You are on page 1of 5

Diabetic Ketoacidosis

A 48-year-old Javanees woman presented to the hospital emergency department caused


of unconsciousness. She has a long history of obesity, diabetes, dyslipidemia, and reactive
airway disease. Within a 5 day she felt of weakness, tactile fever, productive cough, nausea, and
vomiting. Patient report and chart review confirmed that 2 years before this presentation, her
diabetes had been managed with diet alone. In the past year, glipizide (Glucotrol), metformin
(Glucophage), and ultralente insulin were added because of poor glycemic control.
On examination, her temperature was 37.2, blood pressure was 98/64 mmHg, pulse was
136 times per minute, and respirations were 36 times per minute. There was a strong smell of
ketones in the exam room. The patient was drowsy but cogent. Her head and neck exam revealed
poor dentition and periodontal disease. Her lung sounds were normal. The abdominal exam
revealed mild epigastric tenderness to deep palpation but no rebound tenderness or guarding.
Extremities were well perfused with symmetric pulses.
Laboratory results were remarkable for a room air arterial blood gas with pH of 7.12,
pCO2 of 17 mmHg, and bicarbonate of 5.6 mEq/l. Urinalysis revealed 4+ glucose and 3+
ketones. Chemistry panel revealed a glucose of 420 mg/dl, BUN of 16 mg/dL, creatinine of 1.3
mg/dl, sodium of 139 mEq/l, chloride of 112 mEq/l, CO2 of 11.2 mmol/l, and potassium of 5.0
mEq/l. Chest X-ray revealed no infiltrate. From this situation family learned that diet regulation
as Islam stated is the proper way for keep healthy.

Ketoasidosis diabetik
Seorang wanita Jawa berusia 48 tahun datang ke IGD RS karena tidak sadarkan diri. Dia
memiliki sejarah panjang obesitas, diabetes, dislipidemia, dan penyakit saluran napas reaktif.
Dalam 5 hari dia merasa lemas, demam taktil, batuk produktif, mual, dan muntah. Laporan
pasien dan tinjauan grafik menegaskan bahwa 2 tahun sebelum presentasi ini, diabetesnya telah
dikelola dengan diet saja. Pada tahun lalu, glipizide (Glucotrol), metformin (Glucophage), dan
insulin ultralente ditambahkan karena kontrol glikemik yang buruk.
Pada pemeriksaan suhu 37.2, tekanan darah 98/64 mmHg, nadi 136 kali per menit, dan
pernapasan 36 kali per menit. Ada bau keton yang kuat di ruang pemeriksaan. Pasien mengantuk
tetapi tetap tenang. Pemeriksaan kepala dan lehernya mengungkapkan gigi yang buruk dan
penyakit periodontal. Suara paru-parunya normal. Pemeriksaan perut menunjukkan nyeri tekan
epigastrium ringan pada palpasi dalam tetapi tidak ada nyeri tekan atau penjagaan. Ekstremitas
diperfusi dengan baik dengan nadi simetris.
Hasil laboratorium yang luar biasa untuk gas darah arteri udara ruangan dengan pH 7.12,
pCO2 17 mmHg, dan bikarbonat 5,6 mEq/l. Urinalisis mengungkapkan 4+ glukosa dan 3+ keton.
Panel kimia mengungkapkan glukosa 420 mg/dl, BUN 16 mg/dL, kreatinin 1,3 mg/dl, natrium
139 mEq/l, klorida 112 mEq/l, CO2 11,2 mmol/l, dan kalium 5,0 mEq/l. Rontgen dada tidak
menunjukkan infiltrat. Dari situasi ini keluarga belajar bahwa pengaturan pola makan
sebagaimana yang dinyatakan Islam adalah cara yang tepat untuk menjaga kesehatan.

STEP 1.
1. Obesitas
- Penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi (energy
intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama.
- Obesitas adalah kondisi yang menggambarkan seseorang memiliki badan berlebih,
kegemukan dan mengandung banyak lemak pada tubuhnya.
2. Diabetes
- Diabetes adalah penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. 
3. Dislipidemia
- Dislipidemia adalah kondisi di mana kadar lemak dalam darah meningkat.
- Dislipidemia adalah kondisi yang terjadi ketika kadar lipid (lemak) di dalam darah
terlalu tinggi atau terlalu rendah.
4. Penyakit saluran napas reaktif
- Penyakit saluran napas reaktif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
serangkaian gejala yang menunjukkan seseorang mengalami kejang bronkial. 
- Orang dengan penyakit saluran napas reaktif memiliki saluran bronkial yang bereaksi
berlebihan terhadap beberapa jenis iritasi.
- Istilah ini paling sering digunakan untuk menggambarkan seseorang yang mengi atau
mengalami kejang bronkial tetapi belum didiagnosis menderita asma.
5. Demam taktil
- Jawaban selvi: maksudnya demamnya diukur melalui sentuhan/perabaan, jadi disebut
suhu taktil yang mana bersifat subjektif.
6. Batuk produktif
- Batuk produktif atau yang biasa dikenal dengan istilah batuk berdahak adalah batuk
yang menghasilkan dahak atau lendir (sputum)
7. Glipizide (Glucotrol)
- Glipizide adalah obat yang digunakan untuk mengendalikan penyakit diabetes melitus
(DM) tipe 2 (penyakit gula/kencing manis).
- Glipizide adalah obat yang digunakan pasien diabetes tipe 2 dengan disertai diet
teratur dan program olahraga untuk mengendalikan gula darah tinggi.
- Glipizide adalah obat diabetes oral yang membantu mengontrol kadar gula dalam
darah. 
8. Metformin (Glucophage)
- Metformin adalah obat untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes
tipe 2.
- Metformin merupakan obat antidiabetes oral yang umumnya direkomendasikan
sebagai pengobatan lini pertama pada diabetes melitus tipe 2 apabila kadar glukosa
darah tidak terkontrol dengan modifikasi gaya hidup.
9. Insulin ultralente
10. Kontrol glikemik
- Kontrol glikemik merupakan suatu dasar dalam pengelolaan atau manajemen DM.
Pengukuran kontrol glikemik ini berfungsi untuk menilai konsentrasi glukosa darah
untuk mengukur metabolisme glukosa
- Glikemik adalah zat karbohidrat dalam gula darah
- Kontrol glikemik merupakan suatu pengendalian glukosa pasien Diabetes Melitus
(DM). 
11. Keton
- Keton adalah hasil akhir dari metabolit lemak. Di dalam tubuh lemak di pecah
menjadi asam lemak hingga senyawa kimia terkecil yaitu keton
- Keton adalah asam yang dihasilkan ketika tubuh mulai membakar lemak untuk
menghasilkan energi.
12. Penyakit periodontal
- Periodontitis adalah sebutan lain untuk penyakit gusi. Ini adakah kondisi saat gusi dan
struktur periodontal (sekitar gigi) mengalami peradangan.
- Penyakit periodontal yang banyak dijumpai adalah keradangan gusi atau gingivitis
dan periodontitis (Gingivitis adalah peradangan yang terjadi pada gusi, Periodontitis
adalah infeksi gusi yang merusak gigi, jaringan lunak, dan tulang penyangga gigi)
- Penyakit periodontal atau penyakit gusi adalah kondisi peradangan dan
kerusakan jaringan pendukung gigi.
13. Epigastrium
- Epigastrium adalah bagian perut sebelah atas, di antara ujung tulang dada dan pusat.
- Epigastrium adalah ulu hati.
14. Ekstremitas diperfusi
15. Infiltrat
- Infiltrat adalah terdapatnya bercak-bercak pada lapangan paru yang abnormal melalui
pemeriksan foto rongen dada.
- Infiltrat pada paru menunjukkan kondisi paru yang tidak normal, yang ditandai
dengan titik-titik atau bercak-bercak dengan batas tidak jelas, dan diartikan sebagai
adanya proses peradangan tertentu yang sedang terjadi.

STEP 2.
1. Mengapa pasien terdapat bau keton yang kuat?
2. Apa yang dimaksud dari rontgen dada tidak menunjukkan infiltrate?
3. Interpretasi hasil laboratorium dan TTV
4. Mengapa pasien bisa memiliki gigi yang buruk dan penyakit periodontal, apakah ada
hubungannya dengan penyakit diabetes pasien?
5. Mengapa pasien terdapat nyeri tekan pada bagian epigastrium?
6. Bagaimanakah hasil laboratorium pasien yang menunjukkan adanya ketoasidosis
diabetik?
7. Apa itu ketoasidosis diabetik?
8. Penyebab ketoasidosis diabetic?
9. Bagaimana pengaturan pola makan yang diajarkan Islam?

STEP 3.
1. Mengapa pasien terdapat bau keton yang kuat?
- Kadar keton yang tinggi akan menimbulkan bau mulut pada penderita diabetes. Hal
ini disebabkan karena adanya produksi insulin yang tidak seimbang. Kondisi ini akan
mengarahkan tubuh membakar lemak yang disebut ketoasidosis diabetes, yang mana
tubuh tidak mampu menggunakan gula darah sebagai sumber energi karena tidak ada
insulin yang cukup. Tubuh kemudian akan memecah lemak dan membentuk produk
yang disebut keton. Oleh karena itu urine penderita KAD akan berbau keton (seperti
bau aseton pembersih kuku atau bau buah – buahan).
2. Apa yang dimaksud dari rontgen dada tidak menunjukkan infiltrate?
- berarti paru pasien masih dalam keadaan normal yang mana tidak ada bercak-bercak
pada paru-paru sehingga tidak terjadinya proses peradangan tertentu.
3. Interpretasi hasil laboratorium dan TTV
- Suhu 37.2 (normal) = normal menurut WHO 36.5 – 37.5
- TD 98/64 mmHg (tidak normal) = berdasarkan umur pasien 48 tahun, normalnya
110-145 mmHg dan 70-90 mmHg)
- Nadi 136 x/menit (tidak normal) = normalnya 60-100x/menit
- Pernapasan 36 x/menit (tidak normal/takipnea) = normalnya 16 - 20
- Gas darah arteri udara ruangan pH 7.12 (tidak normal) = pH darah normal 7,38 – 7,42
- pCO2 17 mmHg (rendah, tidak normal) = normalnya 38 – 42 mmHg
- bikarbonat 5.6 mEq/l (tidak normal terlalu rendah) = 22 – 28 mEq/l
- Urinalisis 4+ glukosa = dapat diartikan bahwa pada urin terdapat glukosa atau yang
biasa disebut dengan glikosuria. Kondisi umumnya terjadi ketika kadar gula terlalu
banyak atau berlebihan. Urine +1 glukosa, sudah menandakan adanya glukosa pada
urine karena kadar gula berlebihan. Pemeriksaan bisa jadi menggunakan metode
benedict dan fehling yang mana +4 saat pemeriksaan urin bewarna merah keruh
(lebih dari 3,5% glukosa). +1 Hijau kekuning-kuningan dan keruh (sesuai dengan 0,5-
1% glukosa). +2 Kuning keruh (1-1,5% glukosa). +3 Positif (+++) = Jingga atau
warna lumpur keruh (2-3,5% glukosa). Kalau - , tetap biru jernih atau sedikit kehijau-
hijauan dan agak keruh.
- 3+ keton = keton ditemukan di urin disebut ketonuria berarti tidak normal.
- Glukosa 420 mg/dl (tinggi, tidak normal) = 65 – 105
- BUN 16 mg/dl (normal) = nilai normal 8 -21 mg/dl
- Kreatinin 1.3 mg/dl (normal) = nilai normal 0,6 – 1,3 mg/dl
- Natrium 139 mEq/l (normal) = nilai normal 135 -145 mEq/l
- Klorida 112 mEq/l (tidak normal) = nilai normal 100 – 106 mEq/l
- CO2 11.2 mmol/l (tidak normal) = 20 -29 mmol/l
- Kalium 5,0 mEq/l (normal) = nilai normal 3.5 – 5 mEq/l
4. Mengapa pasien bisa memiliki gigi yang buruk dan penyakit periodontal, apakah ada
hubungannya dengan penyakit diabetes pasien?
5. Mengapa pasien terdapat nyeri tekan pada bagian epigastrium?
6. Bagaimanakah hasil laboratorium pasien yang menunjukkan adanya ketoasidosis
diabetik?
- Hasil pH darah, bikarbonat, dan pCO2 pasien rendah dari nilai normal sehingga
terjadinya asidosis metabolik, yang salah satu contohnya ketoasidosis diabetik.
7. Apa itu ketoasidosis diabetik?
- Ketoasidosis diabetik adalah komplikasi diabetes melitus yang ditandai dengan
tingginya kadar keton di dalam tubuh.
- Ketoasidosis diabetic adalah keadaan gawat darurat akibat hiperglikemia di mana
terjadinya banyak asam dalam darah.
8. Penyebab ketoasidosis diabetic?
- ketika tubuh tidak memiliki insulin yang cukup untuk memproses gula darah, maka
tubuh membakar lemak untuk dijadikan energi dalam tubuh yang akibatnya
memproduksi keton.
- Beberapa faktor yang menjadi penyebabnya adalah kesalahan pengelolaan dosis
insulin atau stress, system regulasi pengiriman insulin, dan ketidakpatuhan akan
terapi insulin.
9. Bagaimana pengaturan pola makan yang diajarkan Islam?
- Pola makan sehat rasulullah saw. Berpusat untuk memenuhi pengendalian gizi pada
makanan. Rasulullah saw juga memilih makanan secara selektif dari segi kehalalan
serta kebaikannya. Ukuran kehalalan makanan juga berhubungan dengan cara
mendapatkannya secara halal (legal) yang berkaitan dengan akhiat dan kebaikan
(thayyib) yang berkaitan dengan duniawi berupa makanan yang bergizi
- Rasulullah menyampaikan bahwa berlebihan itu membuat iman menjadi lemah
seolah-olah hidup dipusatkan untuk memenuhi nafsu makan saja, Makan secara
berlebihan dapat memicu terjadinya penyakit yang membuat tubuh tidak mampu
mencerna segala makanan yang masuk ke dalam tubuh dan bisa mengakibatkan
penumpukan lemak dalam tubuh sehingga tubuh menjadi tidak ideal atau biasanya
disebut obesitas.

You might also like