20.3) Hall
B. DATA INFORMAN
Nama Lengkap : Tn. S
Usia : 27 Tahun
Hubungan dengan pasien : Kakak Kandung
C. RESUME KASUS
Seorang pasien bernama Tn. A lahir pada tahun 20 September 1997 berusia 23
tahun masuk di Instalasi Gawat Darurat RSJD Surakarta pada hari Rabu, 31 Maret 2021
pukul 10.15 WIB dengan diagnosa medis Schizofrenia Tak Terinci Halusinasi (F. 20.3)
dengan dokter penanggung jawab Dr. Mei. Pasien datang dibawa oleh kakaknya yang
bernama Tn. S berusia 27 tahun dengan kondisi mata melotot, bingung, menggeram,
dan tidak bisa diajak komunikasi.
Awal mula pasien lulus dari SMK tahun 2018 dan mendaftar TNI namun gagal
dan mengalami depresi ringan, setelahnya pasien mengikuti perguruan tenaga dalam
dan merasa sakit perut juga mulai menjadi pendiam, keluyuran, komunikasi dengan
keluarga tidak singkron. Keluarga memeriksakan pasien ke puskesmas terdekat dan
mendapatkan obat, setelahnya pasien dinyatakan sembuh oleh puskesmas setelah 6
bulan pengobatan. Keluarga mengatakan pasien bersikap aneh setelah berhenti minum
obat, yaitu pasien sering keluyuran namun dapat kembali kerumah, keseharian pasien
hanya bermain HP dan pasien sulit tidur, bisa tidur jam 3 pagi. Pasien sering
membanting barang dan mengamuk ketika sedang marah, namun tidak sampai melukai
diri sendiri maupun orang lain, keluarga mengatakan saat pasien marah, keluarga hanya
mendiamkan hingga pasien berhenti sendiri. Pasien mengatakan kepada anggota
keluarga, melihat sosok macan dimakam, lalu respon pasien saat melihat sosok macan
tersebut, pasien mengatakan “Aku lari”. Pasien mengatakan mendengar bisikan yang
mengajaknya bicara, namun pasien tidak mengatakan apa bisikan yang ia dengar. Saat
keluarga mencoba memeriksakan kembali kepuskesmas, dan mendapat obat, pasien
mengalami kejang setelah meminum obat. Dokter merujuk pasien ke RSJD dr. Arif
Zainudin.
DO: -
4. DS: D.0146
- Keluarga, pasien sering Resiko Perilaku Riwayat kekerasan
membanting barang kekerasan destruksi property
ketika sedang marah orang lain
dan mengamuk, namun
tidak melukai diri
sendiri maupun orang
lain
DO:
- Wajah pasien tampak
kesal ketika mendengar
bisikan
- Wajah pasien tampak
kesal ketika diberi
pertanyaan oleh
perawat
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. D. 0085 (Gangguan presepsi senori b.d halusinasi pendengaran dan penglihatan
d.d pasien mengatakan mendengar bisikan dan melihat macan di makam)
2. D.0119 (Gangguan komunikasi verbal b.d hambatan psikologis (gangguan
psikotik) d.d verbal inkoheren.)
3. D.0055 (Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur d.d sering terjaga.)
4. D. 0146 (Resiko Perilaku kekerasan d.d riwayat kekerasan orang lain dan
destruksi property (pasien sering membanting barang)
F. TUJUAN DAN KRITERIA HASIL (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2018)
Terapeutik :
- pertahankan lingkungan yang aman
dan diskusikan perasaan dan repons
terhadap halusinasi.
Edukasi :
- Anjurkan memonitor sendiri situasi
terjadinya halusinasi dan anjurkan
melakukan distraksi (mis.
Mendengarkan musik, melakukan
aktivitas, dan teknik relaksasi)
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian obat
antipsikotik dan antiansietas, jika
perlu.
2. D.0119 I.13492
Gangguan komunikasi verbal b.d (PROMOSI KOMUNIKASI : Defisit
hambatan psikologis (gangguan Bicara)
psikotik) d.d verbal inkoheren
Obsrvasi :
- Monitor kecepatan, tekanan,
kuantitas, volume, dan diksi bicara
- Monitor frustasi, marah, depresi
atau hal lain yang mengganggu
bicara
Terapeutik :
- Sesuaikan gaya komunikasi dengan
kebutuhan (misalnya berdiri di
depan pasien, dengarkan dengan
seksama, tunjukkan satu gagasan
atau pemikiran sekaligus, bicara
perlahan dan menghindari tekanan)
- Modifikasi lingkungan untuk
meminimalkan bantuan
Edukasi :
- Ajarkan pasien dan keluarga untuk
dapat menyatakan persepsi dengan
cara yang tenang, meyakinkan, dan
tidak argumentatif, serta melakukan
terapi kognitif.
- Anjurkan berbicara perlahan
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan terapis
3. D.0055 I.05174 (DUKUNGAN TIDUR)
Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol
tidur d.d sering terjaga Obervasi :
- Identifikasi pola aktivitas dan tidur
- Identfikasi faktor penganggu tidur
(fisik dan/atau psikologis)
Terapeutik :
- Fasilitasi menghilangkan stress
sebelum tidur
- Tetapkan jadwal tidur rutin
- Lakukan prosedur untuk
meningkatakan kenyamanan (mis.
pijat dan pengaturan posisi)
Edukasi :
- Jelaskan pentingnya tidur cukup
- Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur
- Ajarkan relaksasi otot auto genik
4. D.0146 I.12463
Resiko Perilaku kekerasan d.d riwayat (MANAJEMEN PERILAKU)
kekerasan orang lain dan destruksi
property (pasien sering membanting Observasi :
barang) - Identifikasi harapan untuk
mengendalikan perilaku.
Terapeutik :
- Ciptakan dan pertahankan
lingkungan dan kegiatan perawatan
yang konsisten.
- Tingkatkan aktivitas fisik sesuai
kemampuan.
- Bicara dengan nada rendah dan
tenang.
- Cegah perilaku pasif dan agresif.
- Hindari bersikap menyudutkan dan
menghentikan pembicaraan.
- Hindari berdebat dengan pasien
Edukasi :
- Informasikan keluarga bahwa
keluarga sebagai dasar
pembentukan kognitif
H. Broset Violent Checklist (BVC)
Nama Pasien : Tn. A
Usia : 23 tahun
Dx. Medis : Skizofrenia Paranoid (F. 20.3) Hall
Cek Kesesuaian
No. Kondisi Pasien
Score Checklist
A. Psikomotor
Mencederai diri dan orang lain bukan karena perintah halusinasi
1. Mencederai diri dan orang lain karena perintah halusinasi 5
Mengamuk / tampak agresif saat di IGD
Ada riwayat menyimpan atau menggunakan senjata
Ada riwayat perilaku kekerasan dalam satu minggu terakhir √
2. 4
Ada riwayat atau tanda kecenderungan bunuh diri
Agresif secara fisik
Ada gejala depresi tanpa keinginan bunuh diri
Ada gejala halusinasi atau delusi (tidak spesifik)
3. Agitasi yang ekstrim atau gelisah 3
Risiko melarikan diri, perilaku aneh
Menunjukkan gejala krisis situasional
Menunjukkan gejala somatic
Menunjukkan gejala efek samping minor obat
4. 2
Ambivalensi pada pengobatan
Mempunyai riwayat psikotik kronis
Kooperatif
Mampu menunggu pelayanan tenaga kesehatan
5. Mampu dilibatkan dalam pengelolaan asuhan keperawatan 1
Mampu mengikuti instruksi pengobatan
Meminta pengobatan atas inisiasi sendiri
B. Kognitive
Ada gejala halusinasi, delusi, atau depresi berat
1. Berbicara kasar / ancaman secara verbal 5
Mengancam menyakiti orang lain
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st Edition).
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan (1st Edition). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.