You are on page 1of 21
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL _ CERITA MATEMATIKA DI KELAS V SD NEGERI 41 LUBUKLINGGAU Oleh: EVA SEPTIYANA NIM 5017107 ‘Skripsi ini Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persayaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA. UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI 2022 Dipindai dengan CamScanner Penulisan olch Eva Septiyana NIM, 5017107 berjudul “Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyclesaikan Soal Cerita Matematika kelas V SD Negeri 41 Lubuklinggau” UNPARI Lubuklinggau. 2022. ABSTRAK Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis dan faktor kesulitan yang dilakukan siswa dalam menyclesaikan soal cerita matematika dan untuk mengetabui cara mengatasi siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita matematika, Metode yang digunakan untuk penulisan ini adalah metode kualitatif jenis analisis. Subjek penulisan yang diambil siswa kelas V SD Negeri 41 Lubuklinggau dengan jumlah 22 siswa. Pengumpulan data pada penulisan ini menggunakan teknik observasi, tes soal, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah reduksi data, penyajian data dan penarikkan kesimpulan. Hasil penulisan menunjukkan bahwa jenis kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika yaitu: 1). Kesulitan transformasi masalah, 2) kesulitan menggunkan operasi hitung, 3) kesulitan menarik kesimpulan dan 4) siswa tidak teliti dalam mengerjakan soal. Faktor penyebab kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita matematika adalah 1) faktor internal meliputi: intelektual, minat dan motivasi. Faktor ekstemal meliputi: faktor sarana dan prasarana sekolah, solusi untuk mengatasi kesulitan meliputi: siswa harus memahami soal, siswa memahami model matematika, siswa melakukan banyak latihan dan siswa memeriksa kembali jawaban. Kata Kunci: Kesulitan Matematika dan Soal Cerita. Dipindai dengan CamScanner BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pendidikan pada saat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, umber daya manusia (pendidik/peserta didik), bahan ajar dan sarana prasarana pendidikan yang mampu mendukung terciptanya suasana yang kondusif. Proses pendidikan yang memperhatikan Komponen pendidikan bertujuan untuk dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas tidak hanya hanya kuantitasnya saja. Proses pembelajaran juga bertujuan agar pembelajaran menjadi efektif dan efesien serta mengembanekan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri dan bertanggung jawab terhadap keterampilan yang diperlukan dirinya. Matematika merupakan suatu ilmu yang dapat mengembangkan dan mempelajari bagaimana cara berfikir siswa. Matematika sangat penting untuk dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, dengan belajar Matematika secara tidak Tangsung penalaran serta kinerja otak siswa akan bekerja dengan baik, schingga lebih mudah dalam menerima pembelajaran yang lainnya, Menurut pendapat Hudojo (Rofiqi dan Rosyid, 2020:79) belajar Matematika membawa seseorang dapat berpikir abstrak. Banyak persoalan yang dapat menjadi latihan bagi sescorang yang mempelajari Matematika, Bahkan berkaitan dengan persoalan —schari-hari. Matematika menjadi ilmu rill yang dapat diaplikasikan secara langsung dalam Kehidupan schari-hari, Pada tingkat sekolah dasar Matematika dapat dikemas dalam Dipindai dengan CamScanner pembelajaran yang menarik minat belajar siswa bukan semata-mata hanya menjelaskan materi, namun harus dipelajari sesuai dengan keterampilan proses Matematika Soal cerita matematika sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari, karena soal tersebut mengedepankan permasalahan yang rill yang sesuai dengan kehidupan schari-hari, Oleh karena itu, soal cerita matematika penting untuk dikuasai agar mencapai tujuan yang ada pada kurikulum pendidikan matematika, Mawaddah (Unaenah dan Sumantri, 2019:2) tujuan pembelajaran matematika dalam kurikulum yaitu memiliki kemampuan faktual dan Konseptual dalam ilmu pengetahuan. Kemampuan factual dan konseptual untuk melatih dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, siswa juga dapat menggunkan matematika dalam kehidupan sehari- hari. Kenyataan di dalam proses pembelajaran Matematika siswa lebih sering dibiasakan untuk mendengar apa yang disampaikan oleh guru, selanjutnya siswa diberi soal dengan harapan siswa dapat memahami materi yang disampaikan. Pada proses pembelajaran seperti itu mengakibatkan pelajaran Matematika dianggap pelajaran yang membosankan dan mengakibatkan kesulitan bagi siswa yang belum memahami materi yang disampaikan, schingga kemampuan berpikir siswa dalam proses pembelajaran masih kurang terasa dikarenakan siswa belum memahami Konsep-konsep soal ceritadalam pembelajaran Matematika, Adapun hambatan lain yang dialami guru dan siswa dalam proses pembelajaran adalah siswa belum terbiasa dalam belajar secara mandiri dan mengangap bahwa guru sebagai sumber ilmu Dipindai dengan CamScanner schingga siswa kurang persiapan sebelum pembelajaran dimulai Egok & Hajani (2018:142). Kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita matematika merupakan kesulitan yang ada dalam diri siswa terkait dengan faktor internal maupun faktor eksternal pada anak yang mengalami kesulitan otak dalam mengikuti proses pembelajaran secara normal dalam hal menerima pembelajaran, memproses serta menganalisis informasi yang didapat selama proses pembelajaran berlangsung. Jika, siswa mengalami kegagalan dalam hasil belajar, hal itu disebabkan karena siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal cerita tersebut. Maka kesulitan yang dialami siswa merupakan penghambat dari keberhasilan siswa itu sendiri. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di SD Negeri 41 Lubuklinggau pada hari Senin, 30 November 2020 sampai hari Rabu, 2 Desember 2020 dengan guru kelas V Ibu Rida Heryani, S. Pd diketahui bahwa permasalahan yang ada di kelas V SD Negeri 41 Lubuklinggau yaitu: 1. kesulitan dalam pemahaman konsep yang meliputi kesulitan dalam mengubah bentuk bilangan bulat menjadi pecahan dan kesulitan mengubah soal cerita menjadi konsep matematika menurut wali kelas V pada saat wawancara, 2. Pada saat observasi siswa kurang minat dan pemahaman dalam pelajaran matematika yaitu dalam pelajaran matematika siswa kebanyakan kurang berminat untuk mengikuti pelajaran tersebut dikarenakan matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit untuk dimengerti dan 3. Kesulitan dalam memahami soal cerita Matematika yaitu kesulitan dalam menentukan strategi sesuai dengan hasil tes contoh soal cerita matematika yang diberikan. Dipindai dengan CamScanner Hasil wawancara tersebut diutarakan dengan menunjukkan hasil belajar siswa, dari jumtah siswa yang ada yaitu 22 orang siswa dan 3 siswa yang tidak dapat mengikuti, Menurut pernyataan Ibu Rida Heryani, $.Pd kesulitan yang sering dilakukan siswa yaitu siswa kesulitan memahami konsep yang telah diajarkan, dari hasil jawaban siswa juga kebanyakan siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal yang dituntut untuk mengutarakan konsep yang telah diperoleh hal ini bisa terjadi karenta kurangnya pemahaman siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan. Soal cerita matematika bisa membuat siswa berpikir lebih tinggi serta membiasakan siswa untuk berpikir kritis dengan adanya soal cerita matematika siswa dapat menyelesaikan masalah matematika dalam bentuk soal cerita dan dapat menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari, Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan analisis kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita Matematika agar bisa mengatasi permasalahan belajar siswa dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika khususnya pada soal cerita, Maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan yang berjudul “Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita di Kelas V SD Negeri 41 Lubuklinggau”. B, Fokus dan Subfokus Penelitian 1. Fokus penelitian ini yaitu kesulitan siswa kelas V dalam menyelesaikan soal cerita Matematika materi pecahan, 2. Subfokus penelitian ini adalah siswa yang mengelami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita Matematika pada materi Pecahan. Dipindai dengan CamScanner C. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: - Apa saja jenis kesulitan yang dialami siswa kelas V SD Negeri 41 Lubuklinggau dalam menyelesaikan soal cerita matematika? Apa penyebab siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita Matematika di kelas V SD Negeri 41 Lubuklinggau? . Bagaimana solusi mengatasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita Matematika di kelas V SD Negeri 41 Lubuklinggau? S ‘Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: - Untuk mengetahui jenis kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita Matematika di kelas V SD Negeri 41 Lubuklinggau Untuk mengetahui penyebab kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita Matematika di kelas V SD Negeri 41 Lubuklinggau. » Memberikan solusi untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita Matematika di kelas V SD Negeri 41 Lubuklinggau. E, Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis, Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan studi perbandingan bagi penulis lain yang berkaitan dengan kesulitan siswan dalam menyelesaikan soal cerita Matematika di kelas V SD. Dipindai dengan CamScanner BABII KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1, Pengertian Analisis Analisis adalah sebagai penguraian dari suatu informasi yang utuh kedalam bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan dan hambatan yang ada serta mengusulkan kebutuhan yang di harapkan Jogiyanto (Mujiati, 2014:24). Analisis merupakan suatu cara berpikir yang berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian, hubungan antara bagian dan hubungan dengan ‘keseluruhan Spradley (Alfaris, 2020:299). Adapun analisis menurut Muhadjir (Rijali, 2018:84) adalah upaya untuk mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman. Berdasarkan pengertian di atas, analisis merupakan suatu cara berpikir untuk menyelidiki suatu masalah dengan cara mengidentifikasi, menata secara sistematis berdasarkan catatan, hasil observasi dan wawancara serta mengevaluasi permasalahan yang ada. Analisis dalam penelitian ini adalah Kesulitansiswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Dipindai dengan CamScanner BAB III METODE PENULISAN A. Setting Penulisan 1, Tempat Penulisan Penulisan ini dilakukan di sekolah SD Negeri 41 Lubuklinggau pada siswa kelas VA. Penulisan ini termasuk ke dalam penulisan kualitatif, pada penelitian di lapangan pengambilan datanya, yaitu melaui observasi, dekomentasi dan wawancara di SD Negeri 41 Lubuklinggau pada guru kelas V Adan siswa kelas V A. " Subjek penulisan Subjek pada penulisan ini adalah siswa kelas V A SDNegeri 41 Lubuklinggau yang berjumlah 22 siswa, yang terdiri dari 9 perempuan dan 13 lakiclaki. 3. Jadwal Penclitian Penulisan ini dimulai dari persiapan penelitian sampai pembuatan skripsi. Diuaraikan dalam table berikut. Tabel 3.1 Jadwal Penelitian N] Kegiatan Tahun 2020 “Tahun 2021 ° Sep [Okt [Nov [Des [Jan [Feb [Mar [Apr | Mei | Jun [Jal [Awe \_ Tahap Persiapan a Penyusu man dan ‘Pengajua judul b.Pengajua nobserva Sep, 25 Dipindai dengan CamScanner 26 N ° Regiatan ~ Pengumpul an data Data “Analisis 3 Tahap Penyusuna LnData a Pengamata (a dan | Observasi 5 Penyusuna | n Proposal 6 Perijinan 7 | Pengumpul | an Data 8 | Analisis Data 9 Penyusuna’ nLaporan T 0 Ujian | Laporan Akhir B, Metode dan Prosedur Penelitian Metode Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dalam jenis analisis. Menurut Moleong (2017:6) Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Pengertian penelitian kualitatif ialah dengan menonjolkan bahwa usaha kuatifikasi apapun tidak harus digunakan pada penulisan kualitatif. Metode dalam melakukan penulisan ini adalah metode kualitatif, metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandasan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana instrument sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara Dipindai dengan CamScanner 7 triangulasi (gabungan), analisi data bersifat induktif” kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menckankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2017:9). C. Data dan Sumber Data Jenis data kualitatif adalah jenis data yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, tindakan dan data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Penulisan ini menggunakan sumber data primer dan sumber data skunder Khosiah, dkk (2017:143). 1. Data Primer Sumber data primer adalah sumber yang memberikan data langsung dari tangan pertama.Sumber data primer pada penelitian ini adalah guru kelas V.A dan siswa kelas V.A dengan jumlah siswa 22 orang. Data tersebut diperoleh secara Jangsung untuk mengetahui adanya kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal cerita Matematika di kelas V SD Negeri 41 Lubuklinggau. N . Data Skunder Data skunder merupakan sumber yang mengutif dari sumber lain atau disebut juga dengan data pendukung yang diambil dari sumber kedua. Sumber skunder dalam penelitian ini yaitu berupa buku catatan dan data dokumentasi tentang arsip-arsip mengenai profil sekolah SD Negeri 41 Lubuklinggau yang dapat memperkuat sumber data primer. Dipindai dengan CamScanner 28 D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam analisis kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita Matematika di kelas V SD Negeri 41 Lubuklinggau melalui teknik observasi, wawancara dan dokumentasidapat diperoleh dengan cara sebagai berikut: 1. Observasi Penulisan ini untuk memperoleh data melalui observasi dengan menggunakan teknik observasi terus terang atau tersamar. Observasi terus-terang atau tersamar merupakan penulis yang dalam mengumpulkan data menyatakan dengan terus terang kepada sumber data yang bersangkutan bahwa penulis sedang melakukan penulisan, Jadi sumber data mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas penulis (Sugiyono, 2017:228). Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang jenis kesulitan yang dilakukan siswa dalam menjawab soal cerita matematika, Selanjutnya penulis melakukan pengamatan terhadap lembar jawaban siswa. Dari hasil pengamatan tersebut, penulis dapat mengetahui jenis kesulitan yang dialami oleh siswa dalam menyelesaikan soal cerita Matematika di kelas V SD Negeri 41 Lubuklinggau. 2, Wawancara Wawancara merupakan suatu pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide dengan Tanya jawab dan dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik yang tertentu Esterberg (Sugiyono, 2017:231).Wawancara tersebut untuk menggumpulkan data dalam penclitian kualitatif ada tiga macam Dipindai dengan CamScanner 29 wawancara yaitu, wawancara terstruktur, wawaneara semi-struktur dan tidak terstruktur Esterberg (Sugiyono, 2017:233). a. Wawancara Terstruktur Wawaneara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti telah mengetahui degan pasti tentang informasi ada yang telah diperoleh. Dalam melakukan wawancara penulis telah mempersiapkan Pertanyan-pertanyaan tertulis yang alternatife jawabannya telah dipersiapkan. b. Wawancara Semi-Struktur ‘Wawaneara semi-struktur merupakan wawancara untuk memperoleh informasi lebih bebas, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya, Saat wawancara penulis perlu mendengarkan secara teliti dan ‘mencatat apa yang dikemukankan oleh informan atau umber, ©. Wawancara Tak Berstruktur Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana Penulis tidak menggunaken pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya, Pedoman yang, digunakan penelii hanya garis-garis besar permasalaln yang akan ditanyakan, Penulisan ini menggunakan wawancara secara langsung dengan menggunakan teknik wawancara semi terstruktur, Sebelum ‘wawancara _penulis ‘mempersipkan pertanyaannya.Penelitian ini menggunakan wawancara dengan ‘ujuan untuk memperkuat data mengenai penyebab siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita Matematika, Dipindai dengan CamScanner 30 Wawancara dilakukan terhadap siswa yang mengalami_ kesulitan menyelesaikan soal cerita Matematika dikelas V SD Negeri 41 Lubuklinggau. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara semi-struktur, penulis wawancara langsung dengan pihak yang terikat, yaitu: 1) Guru kelas V A untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan siswa dan kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal cerita Matematika 2) Siswa kelas V A untuk memperoleh informasi mengenai Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita Matematika. 3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiono, 2017:240). Dokumentasi terbagi menjadi dua yaitu studi kepustakaan dan studi lapangan Sugiyono (Ansori, 2019:112) studi kepustakaan yaitu berkaitan dengan ajian teoritis dan referensi seperti buku, jurnal, artikel dan penulis terdahulu, Dokumentasi studi kepustakaan dalam peneliti menggunakan referensi buku, jumal dan penulisan terdahutu, Kemudian dokumentasi studi lapangan adalah Pengamatan secara langsung pada saat dilokasi penulisan, pengumpulan data ini menggunakan kamera hand phone untuk mengambil gambar dengan subjek. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data mengenai daftar Profil lembaga, nama guru, nama peserta didi, serta sarana dan prasarama yang menunjang dalam kegiatan belajar mengajar. Penulisan ini digunakan untuk data Seperti Keadaan jumlah siswa, iwayat SD Negeri 41 Lubuklinggau serta data yang relevan untuk data informasi dalam penulisan ini, Dipindai dengan CamScanner 31 E, Prosedur Analisis Data Miles dan Huberman (Sugiyono, 2017:246) aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung sceara terus menerus sampai tuntas, schingea datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu: data reduction, data display dan conclusion drawing/verification. Penulisani ini menggunakan interactive model, langkah-lagkah dalam model interaktif tersebut ditunjukkan pada Gambar 3.1 berikut: SE . Gambar 3.1Komponen dalam analisis data (interactive model) Sumber: Sugiyono (2017:247) Mengenai aktivitas dalam analisis data tersebut lebih lengkapnya sebagai berikut: 1, Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data merupakan suatu proses berpikir yang menggunakan kecerdasan, keluasan pengetahuan, dan kedalaman wawasan yang cukup tinggi (Sugiyono, 2017:247). Data yang penulis pilih diperoleh dari hasil pengumpulan data melalui tenik observasi, wawancara, dokumentasi dan tes, Sebelum instrument tes igunakan, penulisan ini terlebih dahulu soal tes divalidasi dengan tujuan agar Dipindai dengan CamScanner n 32 mengetahui soal yang telah divalid akan diberikan kepada siswa. Adapun tahap dalam memproduksi data dalam penelitian meliputi: a. mengklarifikasi soal berdasarkan tingkat kesulitannya, b, memilih siswa untuk dijadikan subjek penulisan, c. hasil jawaban siswa yang menjadi subjek penulisan yang harus ditransformasikan menjadi deskriptif data tertulis sebagai bahan untuk wawancara dan d. hasil wawancara disederhanakan menjadi catatan yang rapi. Kegiatan ini dilakukan bersa siswa sebagai subjek penulis agar hasil wawancara dapat menjadi sebagai data yang siap untuk digunakan. . Penyajian Data (Data Display) Menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif, dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan penulis dalam memahami apa yang telah terjadi, siswa selanjutnya mengerjakan berdasarkan apa yang telah dipahami (Sugiyono, 2017:249). Tahap penyajian data dalam penelitian yaitu menyusun data hasil dari reduksi menjadi betuk naratif, sehingga dapat memudahkan pembaca untuk memahami dan mampu menjawab permasalahan dalam penelitian, Pemeriksaan Kesimpulan (Conclusion Drawing) Kesimpulan dalam penulisan kualitatif adalah temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang Sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi Jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif,hipotesis atau teori (Sugiyono, 2017:253). Hal ini dapat diperoleh dengan cara membandingkan analisis hasil Dipindai dengan CamScanner 33 pekerjaan dari suatu tes maupun hasil wawancara siswa yang dijadikan subjek penulis maka dapat diketahui kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal serta mengetahui penyebab kesulitan tersebut. Pada tahap ini, penulis akan melakukan penarikan kesimpulan agar dapat menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk mendeskripsikan kesulitan siswa dalam menyelesaiakan soal cerita Matematika dan faktor penyebab kesulitan siswa dalam menyelesaiakan soal cerita Matematika di Kelas V SD Negeri 41 Lubuklinggau. Teknik analisis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah teknik analisis data deskriptif dengan menggunakan perhitungan nilai, Skor hasil akhir yang didapatkan oleh siswa dianalissi sebagai data pendukung untuk menganalisis penebab kesulitan maupun kesalahan siswa dalam mengerjakan soal cerita matematika. Menurut soejadi (Aryani, 2019:29) adappaun langkah-langkah dalam menganalisis data adalah sebagai berikut: a) Memeriksa hasil jawaban siswa sehingga mendapatkan skor per individu b) Menganalisis hasil tes berdasarkan indikator c) Mengidentifikasi bentuk kesulitan yang dilakukan 4) Selanjutnya penulisan mengkonversikan skor yang diperoleh oleh setiap siswa menjadi nilai dengan menggunakan analisis data persentase: p=Lx 100% Taufik M & Nuraini E, (2018 :9) Dipindai dengan CamScanner 34 Keterangan: P : Persentase has iswa F : skor total yang diperoleh siswa N: Skor maksimal yang diperoleh siswa Rumus untuk memperoleh jumlah rata-rata yang melakukan kesulitan dalam menyclesaikan soal cerita matematika operasi hitung pecahan sebagai berikut: x w= Keterangan: X.-Rata-rata siswa yang melakuakan kesulitan xi ~Jumlah siswa yang melakukan kesulitan setiap soal n =Jumlah soal ©) Mengetahui kemampuan kognitif siswa dalam menyelesaikan soal secara tertulis. Adapun kriteria penilaian yang digunakan mengacu pada table 3.2 sebagai berikut: Tabel 3.2 Kriteria Peni Kriteria Penilaian Keterangan 85-100 Sangat Baik 70-84 Baik 60-69 Cukup 51-59 Kurang 0-50 Sangat Kurang Sumber: Sudijono dalam (Selegi, 2019:29) Dipindai dengan CamScanner 3s f) Mengevaluasi dan menganalisis hasil tes siswa. 8) Melakukan wawancara kepada siswa untuk setiap katagori kesulitan siswa dalam mengerjakan soal. h) Menetapkan kesimpulan dan menjawab rumusan masalah yang telah ditetapkan. F. Pemeriksaan Keabsahan Data Keabsahan data merupakan kegiatan yang dilakukan agar hasil penulisan dapat di pertangeungjawabkan.Terdapat beberapa uji keabsahan data yang dapat dilakukan untuk membuktikan keabsahan data pada penelitian ini yaitu kredibilitas, transferabilitas, depandabilitas, konfirmabilitas dan triagulasi (Sugiyono, 2017:267- 277) 1. Uji Kredibilitas Uji kreabilitas memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat kepercayaan terhadap data yang diteliti. Ada 6 cara untuk menguji kredibilitas data tetapi dalam denulisan ini uji keabsahan yang digunakan yaitu triangulasi. Triangulasi diartikan ebagai pengecek data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai vaktu. « Pengujian Transferabilitas Transferabilitas merupakan validitas eksternal dalam Penelitian kualitatif. gar basil penulis dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain, maka dalam embat laporan diharuskan memberi uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat Percaya (Sugiyono, 2017:276). Uji transbilitas ini penulis meminta dosen Dipindai dengan CamScanner 36 pembimbing sebagai auditornya, baik saat menentukan masala yang terfokus pada esulitan sisiwa dalam menyelesaikan soal cerita Matematika dikelas V SD Negeri 41 Lubuklinggau, hingga penarikan kesimpulan agar didapatkan hasil penulisan yang tidak diragukan. 3, Pengujian Dependibilitas Penelitian kualitatif pengujian cependibititas dilakukan dengan cara melakukan auditor yang tidak ferikat atau bebas atau pembimbing untuk mengaudit terhadap keseluruhan aktivitas melakukan proses penelitian, Penelitian ini, pencliti menggunakan teknik dokumentasi untuk pengumpulan data. Untuk mendapatkan data yang lebih cermat, maka penulis melakukan penulisan langsung ke lapangan sehingga data yang didapatkan tidak lagi diragukan kebenarannya, 4. Pengujian Konfirmabititas Pengujian konfirmabilitas discbut juga sebagai uji objektivitas karena mirip dengan uji dependabilitas, schingga pegujian keduanya dapat dilakukan secara bersamaan, Menguji konfirmabilitas berarti menguji dari hasil penelitian, kemudian dikaitkan kembali dengan proses yang telah dilakukan, Untuk meneapai standar konfirmabilitas yaitu jika hasil pemulisan merupakan fangsi dari proses penulisan yang dilakukan, jangan sampai proses tidak ada namun hasilnya ada (Sugiyono,2017:277). Uji konfirmabilitas dalam penulisan kualitatif disebut dengan uji obyektivitas penulisan.Penulisan dapat dikatakan obyektif bila hasil pemulisan telah mendapatkan ‘kesepakatan oleh banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmabilitas ini Dipindai dengan CamScanner 38 1. Individu (informan) yang berbeda (guru dan siswa) dari sumber yang berbedah maka penulis dapat_membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawaneara, 2 2. Tipe atau sumber data (wawancara, observasi dan dokumentasi). 3. Metode pengumpulan data (wawancara, observasi dan dokumentasi). Dipindai dengan CamScanner

You might also like