Professional Documents
Culture Documents
Rosdiana
Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, rosduma29@gmail.com
Dorang Luhpuri
Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, dluhpuri@yahoo.com
Rini Hartini RA
Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, rini_stks@yahoo.com
________________
Abstract
Anxiety disorders are fear or worry in certain very threatening situations that can cause
anxiety, anxiety disorders experienced by "H" are caused by fear of being abandoned by
their families, causing anxiety, irritability, and irritation, and having somatic complaints.
The problems in this study were explored based on the anxiety aspects and this research
has the output to make a model design so that the purpose of this study is to design a
casework method in handling anxiety disorder client H with cerebral palsy. The method
in this study uses a qualitative method with a descriptive approach. The descriptive
approach is research whose results are in the form of descriptive data and secondary data
through facts from natural conditions as direct sources with instruments from the
researchers themselves. Data collection techniques used interviews and documentation
studies. The model design used in this research is the initial model design of the RCBT
(Rho's cognitive behavioral therapy) model, which is the development of Oemorjaedi
CBT used during practicum. The design idea is the casework method. The final design is
the client H casework method. The intervention was carried out by applying the final
model design, namely the casework method of client H using ventilation, support, advice,
and counseling techniques, and role rehearse. The technique is applied to "H" to reduce
the anxiety disorder experienced by "H". The results showed that the casework model that
was carried out could reduce the anxiety disorder experienced by "H" began not feeling
restless, did not get angry easily, and was irritated and somatic complaints did not return
even though asking or telling about his family.
.
Keywords:
casework, anxiety disorders, cerebral palsy
__________________________
Abstrak
1
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 03 No.01, Juni 2021
______________________________________________________________________
Gangguan kecemasan merupakan rasa takut atau khawatir pada situasi tertentu yang
sangat mengancam yang dapat menyebabkan kegelisahan, gangguan kecemasan yang
dialami “H” disebabkan rasa takut ditinggalkan oleh keluarganya sehingga menimbulkan
rasa gelisah, mudah marah dan tersinggung dan memiliki keluhan somatic. Permasalahan
dalam penelitian ini digali berdasarkan aspek-aspek kecemasan dan penelitian ini
outputnya untuk membuat suatu desain model sehingga tujuan dari penelitian ini
membuat desain metode casework dalam penanganan gangguan kecemasan klien H
penyandang cerebral palsy. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif yaitu penelitian yang hasilnya
berupa data deskriptif dan data sekunder melalui fakta-fakta dari kondisi alami sebagai
sumber secara langsung dengan instrumen dari peneliti sendiri. Teknik pengumpulan data
yang digunakan wawancara dan studi dokumentasi. Desain model yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu desain model awal model RCBT(Rhos cognitive behavioural therapy)
yaitu pengembangan dari CBT oemorjaedi yang digunakan pada saat praktikum. Gagasan
desain yaitu Metode casework. desain akhir yaitu yaitu Metode casework klien H.
Intervensi yang dilakukan dengan menerapkan desain model akhir yaitu Metode
casework klien H menggunakan teknik ventilation, support, advice giving and
counseling, dan role rehearshal. Teknik tersebut diterapkan pada “H” dengan tujuan
dapat mengurangi gangguan kecemasan yang dialami “H”. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa model casework yang dilakukan dapat mengurangi gangguan kecemasan yang
dialami “H” mulai tidak merasa gelisah, tidak mudah marah dan tersinggung dan keluhan
somatic tidak kembali lagi walaupun menanyakan atau bercerita tentang keluarganya.
Kata Kunci:
Casework; Gangguan kecemasan;cerebral palsy
2
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 03 No.01, Juni 2021
______________________________________________________________________
3
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 03 No.01, Juni 2021
______________________________________________________________________
(rasa pesimis, masa bodoh, putus asa dan hanya membuat malu keluarga saya, saya aib
rendah diri). bagi keluarga saya, saya tidak punya harapan
Pada kegiatan praktikum yang untuk masa depan dan hal-hal tersebut
berlangsung dari Bulan Agustus sampai merupakan gejala-gejala gangguan kecemasan.
November 2019, peneliti melakukan kegiatan Berdasarkan permasalahan pada saat
praktek lapangan dengan mengambil subjek praktik digunakan teknik CBT melalui desain
seorang perempuan berinisial H, penyandang program yang diberi nama RCBT (Rhos
disabilitas fisik (cerebral palsy) cukup berat. H Cognitive behavioral Therapy). RCBT (Rhos
merupakan salah satu penerima manfaat di Cognitive therapy) merupakan pengembangan
Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Perwakilan dari Oemarjoedi CBT (Cognitive Behavioral
Bandung, yang bertempat tinggal di Panti Therapy). Terapi ini memiliki fokus terhadap
Asuhan Bhakti Luhur Alma Cabang Bandung. klien yang memiliki kecemasan dan pengalihan
Berdasarkan asesmen hasil praktikum isu untuk mengatasi kecemasan dengan tujuan
peneliti menemukan bahwa H mengalami terapi ini adalah untuk mengurangi kecemasan
kedisabilitasan cerebral palsy yang cukup berat yang dialami oleh H. Hasil evaluasi dari
sejak lahir, secara kognitif H mampu pelaksanaan intervensi pada masa praktikum
menginggat apa yang terjadi di masa lalu dan menunjukkan adanya sedikit perubahan pada
menceritakan secara detail seperti apa yang H, sesuai dengan teknik-teknik yang telah
diceritakan oleh pengasuhnya,perkembangan diberikan, perubahan yang klien rasakan antara
bahasa H bicara gagap sehingga saat berbicara lain berkurangnya perilaku gelisah, mudah
kurang jelas karena faktor kedisabilitasannya. marah dan tersinggung, sulit bernapas, banyak
Berkenaan dalam melakukan mobilitas sehari- berkeringat, dan jantung berdetak kencang.
hari H selalu mengalami kesulitan dalam Hasil kegiatan re-assessment yang
melakukan aktivitas pribadi. Alat bantu yang dilakukan pada H disimpulkan bahwa model
digunakan adalah kursi roda. Dalam melakukan yang di gunakan pada kegiatan praktikum
aktivitas keseharian H selalu memerlukan belum cukup efektif, karena masih ada gejala-
bantuan dari orang lain atau pengasuh panti. H gejala kecemasan yang dialami oleh H.
dapat menerima kondisi kedisabilitasan yang Berdasarkan uraian tersebut dapat
dialaminya, namun masih merasa sedih ketika disimpulkan bahwa subjek masih memiliki
memikirkan bahwa saudara-saudara gangguan kecemasan berdasarkan gejala-
kandungnya yang tega meninggalkannya di gejala yang dikemukakan oleh Hawari (2008),
panti asuhan dan tidak mau merawat dirinya. ada enam aspek gejala kecemasan, dari enam
Pada hasil asesmen ketika praktikan aspek gejala kecemasan tersebut, subjek
menanyakan mengenai kakak-kakaknya, H memiliki tiga gejala kecemasan yaitu subyek
menunjukkan gangguan perilaku seperti merasa gelisah, mudah marah dan tersinggung.
merasa gelisah, mudah marah dan Kondisi tersebut maka sebetulnya yang
tersinggung, sulit bernapas, banyak dibutuhkan subyek penelitian adalah berkaitan
berkeringat, jantung berdetak kencang, serta dengan cara pengurangan gangguan kecemasan
menunjukkan distrosi kognitif yang ditandai untuk mengurangi khawatir yang berlebihan
dengan selalu mengatakan kakak-kakak saya tentang masa depannya. Penanganan atau
tidak menyayangi saya, kakak-kakak dan intervensi yang dilakukan untuk mengurangi
keluarga saya tidak membutuhkan saya, saya gangguan kecemasan menjadi penting sebelum
hanya jadi beban buat keluarga saya, saya timbul masalah-masalah psikologis yang lebih
4
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 03 No.01, Juni 2021
______________________________________________________________________
berat, yang dapat memperburuk keberfungsian moleong (2012:6) adalah penelitian yang
sosialnya. bermaksud untuk memahami fenomena tentang
Peneliti tertarik menggunakan salah apa yang dialami oleh objek penelitian.
satu metode praktek pekerjaan sosial Contohnya perilaku, presepsi, motivasi,
yaitu casework. Hellen Harris Perlman (2011) tindakan secara holistik dan dengan cara
mengatakan bahwa casework merupakan suatu deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
proses yang digunakan oleh lembaga-lembaga pada suatu konteks khusus yang alamiah
pelayanan kemanusiaan untuk membantu dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
individu dalam menghadapi berbagai masalah Metode deskriptif menurut Whitney
keberfungsian sosial secara lebih efektif. (1961) dalam Nazir (2005) adalah pendekatan
Selanjutnya Hellen Harris Perlman (2011) juga dengan pencarian fakta dan interprestasi yang
menyatakan bahwa esensi bantuan social tepat. Penelitian deskriptif mempelajari
casework ialah membantu individu dalam masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata
mengadakan adaptasi sosial, serta memulihkan cara yang berlaku dalam masyarakat serta
dan memperkuat kemampuan untuk situasi-situasi tertentu termasuk tentang
menjalankan fungsinya sebagai makhluk sosial hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap,
dalam hal ini pekerja sosial harus berusaha pandangan-pandangan, serta proses-proses
mempengaruhi tingkah laku klien. Tingkah yang sedang berlangsung dan pengaruh-
laku seseorang mempunyai tujuan dan arti pengaruh dari suatu fenomena. Tujuan dari
seperti memperoleh kepuasaan, menghilangkan metode deskriptif adalah untuk membuat
atau memecahkan kecemasan, dan memelihara deskripsi penelitian secara jelas, sistematis, dan
keseimbangan dalam gerak. Metode casework memperoleh pemahaman yang mendalam
dengan tekniknya yang beragam dan praktis mengenai desain metode casework dalam
untuk digunakan, sangat tepat untuk subyek H penanganan gangguan kecemasan celebral
dengan kondisi cerebral palsy yang cukup palsy.
berat. Sumber data dalam penelitian ini
menggunakan sumber data primer dan sumber
METODE data sekunder seperti yang dinyatakan oleh
Metode dalam penelitian ini Lofland (dalam Lexi J.Moleong 2012:157).
menggunakan metode kualitatif dengan Sumber data utama dalam penelitian kualitatif
pendekatan deskriptif, yaitu penelitian yang ialah kata-kata dan tindakan yang didapati dari
hasilnya berupa data deskriptif dan data informan melalui wawancara, selebihnya
sekunder melalui fakta-fakta dari kondisi alami adalah data tambahan seperti dokumen yang
sebagai sumber secara langsung dengan tertulis dan terekam. Dalam penelitian ini
instrumen dari peneliti sendiri. Tujuan peneliti menggunakan data yang sudah
penelitian ini untuk mengetahui gambaran dikumpulkan secara langsung dan oleh orang
mendalam terhadap objek yang dipilih yaitu lain atau sudah didokumentasikan dan atau
tentang penggunaan desain metode casework dipublikasikan oleh orang lain yang berkaitan
dalam penanganan gangguan kecemasan dengan penanganan gangguan kecemasan.
celebral palsy di Panti Asuhan Bhakti Luhur Pengumpulan data dalam penelitian ini
Alma studi kasus pada klien H. menggunakan studi dokumentasi dan
Pendekatan penelitian kualitatif, wawancara, studi dokumentasi dilakukan
sebagaimana yang telah didefinisikan Lexi J. dengan cara mempelajari data sekunder yang
5
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 03 No.01, Juni 2021
______________________________________________________________________
6
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 03 No.01, Juni 2021
______________________________________________________________________
H, untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bagan cara pengurangan gangguan kecemasan untuk
dibawah ini: mengurangi khawatir yang berlebihan tentang
masa depannya.
Bagan: 4.1 Model Penyandang disabilitas fisik (celebral
palsy) yang memiliki gangguan kecemasan,
maka penanganan atau intervensi yang
dilakukan untuk mengurangi gangguan
kecemasan menjadi penting sebelum timbul
masalah-masalah psikologis yang lebih berat,
bahkan dapat menghambat keberfungsian
sosialnya. Berbagai metode dan teknik yang
ada, salah satunya peneliti sudah melakukan
model RCBT pengembangan dari teknik CBT,
namun dalam intervensinya CBT belum cukup
efektif pada klien H. Untuk itu peneliti tertarik
menggunakan salah satu metode praktek
pekerjaan sosial yaitu casework. Hellen Harris
Berdasarkan Hasil kegiatan re-assessment Perlman (2011) mengatakan bahwa casework
yang dilakukan pada H disimpulkan bahwa merupakan suatu proses yang digunakan oleh
model yang digunakan pada kegiatan lembaga-lembaga pelayanan kemanusiaan
praktikum belum cukup efektif untuk untuk membantu individu dalam menghadapi
mengurangi kecemasan yang dialami oleh H. berbagai masalah keberfungsian sosial secara
Hal ini terbukti dari hasil wawancara peneliti lebih efektif. Selanjutnya Hellen Harris
terhadap subjek, pengasuh dan kepala panti Perlman (2011) menyatakan juga bahwa esensi
bahwa subjek kadang-kadang masih bantuan social casework ialah membantu
mengatakan kakak-kakanya tidak individu dalam mengadakan adaptasi sosial,
menyayanginya, kakak-kakak dan keluarganya
serta memulihkan dan memperkuat
tidak membutuhkannya, dan merasa tidak
kemampuan untuk menjalankan fungsinya
punya masa depan dan gejala-gejala yang sebagai makhluk sosial dalam hal ini pekerja
ditimbulkan sebelumya masih ada yaitu merasa sosial harus berusaha mempengaruhi tingkah
gelisah, mudah marah serta mudah tersinggung
laku klien. Tingkah laku seseorang mempunyai
dan keluhan somatik yaitu sulit bernapas. tujuan dan arti seperti memperoleh kepuasaan,
Berdasarkan uraian tersebut dapat menghilangkan atau memecahkan kecemasan,
disimpulkan bahwa subjek masih memiliki
dan memelihara keseimbangan dalam gerak.
gangguan kecemasan berdasarkan gejala-
2. Gagasan Desain Dalam Penanganan
gejala yang dikemukakan oleh Hawari (2008),
Gangguan Kecemasan klien H
ada enam aspek gejala kecemasan, dari enam
penyandang cerebral palsy
aspek gejala kecemsan tersebut, subjek
memiliki tiga gejala kecemasan yaitu “H” Berdasarkan hasil pada model awal
merasa gelisah, mudah marah dan penanganan gangguan kecemasan celebral
tersinggung, dan keluhan-keluhan somatic, palsy bahwa teknik CBT (cognitive behavioral
dengan kondisi tersebut maka sebetulnya Therapy) belum cukup efektif dalam
yang dibutuhkan “H” adalah berkaitan dengan penanganan gangguan kecemasan pada klien
7
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 03 No.01, Juni 2021
______________________________________________________________________
8
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 03 No.01, Juni 2021
______________________________________________________________________
10
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 03 No.01, Juni 2021
______________________________________________________________________
kegiatan-kegiatan yang dilakukan H dan H Kegiatan ini peneliti lakukan pada tanggal 5-19
menceritakan kegiatan-kegiatan sehari-harinya. maret 2020.
Setelah “H” menceritakan kegiatan b. Tujuan
sehari-harinya peneliti berusaha memberikan Tujuan desain yaitu: Untuk
pertanyaan-pertanyaan yang tujuanya untuk menghilangkan atau mengurangi emosi atau
mengungkapkan kembali pikiran-pikiran perasaan negative seperti gelisah, mudah
negative dan emosi. Klien H mengungkapkan marah dan mudah tersinggung, untuk
apa yang dirasakan berdasarkan pertanyaan menghilangkan keluhan-keluhan somatik yang
yang diarahkan peneliti. Pertanyaan yang di dialami “H” yaitu sulit bernapas dan untuk
ajukan apa yang saudara pikirkan tentang mendorong “H” mempunyai harapan-harapan
saudara anda, apa yang saudara akan baru yang positif.
ungkapkan jika bertemu saudara anda. c. Tahap komitmen untuk kerja sama
Berdasarkan hasil wawancara tersebut Pada tahap ini peneliti kembali
sehingga sangat memperkuat bahwa subjek menyakinkan “H” untuk mengikuti semua
masih memiliki gangguan kecemasan yaitu kegiatan yang akan dilaksanakan, “H”
subyek merasa gelisah, mudah marah dan mengatakan bahwa ia bersedia mengikiti
tersinggung, dan keluhan-keluhan somatic. kegiatan sampai selesai.
Kondisi tersebut maka sebetulnya yang d. Menentukan Model program
dibutuhkan subyek penelitian adalah Model program yang diberikan kepada
berkaitan dengan cara pengurangan gangguan “H” untuk mengurangi tingkat kecemasan
kecemasan untuk mengurangi khawatir yang adalah menggunakan desain metode casework.
berlebihan tentang masa depannya. Adapun fokus kegiatan ini untuk merubah
3) Planning emosi dan perilakunya menjadi postif serta
Berdasarkan hasil asesmen pada sub mengurangi keluhan somatic yang dialami.
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa “H” e. Menentukan sasaran desain
masih mengalami gangguan kecemasan, maka Sasaran dalam desain metode casework
peneliti dan “H” melakukan perencanaan untuk adalah “H” yang mengalami gangguan
mengurangi/menghilangkan gangguan kecemasan yang merupakan celebral palsy
kecemasan meliputi aspek gelisah, mudah yang tinggal di Panti Asuhan Bhakti Luhur
marah dan tersinggung dan keluhan somatic Alma.
yaitu sulit bernapas.pada penelitian ini f. Menentukan mekanisme pelaksanaan
menggunakan metode casework dengan teknik- Kegiatan ini dilaksanakan dengan
tekniknya, adapun teknik-teknik yaitu mekanisme kerja yang telah disepakati oleh
Ventilation, Support, Advice Giving and peneliti dan “H”, yaitu melakukan home visit,
Counseling, Role Rehearsal. dan melakukan interaksi dengan “H” melalui
Selanjutnya Pada tahap perencanaan wawancara mendalam, diskusi maupun
kegiatan yang dilakukan yaitu: pengamatan namun disaat pertengahan
a. Tahap persiapan pelaksanan kegiatan terhalang dengan adanya
Pada tahap ini peneliti melakukan covid 19 sehingga meminta bantuan kepada
komunikasi dan koordinasi dengan “H”, kepala pengasuh dan kepala panti untuk mendampingi
panti “M” dan pengasuh “A” yang akan terlibat “H” dan sampai selesai dan melakukan
dan membantu dalam pelaksanaan terapi yang kegiatan melalui telpon.
akan dilaksanakan dapat berjalan dengan baik. g. Menentukan waktu dan tempat
11
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 03 No.01, Juni 2021
______________________________________________________________________
12
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 03 No.01, Juni 2021
______________________________________________________________________
pendapat tersebut karena dipengaruhi adanya mengajak “H” untuk merasakan dan
kecemasan karena ditinggalkan oleh memikirkan kembali perasaan yang sering
keluarganya. muncul ketika “H” sedang ada masalah,
Pada kegiatan ini peneliti dengan adanya relaksasi ini untuk
mendengarkan berbagai keluhan yang menciptakan kondisi tubuh yang santai,
disampaikan oleh klien H. keluhan tersebut suasana hati yang tenang, kehangatan atau rasa
mengenai kekhawatiranya dalam menghadapi kenyamanan bagi “H” untuk dapat terbuka
kehidupannya, Setelahmendengarkan berbagai mengenai apa yang dipikirkan dan dirasakan.
keluhanya peneliti meberikan nasihat kepada Dengan mendengarkan music, menarik nafas
klien H’ teratur, berbincang-bincang ringan dan
Pada teknik ini peneliti melakukan diarahkan dengan kalimat-kalimat sugesti yang
advice giving and counselling pada klien H positif dari peneliti, “H” mengaku lebih tenang
namun peneliti melakukan juga pada pengasuh Setalah melakukan relaksasi tahap
“A”. peneliti mengajukan beberapa pertanyaan. selanjutnya peneliti meminta bantuan pada
pengasuh untuk melakukan Role Play. Role
3. support play ini yaitu praktek penerapan dan pelatihan
Kegiatan support dilakukan oleh dalam penanganan perilaku mudah marah dan
peneliti diakhir sesi di setiap kali klien tersingggung. Role play dilakukan dengan
mengungkapkan permasalahannya ataupun saat bantuan anak-anak panti, dimana anak-anak ini
setelah pelaksanaan kegiataan intervensi bermain bersama dan walaupun mereka saling
lainnya. Adapun teknik ini dilakukan dengan menjahili sesama teman tidak marah atau
memberikan dukungan, semangat, sokongan tersinggung malahan saling menyayangi. Role
dan dorongan kepada klien H baik saat klien H play ini bertujuan untuk memunculkan
mendapatkan keberhasilan dan kegagalan kesadaran pada klien H bahwa orang-orang
dalam hidup maupun saat menjalankan disekitarnya saling menyayangi dan tidak perlu
kegiatan intervensi. Kegiataan pemberian mencemaskan kalau klien H akan di
support dilakukan secara terstruktur dan tidak tinggalkan.
terstruktur. 5. Fase akhir
Kegiatanpemberian support terstruktur 1) Evaluasi
dilakukan oleh peneliti melalui via telpon, Berdasarkan hasil pelaksanaan
pemberian support bukan hanya dilakukan intervensi, maka peneliti perlu melakukan
pada klien H namun pada pengasuh H evaluasi atau penilaian terhadap “H” terkait
sedangkan Kegiatan pemberian support tidak sebelum dan sesudah dilakukan terapi.
terstruktur diberikan oleh peneliti kepada klien Evaluasi dilakukan dengan melakukan proses
H disetiap pertemuan baik saat asesmen wawancara melalui via telpon, maka peneliti
maupun saat intervensi. memperoleh data-data yang mennujukan
4. Role rehearhsal adanya pengaruh pelaksanaan metode
Tahapan ini digunakan untuk casework dengan teknik-tekniknya terhadap
memberikan contoh bagaimana klien dapat gangguan kecemasan yang dialami oleh “H”.
membangun perilaku baru, pada tahap Peneliti menggunakan pedoman wawancara
dilakukan melalui via telpon jadi peneliti yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek
meminta bantuan pada pengasuh untuk gangguan kecemasan oleh Hawari (2008), ada
melakukan sedikit relaksasi pada H dengan enam aspek gejala kecemasan, dari enam aspek
13
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 03 No.01, Juni 2021
______________________________________________________________________
14
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 03 No.01, Juni 2021
______________________________________________________________________
15
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 03 No.01, Juni 2021
______________________________________________________________________
16
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 03 No.01, Juni 2021
______________________________________________________________________
sekarang adalah teman-teman dan orang- mudah tersinggung, sulit bernapas, banyak
orang dalam panti. berkeringat dan jantung berdetak kencang.
4. Outcome Berdasarkan uraian tersebut dapat
Desain metode casework penanganan disimpulkan bahwa subjek masih memiliki
gangguan kecemasan klien H penyandang gangguan kecemasan berdasarkan gejala
celebral palsy memiliki outcome kecemasan yaitu “H” merasa gelisah, mudah
Berkurangnya gangguan kecemasan sehingga marah dan tersinggung, dan keluhan-keluhan
meningkatkan kualitas hidup klien H. somatic, dengan kondisi tersebut maka
sebetulnya yang dibutuhkan “H” adalah
KESIMPULAN berkaitan dengan cara pengurangan gangguan
Penelitian yang dilakukan merupakan kecemasan untuk mengurangi khawatir yang
kegiatan tindak lanjut terhadap pelaksanaan berlebihan tentang masa depannya.
kegiatan praktikum. Berdasarkan hasil Penyandang disabilitas fisik (celebral
praktikum, Model desain RCBT adalah model palsy) yang memiliki gangguan kecemasan,
desain program yang dilakukan pada maka penanganan atau intervensi yang
praktikum semester sebelumnya, model ini dilakukan untuk mengurangi gangguan
sebagi model awal dalam penelitian ini, kecemasan menjadi penting sebelum timbul
karena penelitian ini adalah lanjutan dari masalah-masalah psikologis yang lebih berat,
praktikum semester sebelumnya, RCBT bahkan dapat menghambat keberfungsian
(Rhos Cognitive Behavioral therapy) sosialnya. Berbagai metode dan teknik yang
merupakan pengembangan dari Oemarjoedi ada, salah satunya peneliti sudah melakukan
CBT (Cognitive Behavioral Therapy). Terapi model RCBT pengembangan dari teknik
ini memiliki fokus terhadap klien yang CBT, namun dalam intervensinya CBT belum
memiliki kecemasan dan pengalihan isu untuk cukup efektif pada H untuk itu peneliti
mengatasi kecemasan, Tujuan terapi ini tertarik menggunakan salah satu metode
adalah untuk mengurangi kecemasan yang praktek pekerjaan sosial yaitu casework.
dialami oleh salah seorang anggota keluarga. Dalam metode casework ini
Dalam terapi ini yang dimaksuda adalah klien menggunakan teknik ventilation, support,
H. advice giving and counselling, dan role
Berdasarkan Hasil kegiatan re- rehearshal. Teknik-teknik ini
assessment yang dilakukan pada H menghasilkan: Ventilation yaitu klien H
disimpulkan bahwa model yang digunakan mampu melakukan pengungkapan perasaan
pada kegiatan praktikum belum cukup efektif dan masalah yang dipendam dengan
untuk mengurangi kecemasan yang dialami bercerita kepada peneliti. Ia merasa lega
oleh H. Hal ini terbukti dari hasil wawancara setelah menceritakan semua peristiwa yang
peneliti terhadap subjek, pengasuh dan kepala pernah ia lalui dan klien H memikirkan
panti bahwa subjek kadang-kadang masih nasihat yang telah diberikan oleh peneliti.
mengatakan kakak-kakanya tidak Kegiatan ini juga menghasilkan klien H
menyayanginya, kakak-kakak dan menyadari bagaimana akibat buruk dari
keluarganya tidak membutuhkannya, dan sering memendam emosi dan mudah
merasa tidak punya masa depan dan gejala- tersinggung.
gejala yang ditimbulkan sebelumya masih ada Advice Giving and Counseling yaitu
yaitu merasa gelisah, mudah marah serta klien mampu untuk memahami dirinya
17
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 03 No.01, Juni 2021
______________________________________________________________________
sendiri dan lingkungannya yang pada Ibrahim Ayub Sanib.2012. Panik Neurosis dan
dasarnya memberikan dukungan penuh Gangguan Cemas. Tangerang : Jelajah
terhadapnya. Sehingga klien H dapat Nusa
John W. Creswell. 2012. Research design;
menghilangkan rasa cemasnya
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Support yaitu tahap ini klien menjadi mixed. Yogyakarta : Pustaka Belajar
semangat dan klien merasa mendapat
dukungan dari orang-orang sekitarnya Jusman Iskandar. 1994. Beberapa Keahlian
sehingga tidak meimbulkan rasa gelisah Penting Dalam Pekerjaan Sosial.
walaupun mendengar atau ada orang lain Bandung: Koperasi Mahaiswa STKS
Kaplan, HI, Saddock, BJ & Grabb, JA., (2010).
menanyakan keluarganyanya.
Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu
Role Rehearsal yaitu pada tahap ini Pengetahuan Prilaku Psikiatri Klinis.
klien memfokuskan diri pada hobinya yaitu Tangerang : Bina Rupa Aksara pp.1-8.
melukis, dan menerima keluarganya Mcleod John. 2006. Pengantar Konseling
sekarang adalah teman-teman dan orang- Teori & Studi Kasus.Jakarta : Kencana
orang dalam panti. Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi
Berdasarkan hasil dari intervensi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT
Remaja.
teknik-teknik casework peneliti menarik
Nurihsan Achmad Juntika. 2009. Bimbingan
kesimpulan bahwa desain metode yang dan Konseling Dalam Berbagai Latar
digunakan efektif untuk penanganan Kehidupan. Bandung: PT Refika
gangguan kecemasan klien H penyandang Aditama
celebral palsy. Nur Kholis Reefani. 2013. Panduan Anak
Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta:
Imperium
DAFTAR PUSTAKA
Nursalim Mochamad. 2014. Strategi &
intervensi konseling.Jakarta : Akademia
Adi, Fahrudin. (2014). Pengantar Permata
Kesejahteraan Sosial. Bandung: PT ___________. 2013. Strategi & intervensi
Refika Aditama konseling.Jakarta : Akademia Permata
___________. 2012. Pengantar Kesejahteraan Perlman, Helen Harris. 2011. Social Casework
Sosial. Bandung: PT Rafika Aditama An Problem Solving Process. Bandung:
Afifuddin. 2010. Bimbingan dan Konseling. Poltekesos Bandung
Bandung : Pustaka Setia Prayitno Haji. 2015. Dasar-dasar Bimbingan
Dubois, Karla. & Michael. Generalist Social Konseling. Jakarta: Rineka Cipta
Work Practice Eighth Edition. USA Ramaiah Savitri. 2005. Kecemasan Bagaimana
:USA.Pearson Mengatasi Penyebabnya. Jakarta :
Edi Purwanta. (2015). Modifikasi Perilaku: pustaka popular obor
Alternatif penanganan Anak Richmond, Mry Ellen. 1992. What is social
berkebutuhan khusus. Yogyakarta. case work? An Introductory description,
Pustaka Belajar New York : Russell Sage Foundation
Hawari Dadang. 2008. Manajemen stress Rothman. 2018. Social Work Practice Across
cemas dan depresi. Jakarta: FKU Disability. USA : Pearson Education
Hildayani, Rini. Dkk (2013). Penanganan anak Siti Sundari. (2004). Kearah Memahami
berkelainan, Tangerang Selatan: Kesehatan Mental. Yogyakarta: FIP
Universitas Terbuka UNY.
Ibrahim. (2015). Metodologi penelitian Sheafor Bradford W., Charles R. Horejsi. 1988.
kuantitatif : panduan contoh proposal Teknik dan Pedoman bagi Praktek
kualitatif. Bandung. Alfabeta
18
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 03 No.01, Juni 2021
______________________________________________________________________
19