Pa Piestel-i(-)iiite lam at (ele)]|
Mohammad Subhan, S.Sos
BUKUI
icone]
sane errr)
VAP Un
Pengantar:
K.H. Abdul Muchith Muzadi
yyBAB I
NAHDLATUL ULAMA
1. Sejarah Kelahiran
Nahdlatul Ulama, disingkat NU, @etiniyalkebangkitanuulama
Sebuah organisasi yang didirikan oleh para ulama pada tanggal @L
di Surabaya.
Latar belakang berdirinya NU berkaitan erat dengan petkembangam
dan dunia Islam kala itu. Pada tahun
1924,
Sejarah - Istilah - Amaliah - Uswah 1Tersebarlah berita penguasa baru itu akan melarang semua bentuk
yang sudah berjalan berpuluh-
puluh tahun di Tanah Arab, dan akan menggantinya dengan model
Wahabi.
-ziarah kubur, maulid Nabi, dan lain sebagainya, akan segera dilarang.
Tidak hanya itu. Raja Ibnu Saud juga ingin melebarkan pengaruh
kekuasaannya ke seluruh dunia Islam. Dengan dalih demi kejayaan
Islam, i
di Turki pasca runtuhnya Daulah Usmaniyah. Untuk itu dia
berencana menggelar MiiktaniamkihilafahedinoraySucisivialkcaly
sebagai penerus Khilafah yang terputus itu.
Seluruh negara Islam di dunia akan diundang untuk menghadiri
muktamar tersebut, termasuk Indonesia. Awalnya, utusan yang
direkomendasikan adalah HOS Cokroaminoto (SI), K.H. Mas Mansur
(Muhammadiyah) dan K.H. Abdul Wahab Hasbullah (pesantren). Namun,
rupanya ada permainan licik di antara kelompok yang mengusung
para calon utusan Indonesia. Dengan alasan Kiai Wahab tidak mewakili
organisasi resmi, maka namanya dicoret dari daftar calon utusan.
Peristiwa itu menyadarkan para ulama pengasuh pesantren akan
pentingnya sebuah organisasi. Sekaligus menyisakan sakit hati yang
mendalam, karena tidak ada lagi yang bisa dititipi sikap keberatan
akan rencana Raja Ibnu Saud yang akan mengubah model beragama
di Makkah. Para ulama pesantren sangat tidak bisa menerima
kebijakan raja yang anti kebebasan bermadzhab, anti maulid Nabi,
anti ziarah makam, dan lain sebagainya. Bahkan santer terdengar
berita makam Nabi Muhammad Saw. pun berencana digusur!
Bagi para kiai pesantren,
K.H. Hasyim Asy’ari juga tidak mempersoalkan dan bisa menerima
gagasan para kaum modernis untuk menghimbau umat Islam
kembali pada ajaran Islam ‘murni’. Namun Kiai Hasyim tidak bisa
menerima pemikiran mereka yang meminta umat Islam melepaskan
diri dari sistem bermadzhab.
Di samping itu, karena ide pembaruan dilakukan dengan cara
melecehkan, merendahkan dan membodoh-bodohkan, maka para
ulama pesantren menolaknya. Bagi mereka, pembaruan tetap
2. Antologi NU :
dibutuhkan, namun tidak dengan meninggalkan khazanah keilmuan
yang sudah ada dan masih relevan. Karena latar balakang yang
mendesak itulah akhirnya Jam’iyah Nahdlatul Ulama didirikan.
pengasuh Pondok Pesantren @&buirengombangyyawa Timur.
Sedangkan yang bertindak sebagai
i arsitek dan motor penggerak |
dalaikeEwAbaulWalabiasbullak) pengasuh Pondok Pesantren
Gara meTaMbakberasWOMbAnEMK iai Wahab adalah salah
seorang murid utama Kiai Hasyim. Ia lincah, enerjik dan banyak akal.
‘Susunan Pengurus PBNU yang pertama (1926):
Syuriah:
Rais Akbar : K.H. M. Hasyim Asy’ari (Jombang)
Wakil Rais Akbar : K.H. Dahlan Ahyad, Kebondalem (Surabaya)
Katib Awal : K.H. Abdul Wahab Hasbullah (jombang)
Katib Tsani : K.H. Abdul Chalim (Cirebon)
A’wan : K.H. Mas Alwi Abdul Aziz (Surabaya)
K.H. Ridwan Abdullah (Surabaya)
K.H. Said (Surabaya)
K.H. Bisri Syansuri (Jombang)
K.H. Abdullah Ubaid (Surabaya)
K.H. Nahrowi (Malang)
K.H. Amin (Surabaya)
K.H. Masjkuri (Lasem)
K.H. Nahrowi (Surabaya)
Mustasyar : KH. R. Asnawi (Kudus)
K.H. Ridwan (Semarang)
K.H. Mas Nawawi, Sidogiri (Pasuruan)
_ K.H. Doro Muntoho (Bangkalan)
Syeikh Ahmad Ghonaim al-Misri (Mesir)
K.H. R. Hambali (Kudus)
Tanfidziyah:
Ketua : H. Hasan Gipo (Surabaya)
Penulis : M. Sidiq Sugeng Judodiwirjo (Pemalang)
Sejarah - Istilah - Amaliah - Uswah 3Statuten NU setelah resmi berdiri tahun 1926
Sejarah - Istilah - Amaliah - Uswah
Antologi NUBendahara
Pembantu
H. Burhan (Gresik)
H. Soleh Sjamil (Surabaya)
H. Ichsan (Surabaya)
H. Dja’far Alwan (Surabaya)
H. Usman (Surabaya)
H. Ahzab (Surabaya)
H. Nawawi (Surabaya)
H. Dachlan (Surabaya)
H. Mangun (Surabaya)
Organisasi Nahdlatul Ulama didirikan ail, untuk
Ahlussunnah Waljamaah dengan menganut salah satu dari empat
@adzhaby Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hambali).
Babkan dalame\mggaramDasar yang pentamar@lo22idinyatakan
bahwa organisasi tersebut b@fttjiian untuk miemperkwatikesetiaam
yang dilakukan kala itu antara lain:
. Memperkuat persatuan ulama yang masih setia kepada madzhab.
2. Memberikan bimbingan tentang jenis-jenis kitab yang diajarkan
pada lembaga-lembaga pendidikan Islam.
3. Penyebaran ajaran Islam yang sesuai dengan tuntunan madzhab
empat.
. Memperluas jumlah madrasah dan memperbaiki organisasinya.
5. Membantu pembangunan masjid-masjid, langgar dan pondok
pesantren.
6. Membantu anak-anak yatim piatu dan fakir miskin.
Dalam Pasal 3 Statuten Perkumpulan NU (1933) disebutkan:
“Mengadakan perhubungan di antara ulama-ulama yang bermadzhab,
memeriksa kitab-kitab apakah itu dari kitab Ahlussunnah Waljamaah
atau kitab-kitab ahli bid'ah, menyiarkan agama Islam dengan cara apa
saja yang halal; berikhtiar memperbanyak madrasah, masjid, surau dan
pondok pesantren, begitu juga dengan hal ichwalnya anak yatim dan
orang-orang fakir miskin, serta mendirikan badan-badan untuk
memajukan urusan pertanian, perniagaan, yang tidak dilarang oleh syara
agama Islam”.
»
6 — Antologi NU ‘
2. Visi dan Misi’
Ketika NU hidup di dunia modern, mau tidak mau organisasi
ini juga harus mengembangkan diri, untuk menyesuaikan dengan
perkembangan jaman yang dijalani. AD/ART (Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga) NU juga terus dikembangkan setiap lima
tahun sekali.
Dalam Keputusan Muktamar Donohudan, Boyolali (2004)
disebutkan:
Tujuan Nahdlatul Ulama didirikan adalah berlakunya ajaran
Islam yang menganut paham Ahlussunnah Waljamaah dan menurut
salah satu dari Madzhab Empat untuk terwujudnya tatanan
masyarakat yang demokratis dan berkeadilan demi kemaslahatan
dan kesejahteraan umat.
Untuk mewujudkan tujuan sebagaimana di atas, maka NU
melaksanakan usaha-usaha sebagaimana berikut:
a. Dibidang agama, mengupayakan terlaksananya ajaran Islam yang
menganut paham Ahlussunnah Waljamaah dan menurut salah
satu Madzhab Empat dalam masyarakat dengan melaksanakan
dakwah Islamiyah dan amar ma’ruf nahi munkar.
b. Dibidang pendidikan, pengajaran dan kebudayaan, mengupayakan
terwujudnya penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran serta
pengembangan kebudayaan yang sesuai dengan ajaran Islam
untuk membina umat agar menjadi muslim yang takwa, berbudi
luhur, berpengetahuan luas dan terampil, serta berguna bagi
agama, bangsa dan negara.
c. Dibidang sosial, mengupayakan terwujudnya kesejahteraan lahir
dan batin bagi rakyat Indonesia.
d. Di bidang ekonomi, mengupayakan terwujudnya pembangunan
ekonomi untuk pemerataan kesempatan berusaha dan menikmati
hasil-hasil pembangunan, dengan mengutamakan tumbuh dan
berkembangnya ekonomi kerakyatan.
e. Mengembangkan usaha-usaha lain yang bermanfaat bagi
masyarakat banyak guna terwujudnya Khaira Ummah.
Sejarah - Istilah - Amaliah - Uswah z3.
ie
Struktur Kepengurusan
Struktur Organisasi NU
a. PBNU (Pengurus®@8aPNahdlatul Ulama) untuk tingkat pasa
b. PWNU (Pengurus Wilayab Nahdlatul Ulama) untuk tingkat
o_ :
c. PCNU (Pengurus @a6aa Nahdlatul Ulama) untuk tingkat
dan PCI NU (Pengurus Gabangustimewap
Nahdlatul Ulama) untuk@@a@eiegen
d. MWC NU Cae cts Ulama) untuk
tingkat
ec. QaHfHPAntuk tingkat Keluralanvadesa.
ee
3.
8
eta coi dari:
- Rais Aam
- Wakil Rais Aam
- Beberapa Rais
- Katib Aam
- Beberapa Wakil Katib
- Awan
c, CannazivahRelaksanaMerdiri dari:
- Ketua Umum
- Beberapa Ketua
- Sekretaris Jenderal
- Beberapa Wakil Sekjen
- Bendahara
- Beberapa Wakil Bendahara
Struktur Organisasi Gajialy Baiom dandyembaga
a. PP (Pimpinan Pusat) untuk tingkat(pisaa
b. PW (Pimpinan Wilayah) untuk tingkat @ropinsi.
c. PC (Pimpinan Cabang) untuk tingkatkabupaten/kota.
d. PAC (Pimpinan Anak Cabang) untuk tingkat keeamatamg
ec. @antinggntuk tingkat kelurahan/desa dan @emiisatiat untuk
kepengurusan di suatu tempat tertentu.
Antologi NU (
4. Perangkat
Dalam menjalankan programnya, NU mempunyai tiga perangkat
organisasi:
1. BADAN OTONOM, disingkat Banom, 4@@l@P perangkat
(GAY ang berfungsi mSlaRSaaRankebyjakany ang berkaitan
dengan kelompok masyarakat tertentu dan beranggotakan
perorangan.
NU mempunyaiq@Q—Banony yaitu:
a. Jam’iyah Ahli Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah
Membantu melaksanakan kebijakan pada pengikut tarekat
yang mu’tabar di lingkungan NU, serta membina dan
mengembangkan seni hadrah.
b. Jam’iyatul Qurra Wal Huffazh, disingkat JQH
Melaksanakan kebijakan pada kelompok qari/qariah dan
hafizh/hafizhah.
c. Muslimat
Melaksanakan kebijakan pada anggota perempuan NU.
d. Fatayat
Melaksanakan kebijakan pada anggota perempuan muda NU.
e. Gerakan Pemuda Ansor, disingkat GP Ansor
Melaksanakan kebijakan pada anggota pemuda NU. GP
Ansor menaungi(Banser(BarisanmAnsonSerbagina ) yang
menjadi salah satu unit bidang garapnya.
f. CkatantPelajaniNaldlatiliW@lama, disingkat (PND
Melaksanakan kebijakan pada gelajamlakislakigdan sanncilakieg
Jaki. IPNU menaungi CBP (Corp Brigade Pembangunan),—
semacam gatgaselhususnya.
g. IkatangRelajarPuteripNahdlatul Ulama, disingkatdRRNWD
Melaksanakan kebijakan pada pelajar perempuan dan santri
perempuan.
h. Ikatan Saxjama Nahdlatul Ulama, disingkat ISNU
Membantu melaksanakan kebijakan pada kelompok sarjana
dan kaum intelektual.
i, GAA GIMSIAASHEA, disingkat GarbUMUSID
Sejarah - Istilah-Amaliah -Uswah 9« 10
Melaksanakan kebijakan di bidang kesejahteraan dan
pengembangan ketenagakerjaan.
J. Pagar Nusa
. LAJNAH adalah erapakatorsanisasy
program yang memerlukan
N
a.
Melaksanakan kebijakan pada pengembangarfiS@Hbeladin
i untuk melaksanakan
U mempunyai@tiaajnah, yaitu:
Lajnaliialakivyal>
Bertugas mengurus masalah hisab dan rukyah, serta
pengembangan ilmu falak.
. LajnaieiiWanNasyndisingkat SEND
Bertugas mengembangkan penulisan, penerjemahan dan
penerbitan kitab/buku, serta media informasi menurut faham
Ahlussunnah Waljamaah.
. LEMBAGA adalah perangkat departementasi organisasi yang
berfungsi sebagai pelaksana kebijakan, berkaitan dengan suatu
bidang tertentu.
Ni
a.
(U mempunyai @4aembagap yaitu:
. _Lembaga Dakwah, disingkat LDNU.
Melaksanakan kebijakan di bidang pengembangan dakwah
agama Islam yang menganut faham Ahlussunnah Waljamaah.
. Lembaga Pendidikan Ma’arif, disingkat LP Ma’arif NU.
Melaksanakan kebijakan di bidang pendidikan dan pengajaran
formal.
. Rabithah Ma’ahid al-Islamiyah, disingkat RMI.
Melaksanakan kebijakan di bidang pengembangan pondok
pesantren.
. Lembaga Perekonomian, disingkat LPNU.
Melaksanakan kebijakan di bidang pengembangan ekonomi
warga.
. _Lembaga Pengembangan Pertanian, disingkat LP2NU
Melaksanakan kebijakan di bidang pengembangan pertanian,
lingkungan hidup dan eksplorasi kelautan.
Lembaga Kemaslahatan Keluarga, disingkat LKKNU.
Antologi NU
I
Melaksanakan kebijakan di bidang kesejahteraan keluarga,
sosial dan kependudukan.
. Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia,
disingkat Lakpesdam.
Melaksanakan kebijakan di bidang pengkajian dan
pengembangan sumberdaya manusia.
. Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum, disngkat
LPBHNU.
Melaksanakan penyuluhan dan pemberian bantuan hukum.
i. Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia, disingkat
Lesbumi.
Melaksanakan kebijakan di bidang pengembangan seni dan
budaya.
j. Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah, disingkat
LAZISNU.
Bertugas menghimpun, mengelola dan mentasharufkan zakat,
infaq dan shadaqah.
- Lembaga Wagaf dan Pertanahan, disingkat LWPNU.
Mengurus, mengelola serta mengembangkan tanah dan
bangunan, serta harta benda wakaf lainnya milik NU.
. Lembaga Bahtsul Masail, disingkat LBM.
Membahas dan memecahkan masalah-masalah yang
maudlu'iyah (tematik) dan waqi iyah (aktual) yang
memerlukan kepastian hukum.
. Lembaga Ta’mir Masjid Indonesia, disingkat LTMI.
Melaksanakan kebijakan di bidang pengembangan dan
pemberdayaan masjid.
. Lembaga Pelayanan Kesehatan, disingkat LPKNU.
Melaksanakan kebijakan di bidang kesehatan.
5. Keanggotaan
Nahdlatul Ulama memiliki anggota yang luar biasa besar. Hasil
survei LSI pada tahun 2004 menyebutkan anggota NU tidak kurang
dari 60 juta orang. Mereka tersebar di 30 Pengurus Wilayah, 339
Sejarah - Istilah- Amaliah-Uswah 11.Pengurus Cabang, 2.630 Majelis Wakil Cabang dan 37.125 Pengurus
Ranting di seluruh Indonesia. Ditambah 12 Pengurus Cabang
Istimewa di luar negeri (data PBNU tahun 2004),
6. Garis-garis Besar Pemikiran Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama mendasarkan paham keagamaannya kepada
sumber ajaran Islam: al-Quran, as-Sunnah, al-Ijma’ (kesepakatan
para Sahabat dan ulama) dan al-Qiyas (analogi).
Dalam memahami dan menafsirkan Islam dari sumbernya di
atas, NU mengikuti paham Ahlussunnah Waljamaah dan
menggunakan jalan pendekatan madzhab:
1. Dalam bidang aqidah, NU mengikuti paham Ahlussunnah
‘Waljamaah yang dipelopori oleh Imam Abul Hasan al-Asy’ari
dan Imam Abu Mansur-al-Maturidi.
2. Dalam bidang fiqih, NU mengikuti jalan pendekatan (madzhab)
salah satu dari madzhab Imam Abu Hanifah an-Nu’man, Imam
Malik bin Anas, Imam Muhammad bin Idris as-Syafi’i dan Imam
Ahmad bin Hanbal.
3. Dalam bidang tasawuf mengikuti antara lain Imam Junaid al-
Baghdadi dan Imam al-Ghazali, serta imam-imam lain.
NU mengikuti pendirian, bahwa Islam adalah agama fitri yang
bersifat menyempurnakan segala kebaikan yang sudah dimiliki
manusia. Paham keagamaan yang dianut NU bersifat menyempurnakan
nilai-nilai yang baik yang sudah ada dan menjadi milik serta ciri-ciri
suatu kelompok manusia seperti suku maupun bangsa dan tidak
bertujuan menghapus nilai-nilai tersebut.
7. Sikap Kemasyarakatan Nahdlatul Ulama
Dalam pendekatan dakwahnya NU lebih banyak mengikuti
dakwah model Walisongo, yaitu menyesuaikan dengan budaya
masyarakat setempat dan tidak mengandalkan kekerasan. Budaya
yang berasal dari suatu daerah ketika Islam belum datang -bila tidak
bertentangan dengan agama- akan terus dikembangkan dan
dilestarikan. Sementara budaya yang jelas bertentangan ditinggalkan.
12 AntologiNU
+
Karena identiknya gaya dakwah ala Walisongo itu, nama
Walisongo melekat erat dalam jam’iyah NU. Dimasukkan ke dalam
bentuk Bintang Sembilan dalam lambang NU.
Sebutan Bintang Sembilan pun identik dengan Nahdlatul Ulama.
Secara garis besar, pendekatan kemasyarakatan NU dapat
dikategorikan menjadi tiga bagian:
1. Tawassuth dan I'tidal, yaitu sikap moderat yang berpijak pada
prinsip keadilan serta berusaha menghindari segala bentuk
pendekatan dengan tatharruf (ekstrim).
2. Tasamuh, yaitu sikap toleran yang berintikan penghargaan
terhadap perbedaan pandangan dan kemajemukan identitas
budaya masyarakat.
3. Tawazun, yaitu sikap seimbang dalam berkhidmat demi
terciptanya keserasian hubungan antara sesama umat manusia
dan antara manusia dengan Allah Swt.
Karena prinsip dakwahnya yang model Walisongo itu, NU
dikenal sebagai pelopor kelompok Islam moderat. Kehadirannya
bisa diterima oleh semua kelompok masyarakat. Bahkan sering
berperan sebagai perekat bangsa.
8. Perjalanan Nahdlatul Ulama
a. 1926 — 1942
Berdiri di Surabaya atas nama perkumpulan para ulama. Pada
masa ini perjuangan dititik-beratkan pada penguatan paham
Ahlussunnah Waljamaah terhadap serangan penganut ajaran
Wahabi. Di antara program kerjanya adalah menyeleksi kitab-kitab
yang sesuai/tidak sesuai dengan ajaran Ahlussunnah Waljamaah.
Disamping melakukan penguatan persatuan di antara para kiai dan
pengasuh pesantren.
Pada tahun 1937, empat orang tokoh pergerakan Islam berkumpul
di Surabaya untuk mendirikan federasi organisasi Islam. Mereka
adalah K.H. Abdul Wahab Hasbullah dan K.H. Dahlan Ahyad
(keduanya dari NU), K.H. Mas Mansur (Muhammadiyah) dan
Sejarah - Istilah - Amaliah-Uswah 13Wondoamiseno (Syarikat Islam). Pertemuan menyepakati
berdirinya Majelis Islam A’la Indonesia, disingkat MIAI.
Selain K.H. A. Wahab Hasbullah dan K.H. Dahlan Ahyad yang
tercatat sebagai salah seorang pendiri MIAT, dalam perjalanan
selanjutnya K.H. A. Wahid Hasyim terpilih sebagai Ketua Dewan
MIAI —jabatan tertinggi yang ada dalam organisasi itu. Ketika
K.H. Dahlan Ahyad, salah seorang pendiri MIAI
14 = Antologi NU *
putera Hadratusy Syeikh K.H. M. Hasyim Asy’ari itu mengundurkan
diri, posisinya digantikan oleh K.H. M. Dahlan, yang juga tokoh NU.
Selain mereka, terdapat juga nama K.H. Zainul Arifin, yang
menjabat Ketua Komisi Pemberantas Penghinaan Islam dan K.H.
Machfudz Siddiq dalam Komisi Luar Negeri MIAI. Peranan para
tokoh NU sangat dominan dalam menentukan perjalanan MIAI.
Namun ketika Jepang datang (Maret 1942), semua organisasi
sosial kemasyarakatan dan organisasi politik di Indonesia
dibekukan. Termasuk NU dan MIAI. Bahkan Rais Akbar NU K.H.
M. Hasyim Asy’ari dan Ketua Umum PBNU K.H. Machfudz
Siddiq ditahan oleh Jepang.
b. 1942 — 1945
Ketika ormas-ormas dibekukan oleh Dai Nippon, perjuangan
para kiai NU difokuskan melalui jalur diplomasi. Tahun 1942, K.H.
‘A. Wahid Hasyim dan beberapa kiai lain masuk sebagai anggota
Chuo Sangi-In (parlemen buatan Jepang).
Lewat parlemen itu pula K.H. A. Wahid Hasyim meminta agar
pemerintahan balatentara Jepang mengijinkan NU dan
Muhammadiyah diaktifkan kembali. Pada bulan September 1943,
permintaan itu baru dikabulkan. NU dan Muhammadiyah bisa
beraktivitas kembali seperti di masa penjajahan Belanda.
Perjuangan diplomasi terus ditingkatkan. Pada akhir Oktober
1943, atas prakarsa NU dan Muhammadiyah pula, didirikan wadah
perjuangan baru bagi umat Islam Indonesia bernama Majelis Syuro
Muslimin Indonesia, disingkat Masyumi, dengan K.H. M. Hasyim
Asy’ari sebagai pemimpin tertingginya. Sedangkan K.H. A. Wahid.
Hasyim duduk sebagai wakilnya. Masyumi adalah kelanjutan dari
MIAI yang dibubarkan oleh balatentara Jepang.
Ketika pemerintahan balatentara Jepang meminta para pemuda
Islam Indonesia bergabung menjadi prajurit pembantu tentara
Jepang (Heiho), K.H. A. Wahid Hasyim atas nama pemimpin
Masyumi, justru meminta agar Jepang melatih kemiliteran pemuda
Islam secara khusus dan terpisah. Pada 14 Oktober 1944, permintaan
itu dikabulkan dengan dibentuknya Hizbullah. Mereka dilatih
Sejarah - Istilah - Amaliah - Uswah 15kemiliteran oleh para komandan PETA dengan pengawasan prajurit
Jepang. Bertindak sebagai Panglima Tertinggi Hizbullah adalah K.H.
Zainul Arifin dari NU.
Sejak itu pesantren-pesantren berubah menjadi markas pelatihan
Hizbullah. Para santri menjadi prajurit dan para gus (putra kiai) »
menjadi komandannya. Sedangkan para kiai sebagai penasehat
spiritual sekaligus penentu kebijakannya.
Sementara di bidang politik, selain aktif dalam pucuk pimpinan
Masyumi, K.H. A. Wahid Hasyim juga duduk sebagai Pimpinan
Tertinggi Shumubu (Departemen Agama), menggantikan K.H. M.
Hasyim Asy’ari yang berhalangan untuk berkantor di Jakarta.
c. 1945 — 1952
Ketika Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPK]) dibentuk pada 29 April 1945, K.H. A. Wahid
Hasyim duduk sebagai salah seorang anggotanya. Begitu juga dengan
K.H. A. Wahab Hasbullah, K.H. Masjkur dan K.H. Zainul Arifin.
K.H. A. Wahid Hasyim bergabung sebagai anggota Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Ia juga tercatat sebagai salah
FReep. Laskar Hizbullah Berjuang Menagakkan Negara Fl, KHM Hasyim Latio, LTN PBNU, I, 1995
Laskar Hizbullah yang menjadi TNI Yon 519 di Markas Batalyonnya di Tuban
16 AntologiNu
seorang perumus dasar negara dan turut serta sebagai penanda
tangan Piagam Jakarta, bersama delapan orang lainnya.
Disaat Belanda datang lagi dengan membonceng tentara Sekutu sambil
mengultimatum agar pejuang Indonesia menyerah, NU mengeluarkan
Fatwa Jihad pada 22 Oktober 1945. Fatwa yang dikenal dengan Resolusi
Jihad Nahdlatul Ulama itu mampu membakar semangat perjuangan
Rep. 30 Tahun indonesia
Bung Tomo salah seorang pemimpin perjuangan rakyat Surabaya. Dengan
suaranya yang menggeledek Bung ‘Tomo membakar semangat arck-arek
Suroboyo. "Maju terus pantang mundur!!! Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahu
Akbar," pada saat perang 10 Nopember 1945
Sejarah - Istilah - Amaliah-Uswah 17kaum muslimin. Mereka tidak gentar menghadapi kematian, karena
perang tersebut dihukumi Perang Sabil (perang agama).
Setelah Indonesia merdeka, banyak tokoh NU menduduki
jabatan penting dalam pemerintahan.
1. Dalam Kabinet Presidentil (2 September 1945), K.H. A. Wahid
Hasyim duduk sebagai Menteri Negara.
2. Dalam Kabinet Syahrir II (2 Oktober 1946) K.H. Fathurrahman
Kafrawi duduk sebagai Menteri Agama dan K.H. A. Wahid
Hasyim sebagai salah seorang Menteri Negara.
3. Dalam Kabinet Amir Syarifuddin II (1947) K.H. Masjkur sebagai
Menteri Agama.
4. Dalam Kabinet Hatta I, Kabinet Hatta II dan Kabinet Susanto
(1948- 1949), K.H. Masjkur sebagai Menteri Agama.
5. Dalam Kabinet RIS (20 Desember 1949), Kabinet Natsir dan
Kabinet Sukiman (20 Desember 1949 - 3 April 1952), K.H. A.
Wahid Hasyim sebagai Menteri Agama.
Sementara dalam dunia kemiliteran, sejak tahun 1947 seluruh
lasykar dibubarkan pemerintah, digabung menjadi satu dalam wadah
Tentara Nasional Indonesia (TNI). Banyak tokoh NU yang telah
Jama aktif dalam Hizbullah bergabung ke dalam TNI. Mereka turut
memperkuat barisan angkatan perang yang baru lahir itu.
d.1952 — 1973
Lewat Muktamar NU ke-19 di Palembang pada 1952, NU menjadi
partai politik sendiri, setelah sekian lama bergabung dalam Masyumi.
Kekuatan NU yang sebelumnya tidak diperhitungkan, ternyata
muncul sebagai kekuatan sangat besar. Dalam pemilu pertama 1955,
Partai NU menduduki peringkat ketiga setelah PNI dan Masyumi.
Banyak tokoh NU menduduki posisi penting dalam pemerintahan.
1. Dalam Kabinet Ali Sastroamijoyo I, K.H. Zainul Arifin sebagai
Wakil Perdana Menteri, K.-H. Masjkur sebagai Menteri Agama
dan Muhammad Hanafiah sebagai Menteri Agraria.
2. Dalam Kabinet Burhanuddin Harahap, Sunaryo, SH menjadi
Menteri Dalam Negeri dan K.H. M. Ilyas sebagai Menteri Agama.
18 AntologiNU
3. Dalam Kabinet Ali Sastroamijoyo II, DR. K.H. Idham Chalid
sebagai Wakil Perdana Menteri, Sunaryo, SH sebagai Menteri
Dalam Negeri, Mr Burhanuddin sebagai Menteri Perekonomian,
K.H. Fattah Yasin sebagai Menteri Sosial dan K.H. Ilyas sebagai
Menteri Agama.
4. Dalam Kabinet Karya, DR. K.H. Idham Chalid sebagai Wakil
Perdana Menteri, Prof. Drs. Sunarjo sebagai Menteri
Perekonomian yang kemudian digantikan oleh Drs Rahmat
Mulyomiseno. K.H. M. Ilyas sebagai Menteri Agama dan
Sunaryo, SH sebagai Menteri Agraria.
5. Dalam Kabinet Kerja, K.H. A. Wahib Wahab sebagai Menteri
Agama, kemudian digantikan oleh K.H. Saifuddin Zuhri. K.H.
Fattah Yasin sebagai Menteri Penghubung Alim Ulama dan H.
Mohammad Hasan sebagai Menteri PPP.
6. Dalam Kabinet Dwikora, DR. K.H. Idham: Chalid sebagai
Menko Kesra, K.H. Saifuddin Zuhri sebagai Menteri Agama,
K.H. Fattah Yasin sebagai Menteri Penghubung Alim Ulama,
yang kemudian digantikan oleh K.H. M. Ilyas. H. Aminuddin
Aziz sebagai Menteri Negara.
7. Dalam Kabinet Ampera, DR.
K.H. Idham Chalid sebagai
Menko Kesra dan K.H. Saifuddin
Zuhri sebagai Menteri Agama.
8. Dalam Kabinet Pembangunan I,
K.H. M. Dahlan sebagai Menteri
Agama dan DR. K.H. Idham
Chalid sebagai Menko Kesra.
pada masa ini banyak pula tokoh NU
yang menduduki posisi pimpinan
dalam Lembaga Tertinggi dan
Lembaga Tinggi Negara. Mereka
adalah:
1, K.H. Zainul Arifin, menjadi Ketua
Aminuddin Aziz sebagai Menteri
Ne ‘a, kelak jadi Dubes
DPR-GR (1962.- 1963). sateen ear ar eee
Sejarah - Istilah - Amaliah-Uswah 19Rop. TEMPO, 25 Nopember 1989
Kampanye Partai NU di Jakarta, 1971
2. HM. Subchan ZE, Wakil Ketua MPRS (1966 — 1971).
3. K.H. A. Syaichu, Ketua DPR-GR (1966 — 1971).
4. DR. K.H. Idham Chalid, Ketua MPR-DPR RI (1971 — 1978)
Di samping banyak tokoh NU menempati posisi strategis dalam
Kabinet, Lembaga Tertinggi dan Lembaga Tinggi Negara, banyak
pula yang diangkat sebagai Duta Besar RI di luar negeri.
e. 1973 — 1984
Sejak tahun 1973, Pemerintah Orde Baru ‘menertibkan’ partai-
partai peserta pemilu. Dari 10 partai peserta pemilu 1971,
disederhanakan menjadi dua partai: partai-partai yang berazas
nasionalis dilebur ke dalam Partai Demokrasi Indonesia (PDI),
sedangkan partai-partai yang berazas Islam dilebur menjadi Partai
Persatuan Pembangunan (PPP). Partai NU tidak diakui lagi, dan
diharuskan melebur ke dalam PPP. Sedangkan Golongan Karya
(Golkar), tidak diakui sebagai partai, tapi diperbolehkan sebagai
salah satu kontestan pemilu.
20 — Antologi NU \
Pada masa ini para tokoh NU ‘dibersihkan’ dari pemerintahan.
Bahkan Menteri Agama yang sejak awal menjadi langganan tetap
NU pun diberikan pada orang lain. Para tokoh NU juga dikikis
habis dari berbagai jabatan di pemerintahan. Hanya dua orang yang
diberi posisi penting, yaitu K.H. Masjkur sebagai Wakil Ketua MPR-
DPR RI (1977 — 1983) dan DR. K.H. Idham Chalid sebagai Ketua
Dewan Pertimbangan Agung (1977 — 1982).
Dalam kancah politik maupun pemerintahan, para tokoh NU
benar-benar dipinggirkan oleh Pemerintah Orde Baru yang didukung
penuh oleh TNI dan Polri. Dalam dua kali pemilu (1977 dan 1982)
banyak tokoh NU masuk penjara dengan aneka macam tuduhan.
Sebagai dampak langsung dari sikap represif pemerintah kala itu,
banyak Cabang NU beserta Badan Otonomnya di daerah tidak aktif.
Pengurusnya ketakutan.
f. 1984-1998
Lewat Muktamar NU ke-27 di Situbondo pada 1984, NU
memasuki babak baru. Setelah malang melintang dalam dunia
politik praktis selama 32 tahun, akhirnya NU kembali ke jati dirinya
seperti saat didirikan pada tahun 1926. Peristiwa itu dikenal dengan
istilah kembali ke Khitthah 1926. NU telah lepas dari politik praktis
dan kembali ke jam’iyah diniyah (organisasi keagamaan) yang
mengurusi dakwah dan pendidikan.
Dalam dua kali pemilu kemudian (1987 dan 1992), banyak tokoh
NU tampil sebagai motor penggembosan PPP. Selain karena faktor
pribadi, aksi itu terjadi sebagai ekses dari campur tangan Pemerintah
Orde Baru pada partai politik yang begitu mendalam. Amat terasa
adanya unsur adu domba antara kelompok NU dan MI dalam tubuh
PPP. Akibat dari aksi besar-besaran itu, PPP benar-benar gembos.
Perolehan suaranya merosot tajam.
Sementara itu NU mulai sibuk kembali membenahi sekolah-
sekolah dan rumah sakit-rumah sakitnya yang telah lama terabaikan.
Pengajian-pengajian mulai masuk ke unit-unit pemerintahan.
Hubungan ke pemerintah yang telah sekian lama terputus dirajut
kembali sedikit demi sedikit. Satu persatu cabang dan ranting yang
mati dihidupkan kembali.
Sejarah - Istilah-Amaliah -Uswah — 21Rep. TEMPO, 11 April 1987.
Lewat Muktamar ke-27 di Situbondo NU kembali ke Khitthah 1926.
Disisilain, nama NU semakin dikenal di luar negeri. Beberapa kali
Ketua Umum PBNU K.H. Abdurrahman Wahid mendapatkan
penghargaan. Bahkan untuk yang pertama kalinya Ketua Umum PBNU
terpilih sebagai salah satu Presiden Agama-agama di dunia (WCRP).
g. 1998 — 2004
Ketika terjadi euforia pascajatuhnya Presiden Socharto dan
terbukanya Orde Reformasi dalam dunia politik (1998), NU kembali
masuk ke dalam kancah politik praktis. PBNU memfasilitasi berdirinya
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada 23 Juli 1998. Mau tak mau
partai baru itu menyeret NU ke dalam permainan politik lagi.
Untuk pertama kalinya, Ketua Umum PBNU K.H. Abdurrahman
Wahid (Gus Dur), terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia
keempat, 1999. Mau tak mau naiknya Gus Dur sebagai presiden
membawa dampak psikologis bagi NU. Euforia kemenangan masuk
22 — AntologiNU \
Suasana kampanye PKB
ke berbagai lini. Banyak tokoh NU yang semula terpinggirkan kembali
masuk ke pemerintahan.
Namun ketika Gus Dur dijatuhkan lewat impeachment DPR pada
2003, dampaknya juga sangat dirasakan oleh NU dan PKB. Posisi
NU terasa goyang dimana-mana. Meski Wakil Presiden dijabat oleh
Hamzah Haz yang juga orang NU, namun tetap tidak banyak
memberikan perubahan. Posisi itu semakin diperburuk dengan
gonjang-ganjing dalam tubuh PKB. Bahkan akhirnya partai itu
terbelah menjadi dua.
h. 2004 — sekarang
Lewat muktamarnya yang ke-31 di Donohudan, Solo pada 2004,
NU meneguhkan kembali jati dirinya untuk keluar dari politik
praktis dan kembali ke jalan Khitthah sebagaimana yang pernah
diputuskan dalam muktamar ke-27 di Situbondo pada 1984.
Perjuangan NU lebih difokuskan pada peningkatan kualitas
Sejarah - Istilah - Amaliah - Uswah 23pendidikan, ekonomi dan dakwah. Sementara dalam politik praktis
NU menjaga jarak yang sama terhadap semua partai politik.
Pada masa ini nama NU semakin dikenal di luar negeri. Bahkan.
telah membuka Pengurus Cabang Istimewa (PCI) di beberapa
negara. Tak kurang dari PCI Amerika, Australia, Inggris, Jepang,
Saudi Arabia, Sudan, Mesir, dan lain sebagainya, telah didirikan.
Sedikit demi sedikit para mahasiswa NU dikirim untuk belajar ke
luar negeri, dengan biaya ataupun fasilitas dari PBNU.
Pada tahun 2004 NU memprakarsai berdirinya International
Conference of Islamic Schoolars (ICIS, Konperensi Internasional
Cendekiawan Islam) di Jakarta. ICIS adalah sebuah organisasi Islam
yang beranggotakan ulama-ulama moderat sedunia. Lewat ICIS itu
pula nama Nahdlatul Ulama semakin dikenal di pentas dunia sebagai
pelopor geraken Islam moderat, hingga sekarang.[]
Pada tahun 2004 NU memprakarsai berdirinya International Conference of
Islamic Schoolars ((ICIS, Konperensi Internasional Cendekiawan Islam) di Jakarta.
24 — AntologiNU \
Rep. Pertumbuhan dan Perkombangan NU, Choirul Anam, Jatayu, Sala, 1, Januari 1985
Kantor PBNU sejak tahun 1930-an di JI Bubutan Soerabaja. Kini menjadi
kantor NU Cab. Surabaya
Rep. Sedjarah Hidup K.H.A. Wahid Hasiim,Djakarta, 1957
coe!
Kantor PBNU, Kramat Raja, Djakarta pada tahun 1950-an
Sejarah - Istilah- Amatiah-Uswah — 25Kantor PBNU di JI, Kramat Raya 164 Jakarta saat ini
Kantor PBNU sementara di Jl. H. Agus Salim 112 Jakarta, awal tahun 2000 enka iJ, Kiramat Rays
26 = Antologi NU 4 Sejarah - Istilah - Amaliah -Uswah 27