Professional Documents
Culture Documents
https://doi.org/10.32506/xxxx.vxix.xxx
Vol. xx No. x, 20xx, xx-xx
Abstract
[Critical Study of Counter Hermeneutics in Islamic Studies]
One of the efforts that can be made to understand a text is to use the hermeneutic method, a hermeneutic method that
leads to the interpretation of the Qur'an which looks at the aspects of contextual direction, history, the author, as well as
the psychological social conditions of the author when writing. Apart from the historical principle of hermeneutics itself,
there are similarities between the well-known interpretation methods in classical Islamic times and several hermeneutical
models. However, when the hermeneutic method was applied to the text of the Qur'an, there were differences of opinion
regarding hermeneutics, starting from the pro-hermeneutic group and the counter-hermeneutic group. According to the
pro-hermeneutic group, they argue that the hermeneutics of the Qur'an is needed to suit the times and progress of the
times, while the counter-hermeneutic group argues that the value of the sacredness of the Qur'an will be lost when viewed
using the hermeneutic method.
Keywords
Hermeneutics – Islamic Studies – Contra
Abstrak
[Studi Kritis terhadap Kontra Hermeneutika dalam Studi Keislaman]
Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk dapat memahami sebuah teks adalah dengan menggunakan metode
hermeneutika, metode hermeneutika yang mengarah kepada penafsiran Al-Qur’an yang melihat dari segi aspek arah
kontekstual, histori, penulis, serta kondisi sosial psikologis sang penulis ketika menulis. Terlepas dari asas histori
hermeneutika itu sendiri, terdapat kesamaan antara metode tafsir yang terkenal pada zaman islam klasik dengan beberapa
model hermeneutika. Namun ketika metode hermeneutika diterapkan kepada teks Al-Qur’an muncullah perbedaan
pendapat mengenai hermeneutika, mulai dari golongan yang pro-hermeneutika dan ada pula golongan yang kontra-
hermeneutika. Menurut golongan yang pro-hermeneutika mereka berpendapat bahwa hermeneutika Al-Qur’an ini
diperlukan agar sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan zaman, sedangkan golongan yang kontra-
hermeneutika beralasan bahwa nilai kesakralitasan Al-Qur’an akan hilang apabila dipandang menggunakan metode
hermeneutika.
Kata-kata Kunci
Hermeneutika – Studi Keislaman – Kontra
1
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/10.32506/xxxx.vxix.xxx
Vol. xx No. x, 20xx, xx-xx
2
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/10.32506/xxxx.vxix.xxx
Vol. xx No. x, 20xx, xx-xx
Hermeneutika subjektif, ialah suatu wujud dalam umumnya berpendapat metode ini bertentangan
hermeneutika dimana dalam penggunaannya, dengan prinsip dan metode tafsir yang selama ini
hermeneutika hanya memahami bacaan dalam sudah digunakan oleh ulama. Diantara tokoh-
konteks saat ini semacam yang dimengerti oleh tokohnya sebagaimana berikut:
pembaca dikala ini(soleh, 2011) 4.1.1.1 Adian Husaini
Adian mengemukakan ada tiga permasalahan
2.1.3 Hermeneutika Pembebasan
besar jika hermeneutika dipraktikkan dalam tafsir
Hermeneutika pembebasan, ialah varian Alquran:
hermeneutika yang berupaya menguasai serta pertama, Hermeneutika menghendaki perilaku
memaknai bacaan narasi selaku suatu dasar aksi yang kritis bahkan cenderung menaruh curiga.
serta pergantian sosial yang dicoba oleh sebuah teks untuk seorang hermeneut tidak dapat
pembaca(Soleh, 2011) lepas dari kepentingan-kepentingan spesifik, baik
dari si pembuat teks ataupun budaya masyarakat
2.2 Penelitian Terdahulu ketika teks itu dilahirkan;
Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dalam kedua, hermeneutika cenderung memahami teks
artikel ini adalah: selaku produk budaya (manusia), serta abai pada
1. Reflita, KONTROVERSI HERMENEUTIKA hal-hal yang sifatnya transenden (ilahiyyah);
SEBAGAI MANHAJ TAFSIR (Menimbang ketiga, aliran hermeneutika amat plural, karnanya
Penggunaan Hermeneutika dalam Penafsiran kebenaran tafsir ini menjadi sangat relatif, yang
Alquran), Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran pada gilirannya menjadi repot untuk diaplikasikan.
Balitbang Kemenag RI (Reflita) Tidak hanya itu, Adian juga menerangkan jika
disparitas worldview (pandangan) antara Islam-
2. Reza Bakhtiar Ramadhan, Pro-Kontra Barat juga melatarbelakangi kompleksitas
Penggunaan Metodologi Hermeneutik dalam hermeneutika seumpama dipraktikkan dalam riset
Penafsiran, Jurnal Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Islam;
Yogyakarta, 2020.(Ramadhan, 2020) (1) keyakinan bahwa alam jagad raya adalah
3. Dwi Setia Kurniawan Pendekatan Hermeneutik satuan wujud yang satu, dan tidak ada suatu alam
Dalam Studi Hadits (Teori A Double Movement yang lain di luar alam jagad raya ini;
Fazlur Rahman), Universitas Islam Negri Sunan (2) nilai tidak dipandang memiliki objektivitas
Kalijaga, 2022. (Kurniawan, 2022) dalam dirinya sendiri, sehingga nilai hanyalah
bagian dari persepsi manusia;
Dari penelitian tersebut terdapat kesamaaan (3) dalam masalah politik, kebijakan atau
isu yang diangkat yaitu mengenai Pro-Kontra ketetapannya ditujukan pada kepentingan
penerapan Hermeneutika dalam studi keislaman. pragmatis belaka;
Adapun perbedaannya adalah fokus pembahasan (4) untuk menentukan nilai ataupun tujuan akhir,
yang akan dibahas dalam artikel ini. Artikel ini hanya ditentukan oleh prinsip rasionalitas semata.
berfokus pada Lain halnya dengan Islam, ia cukup tunduk pada
prinsip agama, sebagai sebuah hasil dari
3. Metode “memahami” petunjuk yang diturunkan pada
Muhammad saw., dan mengekspresikannya dalam
Metode penelitian ini menggunakan metode kehidupan sehari-hari dengan tujuan terciptanya
kualitatif deskriptif dengan hasil penelitian ummatan wasathan litakunu syuhada’.
bersifat not angka dan menggunakan jenis Dari pandangan Adian Husaini di atas, terlihat bila
pendekatan kajian Pustaka (library research) hermeneutika digunakan untuk menafsirkan
dengan sumber-sumber literatur seperti buku, Alquran akan menyirnakan kesakralannya sebagai
artikel jurnal, koran, dan lain sebagainya. wahyu ilahi, karna hermeneutika diawali dengan
perilaku skeptis (ragu-ragu), serta dilanjutkan
4. Hasil dan Pembahasan dengan perilaku kritis pada teks. Sementara
Alquran diyakini secara mutlak berasal dari Allah,
4.1 Hasil dan bukan perkataan manusia. Penggunaan
4.1.1 Kontra Hermeneutika dalam Studi hermeneutika hanya akan menurunkan derajat
Keislaman kesahihan Alquran. Penggunaan hermeneutika
Sebagai metode yang bermula dari Barat serta sebagai metode penafsiran juga akan
digunakan pada mulanya untuk mengkritisi Injil, menghasilkan subjektivitas penafsiran pada
sebagian kalangan muslim menolak hermeneutika Alquran, karna tidak terlepas dari kepentingan-
seumpama digunakan untuk menafsirkan Alquran. kepentingan tertentu
Tokoh yang menolak hermeneutika pada
3
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/10.32506/xxxx.vxix.xxx
Vol. xx No. x, 20xx, xx-xx
4
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/10.32506/xxxx.vxix.xxx
Vol. xx No. x, 20xx, xx-xx
warisan budaya Barat sendiri, namun untuk diperoleh ke dalam ruang serta waktu ketika
sejarah umat manusia seluruhnya juga. pemahaman atau penafsiran itu dilakukan. Dari
4.2.1.3 Fazlur Rohman analisa bahasa serta makna inilah minimal akan
Sama Arkoun, Fazlur Rohman juga berpendapat dijumpai konteks ayat serta kontekstualisasinya
sangat penting menerapkan hermeneutika dalam pada masa sekarang. Sehingga pesan dan maksud
riset Kitab Suci Allah Alquran, khususnya dalam Alquran dapat terkuak dan dijadikan pedoman dan
penafsiran untuk menangkap makna serta pesan petunjuk hidup muslimin.
moral Alquran dengan cara utuh, sehingga tercipta Kepopuleran hermeneutika selaku metode atau
satu kesatuan yang kompleks serta silih terikat pendekatan riset Islam, khususnya Alquran dan
satu sama lain. Fazlur Rahman berpendapat Hadits, menjadikannya ikut membidani lahirnya
metodologi yang tumbuh dalam wilayah Islam liberalisasi pemikiran Islam terutama di kalangan
sepanjang ini terasa kering serta belum sempurna. generasi muda yang bersemangat menyuarakan
Dalam rangka memahami Alquran, ia menawarkan perubahan serta anti pada kemapanan (status
metodologi hermeneutika double movement (aksi quo). Mereka giat mempublikasikan serta
rangkap interpretasi) untuk melahirkan mengedarkan hermeneutika sebagai metode dan
rasionalitas penafsiran, yaitu dari problema situasi pendekatan riset Islam yang menurutnya lebih
saat ini menuju masa Alquran diturunkan, serta canggih serta modern dibanding metode tafsir
dari masa kembali mengarah ke problema saat ini. serta tawil yang sudah dikenalkan oleh para ulama
Dalam metode tersebut yang ditekankan salafus ash-shalih.Akibatnya, akhir-akhir ini
merupakan basic ideas Alquran atau ideal moral tampak kecenderungan di sebagian kalangan
Alquran nya ketimbang legal spesifiknya. Istilah intelektual muslim untuk menggantikan
yang lain dalam pemaknaan jika Rahman lebih metodologi penafsiran Alquran warisan ulama
mengedepankan kandungan makna dengan pendekatan hermeneutika karna dianggap
universalitasnya ketimbang makna lebih maju (sophisticated). Bagi mereka
literalpartikularnya hermeneutika dapat menjadi terobosan baru
4.2.1.4 Farid Essack dalam memahami ayat-ayat Allah dan hadits,
Menurut tokoh muslim dari Afrika Selatan ini kemudian dapat menghasilkan umat Islam dari
hermeneutika bukanlah metode baru dalam keterpurukan serta ketertinggalan.
memahami Alquran. Sekalipun sebutan ini tidak Penggunaan hermeneutika tidaklah diarahkan
dijumpai dalam wacana keilmuan klasik, akan untuk merubah isi kandungan di dalamnya atau
tetapi sesungguhnya telah dipraktikkan dalam mendesakralisasi Alquran, namun justru akan
khazanah tafsir Alquran. Bukti penerapan itu dapat membawa penyegaran dalam penafsiran, sehingga
diamati pada; Alquran menjadi lebih kontekstual serta bermakna
kesatu, problematika hermeneutik senantiasa di setiap zaman.
dikaji serta dirasakan meski tidak dihadapi secara 4.2.2 Menyikapi Pro-Kontra Hermeneutika
tematis, seperti analisis mengenai asbabun-nuzul dalam Studi Keislaman
serta nasikh mansukh. Kedua, disparitas antara Menengahi persoalan antara pendukung
tafsiran aktual dengan ketentuan, metode, atau dan penolak hermeneutika, harus adanya
teori interpretasi yang mengaturnya, telah ada kompromi antara dua pandangan tersebut.
dalam literature awal tafsir. Ini disistematisasikan Menolak hermeneutika hanya karena bermula dari
dalam prinsip-prinsip tafsir. Ketiga, tafsir kuno barat atau non muslim, bukan merupakan aksi
sudah dikategorisasi. Sebagian kategori seperti yang bijak. Sebab, bisa jadi ada teori atau metode-
syi’ah, mu’tazilah, ‘Asy’ariyah, dan sebagainya metode yang diterapkan dalam hermeneutika
menampakkan asosiasi ideologi, periode, serta dapat diterapkan dalam memahami Alquran.
aspek historis si penafsir. Dengan demikian, Sebaliknya, menerima konsep ini secara
hermeneutika diterima karena memang sudah keseluruhan, tanpa adanya kritik dan menganggap
dipraktikkan di dunia Islam, sekalipun tidak bahwa metode tafsir dan takwil yang selama ini
definitive digunakan oleh para mufassir dan ilmuwan
Farid Essack justru berpandangan dengan muslim telah ketinggalan zaman dan harus diganti
memakai hermeneutika untuk memahami Alquran juga merupakan tindakan yang gegabah.
dapat menolong kaum muslimin dari Mengkompromikan dua pandangan ini, kita harus
ketertindasan mereka selama ini. bisa menjadikan kehadiran hermeneutika
4.2.1.5 Fakhruddin Faiz bukanlah untuk menggantikan ‘Ulum alquran,
Baginya, hermeneutika pada dasarnya namun bisa dijadikan sebagai pelengkap atau
merupakan metode penafsiran yang bergerak dari mitra. Umat Islam meyakini bahwa Alquran
analisa bahasa, selanjutnya melangkah pada bersifat sakral, namun metodologi yang digunakan
analisa konteks, kemudian, menarik makna yang untuk memahaminya, seperti tafsir dan takwil dan
5
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/10.32506/xxxx.vxix.xxx
Vol. xx No. x, 20xx, xx-xx
metode apapun tidaklah bersifat sakral. Oleh bercorak masa lalu dengan bumi empiris saat ini.
karena itu, mengunakan metode apa saja Hal ini bermaksud untuk mendekatkan keduanya
dibolehkan, asalkan tidak mengurangi kesakralan agar dapat menanggapi segala permasalahan yang
Alquran dan bertujuan untuk menjadikan Alquran berlangsung di tengah masyarakat. pastinya,
sebagai kitab petunjuk yang bisa dipahami oleh dengan tetap memperhatikan kaedah-kaedah
semua kalangan serta sesuai di setiap zaman dan penafsiran yang sudah dirumuskan Ulama.
tempat.
Teks Alquran telah final, namun pemahaman akan 6. Pustaka
teks akan terus berlangsung sepanjang zaman.
Dalam Kitab tersebut memerintahkan manusia Husaini, Adian. Albaghdadi, Abdurrahman (2007)
berpikir dan memperhatikannya agar bisa Hermeneutika & Tafsir AI-Qur'an, Gema
menangkap makna dan pesannya. Dalam Insani, Jakarta
mengungkap makna tersebut, tentu banyak ragam
metode yang bisa digunakan. Umat Islam Reflita (2016) Kontroversi Hermeneutika Sebagai
seyogianya dapat menerima disparitas metode Manhaj Tafsir (Menimbang Penggunaan
penafsiran dan pemahaman yang ada selama Hermeneutika dalam Penafsiran al-
masih dalam rangka mengungkap makna yang Qur’an), Lajnah Pentashihan Mushaf Al-
terkandung dalam ayat Alquran, bukan untuk Qur’an Balitbang Kemenag RI, Jurnal
meragukan atau mengkritisi kesakralannya. Dalam Ushuluddin, Vol. 24 No.2
hal ini tiap orang boleh saja menafsirkannya, akan
tetapi tetap harus mencermati syarat-syarat serta Ramadhan, Reza Bakhtiar (2020) Pro-Kontra
rambu-rambu yang sudah dirumuskan oleh ulama Penggunaan Metodologi Hermeneutik
yang berkompeten di bidangnya. dalam Penafsiran Al-Qur’an, Aqwal Journal
of Quran and hadits Studies, vol.1 No.1
5. Kesimpulan
Kurniawan, Dwi Setia (2022) Pendekatan
Polemik yang berlangsung dalam menyingkapi Hermeneutik Dalam Studi Hadits (Teori A
hermeneutika untuk memahami Alquran berkisar Double Movement Fazlur Rahman),
pada historisitas hermeneutika, ketidaksamaan Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga,
hermeneutika dengan penjelasan, disparitas Sifat ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin,
Alquran dan Injil, subjektivitas serta relativitas hlm.705, Vol.1, No.4
hasil pengertian, reproduksi makna serta
kontekstualitasnya, tidak perinci, serta tidak Sidik, Humar. Ika Putri Sulistyana (2021),
prosedural. Kalangan yang menyangkal serta Hermeneutika Sebuah Metode Interpretasi
menerima hermeneutika sesungguhnya punya Dalam Kajian Filsafat Sejarah, Jurnal
tujuan yang sama, adalah menggambarkan arti Agastya, vol.11, no 1
serta pesan Alquran selaku buku petunjuk
Muslimin yang cocok pada tiap era serta tempat
(shâlih likulli zamân wa makân).
Kalangan yang menerima mencari jalan untuk
membumikan pemikiran Alquran sesuai dengan
konteksnya. sementara itu yang menyangkal
merasa bertanggung jawab untuk melaksanakan
Alquran dalam kehidupan kaum muslimin
sepanjang era, sebagai halnya yang sudah
dimengerti oleh ulama dengan cara literal dan
menjaga teknik yang authentic dan sangat mapan
yang sudah dirumuskan salafus shâlih adalah
teknik penjelasan dan takwil yang tidak dapat
disepadankan dengan hermeneutika.
Dalam menerima sesuatu metode yang termasuk
baru, pemeluk Islam harus bisa bersikap bijak,
tidak menyangkal dengan cara membabi buta dan
pula tidak menerima dengan cara keseluruhan.
tindakan hati-hati amat dibutuhkan.
Menerima hermeneutika selaku metode penafsiran
dengan maksud menghayati dunia teks yang