You are on page 1of 17
PERATURAN BUPATI MALUKU TENGAH NOMOR 32 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN Menimbang : Mengingat : BUPAT! MALUKU TENGAH PROVINSI MALUKU, PERATURAN BUPATI MALUKU TENGAH NOMOR 32, TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN, PERDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN MALUKU TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALUKU TENGAH, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasa! 11 ayat (3), Pasal 14 ayat (1], Pasai 16 ayat (6), Pasal Pasal 20, Pasal 23 ayat (3), Pasal 24 ayat (7|, Pasal 27 ayat (4 Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2013 tentang Pajak Bumi den Bangunan Perdesaan dan Ferkotaan, dipandang perlu ditetapkan dengan Peravuran Bupati bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud calam hurufa, peru menetapkan Keputusan Bupati Maluku Tengah tentang. tentang Tata Cara Pemungutan Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkoraan Di Kabupaten Maluku ‘Tengah. Undang-Undang Nomor 60 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 23 Tahun 1957 tentang Pembeniukan Daerah-Daersh Swatantra Tingkat il dalam Wilayah Daerah Swatantra Tingkat [ Maluku (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nome: 80, Tambahar. Lembaran Negara Repubbk Indonesia Nornor 1645): Undang-Undang No. S Tahun 198. tentang Hakum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahur. 1981 Nomor 7670) Undang-Undang Nomor 46 Tahun 1999 tentang Pembentukan Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomer 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3961) jo. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nemor 46 Tahun 1999 tentang Pembentukan Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2985); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomnor 4286), w 10. ut 12. 13, 14. 16. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Seram Gagian Barat dan Kabupaten Kepulauan Aru di Provinsi Maluku {Lemberan Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Momor 155, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4350}, Undang-Undang Nomer 01 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Notmor 4438); Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Rerribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahur. 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Repubkk ludoncsia Noms S049}, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik indonesia Tanun 2011] Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor $587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Keduc Atos Undang-Undang Nomor 23 Tabur 2014 tentang Pemerintahan Daerah {Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahen Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679}; Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1979 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadye Deerah Tingkat 1! Ambon (Lembaren Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 20, Tambahen Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3137}; Peraturan Pemerintah Nomor,58 Tahun 2005 tentang Pengclolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomer 4578); Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan den Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 flomor 16S, Yambahan Lemberan Negara Kepublik indonesia Nomor 4593); Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nornor 27 ‘fahun 1983 lentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum cara Pidana (Lembaran Negara Republik Indunesia Tahun 2015 Nornor 290, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5772); 3 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah {Berita Negara Republik Indonesia-Tahun 2015 Nomor 2036); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2016 tentang Ketentuan Unyum dan Tala Cara Pemungutan Pajak Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahur: 2016 Nomer 244); 0 Peraturan Dacrah Kabupaicn Maluku Tengah Nomor 24 Tahun 2013 tentang Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan (Lembaran Daereh Katupaten Maluku Tengah Tabun 2013 Nomor 161); 22. Peraturan Bupati Meluku Tengah Nomor 43 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Maluku Tengah (Berita Daerah Kabupaten Malular ‘Tengah Tahun 2U16 Nomor 265); MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN BUPATI TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN BaBI KETENTUAN UMUM Pasal} Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan : 1 2. 3 Kabupaten adalah Kabupaten Maluku Tengah. Kepala Daerah adalah Bupati Malaku Tengah. Badan Pendapatan Daerah adalah Badan Fendapetan Daerah Kabupaten Maluku Tengah. Pejabat adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugus tententu i bidang perpajakan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan Badan adalah sckumpulan orang dan/atau modal yang ricrupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidakt melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan kemanditer, perseroan lainnya, Badan Usaka Milik Negara atau Daerah dengan nama aiau dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi masa, organisasi, sosial politik atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi koleicif dan bentuk usaha tetap. Burn adalah permukaan bumi yang mefiputi tanah dan perairan pedalaman serta laut dalam Wilayah Kabupaten Mahila Tengah. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilckatkan secara. tetap pada tanah dan/atau perairan pedalaman dan/atau laut. Pajak Burni dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, Kecuali kawasen yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan dan pertambangan 10. qe 12, 15. 17. 18. 19 a1 a Nilai Jual Objel Pajak, yang selanjutnys disingkat NJOP, adalah harga rata- rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi vecara wajar dan bilatmana tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan bara, atau NUOP pengganti. Pajak yang terutang adalah pajais yang harus dibayar oleh Wajib Pojak pada suatu saat, dalam Masa Pajak, dalam Tahun Pajak atau dalam Bagian Tahun Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajaken daerah, : Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiacan mulai dari penghimpunan date objck dan subjek pajak kepada Wajib Pajak serta pengawasan penyctorannya. Nomor Pokok Wajid Pajak Daerah yang selanjutnya disebut NPWPD adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak Daerah yang dipergunakan sebagai tanda pengenal dii atau identitas Wajib Pajak Dacrah dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakennye. Surat Pemberitahuan Ojek Pajak, yang selanjutnya disingkat SPOP, adalah surat yang digunakan olch Wajit Pajek untuk mclaporkan data subjek dan objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan sesuai dengan kKetentuan peraturan perundang-undanyan perpajakan daerah. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, yang s¢lanjutnya disingkat SPPT adalah surat yang digunaken untuk memberitahukan besarnya Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perketaan yang terutang kepada Wajib Pajak. Surat Ketetapan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD, adalah surat Ketetapan pajak yang menentuken besarnya jumlah pokol pajak yang terutang, Surat Tagihan Pajak Daerah, yang selanjuinya disingkat STPD adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/ateu sanksi administresi berupa bunga dan/atau denda Surat Setoran Pajak Dacrah, yang sclanjutiya disingkat SSPD, adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengen cara lain ke kas daerah melalui tempet pembayaran yang ditunjuk oleh Kenala Daerah Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkan kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan sertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan daerah yang terdapat dalam Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetupan Pajak Daerah Nihil, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat Tagihan Pajak Daerah, Surat Keputusan Pembetulan, atau Surat Keputusan Keberauin, Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, ateu terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh “Wayib Payak. Banding adalah upaya hukur yang dapat dilakukan olch Wajib Pajak atau Penanggung Pajak terhadap suatu keputusan yang dapat diajukan banding berdasarkan keteniuan peraturan perundang-undangan perpajekan yang beriaku Putusan Banding adalah Putusan Bedan Peradilan pajak atas banding terhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh wajib pajak. ay nz 5 22. Pemeriksaan adalah scrangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bulei yang dilaksanakan secara objelitif dan profesional berdasarkan suata stander pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daeran dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturen penundang-undangen perpajaken daerah. Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan daerah cdalah serangkaian Uindaken yang dilakukas oleh penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan buti it: membuat terang tindak pidana ci bidang perpajakan daerah yang terjadi seria menemukan tersangkanya 24. Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentuken oleh Bupati untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan digunakan untuk membayar sehuruh pengeluaran daerah. . BAB It RUANG LINGKUP Pasa! 2 Tata cara Pemungutan PBB P2 dalam peraturan ini meliputi: #. Tata cara pendaftaran objek pajak baru; , b. Tata cara pendataan dan penilaian objek pajak: ¢. Tata cara penerbitan SPPT PBE P2; 4. Tata cara pembayaran PBB P2; ¢. Tata cara mutasi sebagian objek dan subjek pajak PBB P2; £ Tata cara penerbitan salinan SPPT/SKFD PBB P2; g. Tata cara Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi PBB P2 dan Pembetulan atau Pembatalan SPPT, SKPD, dan STPD PBB P2 yang tidak benar; h. Tata cara Penentuan Kembali Tangga) Jatuh Tempo; i. Tata cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran dan Kompensasi PBB P2; j. Tata cara Pengurangan PRB P2, k. Taka cara Penagihan PBB P2; | ‘Tata cara Pemberian Informasi PBB P2: m. Tata cara Pendaftaran objek pajak baru; Pendaftaran dan peaitaian objek oajak baru sebagaimana dimaksud para ayat. (1) hurul a adalah pendaflaran objck pajak PBB P2 yang belum cerdalter pada administrasi Pemcrintah Daerah Pondataan dan penilaian objek pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah pelaksanaan pembentukan basis data PBB P2 yang ditakukan olch Pemerintah Daerah Penerbitan SPPT PBB P2 schagaimana dimaksud pada ayai (1) huruf c adalah proses penerbitan berdasarkan cetak masal PBS P2 atau berdasarkan pendaftaran langsung wajib pajak. Pembayaran PBB P? sebagaimana dimaksud pada ayat (!} huruf d adalah proses pembayaran PBB P2 yang dilakukan oleh Wajid Pajak pada TP PBB P2 atau TPE yang heras dilunasi paling lambet 6 jenam) bulan sejak tanggal diterimanya SPPT PBB P2 oleh Wajib Pajak. (6) 17} a ce} ay (32) (3) Mutasi objek/subjek pajak sebagaimana dimaksud pede ayat {\] hurul ¢ adalah perubahar, atas data objek/subjek pajak yong dialdbatkan oleh jua! beli, waris, hibah, dan lain-lain. Penerbitan salinan SPPT/SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) humuf f adalah proses penerbitan SPPT/SKPD sebagai pengganti SPPT/SKPD yang hilang/belum diterima wajib pajak Pembatalan danfatau Pembetulan SPPT/SKPD/STPO sebagaimand dimaksud pada ayat (1) huruf g adalah proses penerbitan Keputusan Pembatalan dan/atau pembetulan SPPT/SKPD/STPD sebagai akibat penerbitan SPPT/SKPD/STPD yang Uidak benar sebagai akibat kesalahan (ulis dan/atau kesalanan hivung, den/awu kekeliruan penctapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajekan. Penentuan kembali tanggal jatuh tempo sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf > adalah penentuan Kembali tanggal/saa: jatuh tempo pembayaran ates permohonan wajib pajak karena keterlambatan citerimanya SPPT atau terlambat pengembalian SPOP atas permohonan wajib pajak kareng sebab-sebab tertentu. Pengembalian kelebinan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i adalah proses penyelesaian alas kelebihan perbayaran PBB P2 kepada wajib pajak. Pengurangan PBB P2 Terurang sebagaimara dimaaxsud pada ayat (1) huruf j adalah pemberian pengurangan pembayaran atas permohonaan wajib pajak lerhadap ketetapen PBB P2 yang terutang, Penagihan PBB P2 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k adalah tata cara penegihan wajib pajak yang tidak dibayar atau kuranp dibayar setelah jatuh tempo pembayaran. Pemberian informasi PBB P2 sebagaimana dimaksud pada ayat {1} huruf | adalah pembetian informasi PBS P2 atas permohonan wajib pajak BAB Hl TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN Bagian Pertama Tata Cara Pendaftaran Objek Pajak Bumi dan Bangurian Pasal 3 Fendaftaran Objek PBB P2 Baru, dilakukan oleh Subjek Pajak atau Wajib Pajak dengan persyaratan sebagai berikut a, Mengajukan permohonan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia yang ditujukan kepada Kepala Daerah atau Pejabat yang citunjuk; b. Mengisi SPOP, termasuk LSPOP, dengan jelas benar dan Iengkap; Permulir SPOP disediakan dan dapat dipersstes dengan cuma-cuma di Badan Pendapaten Dacrah; d. Wajid Pajak vang memiliki NPWP mencantumkan NPWP dalara kolom yang lersedia dalam SPOP; e. Surat Permohenan dan SPOP termasuk LSFOP sebagaimana dimaksud pada huruf a dan buruf b, ditandatangani oleh Subjek Pajak atau Wajit Pajak dan dalam hal ini Subjelc Pajak atau Wajid Pajak berhalangan, harus dilampiri dengan Surat Kuass: { Surat Permohonan dan SPOP termasuk LSPOP disampaikan kepada Kepala Daerah selambat-lambatnya 30 (tiga pultth) hari terhitung sejak diterimanya SPOP aleh Subjek Pajak atau Kuasanya; t g. Mclampirkan dokumen pendukung scbagai berikut : 1. Foto copy KTP atau identitas diri lainnya; 2. Foto copy Bukti Kepemilikan/Penguasaan/Pemanfeatan Tanah (Sertifikat/AJBI dolsarcen lain yang sejenis); 3. Foto copy lain Mendirikan Bangunan (IMB) bagi yang memiliki bangunan; 4, Foto copy NPWP (bagi yang memiliki NPWP); 5. Foto copy SSB/SSPD BPHTS; 8 6. Surat Keterangan Tanah dari Kepala Pemerintan Negeri/Negeri Administratif/Lurah yang diketahui oleh Camat setempat. Bagian Kedus ‘Tata Cara Pendataan den Penilaian Objek PBB P2 Paragrag | ‘Tata Cara Pendataan Objek PBB P2 Pagal 4 (1) Pendataan Objex dan Subjek PBB P2 dilakukan oleh Badan Pendapater Daerah dengan menuangken hasilnya dalam formutir SPOP (2). Pendataan Objek dan Subjek PBE P2 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dengan cara a. Penyampaian dan Pemantauan Pengembalian SPOP; Identifikasi Objek Pajak; ©. Verifikasi Data Objek Pajak; d. Pengukuran Bidang Objek Pajak. : Paragrai 2 . Tata Cara Penilaian Objek PBB P2 Pasal 5 (1) Penilaian Objek PBB P2 dilakukan oleh Baden Pendapatan Dacrah baik secara massa! maupun ecera individuel dengan menggunakan pendekaran penilaian yang telah ditentukan (2) Hasil Penilaian Objck Pajak scbagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai dasar Penentuan NJOP Pasal 6 Penilaian massal sehagaimana dimaksud dalam Pasa! § ayat (1} dapat berupa : a. Penilaian massal tanah; b. Penilaian massal bangunan dengan menyusun DBKB Objek Pajak Standar; ¢. Penilaian massal bangunan dengan menyusan DBKB Objek Pajak Non Standar. Pasal 7 Penilaian secara individual scbegaimana dimal sud dalam Pasa! 6 ayat {1} dapat berupe a. Penilaian individual untuk Objek Pajak berupa bumi dengan pendckatan data pasar: a b. Penilaian individual baik untuk tanah maupun bangunan dengan pendekatan viaya; ¢. Penilaian individual untuk Objek Pajak bangunan dengan pendekatan ‘xapitalisas! pendapaian. Bagian Ketiga Tata Cara Penerbitan SPPT PRB P2 Pasal 8 (1) SPT PBB P2 ditetapkan, diterbitivan dan ditandatangani oleh Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk (2) Dalam rangka meningkatkan efisiensi pelaksanaan tugas, khususnya yang terkait dengan penandatanganan SPPT PBB P2, maka penandatanganan SPPT PBB P2 depat dilakukan dengan ; a. Cap dan Tanda Tangan Basah, untuk ketetapan pajak di atas Rp. 2.000.000,- {dua juta rupiah); b. Cap dan Cetakan Tanda Tangan untuk ketetapan pajak di bawah Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) (3) SPPT PBB P2 dapat diterbitkan melalui a. Pencetakan massal; b. Pencetakan dalam rangka : 1) Pembuatan Salinan SPPT PSB P2; 2) Penerbitan SPPT PBB 9? sebagai tindak lanjur atas Surat Keputusan Keberacan, Pengurangan atau Pembeiular: 3} Tindak Lanjur Pendaftaran Objek Pajak bara 4} Mutasi Objek dan/atau Sibjek Pajak Bagian Keempa: Tata Cara Pembayaran PBB P2 Posal 9 (1) Pajak yang terutang berdasarkan SPPT harus dilunasi sclambatlambatnya 4 (empat} bulan sejak tanggal diterimanyva SPPT oleh Wajib Pajak (2) Pajak yang terutang berdasarkan SKPD harus ditunasi selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak tanggal diterimanya SKPD oleh Wajib Pajak (3) Pajak yang terutang yang pada saat jatuh tempo pembayaran tidak dibayar atau kurang dibayar, dikenakan denca administrasi sebesar 2% (dua persen) per bulan, yang dihitung dari saat jatsh tempc sampai:dengan hari pembayaran untuk jangka waktu paling lama 24 (due puluh empat) bulan (4) Pajak teruteng dapat dibayar melalui bank atau tempat lain yang ditunjuk oleh Kepaia Daerah atau melalui Pecugas Penagin Pasal 10 (1) Pembayaran pajak terutang melalui bank atau tempat lain yang ditunjuk oleh Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasa! 10 dapat dilakuken secara langsung ke tempat pembayaran yang ditunjuk sebagaimana tercantum dalam SPPT/SKPL/SFPD. (2) Pombayaran dengan Cek Bank/ Gira Silyct Bank, baru dianggap sah apabila telah dilakukan ktiring. (4) 3 Wajib Pajak menerima SSPD scbagai bukti wlan melunasi pembayaran PBB P2 dari bank atau tempat lain yang ditunjuk oleh Kepala Dacroh Bank atau tempat lain yang diturjuk oleh Kepala Dacrah atau Pejabat yang divunjuk berkewajiban mengirimkan SSPD kepada Wajib Pajak yang melalcukan pembayaran PSB P2 melalui kiriman uang/ transfer Pasal Lt Pombayaran melalui Petugas Penagih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dilalcukan dengan cara sebagai berikut + a) (2) Wajib Pajak menyelorkan pembayaran P&B P2 melalui Petugas Penagih, selanjutnya Petugas Penagih yang menerima setoran pembayaran PBB P2 dari Wajib Pajak menyetorkan ke bank atau tempat lain yang ditunjuk oleh Kerala Daerah pada hari yang sama; Wajib Pajak mencrima SSPD sebagai bukti sembayaran PRR P2 yang sah dari tempat pembayaran melalui Petugas Penagih. : Bagian Kelima Tata Cara Mutesi Sebagian/Seluruhnya Odjek dan Subjek PBE P2 Pasal 12 Atas dasar pengalihan Objek PBB P2, Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan mutasi sebagian/seluruhnya Objck dan Subjek PBB P2. Keiengkapan permohonan mutasi Objek dan Subjek PBB P2, meliputi : Surat permohonan mutasi; Bukti perolehan /pengalihan Objek Pajak; Bukti lunas PBS P2 tahun sebelumnya; Mengisi SPOP dan LSPOP, Foto copy SSB/SSPD BPHTB; Fouo copy identitas kepemilikan KTP/ SIN; &. Foto copy bukti kepemilikan; a) Suret pengantar dari Lurah; i. Surat Kuasa japabila dikuasakan) Ponyclesaian mutasi sebagian/selurul: Objek dan Subjek PBB P2 melalui penelitian kantor lapangan dan penuangan dalam Berits Acara melalui proses Pemutakhiran Data Geografis. Bagian Keenam ‘Tela Cara Penerbitan Salinan SPPT dan SKPD PBB P2 Pasel 13 Atas dasar belum diterimanya SPPT atau sebak lain, Wajib Pajak dapat mengajukan permobonan penerbitan salinan SPPT dan SKPD PBB P2 secara perorangan ataupun sccara kolektif ke Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk, Kelengkapan persyaratan pengajuan penerbitan SPPT/SKPD PBB P2 antara lain : a. Surat Permohonan Penerbitan Selinan: b. Surat Pengantar cari Kelurahan, c STTS lunas PBB P2 tahun sebelurnnya atau tahun berjalan; 10 d. Kartu tanda identitas pemohon KTP/SIM; c. Surat Kuasa (apabita dikuasakan} Bagian Ketujuh Tata Cara Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi PBB P2 dan Pemheulan ata Pembatalan SPPT, SKPD dan STPD PRE 2 yang tidak bunar Pasal 14 Kepala Daerah atau Pojabat yang ditunjuk karcna jabaian atau atas permohonan Wwajib Pajak dapat a (2) Mengurangkan atau Penghapusan Sanksi Administrasi PBB P2 yang dikenakan karena kekhilafan; Merrbetulken atau membatalkan SPPT, SKPD PRR P2 atau STPD PBB P2 yang tidak benar. Pasal 15 Untuk mendukung permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi sobagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (i), permohonan dilampiri dengan : a. Foto copy identitas Wajib Pajak atau fota copy identitas kuasa Wajib Pajak dalam hal dikuasakan; b. Dokumen pendukung yang dapat menunjukan bahwa denda administrasi dikenakan karena kekhilafan Wajib Paiak atau bukan karena kesalahan Wajib Pajak Pasat 16 Untuk mendukung permohonan pembetulan SPPT/SKPD/STPD PBB P2 sebagaimana Aimaksud qalam Pasal 14 ayat (2), permokonan dilampirl dengan a. Foto copy identitas Wajib Pajak atau foto copy identitas kuasa Wajib Pajak dalam ha! dikuasekan; b. Dokumen penduiung yang dapat menunjukan bahwa SPPT/SKPD/STPD PBB. P2 tidak benar; s. Foto copy surat pemberitahuan pengajuan keberatan PBB P2 tidak dapat dipertimbangkan, dalam hal Wajib Pajak pernah mengajuken keberatan atas SPPT/SKPD PBB P2; dan atau d. Foto copy Bukti Lunas PBB P2 Pasal 17 Permohonan pembatalan SPPT/SKPD/STPD PBB P2, yang tidak benar sebagaimana dimakeud dalam Pasal 19 huruf b. diajulkan secara perscorangan, kecual untuk SPPT dapat juga diajukan-secara kolektif. - Persyaratan permohonan pembatalan SPPT/SKPD/STPD PBB P2 —aniara iain a. Mengajukan Permohonan Pembatalan; b. Surat Pernyataan dari pemohon stas dan sebab pembatalan dengan bermeterai; ©. Surat Kuasa (apabila dikuasakan|; Foto copy identitas Wajib Pajak atau foto copy identitas kuasa Wajib Pajak dalam hal dikuasakan. 10 Br Atas dasar keterlambatan diterimanya SPPT PEG P2 tahun berjalan Wajid Pajak dapat mengajukan permohonan penentuan kembali tanggal jatuh tempo. Permohonan penentuan kembali tanggal jatuh tempo diajukan dengan dilengkapi persyaratan sebagai berikut : a. b. d e Pemberian kompensasi PRE P2 diberican berdasarkan permohonan dari Wajib Pajak untuk pajak terutang dan pajak tahun berjalan dengen ditengkapi a b a. Pengurangan PBB P2 dapat diberikan kepada Walib Pajak karena by, Kondisi tertentu Wajib Pajak yang ada hubungannya dengan Subjek Pajak sebagaimana cimaksud pada ayat (1) huruf a adalah sebagai berikut = a \sa2 dasar kelebihan pembayaran pajek terutang Wajib Pajak dapat mengajukan permehonan pengemblian kelebihan pembayaran atau kompensasi PBB P2. Pengajuan permohonan pengembalian kelebihan gombayaran disertai dengan alasan yang jeles dan dilengkapi persyaratar. sebagai berikut nh Bagian Kedelapan Tata Cara Penentuan Kembali Tanggal Jatuk Tempo Pasal 18 SPPT PAR 22 yang sudah diterima yang ditengkapi dengan tanggal bukti penerimaan; Surat Kuasa (apabila dikuasakan); Foto copy identitas Wajib Pajak atau foto copy identitas kuasa Wajid Pajal dalam hal dikuasakan. Bagian Kescmbilan Tata Cara Pengembslian Kelebihan Permbayaran dan Kompensasi PBE 2 Pasal 19 STTS asli dan-foto copy; Bukti lunas PBB P2 tahun sebelumnya; Surat Kuasa fapabila dikuasakan}; Foto copy identitas Wajib Pajak atau foto copy identitas kuasa Wajib Pajak dalam hal dikuasakan; Nomor rekening atas nama Wajib Pajal SITS asli dan foo copy; Surat Kuasa lapabila dikuasakan); Fote copy identitas Wajid Pajak atau foro copy identitas kuasa Wajib Pajak dalam hal dikuasakan; Surat Permohonan Kompensasi. ‘ Bagian Kesepuhah . Tata Cara Pengurangan PBB P2 Pasal 20 Kondisi vertentu Objek Pajak yang ada hubungannya dengan Subjels Pajak; dan Karena schab-scbab (ertentu Jainaya dalam hal Objek Pajak wrkena bencana alam atau sebab tain yang luar biasa Untuk Wajid Pajak orang pribadi meliputi : n u 1, Objek Pajak pribadi den Subjek Pojak pribadi anggota veteran pejuang kemerdekaan/janda atau dudanya; Lahan objek pribadi merupakan Jahan pertanian/perikanan dengan penghaoilan rendab; 3. Para pensiunan yang tidak mempunyai penghasilan lain dan terbatas; Objek pribadi untuk masyarakat tidak mampu; 5. Objek Pajak yang Wajib Pajaknya orang pribedi yang penghasilannye rendah yang nilai jual Objek Pajakaya per meter perreginya meninglcat akibat perudahan ling'stngan dan‘dampal: positif pembangunan. b. Untuk Wajib Pajak badan yang mengalami kerugian daa kesulitan identitas pada tahun sebelumnya sehingga tidak dapat memenuhi kewajiban. Pasal 21 (1) Pengurangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 diberikan kepada Wajib Pajak atas PBB P2 yang terutang yang tercantum dalam SPPT atau SKPD PBB P2. (2) PBB P2 yang terutang yang tercantam dalam SKPD PBB P2 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pokok pajak ditambah dengan denda administrasi. (3), SKPD PBB P2 sebagaimana dimaksud pada ayat {2} yang telah diberikan pergurangan tidak dapat dimintakan pengurangan denda edministrasinya Posal 22 (1) Sebesar paling tinggi 75% dari PBB P2 yang teruteng dalam hal kondisi tertentu sebagaimana dimaicsud dalam Pasa! 21 ayat (1). (2) Sebesar paling tinggi 100% dari PBR P? yang terstang dalam hal Objek Pajak terkena bencana alam atau kejadian luar biasa scbagaimana dimaksud dalam Pagal 21 ayat (1) (3) Pengurangan PBB P2 terutang sedagaimara dimaksud pada ayat (1) berdasarkan permohonan Wajib Pajak. Pasal 23 (1) Permohonan pengarangan PAB P2 tenuang sebagaimana cimaksud pada pasal 22, dapat diajukan oleh masing-maoing Wajib Pajak atau kolektif (2) Peemohonan pengurangan secara kolektif dibecikan bagi Wajib Pajak orang pribaci yang mengalami kondisi tertenta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) huref a dengan batas maksima! PB& P2 teratang kescluruhannya sebesar Rp, 500,000.000,- (lima ratus jute rupizh} [3] Untuk Wajib Pajak berbentuk. badan hukum yang mergalami kondisi tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 aya (2) huruf b dengan batasan kerugian xeuangan atau likuiditas Kevangan diztas Rp. 200,000.000,- [dua ratus juta rupiaby Pasal 24 Permohonan pengurangan yang diajukan secara perscorangan sebagaimana dimakeud dalam Pagal 24 harus memenuhi persyaratan a. Sacu permohonan untuk secu SPPT atau SKPD PBB P2; b. Diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indoresia dengan mencantumkan besamya permohonan pengurangan; Diajukan kepada Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk, 4. Dilampirkan foto copy SPPT/SKPD PBB P2 yang cimohon pengurangan; 2 . Permohonan ditandatangani oleh Wajib Pajak atau dalam hal surat permehonan ditandatangani oleh kuasa wajib Pajax dilampiri dengan Surat Kuase f. Diajukan datem waltu : 1. ‘Tiga bulan sejak diterimanya SPPT; Satu bulan sejak diterimanya SKPD PBB P2; Satu bulan terhitung sejak ditcrimanya keputusan p: Tiga bulan terhitung sejak terjadinya bencana alam; jhonan keberatan; aon 5. Tiga oulaa terhitung sejak terjacinya kejadian luar biasa. g. Tidak mempunya: tunggakan atas canggakar. pejak tahun sebelumnya. Pasal 25 Permohonan pengurangan secara kolekiif dapat diajukan dengan persyaratan : a. Satu permohenan untuk beberapa Objek Palak dalam tahun yang s b. Diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan besaran persentase pengurangan yang dimononkan kepada Daezah atau Pejabat yang ditunjuk ¢. Diajukan melalui Kepala Pemerintah Negeri/Lurah yang diketahui oleh Camat setempat, paling lambat 10 (sepuluh) nari sejak SPPT diterima; 4. Dilampiri fote copy SPPT yang dimohon pengurangan; e. Diajukan dalam jangka wakiu : 1, Tiga bulan terhitung sejak tanggal diterimanya SPPT; 2. Tiga bulan sejak tesjadinya bencana alam atau kejadian luar biasa {. Tidak memiii tunggakan PBB P2 tahun sebelumnya, sojak dimohonkan pengurangan kecuali dalam ha! Objek Pajak terkena bencane alam atau sebab lain yang luar biasa; g. Tidak sedang diajukan permohonan keberatan atas SPPY yang dimohon pengurangan. Pasal 26 (} Permohonan pengurangan yang tidak merenuhi persyeratan sebagaimana dimakeud dalam Pasal 25, dianggap bukan sebagai permohonan pengurangan sehingga tidak dapat dipertimbangkan. (2) Dalam hal permohonan pengurangan tidak dapec dipertimbangkan, Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk dalam wakctu paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak permohonan itu duerima harus memberitahukan secara tertalis dengan alasan yang mendasari kepada a. Wajib Pajak atau kuasenya dalam hal permohenan diajukan secara perorangan; b. Kepala Pemerintah Negeri/ Negeri Administratif/Lurab dalam ha! permohonan diajukan secara kolektt. (3) Dalam hal permohonan pengurangan tidek mendapatkan pertumbangan Wajib Pajak dapat mengajukan Kembali sey raiai telah terpenuh Pasat lu) Keputusan sebagaimana dimaksud dalam Pasel 28 dapat berupa mengabulken seluruhnya, sebagian atau menolak permehonan Wajib Payal (2) Xepucasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan basil penelitian. 13. ill i21 (3| {8) 14 Wajid Pajak yang sudah diberikan suaty keputusan penguranga' tidak dapat lagi mengajukar. permchonan pengurangan untuk SPPT atau SKPD PBB P2 yang sama. Pemberian pengurengan diberikan atas sua objek PBB P2 yang dimiliki dan ditempati. Bagian Kesebelas Tata Cara Penagihan P88 F2 Pasal 28 ‘SPPT, SKPD dan STPD PBB P2 sebagai dasar penaginan PRB P2 Kepala Daerah dapat menunjuk Badan Pendapatan Daerah untuk melalesanakan penagihan PBB P2 Kepala Daerah atau Pejabat yang berwenang menerbitkan Surat Teguran, Surat Peringatan atau surat Jain yang sejenisny: b. Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus; ©. Surat Pakea; d. Surat Perimtah Melaksanakan Penyitaan; €. Surat Perintah Penyanderaan; Surat Pencabutan Sita; g Pengurmuman Lelang; : h. Surat Penentuan Harga Limit; i. Pembatalan Lelang; dan J. Surattain yang diperlukan untuk meleksanakan penaginan pajak. Surat Teguran, Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis diterbitkan apabila Penanggung Pajak tidak melunasi pajaknya sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran. Surat Perintah Penagihan seketika dan Sekaligus diterbitkan sebeham penerbitan Surat Pakea. . Pasal 29 Surat Paksa dilerbitkan apabila GQ) a. Penanggung Pajak tidak melunasi hutang pajak dan kepadanya telah diterbitkan Surat Teguran atau Surat Penngatan atau surat lain yang sejenis; r ‘Terhadap Penanggung Pajak telah dilaksanakan penagihan seketika dan sekaligus; ¢. Penanggung Pajak tidak memenuhi ketenquan sebagaimana tercantum dalam Keputusan Persetujuan Angsuvan atau Penundaan Pernbayaran Pajak. Bagian Kedua belas Tata Cara Pengajuan Kezeratan PBB P2 Pasal 30 Keberatan PBB P2 dapat diajukan atas : a, SPPT, atau ” b. SKPD PBB P2. ua (2) io) (2) (1) (2) Keberatan dapat diajukan dalam hal & Wajib Pajak bexpendapat bahwa luas Odjek Pajak Sumi dan/atau Sangunan exau nilai juel Objek Pajak Bumi dan/atau Bangunan tidak sebagaimana mestinya; dan/atau b, Terdapat perbedaan penalsiran ketertuan Peraturan Daerah tentang PBB P2. Pasal 21 Pengajuan keberatan sebagaimana dimeksud dalam Pasal 31 ayat (2) harus ™mememuhi persyaratan a. Satu Surat Keberatan untuk | (satu) SPPT atau SKPD PBB P2; b. Diajukan secars tertutis dalam Bahasa. Indonesia; c Diajukan kepada Kepala Daerah; aD uripiti asli SPPT atau SKPD PB! ng chajukan kebersian; ¢. Dikemukakan jumlah PBB 2 yang ievwang menurul perhitungan Wajib Pajak disertai dengan alasan yang mendukung keberatannya clan diajukan dalam jangke waktu 3 (tiga) bulan se:ak wnggal diterimanya SPPT atau 1 (satul bulan sejalc tonggal diterimanya SKPD PBR P2, kecuali apabila Wajib Pajak atau kuasanya dapat menunjkkan bahwa jangka waleu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekwasaannya; den Surat keberatan ditandatangani oleh Wajib Pajak dan dalam ha! Surat Keberatan ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak herus dilampin dengan Surat Kuasa. Tanggal penerimaan surai kebcratan yang dijadikan dasar untuk momproses Surat Keberatan adalah tangga’ terima Surat Keberatar. yang disampaikan secera langsung oleh Wajib Pajak atau kuasanya kepada petugas tempat pelayanan Badan Pendapatan Daerah, Untuk memperkuat alasan pengejuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf ¢, pengejuan keberaian discrtai dengan a. Foto copy identitas Wajib Pajak dan foto copy identitas kuasa Wajib Pajak dalam hal dikuasakan; b. Foto copy bukti kepemilikan tanah; <. Foto copy Ijin Mendirikan Bangunan UMB}; dan/atau Foto copy bukti pendukung lainnya. Pasat 32 Pengajuan keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) dianggap bukan sebagai Surat Keberaten schingga tidak dapat dipertimbangkan. Dalam hal -pengajuan keheratan tidak dapat dipertimbangkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk, dalam jangka wakiu paling lama 20 {dua puluh} hari keria sejak tanggal penerimaan Surat’ Keberatan scbagaimane dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2), harus memberitahukan secara tertulis disertai alasan yang mendasari kepada wajib Pajak atau, kuasanya. Dalam hal pengajuan keberatan tidak dapat dipertimbangkan scbagaimana dimaksud pada ayat (1), Wajid Pajak masih dapat mengajukan keberatan kembali sepanjang memenuhi jangka waktu scbagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (i) huruf e. 15 16 Bagian Kedua belas Tata Cara Pembe vian Informasi PBB P2 Pasa! 33 @)) tas dasar kebuichan informasi, Wajis Pajak melalui fungsi pelayanan dapat meminta informasi kewajiban perpajakannys, 12} Kewajibon perpajakan sebagaimans dimakeue pada ayat (I) meliputi print lunas tunggakan dan Sura: Keterangan: atas NJOP Bumi dan Bangunan. : BABIV , KETENTUAN PENUTUP . Pasal 24 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Malulcu Tengah. ALUKU TENGAH geal 2G mez 2018- b Di undaugkan di Masohi pada tanggal 2G Mee 2018 PENJABAT SEKRETARIS DAERA! MALUKU TENGAH, RAK(B SAHUBAWA YEA DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGAH TAHUN 2018 NOMOR 16

You might also like