Professional Documents
Culture Documents
Dok - LAPORAN PRATIKUM KRIM - Fega
Dok - LAPORAN PRATIKUM KRIM - Fega
1. FEGA FERNANDES(102420001)
:
Nama/Npm 2. NURUL AGUSTINA(102420010)
:
Tanggal Praktikum 20 JULI 2022
:
Judul Praktikum PEMBUATAN SEDIAAN KRIM
I.
F
1.
SE
2.
AS
3.
TR
4.
GL
5.
PR
(NIPA
GIN)
6.
M
(NIPA
GIN)
7.
PR
(NIPA
SOL)
8.
A
II. Uraian Bahan
1. Setil Alkohol (Excipient 6th, 2009:156)
Nama resmi:Cetyl Alkohol
Nama lain: Alkohol cetylicus. Ethal, ethol
RM/BM:C16H34O / 242,44
Pemerian :Serpihan putih atau granul seperti lilin, berminyak memiliki bau
dan rasa yang khas
Kelarutan :Mudah larut dalam etanol (95%) dan eter, kelarutannya
meningkat dengan penigkatan temperature, serta tidak larut dalam air
Stabilitas:Setil alkohol stabil dengan adanya asam, alkali, cahaya, dan
udara sehingga tidak menjadi tengik
Inkompatibilitas:Tidak kompatibel dengan oksidator kuat, setil alkohol bekerja
untuk menurunkan titik leleh ibuprofen, yang hasil dalam kecenderungannya
selama proses lapisan flim ibuprofen kristal Kegunaan:Sebagai emolien dan pengemulsi
Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik, ditempat yang sejuk dan kering.
2. Asam Stearat (Rowe et.al., 2009)
Pemerian : Padatan Kristal, berwarna putih atau sedikit kuning mengkilat
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air
Penggunaan : Sebagai emulsifying agent
Asam stearat adalah campuran asam organik padat yang diperoleh dari
lemak sebagian besar terdiri dari asam oktadekanoat, C18H36O2 dan asam
heksadekanoat, C16H32O2 (DepKes RI, 1995).
3. Trietanolamin(TEA) (Rowe et.al., 2009)
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna hingga kuning pucat dengan sedikit
bau amoniak
Kelarutan : Larut dalam air, metanol, karbon tetraklorida, danaseton
Penggunaan : Sebagai emulsifying agent
Trietanolamin (TEA) merupakan senyawa sabun yang terbentuk melalui transplantasi
asam lemak dan produk trietanol teknis yang mengandung 10-15% dietanolamin dan 5%
monoetanolamin. Trietanolamin banyak digunakan dalam formulasi sediaan topical,
terutama dalam pembentukan emulsi. Bersifat sangat higroskopis, TEA akan berubah
warna menjadi coklat apabila terpapar oleh udara dan cahaya langsung (Rowe et al,
2009).
4. Gliserin (Rowe et.al., 2009)
Sinonim : Glycerol, glycerin, croderol
Rumus molekul : C3H8O3
Berat molekul : 92,09
Pemerian : Tidak berwarna, tidak berbau, viskos, cairan yang higroskopis, memiliki
rasa yang manis, kurang lebih 0,6 kali manisnya dari sukrosa
Kelarutan : Gliserin praktis tidak larut dengan benzene,kloroform, dan minyak, larut
dengan etanol 95%,methanol dan air.
Stabilitas : Pada suhu 20°C. Gliserin sebaiknya ditempat yang sejuk dan kering.
Penggunaan : Digunakan pada berbagai formulasi sediaan farmasetika, pada formulasi
farmasetika sediaan topikal dan kosmetik, gliserin utamanya digunakan sebagai
humektan dan pelembut. Rentang gliserin yang digunakan sebagai humektan sebesar
≤30%.
V. Perhitungan Penimbangan
Bahan Khasiat
Nama Bahan Perhitungan Penimbangan
yang
ditimbang
Setil alkohol 4% = 4/100 = 0,04 0,04g Sebagai emulgator,zat
pengental dan penstabil
krim
Asam Stearat 17% = 17/100 = 0,17 0,17g Sebagai zat pengemulsi
memproleh konsistensi
krim tertentu serta
memproleh efek yang
tidak menyilaukan pada
kulit.
Trietanolamin 2% = 2/100 = 0,02 0,02g Sebagai bahan
pengemulsi dan juga
akalizing agent untuk
menghasilkan emulsi
yang homogen dan
stabil.
Gliserin 4% = 4/100 = 0,04 0,04g Glisrein digunakan
sebagai
humektan,gliserin
merupakan komponen
higroskopis yang dapat
mengikat air dan
mengurangi jumlah air
yang meninggalkan
kulit.
Propilen glikol 7% = 7/100 = 0,07 0,07g Digunakan sebagai
pengawet anti mikroba
(nipagin) pada kosmetik,produk
makanan,dan sediaan
farmasetika
Metil paraben 0,2% = 0,2/100 = 0,002 0,002g Digunakan sebagai
pengawet anti mikroba
pada kosmetik,produk
(nipagin) makanan,dan sediaan
farmasetika
Propilparaben 0,2% = 0,2/100 = 0,002 0,002g Digunakan sebagai
bahan tambahan
(nipasol) pangan(BTP)
khususnya sebagai
antijamur dan sebagai
pengawet obat-obatan
Aquades Ad100 100 ml Sebagai pelarut saat
untuk melarutkan
senyawa.
1. Siapkan seluruh bahan dan alat yang sudah disediakan untuk melakukan pratikum
pembuatan sediaan krim di meja pratikum anda.
2. Nyalakan timbangan untuk menimbang bahan-bahan sesuai resep/formula pembuatan
sediaan krim
3. Timbang sesuai formula setelah semua bahan sudah ditimbang sesuai dengan formula
sediaan krim
4. Sediakan mortir sebagai alat penggerus bahan-bahannya nanti
5. Dan sediakan juga cawan porselin sebagai wadah/tempat pelebur bahannya
6. Untuk pembuatan sediaan krim ada dua sediaan yang berbeda yaitu sediaan padat dan
sediaan cair
7. Untuk sediaan padat yaitu langkah kerjanya,sebagai berikut:
Masukkan metil paraben(nipagin),propil paraben(nipasol),asam stearat ke cawan
porselin lalu dileburkan menggunakan air hangat agar mudah larut.
8. Untuk sediaan cair yaitu:
Masukkan trietanolamin(TEA),gliserin,aquadest,propilenglikol(nipagin) yang sudah
ditimbang dimasukkan kedalam mortir/stamper
9. Setelah sediaan padat sudah dileburkan menggunakan cawan porselin masukkan ke
dalam stamper/mortir yang berisi sediaan cair
10. Karna sediaan cair dan padat sudah dicampur ke dalam stamper/mortir langkah
selanjutnya atau langkah terakhir digerus dengan searah sehingga menjadi bewarna
putih dan menjadi sebuah sediaan krim
VI. Hasil Dan Etiket
Hasil:
Apotik UNIBA
Jl. Uniba No. 5 Batam Center
Etiket: SIP : 07072008
Warna
No. : putih 0003 Tgl 20 juli 2022
Sediaan krim
VIII. PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
Pada pratikum pembuatan sediaan krim menggunakan beberapa macam bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk praktik kali ini,seperti: setil alkohol,asam
stearat,trietanolamin(TEA),gliserin,propilenglikol(nipagin),metilparaben(nipagin),propilparabe
n(nipasol),dan aquadest.
kekurangan pada pratikum kali ini yaitu,pada sediaan krim terlalu cair diakibatkan karna
pencampuran bahan terganggu oleh perubahan suhu dan komposisinya sehingga membuat
stabilitas krim menjadi rusak,misalnya: adanya penambahan salah satu fase secara
berlebihan.pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika sesuai dengan pengenceran yang
cocok dengan teknik aseptis.
Warna : PUTIH
Rasa : PAHIT
Uji homogenitas pada sediaan krim bertujuan untuk mengetahui sediaan krim tersebar secara
merata atau tidak,pengujian dilakukan secara visual dengan cara mengoleskan salap pada
sekeping kaca untuk melihat hasil pada krim yang dibuat.
Pengujian daya sebar dilakukan untuk mengetahui kemampuan kecepatan penyebaran krim
pada kulit saat dioleskan pada kulit. Adanya variasi konsentrasi tiretanolamin(TEA) dan asam
stearat mempengaruhi daya sebar dari sediaan krim yang dihasilkan.
Setil alkohol
untuk menurunkan titik leleh ibuprofen, yang hasil dalam kecenderungannya selama
proses lapisan flim ibuprofen kristal Kegunaan:Sebagai emolien dan pengemulsi
Asam stearat
Asam stearat adalah campuran asam organik padat yang diperoleh dari lemak sebagian besar
terdiri dari asam oktadekanoat, C18H36O2 dan asam heksadekanoat.
Trietanolamin(TEA)
Trietanolamin (TEA) merupakan senyawa sabun yang terbentuk melalui transplantasi asam
lemak dan produk trietanol teknis yang mengandung 10-15% dietanolamin dan 5%
monoetanolamin. Trietanolamin banyak digunakan dalam formulasi sediaan topical, terutama
dalam pembentukan emulsi. Bersifat sangat higroskopis, TEA akan berubah warna menjadi
coklat apabila terpapar oleh udara dan cahaya langsung.
Gliserin
Digunakan pada berbagai formulasi sediaan farmasetika, pada formulasi farmasetika sediaan
topikal dan kosmetik, gliserin utamanya digunakan sebagai humektan dan pelembut. Rentang
gliserin yang digunakan sebagai humektan sebesar ≤30%.
Propilenglikol(nipagin)
Propilen glikol telah banyak digunakan sebagai pelarut, ekstraktan, dan pengawet dalam
berbagai parenteral dan nonparenteral formulasi farmasi. Ini adalah pelarut umum lebih baik
dari gliserin dan melarutkan berbagai macam bahan, seperti kortikosteroid, fenol, obat sulfa,
barbiturat, vitamin (A dan D), yang paling alkaloid, dan banyak anestesi lokal. Propilen glikol
digunakan dalam berbagai macam formulasi farmasi dan umumnya dianggap sebagai bahan
yang tidak beracun
Metil paraben mempunyai karakteristik berupa kristal berwarna atau sebuk kristalin putih, dan
tidak berbau dengan rasa seperti pada sediaan topikal, metilparaben digunakan pada kadar 0,02-
0,3%. Efikasi dari pengawet dapat ditingkatkan dengan penambahan 2-5% propilenglikol.
Dalam formula ini digunakan nipagin dengan kadar 0.03% .
Nipasol
Nipasol digunakan secara luas sebagai pengawet antimikroba dalam kosmetik, produk
makanan, dan sediaan farmasetika. Pengawet ini dapat digunakan sendiri atau dikombinasi
dengan golongan paraben yang lain atau dengan antimikroba yang lain. Nipasol efektif pada
rentang pH yang luas yaitu pH 4-8 dan memiliki spektrum yang luas terhadap mikroba dan
jamur. Pada sediaan topikal, nipasol digunakan pada kadar 0,01-0,6%. Dalam formula ini
digunakan nipasol dengan kadar 0.01%
(.................................................................)
(.................................................................)