Professional Documents
Culture Documents
1 Tahun 2020
jurnal.umj.ac.id/index.php/MyJM
uptjurnal.fkkumj@gmail.com
e-issn: 2722 – 8088
Artikel Penelitian
*miekemarind@yahoo.com
ABSTRACT
Background: Abnormal uterine bleeding (AUB) affects 10%-30% of women in reproductive
age and 50% of women in perimenopause. The most common causes of PUA are uterine
leiomyoma and uterine adenomyosis. The prevalence of uterine leiomyoma together with
uterine adenomyosis has been reported in the literature is 15%-57%. Purposes: to examine the
correlation between reproductive age women to the occurrence of uterine leiomyoma and
adenomyosis in Cengkareng Regional General Hospital, West Jakarta, 2017-2019. Methods:
this study uses a descriptive-analytic with a retrospective cross sectional using medical record.
This research was conducted at Cengkareng Regional General Hospital, West Jakarta, in
November-December 2019. Data analysis was performed univariate and bivariate with Chi-
Square test in SPSS Ver.25. Results: from the 153 samples, the diagnosis of uterine leiomyoma
77 cases (50.4%), 76 cases (49.7%) reproductive age and 1 case (0.7%) non-reproductive age.
For the diagnosis of adenomyosis 37 cases (24.1%), 27 cases (17.6%) reproductive age and
10 cases (6.5%) non-reproductive age. And for the diagnosis of uterine leiomyoma and
adenomyosis 39 cases (25.5%), 28 cases (18.3%) reproductive age and 11 cases (7.2%) non-
reproductive age. Age variables related to the incidence of leiomyoma and adenomyosis p-
value=0,000. Conclusion: There is a correlation between reproductive age women to the
occurrence of uterine leiomyoma and adenomyosis.
ABSTRAK
Latar Belakang: Pendarahan uterus abnormal (PUA) mempengaruhi 10% - 30% wanita usia
reproduksi dan 50% wanita perimenopause. Penyebab tersering PUA adalah leiomioma uteri
dan adenomiosis uteri. Prevalensi adenomiosis uteri bersamaan dengan leiomioma uteri telah
dilaporkan dalam literatur adalah 15%-57%. Tujuan: untuk mengetahui hubungan antara
perempuan usia reproduksi dengan kejadian leiomioma uteri dan adenomiosis uteri di Rumah
Sakit Umum Daerah Cengkareng Jakarta Barat tahun 2017-2019. Metode: jenis penelitian ini
merupakan deskriptif analitik dengan pendekatan retrospective cross sectional menggunakan
rekam medis. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng Jakarta Barat
pada bulan November–Desember 2019. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat
dengan uji Chi-Square menggunakan SPSS Ver.25. Hasil: dari 153 rekam medis, didapatkan
leiomioma uteri 77 kasus (50,4%) , yaitu usia reproduksi 76 kasus (49,7%) dan usia tidak
reproduksi 1 kasus (0,7%). Untuk diagnosis adenomiosis uteri 37 kasus (24,1%), yaitu usia
reproduksi 27 kasus (17,6%) dan usia tidak reproduksi 10 kasus (6,5%). Dan untuk diagnosis
leiomioma uteri dan adenomiosis uteri 39 kasus (25,5%), usia reproduksi 28 kasus (18,3%) dan
usia tidak reproduksi 11 kasus (7,2%). Variabel usia berhubungan dengan kejadian leiomioma
dan adenomiosis p-value = 0,000. Kesimpulan: ada hubungan antara perempuan usia
reproduksi dengan kejadian leiomioma dan adenomiosis uteri.
Tabel 3. Hubungan antara Perempuan Usia Reproduksi dengan Leiomioma Uteri dan Adenomiosis
Uteri
Diagnosis Pasien
Leiomioma dan P-
Usia Leiomioma Uteri Adenomiosis Uteri
Adenomiosis Uteri Value
(n= 77) (n=37)
(n=39)
Tidak Reproduksi
(≤14 / ≥50 Tahun), n
1 (0,7) 10 (6,5) 11 (7,2)
(%)
0,000
Reproduksi
(15 - 49 Tahun), 76 (49,7) 27 (17,6) 28 (16,3)
n (%)
Dari 153 sampel rekam medis, biasanya terjadi pada usia perimenopaus
didapatkan diagnosis leiomioma uteri (3,8,9,13–16).
sebanyak 77 kasus (50,4%), yaitu pada usia Pada penelitian ini juga didapatkan
reproduksi sebanyak 76 kasus (49,7%) dan leiomioma uteri 77 kasus (50,3%),
pada usia tidak reproduksi sebanyak 1 leiomioma uteri dan adenomiosis uteri 39
kasus (0,7%). Adapun untuk diagnosis kasus (25,5%) serta untuk adenomiosis
adenomiosis uteri sebanyak 37 kasus uteri 37 kasus (24,2%). Hal ini sejalan
(24,1%), yaitu pada usia reproduksi dengan literatur dan penelitian lain yang
sebanyak 27 kasus (17,6%) dan pada usia menyebutkan bahwa leiomioma uteri dan
tidak reproduksi sebanyak 10 kasus (6,5%). adenomiosis uteri sering muncul bersama di
Selanjutnya untuk diagnosis leiomioma uterus yang sama. Prevalensi leiomioma
uteri dan adenomiosis uteri sebanyak 39 uteri bersamaan dengan adenomiosis uteri
kasus (25,5%), pada usia reproduksi telah dilaporkan dalam literatur berkisar
sebanyak 28 kasus (18,3%) dan pada usia antara 15-57%, menurut evaluasi spesimen
tidak reproduksi sebanyak 11 kasus (7,2%) uterus wanita dengan leiomioma uteri
(Tabel 2). (8,10).
Hasil uji statistik Chi-square pada Usia rata-rata wanita dengan
Tabel 2 didapatkan nilai p-value yaitu 0,000 adenomiosis uteri dan leiomioma uteri pada
(nilai p < 0,05). Oleh karena itu pada histerektomi adalah 45 tahun dan berbeda
penelitian ini terdapat hubungan yang dengan sebagian besar penelitian pada
bermakna antara perempuan usia adenomiosis uteri saja yang melaporkan
reproduksi dengan leiomioma uteri dan usia rata-rata adalah 40-50 tahun
adenomiosis uteri. (3,4,13,14). Penelitian yang dilakukan
Meice Fitrina di Rumah Sakit Dr. Hasan
PEMBAHASAN Sadikin Bandung didapatkan bahwa kasus
Berdasarkan hasil penelitian ini rata-rata adenomiosis uteri banyak terdapat pada
usia pasien dengan leiomioma uteri, usia reproduksi yaitu pada usia > 35 tahun
adenomiosis uteri atau keduanya adalah 42 sebanyak 82 penderita (70,7%) dengan usia
tahun, dengan hasil usia reproduksi rerata 39 tahun (19).
sebanyak 131 kasus (85,6%) dan usia tidak Usia perempuan dengan leiomioma
reproduksi sebanyak 22 kasus (14,4%). uteri pada penelitian Parker et al yang
Usia adalah faktor risiko signifikan untuk meneliti wanita usia 35 sampai 49
adenomiosis uteri. Secara khusus, hampir berdasarkan analisa dari penuturan pasien,
90 persen kasus terjadi pada wanita rekam medik, dan pemeriksaan sonografi
multipara, dan hampir 80 persen terjadi ditemukan bahwa pada usia 35 tahun
pada wanita berusia 40-an dan 50-an. Hasil insiden terjadinya leiomioma uteri adalah
ini sesuai dengan literatur yang 60% (15). Dan dalam penelitian yang
menyebutkan bahwa leiomioma uteri dan dilakukan Salim di RSUD Prof. dr.
adenomiosis uteri mengenai wanita usia Margono Soekarjo Banyumas juga
reproduksi atau pada akhir tahun reproduksi menemukan bahwa penderita leiomioma
(11,12). Hasil tersebut juga sesuai dengan uteri terbanyak ditemukan pada usia antara
penelitian lain yang menyebutkan bahwa 40-50 tahun sebesar 63,33 % (20).
leiomioma uteri dan adenomiosis uteri Pada literatur lain juga disebutkan
bahwa leiomioma uteri ditemukan pada
masa reproduksi dan adenomiosis uteri koneksi dengan atau dengan entitas atau
ditemukan pada akhir masa reproduksi. organisasi apa pun, yang dapat
Khususnya leiomioma uteri adalah tumor menimbulkan pertanyaan bias dalam
yang peka terhadap estrogen dan diskusi dan kesimpulan naskah.
progesteron. Akibatnya leiomioma uteri
jarang terjadi pada sebelum menarke dan REFERENSI
berkembang selama tahun-tahun 1. BKKBN. Kamus Istilah
reproduksi. Setelah menopause, leiomioma Kependudukan dan Keluarga
uteri umumnya menyusut dan Berencana. 2011. 137 p.
perkembangan tumor baru jarang terjadi 2. Barbara L H. Williams Gynecology.
karena pengurangan konsentrasi estrogen 2nd ed. New York: Mc Graw Hil;
dalam tubuh (2,11). 2012.
Secara umum hasil penelitian ini 3. Pandey H, Pant H, Pant P, Rizvi G,
sesuai dengan literatur yang menyebutkan Chufal S. Histopathological
bahwa leiomioma uteri dan adenomiosis correlation of adenomyosis and
uteri mengenai wanita usia reproduksi atau leiomyoma in hysterectomy
pada akhir tahun reproduksi17-18. Serta hasil specimens as the cause of abnormal
tersebut juga sesuai dengan penelitian lain uterine bleeding in women in
yang menyebutkan bahwa leiomioma uteri different age groups in the Kumaon
dan adenomiosis uteri biasanya terjadi pada region: A retroprospective study. J
usia perimenopaus (3,8,9,13–16). Midlife Health. 2013;4(1):27.
4. Vannuccini S, Petraglia F. Recent
KESIMPULAN advances in understanding and
Hasil analisis hubungan antara managing adenomyosis [version 1;
perempuan usia reproduksi dengan peer review: 2 approved].
kejadian leiomioma dan adenomiosis uteri F1000Research. 2019;8:1–10.
menggunakan uji statistik Chi-square 5. Prawowiroharjo S. Ilmu Kandungan.
diatas didapatkan nilai p = 0.000 (p<0,05). 3rd ed. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Maka penelitian ini dapat menyimpulkan Sarwono; 2011.
bahwa terdapat hubungan antara 6. Baziad A. Endokrinologi
perempuan usia reproduksi dengan Ginekologi. Media Aesc. Jakarta;
kejadian leiomioma dan adenomiosis uteri 2003. 151-157 p.
di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng 7. Weiss G, Maseelall P, Schott LL,
Jakarta Barat tahun 2017-2019. Brockwell SE, Schocken M,
Johnston JM. Adenomyosis a
UCAPAN TERIMAKASIH variant, not a disease? Evidence
Peneliti mengucapkan banyak terima kasih from hysterectomized menopausal
pada Direktur RSUD Cengkareng Jakarta women in the Study of Women’s
Barat yang telah memberikan ijin Health Across the Nation (SWAN).
penelitian. Fertil Steril. Elsevier Ltd;
2009;91(1):201–6.
KONFLIK KEPENTINGAN 8. Taran FA, Weaver AL, Coddington
Penulis menyatakan tidak memiliki konflik CC, Stewart EA. Understanding
kepentingan, dan tidak ada afiliasi atau adenomyosis: A case control study.