You are on page 1of 10

Volume 18, Nomor 1, November 2018, pp 31-40.

Copyright © 2018 Jurnal Manajemen Maranatha, Program


Studi S1-Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Maranatha. ISSN 1411-9293 | e-ISSN 2579-4094.
http://journal.maranatha.edu/jmm

PENGARUH KEPERCAYAAN PELANGGAN TERHADAP


NIAT PEMBELIAN GADGET DI SHOPEE INDONESIA
Maria Regina Picaully

Universitas Katolik Parahyangan


Email: maria.regina792@gmail.com

Submitted: Des 15, 2017; Reviewed: Des 18, 2018; Accepted: Apr 09, 2018

Abstract: Along with the development of e-commerce in Indonesia, customers are increasingly fond of
shopping online to meet their needs including the needs of gadget products. However, despite the
many benefits of online shopping, online shopping also has many risks to be faced. Meanwhile,
whether or not a person's desire to shop online depends on the amount of benefits he receives when
shopping compared to the risks he or she may encounter. One factor that can affect customers in
shopping for gadgets online is the trust of customers towards online sellers. This is due to the difficulty
of building trust between customers and sellers because they can not meet face to face and the product
being sold can not be seen or held in the real way. This research uses descriptive and correlational
method. Technique of collecting data of this research is spreading of questionaire to sample of
research. After getting the data from the research sample then do the validity and reliability test data.
Data that is valid and reliable then processed to know the respondent's assessment of customer trust
and purchase intentions. To know the influence of customer trust on purchasing intention done linear
regression analysis and t test. After doing these tests then make conclusions and suggestions. From the
results of research can be concluded that Shopee Indonesia’s customers trust to gadget products are
less good so affecting the intention of purchasing gadget products in Shopee Indonesia is not good
.
Keywords: word of mouth, customer trust, purchase intention 

PENDAHULUAN Indonesia khususnya dalam hal berbelanja.


Teknologi telah berkembang sejak beberapa Berbelanja secara online menjadi sangat diminati
tahun yang lalu dan sekarang segalanya menjadi dibandingkan dengan berbelanja secara
digital. Semua orang lebih memilih untuk tradisional. Ada banyak alasan mengapa
melakukan aktivitasnya secara online sehingga berbelanja secara online begitu diminati. Salah
internet menjadi sangat penting bagi mereka satu alasannya adalah pelanggan dapat membeli
khususnya untuk pengguna internet di Indonesia. apapun kapanpun tanpa harus pergi ke toko.
Melalui survei yang dilakukan oleh Asosiasi Setiap orang dapat mencari produk yang sama
Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia dengan membandingkan beberapa toko online
(APJII) dan Lembaga Polling Indonesia, lebih yang berbeda. Berbelanja secara online juga
dari setengah masyarakat Indonesia telah dapat mengurangi tekanan bertemu muka dengan
terhubung ke internet. Pada tahun 2016, telah ada penjual dan banyak lagi.
132.7 juta dari 236.7 juta masyarakat Indonesia Melalui fenomena ini, berbagai jenis toko
telah terhubung ke Internet (www.apjii.com). online mulai menjamur untuk memudahkan
 Internet sudah menjadi bagian dari pelanggan berbelanja. Berdasarkan hasil Sensus
kehidupan masyarakat Indonesia karena Ekonomi 2016 dari Badan Pusat Statistik (BPS)
memiliki berbagai manfaat seperti untuk jumlah e-commerce di Indonesia selama 10 tahun
kegiatan belajar, bekerja, berkomunikasi hingga meningkat sekitar 17% dan jumlah total usaha
berbelanja dapat dilakukan dengan mudah dan sekitar 26.2 juta. Sementara itu, nilai transaksi e-
tanpa batasan. commerce di Indonesia pada tahun 2016 sendiri
Kemudahan dalam mengakses internet ini mencapai angka US$ 4,89 miliar atau setara
akhirnya mengubah gaya hidup masyarakat dengan Rp68 triliun meningkat dari jumlah total
31

 
Jurnal Manajemen Maranatha ■ Vol. 18 Nomor 1, November (2018)

transaksi pada tahun 2015 yaitu sebesar US$ dilakukan secara online karena pembeli tidak
3,56 miliar (www.herosoftmedia.co.id). dapat menyentuh dan mencoba barang tersebut.
Berbelanja online memang memberikan Dalam pembelian gadget secara online,
kemudahan dan keuntungan tersendiri, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti
berbelanja online juga memiliki kelemahan asal pemberian garansi, reputasi website,
seperti pelanggan tidak dapat memilih dan kecocokan nama dan nomor seri gadget, ulasan
mengecek kondisi fisik barang. Selain itu, jual produk, garansi penggantian, rating penjual,
beli online tidak selalu aman. Tidak semua toko ulasan dari pelanggan, metode pembayaran dan
online benar-benar riil dan kredibel sehingga metode pengiriman (listamaze.com).
rawan dengan penipuan. Di Indonesia sendiri terdapat banyak situs
Selain itu, ada juga risiko dalam e-commerce untuk melakukan pembelian online
berbelanja online. Risiko pertama adalah seperti Lazada, Tokopedia, elevenia, Blibli.com,
ketidaksesuaian produk yang dipesan dengan MatahariMall.com dan Shopee Indonesia.
gambar yang ditampilkan. Kedua adalah Berikut adalah 10 situs online retail produk
rusaknya barang yang diterima baik rusak dalam kebutuhan konsumen yang paling banyak
pengiriman dan cacat produksi. Risiko ketiga dikunjungi di Indonesia.
adalah kesalahan dalam pengepakan yang akan Shopee adalah satu dari 10 situs online di
memunculkan kesalahan order baik berupa Indonesia yang memiliki banyak populasi digital
warna, jumlah maupun tipe. Risiko keempat hingga Juni 2017. Pertumbuhan Shopee sebesar
adalah tidak terkirimnya barang karena hilang 767% dalam semester pertama tahun 2017
atau terlambat dan risiko kelima adalah menjadi kontribusi terbesar dalam pertumbuhan
munculnya penipuan (Turban, King, Lee & rata-rata pertumbuhan marketplace. Shopee juga
Viehland dalam Widiyanto & Prasilowati, 2015). memimpin untuk rata-rata durasi per view selama
Kuat atau tidaknya keinginan seseorang 16 menit (tekno.liputan6.com).
untuk berbelanja secara online akan bergantung Namun, meskipun Shopee Indonesia
pada besar kecilnya manfaat yang diterima saat mengalami pertumbuhan yang sangat pesat
berbelanja secara online dibanding dengan risiko dalam semester pertama tahun 2017, untuk
yang mungkin dialaminya (Yu & Wu, 2007 pembelian produk gadget sendiri lebih popular
dalam Widiyanto & Prasilowati, 2015). dilakukan di situs lain seperti Tokopedia.com,
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Bhinneka.com, Blanja.com, dan Lazada.com
oleh MARS Indonesia pada bulan Juni 2016 lalu, (Zopini.com).
responden menyatakan alasan-alasan mengapa Niat beli merupakan sesuatu yang
mereka tidak melakukan belanja online. Alasan berhubungan dengan rencana pelanggan untuk
pertama adalah lebih senang berbelanja offline membeli produk tertentu serta berapa banyak
sebesar 58.5%, tidak mempercayai online shop unit produk yang dibutuhkan pada periode
sebesar 38.4%, tidak dapat mencoba barang tertentu (Howard dalam Adriansyah & Aryanto,
sebesar 32.7%, transaksi yang memusingkan 2011). Individu yang berniat terhadap suatu
sebesar 14.6%, takut terkena penipuan sebesar objek akan memiliki kekuatan atau dorongan
3.8% dan takut barang tidak sesuai dengan untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk
pesanan sebesar 1.8%. mendekati atau mendapatkan objek tersebut
Gadget adalah sebuah fitur berteknologi (Purba, 2012). Ada banyak kekuatan atau
tinggi dan sebuah piranti atau instrumen yang dorongan yang dapat menimbulkan niat beli dan
memiliki tujuan dan fungsi praktis spesifik yang salah satunya adalah kepercayaan pelanggan.
berguna dan umumnya diberikan terhadap Berbelanja secara online memerlukan
sesuatu yang baru (Kuncoro, 2009 dalam kepercayaan lebih karena tidak mudah untuk
Mariskhana, 2017). Salah satu bentuk instrumen membangun kepercayaan diantara penjual dan
gadget adalah handphone, tablet, notebook, pembeli online. Penjual dan pembeli tidak dapat
laptop, dan kamera digital. bertemu secara langsung sehingga menyulitkan
Sebelum membeli gadget ada pengecekan mereka untuk saling percaya. Penipuan dan
yang perlu dilakukan seperti pengecekan display, kejahatan internet atau cybercrime juga
prosesor, kamera, baterai, user interface, storage, mempengeruhi kepercayaan pelanggan. Terlebih
audio speaker, USB port dan headphone jack lagi ketika barang yang dibeli oleh pelanggan
(gadgetsnow.com). Pengecekan ini tidak dapat adalah produk gadget.
dilakukan oleh pembeli apabila pembelian Sementara itu, berdasarkan penelitian dari
Wang, Chen dan Jiang (2009), kesuksesan e-
32

 
Jurnal Manajemen Maranatha ■ Vol. 18 Nomor 1, November (2018)

commerce ditentukan dengan apakah pelanggan Transaksi bisnis antara pelaku bisnis dengan
mempercayai penjual dan produk yang tidak pelaku bisnis lainnya. Dapat berupa
dapat mereka lihat. Hasil studi empiris ini kesepakatan spesifik yang mendukung
mengungkapkan bahwa kepercayaan dalam kelancaran bisnis.
online shopping secara positif berpengaruh 2. B2C (Business to Consumer)
dengan aktivitas online shopping. Aktivitas yang dilakukan produsen kepada
Oleh karena itu, kepercayaan pelanggan konsumen secara langsung.
adalah faktor yang perlu diperhatikan dalam e- 3. C2C (Consumer to Consumer)
commerce dengan kata lain, penjual online perlu Aktivitas bisnis (penjualan) yang dilakukan
membangun kepercayaan pelanggannya agar oleh individu kepada individu lainnya.
mampu berhasil dalam e-commerce. 4. C2B (Consumer to Business)
C2B merupakan model bisnis dimana
RUMUSAN MASALAH PENELITIAN individu menciptakan dan membentuk nilai
Berdasarkan latar belakang yang telah akan proses bisnis.
dikemukakan diatas, maka penulis merumuskan 5. B2G (Business to Government)
masalah sebagai berikut: Merupakan turunan dari B2B, perbedaannya
1. Bagaimana kepercayaan pelanggan pada adalah proses ini terjadi antara pelaku bisnis
produk gadget di Shopee Indonesia? dan instansi pemerintah.
2. Bagaimana niat pembelian produk gadget di 6. G2C (Government to Consumer)
Shopee Indonesia? Merupakan hubungan atau interaksi antara
3. Apakah kepercayaan pelanggan pemerintah dengan masyarakat. Konsumen,
mempengaruhi niat pembelian produk gadget dalam hal ini masyarakat, dapat dengan
di Shopee Indonesia? mudah menjangkau pemerintah sehingga
memperoleh kemudahan dalam pelayanan
TUJUAN PENELITIAN sehari-hari.
Berdasarkan perumusan masalah diatas,
penelitian ini bertujuan untuk: Kepercayaan Pelanggan (Customer Trust)
1. Mengetahui bagaimana kepercayaan Kepercayaan pelanggan adalah semua
pelanggan pada produk gadget di Shopee pengetahuan yang dimiliki oleh pelanggan dan
Indonesia. semua kesimpulan yang dibuat pelanggan
2. Mengetahui bagaimana niat pembelian tentang objek, atribut dan manfaatnya.
produk gadget di Shopee Indonesia. Kepercayaan pelanggan adalah pengetahuan
3. Mengetahui pengaruh kepercayaan pelanggan pelanggan tentang suatu produk atau jasa yang
terhadap niat pembelian produk gadget di diyakini memiliki kualitas dan manfaat (Mowen
Shopee Indonesia. dan Minor, 2002 dalam Bahrudin & Zuhro,
2015).
HIPOTESIS PENELITIAN Dalam konteks e-commerce, kepercayaan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah pelanggan dapat dilihat dari adanya kemauan
yang telah dikemukakan, maka hipotesis untuk terlibat dalam kegiatan dan berhubungan
penelitian ini adalah: via online. Peningkatan kepercayaan di dalam
1. Kepercayaan pelanggan mempengaruhi niat toko online mengurangi persepsi pelanggan
pembelian gadget di Shopee Indonesia. tentang risiko dan mempengaruhi tingkah laku
pelanggan terhadap toko online dan akan
TINJAUAN PUSTAKA meningkatkan keinginan untuk membeli dari
E-Commerce toko tersebut (Fajarratri, 2010).
E-commerce didefinisikan sebagai proses Kepercayaan merupakan suatu pondasi
pembelian, penjualan, mentransfer atau bertukar dalam sebuah proses bisnis. Suatu transaksi
produk, jasa atau informasi melalui jaringan antara dua pihak atau lebih akan terjadi apabila
komputer melalui Internet (Kozinets et al., 2010 kedua belak pihak saling mempercayai (Anwar
dalam Irmawati, 2011). & Adidarma, 2016).
Menurut Sandhausen, bentuk-bentuk e- Dimensi dari customer online trust
commerce ada enam (Sandhausen, 2008 dalam termasuk security, privacy dan reliability. (Ling,
Pradana, 2015), yaitu: Chai, & Piew, 2010)
1. B2B (Business to Business) 1. Security didefinisikan sejauh mana
pelanggan percaya bahwa Internet aman
33

 
Jurnal Manajemen Maranatha ■ Vol. 18 Nomor 1, November (2018)

untuk mengirimkan informasi sensitif mereka mampu menyediakan, melayani sampai


pada transaksi bisnis. Keamanan memiliki mengamankan transaksi dari gangguan pihak
peran penting dalam mempengaruhi perilaku lain. Artinya bahwa pelanggan memperoleh
konsumen dan niat pembelian karena adanya jaminan kepuasan dan keamanan dari penjual
perceived risk dalam mengirimkan informasi dalam melakukan transaksi. Komponen ini
sensitif seperti nomor kartu kredit di Internet. meliputi pengalaman, pengesahan
Konsumen mungkin merasa kurang nyaman institusional dan kemampuan dalam ilmu
untuk memberikan informasi personal pengetahuan.
melalui Internet karena konsumen tidak dapat 4. Predictability adalah konsistensi perilaku
secara fisik mengecek kualitas produk atau oleh penjual. Kemampuan penjual untuk
memonitor keamanan ketika berbelanja di memberikan kepastian akan barang yang
Internet. dijual, sehingga pelanggan dapat
2. Privacy adalah kepercayaan konsumen mengantisipasi dan memprediksi tentang
mengenai kinerja pihak lain dalam kinerja penjual. Komponen ini meliputi citra
lingkungan ketika melakukan transaksi atau diri penjual, risiko atau akibat yang mampu
perilaku konsumsi. diprediksi dan konsistensi.
3. Company reliability adalah asumsi konsumen
bahwa perusahaan besar memiliki Niat Beli (Purchase Intention)
kemampuan untuk meningkatkan Menurut Kotler (2005) niat beli merupakan suatu
kepercayaan mereka dan perusahaan yang hal yang mendahului dan menentukan setiap
memiliki reputasi yang baik meningkatkan pelanggan. Niat adalah kecenderungan untuk
kepercayaan konsumen. melakukan tindakan atau perilaku atau sesuatu
yang segera mendahului tingkah laku pembelian
Lebih lanjut, dalam studi McKnight dan yang sebenarnya.
Chervany komponen kepercayaan adalah Sementara itu, niat merupakan salah satu
integritas, benevolence, competency dan aspek psikologis yang memiliki pengaruh cukup
predictability (McKnight dan Chervany, 2002 besar terhadap sikap perilaku. Niat beli dapat
dalam Anwar & Adidarma, 2016). Komponen- diartikan sebagai suatu sikap senang terhadap
komponen kepercayaan adalah sebagai berikut: suatu objek yang membuat individu berusaha
1. Integritas adalah kejujuran dan kemampuan untuk mendapatkan objek tersebut dengan cara
menepati janji dari pihak yang dipercaya membayarnya dengan uang atau pengorbanan
(penjual). Integritas berkaitan dengan (Schiffman dan Kanuk, 2007 dalam Maghfiroh,
bagaimana perilaku atau kebiasaan penjual Arifin, & Sunarti, 2016)
dalam menjalankan bisnisnya. Integritas Indikator-indikator niat beli dijelaskan
dapat dilihat dari sudut keterbukaan beberapa komponen seperti ketertarikan untuk
(openness), pemenuhan (fulfillment), mencari informasi tentang produk,
kesetiaan (loyalty), kejujuran (honesty), mempertimbangkan untuk membeli, tertarik
keterkaitan (dependability) dan kehandalan untuk mencoba, ingin mengetahui produk dan
(reliability). keinginan memiliki produk (Schiffman & Kanuk,
2. Benevolence atau kebaikan hati adalah 2008 dalam Randi, 2016). Komponen-komponen
perhatian dan motivasi untuk bertindak tersebut adalah sebagai berikut:
sesuai dengan kepentingan pelanggan oleh 1. Tertarik untuk mencari informasi tentang
penyedia barang. Kebaikan hati merupakan produk
kemauan penjual dalam memberikan Pelanggan yang terangsang kebutuhannya
kepuasan yang saling menguntungkan antara akan terdorong untuk mencari informasi yang
dirinya dengan pelanggan. Penjual bukan lebih banyak. Pertama, pencarian informasi
semata-mata mengejar keuntungan yang lebih ringan (penguatan perhatian).
maksimum semata, melainkan juga memiliki Pada level ini, orang hanya sekedar lebih
perhatian yang besar dalam mewujudkan peka terhadap informasi produk. Kedua, level
kepuasan konsumen. Komponen ini meliputi aktif mencari informasi termasuk di
perhatian, empati, keyakinan dan daya dalamnya mencari bahan bacaan, bertanya
terima. pada teman atau mengunjungi toko untuk
3. Competency adalah kemampuan penjual mempelajari produk tertentu.
untuk melaksanakan kebutuhan dari 2. Mempertimbangkan untuk membeli
pelanggan. Dalam hal ini, bagaimana penjual
34

 
Jurnal Manajemen Maranatha ■ Vol. 18 Nomor 1, November (2018)

Melalui pengumpulan informasi, pelanggan


mempelajari merek-merek yang bersaing METODE PENELITIAN
serta fitur merek tersebut. Melakukan Jenis Penelitian
evaluasi terhadap pilihan-pilihan dan mulai Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan
mempertimbangkan untuk membeli produk. karakteristik variabel-variabel yang menarik dari
3. Tertarik untuk mencoba situasi yang diteliti dan memberikan gambaran
Setelah pelanggan berusaha memenuhi secara sistematis fakta atau karakteristik populasi
kebutuhan, mempelajari merek-merek yang tertentu atau bidang tertentu secara aktual dan
bersaing serta fitur merek tersebut, pelanggan cermat sehingga penelitian ini termasuk
akan mencari manfaat tertentu dari solusi penelitian deskriptif (Sekaran & Bougie, 2010).
produk dan melakukan evaluasi terhadap Penelitian ini juga menggunakan metode
produk-produk tersebut. Evaluasi ini korelasional dimana metode ini menjelaskan
dianggap sebagai proses yang berorientasi hubungan antara variabel yang diteliti.
kognitif. Maksudnya adalah pelanggan Tujuannya adalah meneliti seberapa jauh
dianggap menilai suatu produk secara sangat variabel pada satu faktor yang berkaitan dengan
sadar dan rasional sehingga mengakibatkan variasi pada faktor lainnya.
ketertarikan untuk mencoba.
4. Ingin mengetahui produk Teknik Pengumpulan Data
Setelah memiliki ketertarikan untuk mencoba Teknik pengumpulan data yang digunakan
suatu produk, pelanggan akan memiliki adalah dengan mengumpulkan data primer
keinginan untuk mengetahui produk. melalui pembagian kuesioner online kepada
Pelanggan akan memandang produk sebagai sampel penelitian.
sekumpulan atribut dengan kemampuan yang
berbeda-beda dalam memberikan manfaat Populasi dan Sampel Penelitian
yang digunakan untuk memuaskan Populasi tidak terbatas dan karena keterbatasan
kebutuhan. waktu, biaya dan lain-lain maka penulis
5. Keinginan memiliki produk menggunakan sampel (Sekaran & Bougie, 2010).
Para pelanggan akan memberikan perhatian Sementara itu, penelitian ini menggunakan
besar pada atribut yang memberikan manfaat nonprobability sampling dimana elemen dalam
yang dicarinya. Akhirnya pelanggan akan populasi tidak memiliki probabilitas untuk
mengambil sikap (keputusan preferensi) dipilih sebagai subjek sampel. Teknik sampling
terhadap produk melalui evaluasi atribut dan yang digunakan adalah teknik purposive
membentuk niat untuk membeli atau sampling dimana penentuan sampel dengan
memiliki produk yang disukai. pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan
sampel. Adapun jumlah sampel tersebut
Indikator dari niat beli melalui online diperoleh dari perhitungan adalah 97 (Aaker,
shopping adalah keinginan untuk segera membeli Kumar dan Day 2001). Rumus perhitungan
produk yang dijual oleh toko online. Jika tersebut adalah sebagai berikut:
seseorang berniat atau menginginkan produk
atau jasa yang ditawarkan oleh toko online dan 0.25 𝑧
merasa tertarik untuk memilikinya, maka mereka 𝑛
𝑒
berusaha untuk membeli produk atau jasa
tersebut dengan melakukan online shopping. 0.25 1.96
Intensitas pencarian informasi membuat orang 𝑛 96.04 97
0.1
selalu mencari informasi mengenai produk atau
jasa, hal ini dapat menandakan bahwa seseorang Keterangan:
memiliki niat beli yang tinggi. Selain itu, n = ukuran sampel minimum
terdapat pula niat yang menggambarkan Z = nilai z untuk interval kepercayaan α
preferensi produk atau jasa yang hanya dapat e = tingkat kesalahan
diganti bila terjadi sesuatu dengan produk atau
jasa preferensinya. Dengan kata lain, seseorang Sampel penelitian yang akan diambil
akan memiliki preferensi utama produk yang adalah sebanyak 120 orang yang melakukan
dijual pada salah satu toko online dan akan pembelian di Shopee Indonesia selama 1 tahun
mengabaikan pilihan produk toko online yang terakhir dan belum pernah membeli produk
lain. (Fajarratri, 2010) gadget di Shopee Indonesia sebelumnya.
35

 
Jurnal Manajemen Maranatha ■ Vol. 18 Nomor 1, November (2018)

Tabel 2. Interpretasi Kategori Jawaban


Operasionalisasi Variabel Responden
Berikut adalah operasionalisasi variabel
penelitian ini:
Tabel 1. Operasionalisasi Variabel

Sumber: Simamora (2002)

Ada 12 indikator yang digunakan untuk


menilai kepercayaan pelanggan pada produk
gadget di Shopee Indonesia. Berikut adalah hasil
penilaian responden mengenai kepercayaan
pelanggan pada produk gadget di Shopee
Indonesia.

Teknik Analisis Data Tabel 3. Penilaian Responden terhadap


Teknik analisis data yang digunakan dalam Kepercayaan Pelanggan pada
penelitian ini adalah menggunakan analisis Produk Gadget Shopee Indonesia
regresi linier sederhana. Regresi linier sederhana  
adalah hubungan secara linier antara satu
variabel independen (X) dengan variabel
dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui
arah hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen.
Selanjutnya, untuk mengetahui pengaruh
antara variabel independen terhadap variabel
dependen, maka digunakan uji t. Uji t digunakan
untuk mengetahui pengaruh signifikansi variabel
independen terhadap variabel dependennya
(Ghozali, 2011).
Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
 Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak
 Jika t hitung ≤ t tabel, maka H0 diterima

PEMBAHASAN
Penilaian Responden terhadap Kepercayaan
Pelanggan terhadap Produk Gadget di Shopee
Indonesia
Setelah mengumpulkan jawaban dari responden,
selanjutnya jawaban tersebut diolah dengan
melakukan pembobotan. Hasil dari pembobotan
tersebut kemudian diinterpretasikan menjadi 5
kategori seperti pada tabel berikut.
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan hasil pada tabel di atas, maka


dapat diketahui bahwa responden menilai kurang
percaya untuk membeli produk gadget di Shopee
Indonesia. Responden menilai percaya bahwa
Shopee Indonesia memiliki reputasi yang baik,
36

 
Jurnal Manajemen Maranatha ■ Vol. 18 Nomor 1, November (2018)

percaya pada keamanan informasi pribadi yang Indonesia dan kurang ingin mencari produk
diminta oleh Shopee Indonesia seperti orang lain gadget di Shopee Indonesia. Sementara itu,
tidak dapat mengakses informasi pribadi responden tidak mempunyai preferensi produk
responden, percaya informasi pribadi yang gadget di Shopee Indonesia dan tidak ingin
diminta Shopee Indonesia tidak akan tersebar ke membeli produk gadget di Shopee Indonesia.
pihak lain dan percaya transaksi yang dilakukan
aman. Pengaruh Kepercayaan Pelanggan terhadap
Namun, reponden menilai kurang percaya Niat Pembelian Produk Gadget di Shopee
pada penjual gadget di Shopee Indonesia Indonesia
menyampaikan informasi secara benar dan jujur, Analisis Regresi Linier
kurang percaya penjual gadget di Shopee Persamaan regresi linier pada penelitian ini
Indonesia menyampaikan informasi secara adalah sebagai berikut:
terbuka, kurang percaya penjual gadget di 𝑌 𝑎 𝑏𝑋 𝑒 (1)
Shopee Indonesia memiliki itikad baik dan tidak Keterangan:
akan merugikan responden, kurang percaya Y = niat pembelian
penjual gadget di Shopee Indonesia memiliki a = konstanta
reputasi yang baik, kurang percaya penjual b = slope/besar pengaruh X terhadap Y
gadget di Shopee Indonesia dapat diandalkan, e = error
kurang percaya penjual gadget di Shopee
Indonesia memiliki pengetahuan yang baik Tabel 5. Hasil SPSS Persamaan Regresi Linier
mengenai produk gadget yang dijualnya, dan
kurang percaya penjual gadget di Shopee
Indonesia dapat memenuhi kebutuhan dan
penjual gadget di Shopee Indonesia akan
menepati janji-janjinya.

Penilaian Responden terhadap Niat


Pembelian Produk Gadget di Shopee
Indonesia Berdasarkan hasil pada tabel di atas,
Ada 5 indikator yang digunakan untuk menilai diperoleh bentuk persamaan regresi linier
niat pembelian produk gadget di Shopee penelitian sebagai berikut:
Indonesia. Berikut adalah hasil penilaian 𝑌 0.146 0.791𝑋 𝑒
responden mengenai niat pembelian produk
gadget di Shopee Indonesia. 1. Konstanta sebesar -0.146 artinya jika
Tabel 4. Penilaian Responden terhadap Niat kepercayaan pelanggan (X) nilainya adalah 0
Pembelian Produk Gadget di Shopee Indonesia maka niat pembelian produk gadget di
Shopee Indonesia (Y) nilainya negatif yaitu
sebesar -0.146
2. Koefisien regresi untuk variabel kepercayaan
pelanggan (X) sebesar 0.791, artinya jika
kepercayaan mengalami kenaikan sebesar 1,
maka niat pembelian (Y) akan mengalami
peningkatan sebesar 0.791. Koefisien bernilai
positif artinya terjadi hubungan positif antara
kepercayaan pelanggan dengan niat
Sumber: Hasil Pengolahan Data pembelian. menunjukkan adanya hubungan
yang searah antara kepercayaan pelanggan
Berdasarkan hasil pada tabel di atas, maka (X) dengan niat pembelian (Y).
dapat diketahui responden tidak berniat untuk
melakukan pembelian produk gadget di Shopee Koefisien Determinasi
Indonesia. Responden kurang tertarik untuk Koefisien determinasi digunakan untuk melihat
mencari informasi mengenai produk gadget di seberapa besar kontribusi variabel independen
Shopee Indonesia. Responden juga tidak mencari penelitian berpengaruh terhadap variabel
informasi mengenai produk gadget di Shopee
37

 
Jurnal Manajemen Maranatha ■ Vol. 18 Nomor 1, November (2018)

dependen. Koefisien determinasi dapat dilihat Pelanggan merasa kurang percaya pada penjual
pada tabel berikut: produk gadget di Shopee Indonesia sehingga
pelanggan tidak berniat untuk melakukan
Tabel 6. Koefisien Determinasi pembelian produk gadget di Shopee Indonesia.
Kurangnya informasi yang diberikan oleh
penjual secara jujur dan terbuka serta reputasi
yang kurang baik akan menyebabkan kurangnya
kepercayaan pelanggan terhadap penjual produk
gadget di Shopee Indonesia. Oleh karena
kurangnya kepercayaan pelanggan maka
Berdasarkan hasil pada tabel di atas, variabel pelanggan tidak berniat melakukan pembelian
kepercayaan pelanggan memberikan pengaruh produk gadget di Shopee Indonesia.
sebesar 28.8% terhadap niat pembelian produk
gadget di Shopee Indonesia sementara sebesar KESIMPULAN DAN SARAN
71.2% merupakan kontribusi variabel lain yang Kesimpulan
tidak diteliti dalam penelitian ini. Setelah melakukan penelitian dengan
mengumpulkan data serta mengolahnya, maka
Analisa Pengaruh Kepercayaan Pelanggan dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab
terhadap Niat Pembelian Produk Gadget di rumusan masalah yang telah disusun.
Shopee Indonesia Berdasarkan hasil analisis penulis dalam
Analisis pengaruh digunakan untuk mengetahui penelitian ini maka dapat disimpulkan:
keberadaan pengaruh variabel independen 1. Kepercayaan pelanggan Shopee Indonesia
terhadap variabel dependen. Hipotesis yang akan kurang baik. Pelanggan Shopee Indonesia
diuji adalah sebagai berikut: merasa percaya pada Shopee Indonesia,
 Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak seperti percaya pada reputasi Shopee
 Jika t hitung ≤ t tabel, maka H0 diterima Indonesia, percaya pada keamanan informasi
Analisis pengaruh parsial berdasarkan pribadi dan juga percaya pada keamanan
hasil pengolahan software SPSS adalah sebagai transaksi yang dilakukan. Namun, pelanggan
berikut: Shopee Indonesia kurang mempercayai
penjual gadget di Shopee Indonesia seperti
Tabel 7. Hasil SPPS Uji t penyampaian informasi secara benar dan jujur
oleh penjual gadget di Shopee Indonesia,
pernyampaian informasi secara terbuka, itikad
baik penjual dan reputasi penjual, keandalan
penjual, pengetahuan penjual mengenai
produk, kepercayaan penjual akan dapat
memenuhi kebutuhan pelanggan dan kurang
percaya penjual akan menepati janji-janjinya
Berdasarkan hasil analisis SPSS di atas, .
maka didapatkan hasil dari pengujian hipotesis 2. Pelanggan Shopee Indonesia tidak berniat
yaitu: untuk melakukan pembelian gadget di Shopee
Uji hipotesis kepercayaan pelanggan (X) Indonesia. Hal ini dapat dilihat melalui
terhadap niat pembelian (Y): kurang tertariknya pelanggan untuk mencari
Hasil t hitung berdasarkan tabel SPSS informasi mengenai produk gadget di Shopee
untuk variabel kepercayaan pelanggan (X) yaitu Indonesia. Pelanggan juga tidak sering
sebesar 6.910 sedangkan t tabel untuk df = 117 mencari informasi mengenai produk gadget di
adalah 1.657. Hal ini menunjukkan bahwa t Shopee Indonesia dan kurang ingin mencari
hitung > t tabel (6.910 >1.657), maka dari itu H0 produk gadget di Shopee Indonesia.
ditolak dan ini berarti bahwa terdapat pengaruh Pelanggan juga tidak memiliki preferensi
antara variabel kepercayaan pelanggan (X) produk gadget di Shopee Indonesia dan
terhadap niat pembelian (Y). pelanggan tidak ingin membeli produk gadget
Kepercayaan pelanggan mempengaruhi di Shopee Indonesia.
niat pembelian produk gadget di Shopee
Indonesia. Kepercayaan di antara pembeli dan 3. Kepercayaan pelanggan mempengaruhi niat
penjual sangat diperlukan dalam transaksi online. pembelian produk gadget di Shopee
38

 
Jurnal Manajemen Maranatha ■ Vol. 18 Nomor 1, November (2018)

Indonesia. Kepercayaan pelanggan terhadap pelanggan dalam berbelanja khususnya


produk gadget di Shopee Indonesia produk gadget di Shopee Indonesia karena
berpengaruh terhadap niat pembelian. Jika pelanggan mendapat jaminan bahwa barang
kepercayaan pelanggan terhadap produk yang dibelinya asli dan aman hingga di
gadget di Shopee Indonesia meningkat, maka tangan pelanggan.
niat pembelian produk gadget di Shopee
Indonesia juga akan meningkat. Sebaliknya, 3. Untuk penelitian selanjutnya, masih ada
jika kepercayaan pelanggan terhadap produk banyak variabel yang dapat mempengaruhi
gadget di Shopee Indonesia menurun, maka niat pembelian khususnya produk gadget di
niat pembelian produk gadget di Shopee Shopee Indonesia selain kepercayaan
Indonesia akan menurun. Oleh karena itu, pelanggan sehingga masih ada banyak
kepercayaan pelanggan perlu dibangun oleh variabel yang dapat diteliti di masa depan.
penjual gadget di e-commerce khususnya
Shopee Indonesia untuk membangun REFERENSI
kepercayaan pelanggannya agar dapat Aaker, D., Kumar, V., & Day, G. (2001).
meningkatkan niat pembelian produk gadget Marketing Research. Wiley.
di Shopee Indonesia. Adriansyah, M. A., & Aryanto, R. (2011).
Pengaruh Kualitas Produk terhadap
4. Topik mengenai e-commerce adalah topik Minat Pembelian Serta Dampaknya
yang menarik untuk diangkat karena Terhadap Proses Keputusan Pembelian
perkembangan e-commerce yang pesat. Oleh J&C Cookies.
karena itu, penting bagi pelaku di e-commerce Anwar, R., & Adidarma, W. (2016). Pengaruh
untuk memahami hal-hal yang dapat Kepercayaan dan Risiko pada Minat Beli
mempengaruhi kesuksesan dalam e- Belanja Online. Jurnal Manajemen dan
commerce. Penelitian ini mengungkapkan Bisnis Sriwijaya, 155-168.
bahwa kepercayaan pelanggan adalah hal Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia.
yang penting untuk diperhatikan karena dapat (2017, Agustus 15). Retrieved from
kepercayaan dapat mempengaruhi niat www.apjii.com: www.apjii.com
pembelian khususnya produk gadget di Bahrudin, M., & Zuhro, S. (2015). Pengaruh
Shopee Indonesia. Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan
terhadap Loyalitas Pelanggan. Jurnal
Saran Bisnis dan Manajemen Islam.
Setelah melakukan penelitian dan menarik Fajarratri, D. A. (2010). Studi Mengenai Persepsi
kesimpulan, penulis mencoba memberikan saran Risiko (Perceived Risk) terhadap Minat
yang dapat digunakan untuk membantu pihak- Beli Online Shopping (Kasus pada Toko
pihak yang terkait dalam mengatasi Online www.Kaskus.com). Jurnal Sains
permasalahan yang ada. Pemasaran Indonesi, 111-127.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate
1. Para penjual gadget di Shopee Indonesia dengan Program SPSS. Semarang:
dapat memberikan informasi yang lebih Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
mendetail mengenai produk yang dijualnya Irmawati, D. (2011). Pemanfaatan E-Commerce
sehingga pelanggan akan merasa penjual dalam Dunia Bisnis. Junal Ilmiah Orasi
lebih jujur dan terbuka. Selain itu, penjual Bisnis, 95-112.
gadget di Shopee Indonesia juga dapat Kotler, P. (2005). Manajemen Pemasaran.
meningkatkan reputasinya dengan menjawab Jakarta: Indeks.
keluhan dan pertanyaan pelanggan yang ada Ling, K. C., Chai, L. T., & Piew, T. H. (2010).
di tokonya sehingga pelanggan merasa The Effects of Shopping Orientations,
penjual memiliki itikad baik dan tidak akan Online Trust and Prior Online Purchase
merugikan pelanggan. Experience toward Customers' Online
2. Shopee Indonesia juga bisa lebih Purchase Intention. International
memperkenalkan fitur garansi dengan Business Research, 63-76.
memberikan informasi atau sosialisasi lebih Maghfiroh, A., Arifin, Z., & Sunarti. (2016).
agar pelanggan dapat mengetahui dan Pengaruh Citra Merek terhadap Minat
menggunakan fitur tersebut. Fitur garansi juga Beli dan Keputusan Pembelian. Jurnal
diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan Administrasi Bisnis, 132-140.
39

 
Jurnal Manajemen Maranatha ■ Vol. 18 Nomor 1, November (2018)

Mariskhana, K. (2017). Pengaruh Televisi dan


Gadget terhadap Prestasi Belajar Anak.
Tangerang.
Pradana, M. (2015). Klasifikasi Bisnis E-
Commerce di Indonesia. MODUS
Journals, 163-174.
Purba, J. S. (2012). Analisis Pengaruh Persepsi
Nilai Konsumen terhadap Minat Beli
Produk Private Label Hypermart
Carrefour di Kota Semarang. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Randi. (2016). Pengaruh Citra Merek terhadap
Minat Beli Makanan Fast Food Ayam
Goreng (Studi pada Konsumen Texas
Chicken Pekanbaru). Jurnal JOM FISIP.
Sangaji. (2017, Agustus 24). Liputan6. Retrieved
from www.tekno.liputan6.com.
Sekaran, U., & Bougie, R. (2010). Research
Method for Business: A Skill-Building
Approach. Haddington: John Wiley &
Sons.
Simamora, B. (2002). Panduan Riset Perilaku
Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Sinha, R. (2017, September 4). Buying a
Smartphone: 10 Things to Consider.
Retrieved October 20, 2017, from
gadgetsnow.com.
Solecha, I. N. (2017, Agustus 15).
HeroSoftMedia Digital Marketing
Agency. Retrieved from
www.herosoftmedia.co.id.
Vinod. (n.d.). 12 Things to Consider When
Buying Electronic Items Online.
Retrieved October 20, 2017, from
listamaze.com.
Wang, C. C., Chen, C. A., & Jiang, J. C. (2009).
The Impact of Knowledge and Trust on
E-Consumers' Online Shopping
Activities: An Empirical Study. Taiwan:
Journal of
Widiyanto, I., & Prasilowati, S. L. (2015).
Perilaku Pembelian Melalui Internet.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan,
109-122.

40

You might also like