You are on page 1of 9

TRANSPARANSI PENGOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DI DESA

KAMANGA KECAMATAN TOMPASO

NADYA PAKAYA
ARIE RORONG
FEMMY TULUSAN

ABSTRACK: BUMDes is a village-owned enterprise established on the basis of village needs and potential as
an effort to improve community welfare. Transparency is needed in the management of this Village-Owned
Business Entity. This study aims to find out how transparent the management of Village Owned Enterprises in
Kamanga Village, Tompaso Subdistrict, both in terms of community recognition and response. This study uses
a phenomenological approach by conducting interviews. The results of this study are the practice of transparent
administration in the form of the availability of financial reports and other data concerning the transparency
of management of BUMDes. This study used a qualitative research method. The data collection technique was
carried out by interviewing, documenting, and collecting data with documents to see how Transparency in
managing BUMDes Kalooran in Kamanga Village, Tompaso District. The researcher used four indicators
namely Document Availability and Accessibility, Clarity and Completeness of Information, Process Openness,
and Regulatory Framework that Guarantees Transparency. Based on the results of the research conducted,
the BUMDes Kalooran was not transparent in its management, seen from the availability of documents not
provided by the management, and the community that did not know about the BUMDes program. The
government seems closed in processing and running the BUMDes program. It can be concluded that the
management of the Owned Enterprise of Kalooran Village in Kamanga Village, Tompaso Subdistrict is not
transparent in its management.

Keywords: Transparency, Management, Business Entity, Village

PENDAHULUAN yang lebih baik dalam bidang sosial, ekonomi,


Dalam melaksanakan pembangunan di desa, maupun politik.
pemerintah desa di harapkan mandiri dalam Dalam era otonomi ini,bukan hanya daerah
mengelola keuangan dan dana desa dalam yang memiliki otonomi, desa juga memiliki
mengembangkan potensi dan infrastruktur yang otonomi desa yang di mana desa memiliki hak
ada di desa. dan kewenangan penuh dalam menjalankan
Kemandirian suatu daerah merupakan tuntutan pemerintahannya, sehingga mandiri dan kreatif
dari pemerintah pusat saat di berlakukannya dalam meningkatkan kesejahteraan yang ada di
otonomi pada masa orde baru, yaitu pada tahun desa yang di atur dalam undang-undang no.8
1966. Pada era otonomi ini membuat daerah- tahun 2005 tentang perubahan atas undang-
daerah yang ada di indonesia berlomba-lomba undang no.32 Tahun 2004 tentang pemerintah
mengembangkan potensi yang ada di daerah desa. Seiring berjalannya waktu, undang-
masing-masing untuk mencapai kesejahteraan undang ini mengalami perubahan
dari daerah dan masyarakat yang ada di menyesuaikan dengan keadaan yang terjadi,
dalamnya. maka pemerintah memiliki inisyatif untuk
Untuk mencapai tujuan dari pemerintah mengeluarkan undang-undang tentang desa.
tersebut, pemerintah menyusun strategi dalam Dalam perkembangannya desa di anggap
menjalankan pemerintahannya guna tertinggal, udik dan tidak memiliki
mendukung peningkatan kehidupan masyarakat perkembangan. Maka tidak sedikit desa yang

1
beralih menjadi kelurahan karena hal tersebut meningkatkan perekonomian dan
untuk menaikan derajat sosial dari desa pengembangan potensi desa, dan pemerintah
tersebut. Jika terus di biarkan maka desa akan dan masyarakat dapat ikut serta dalam
perlahan hilang. Sedangkan desa sangat mengolah dan mengembangkan dana dari
dibutuhkan dalam pengembangan dan badan usaha milik desa (BUMDes).
kelestarian adat dan budaya yang ada. Maka BUMDes merupakan salah satu lembaga yang
pemerintah mengeluarkan undang-undang no.6 terdapat interaksi ekonomi antara masyarakat
tahun 2014 tentang desa yang terbaru yang desa dan pemerintah desa, sehingga hal ini juga
mana desa merupakan daerah otonom dan berdampak pada hubungan antara pemerintah
berhak untuk mengatur dan mengolah desanya desa dengan masyarakat yang akan tercipta
sendri. secara alamiah. Dan dengan adanya BUMDes
Sebagai daerah yang memiliki otonomi penuh, ini akan menarik masyarakat untuk memulai
maka desa di harapkan mandiri dalam usaha kecil-kecilan sehingga perlahan angka
mengembangkan desanya sendiri, dan mandiri kemiskinan akan menurun dan mengangkat
dalam mendanai pengembangan desanya keluarga yang tidak mampu untuk menjadi
tersebut, maka dari itu desa harus mampu keluarga yang sejaterah.
mengolah dan memanfaatkan potensi yang ada Secara konseptual pemberdayaan BUMDes
di desa, baik potensi Sumber daya alam (SDA), tidak jauh berbeda dengan konsep-konsep
maupun dari sumberdaya manusia (SDM) yang pemberdayaan masyrakat yang sudah banyak di
ada di desa tersebut, agar nantinya dapat di kenal, misalnya sebagai upaya memperkuat
kembangakan dan menjadi sumber pendapatan unsur-unsur keberdayaan untuk meningkatkan
dan masuk ke dalam kas atau keuangan desa. harkat dan martabat lapisan masyarakat yang
Pendapatan yang di peroleh oleh desa ini berada dalam kondisi tidak mampu dengan
haruslah dikelola dengan sebaik-baiknya demi mengandalkan kekuatan sendiri sehingga dapat
mencapai tujuan desa, namun yang kita ketahui keluar dari kemiskinan dan keterbelakangan,
bahwa sebagian besar pendapatan dari desa di atau proses memampukan dan memandirikan
peroleh dari bantuan pemerintah pusat maupun masyarakat. Keberadaan bumdes di harapkan
daerah terhadap desa, memang desa merupakan dapat mendukung munculnya kembali
daerah otonom yang kecil sehingga jika hanya demokrasi sosial di desa melalui peningkatan
mengandalkan pendapatan mandiri dari desa kapasitas masyarakat desa tentang pengelolaan
tersebut maka tidak akan dapat mencapai tujuan bumdes secara berkelanjutan, dan partisipasi
pengembangan kesejahteraan dari desa masyarakat desa terhadap BUMDes juga tidak
tersebut, dari bidang administratif maupun lagi berkurang. Di sisi lain, pemerintah desa
bidang infrastruktur desa. Sehingga sangat di juga mampu berpola pikir kreatif dan inovatif
perlukan pengolaan dan manjemen yang baik dalam mendominsi kegiatan ekonomi desa
dalam menangani dan mengolah pendapatan melalui kepemilikan BUMDes sehingga dapat
asli dan keuangan desa. membangun perekonomian daerah yang di
Salah satu strategi yang dilakukan pemerintah butuhkan untuk menciptakan lapangan
dalam menangani hal tersebut dan untuk pekerjaan baru.
menambah pendapatan dana desa, adalah Pengelolaan BUMDes juga dapat di jadikan
pemerintah membuat kebijakan yang tertulis cerminan terwujudnya good governance,
dalam undang-undang no.32 tahun 2004 dimana pemerintah dan masarakat memiliki
tentang pemerintah daerah yang di anjurkan hubungan yang erat dan juga sekaligus
untuk memiliki badan usaha milik desa meningkatkan partisipasi masyarakat, sehingga
(BUMDes) yang berguna untuk meningkatkan mendorong akuntabilitas, transparan dan
perekonomian desa dan mengembangkan responsivitas pemerintah lokal.Transparan
potensi yang ada di desa, undang-undang ini di artinya dalam menjalankan pemerintahan
gunakan oleh pemerintah sebagai upaya menggunakan hal-hal yang sifatnya material

2
secara berkala kepada semua pihak-pihak yang program utama BUMDes yang berhasil di
memiliki kepentingan, di dalam hal ini kepada kelolah dan di terima baik oleh masyarakat
masyarakat luas sehingga prinsip keterbukaan meskipun ada beberapahal yng harus
yang memungkinkan masyarakat untuk diperbaiki. Kedua program utama BUMDes
mengetahui dan mengakses nformasi seluas- Tondegesan berjalan dengan baik karena
luasnya tentang Pengolaan keuangan daerah. program-program yang ada dapat
Pada pasal 2 bab 2 tentang pengolaan keuangan disosialisasikan dengan baik, dan kejelasan
daerah dalam Permendagri No. 113 Tahun serta konsistensi informasi yang disampaikan
2014, keuangan desa di kelolah dengan asas- apat dijaga dan dimengerti dengan cepat oleh
asas Transparan, Akuntabel, Partisipatif serta semua masyarakat sasaran program.
dilakukan dengan tertib disiplin anggaran. Keberhasilan dari setiap kebijakan yang di buat
Dengan adanya tarnsparansi, menjamin akses oleh BUMDes ini juga sangat didukung oleh
atau kebebasan bagi setiap orang untuk semua pengurus BUMDes dan masyarakat
memperoleh informasi tentang sasaran program sehingga sikap posotif yang
penyelenggaraan pemerintahan, yakni ditunjukan ini menjadi salah satu faktor
informasi tentang kebijakan, proses pembuatan pendorong keberhasilan dari program-program
dan pelaksanaanya serta hasil-hasil yang di BUMDes Tondegesa.
capai. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka
Dalam hal ini BUMDes juga harus transparan penelti tertarik untuk mengambil penelitan
dalam mengolah usaha desa tersebut baik dalam dengan judul “ Transparansi Pengolaan
penyediaan informasi, laporan keuangan yang BUMDes Didesa Kamanga Kecamatan
bertujuan untuk menyajikan informasi Tompaso”
mengenai posisi keuangan , realisasi anggaran,
TINJAUAN PUSTAKA
arus kas dan kinerja keuangan suatu entitas
pelaporan yang bermanfaat bagi masyarakat Transparansi merupakan keterbukaan informasi
desa. yang berkaitan dengan organisasi yang tersedia
Dalam pelaksanaan pengolaan usaha BUMDes secara mudah dan dapat di akses oleh pihak-
di Desa Kamanga Kecamatan Tompaso pihak terkait. Menurut Mardiasmo dalam
ketersediaan dokumen dan informasi hasil Kristianten (2016; 45), menyebut transparansi
pengolaan tidak disediakan oleh pengelolah adalah keterbukaan pemerintah dalam
usaha bumdes tersebut, sehingga masyarakat memberikan informasi yang terkait dengan
dan pihak yang membutuhkan sulit untuk aktifitas pengolaan sumber publik kepada pihak
mengakses informasi mengenai pengolaan yang membutuhkan yaitu masyarakat.
BUMDes, pembentukan BUMDes dan Peraturan Pemerintah Dalam Negeri Nomor
pengurusnya juga hanya melalui penunjukan 113 Tahun 2014; tentang pedoman pengolaan
kepala desa, tanpa ada kesepakatan keuangan daerah, menyebutkan bahwa
musyawarah desa terlebih dahulu, bahkan transparansi adalah prinsip keterbukaan yang
sebagian besar masyarakat tidak mengetahui memungkinkan masyarakat untuk mengetahui
apa saja usaha BUMDes yang ada di Desa dan mendapatkan akses informasi seluas-
Kamanga Kecamatan Tompaso. luasnya tentang keuangan daerah. Dengan
Penelitian mengenai Badan Usaha Milik Desa adanya transparansi menjamin akses atau
pula sudah pernah di lakukan oleh Happy kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh
Frantisla liow dengan judul “ Ilmplementasi informasi tentang penyelenggaraan
Kebijakan Pengolaan Badan Usaha Milik Desa pemerintahan, yakni informasi tentang
Di Desa Tondegesa Kecamatan Kawangkoan” kebijakan, proses pembuatan dan
dengan hasil penelitian, pada umumnya pelaksanaanya serta hasil-hasil yang di capai.
implementasi implementasi sudah berjalan Menurut Hari Sarbano (2007;38) transparansi
dengan baik, dilihat dari berjalannya ke dua merupakan salah satu aspek mendasar bagi

3
terwujutnya pemerintahan yang baik. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
Perwujutan tata pemerintahan yang baik merupakan sebuah lembaga yang di bentuk dan
mensyaratkan adanya keterbukaan, keterlibatan di dirikan oleh pemerintah desa yang
dan memudahkan akses bagi masyarakat kepemilikan modal dan pengelolaannya di
terhadap proses penyelenggaraan lakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat.
pemerintahan. Keterbukaan informasi BUMDes merupakan pilar perekonomian desa
penyelenggaraan pemerintahan memberikan yang berfungsi sebagai lembaga sosial dan
pengeruh untuk mewujutkan berbagai indikator komersial yang berpihak pada kepentingan
lainnya. masyarakat serta mencari keuntungan. Selain
Kristianten (2006;73) menyebutkan bahwa itu Ibrahim mengungkapkan bahwa badan
transparansi dapat di ukur melalui beberapa usaha milik desa merupakan suatu bentuk usaha
indikator; yang di lakukan oleh suatu desa untuk
Kesediaan dan aksebilitas dokumen menghasilkan suatu produksi yang dapat
Kejelasan dan kelengkapan informasi meningkatkan keuangan desa.
Keterbukan proses Undang-Undang No.6 Tahun 2014
Kerangka regulasi yang menjamin transparansi tentang desa mengamanahkan dalam pasal 87
Karina (2003), indikator-indikator dari bahwa pemerintah desa dapat mendirikan
transparansi adalah sebagai berikut; BUMDes. BUMDes harus di bangun dengan
Penyediaan informasi yang jelas tentang semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan
tanggung jawab serta menjalankan usaha di bidang ekonomi
Menjawab suatu mekanisme pengaduan jika atau pelayanan umum untuk kesejahteraan bagi
ada peraturan yang dilanggar atau permintaan masyarakat desa. BUMDes di bentuk melalui
untuk membayar uang suap. musyawarah desa sebagai bahan pengkajian
Kemudahan akses informasi. dan pengambilan keputusan terhadap hak yang
Meningkatkan arus informasi melalui di anggap penting dan strategis dalam
kerjasama dengan media massa dan lembaga penyelenggaraan pemerintah desa.
non pemerintah. Menurut Pasal 1 ayat (6) Peraturan Menteri
Transparansi merujuk kepada ketersediaan Dalam Negeri No 39 Tahun 2010 tentang badan
informasi pada masyarakat umum dan usaha milik desa, diketahui bahwa BUMDes
kejelasan tentang peraturan perundang- adalah usaha desa yang di bentuk atau di dirikan
undangan dan kepuasan pemerintah dengan oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal
indikator sebagai berikut; dan pengelolaannya di lakukan oleh pemerintah
Akses pada informasi yang akurat tepat waktu desa dan masyarakat. Dijelaskan juga dalam
Penyediaan informasi yang jelas tentang Peraturan Pemerintah No.72 Tahun 2005
prosedur dan biaya Kemudaha akses dan tentang desa bahwa untuk meningkatkan
informasi Menyusun suatu mekanisme pendapatan desa dan masyarakat, pemerintah
pengaduan jika terjadi pelanggaran. desa dapat mendirikan badan usaha milik desa
Berdasarkan penjelasan tentang transparansi sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa.
dan indikator-indikator di atas maka di Berdasarkan peraturan pemerintah dan
maksutkan bahwa transparansi adalah peraturan menteri di atas dapat kita simpulkan
keterbukaan pemerintah kepada masyarakat bahwa keberadaan BUMDes harus ada di setiap
dalam penyediaan informasi dan mudah untuk desa yang di bentuk atas dasar kebutuhan
di pahami, transparansi adalah kemudahan masyarakat untuk mengelola potensi desa
dalam mengakses informasi dalam proses dengan tujunan mensejahterahkan masyarakat
kelembagaan dan pemerintahan agar dapat di desa dengan menumbuhkan partisipasi
ketahui oleh mereka yang membutuhkan. masyarakat dalam pengelolaan bumdes.
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Keberadaan BUMDes di era Otonomi Daerah
pada awalnya tertuang dalam Pasal 107 ayat (1)

4
huruf (a) undang-undang no.22 tahun 1999 Konsep Desa
dinyatakan bahwa sumber pendapatan desa
salah satunya adalah pendapatan asli desa, yang Kamus besar Bahasa Indonesia mengartikan
meliputi: 1) hasil usaha desa; 2 hasil kekayaan desa adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh
desa; 3 hasil suadaya dan partisipasi; 4) hasil sejumlah keluarga yang mempunyai sistem
gotong royong; dan 5) lain-lain pendapatan asli pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang
desa yang sah. Penjelasan Pasal 107 ayat(1) kepala desa) atau desa merupakan kelompok
menyebutkan bahwa pemberdayaan potensi rumah diluar kota yang merupakan kesatuan .
desa dalam meningkatkan pendapatan desa Menurut Bintoro (1983;2) Desa adalah suatu
dilakukan, antara lain, dengan pendirian badan hasil pemaduan antara seelompok orang atau
usaha milik desa, kerjasama dengan pihak ke3, manusia dengan lingkungannya. Hasil
dan kewenangan melakukan pinjaman. pemaduan itu merupakan suatu wujud atau
Selanjutnya pengaturan mengenai BUMDes kenampakan dimuka bumi yang di timbulkan
terdapat pada Pasal 213 ayat (3) Undang- oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi,
Undang No. 32 Tahun 2004 tentang politik dan kultural yang saling berinteraksi
pemerintahan daerah, yang menyatakan bahwa antara unsur-unsur tersebut dan juga
sebagai suatu lembaga ekonomi modal hubungannya dengan daerah-daerah lain.
usahanya di bangun atas inisiatif masyarakat Bintoro (1983;10) membedakan pengertian
dan menganut asas mandiri. Ini berarti desa dengan berdasarkan arti umum yaitu desa
pemenuhan modal usaha BUMDes harus sebagai unit-unit pusatan penduduk yang
bersumber dari masyarakat, meskipun demkian bercorak agrasi terletak jauh dari kota.
tidak menutup kemungkinan BUMDes dapat Sedangkan desa dalam arti administratif yaitu
mengajukan pinjaman modal kepada pihak luar, sebagai kesatuan yang di kenal dengan
seperti dari pemerintah desa atau pihak lain, kelurahan, atau pemimpin desanya adalah
bahkan melalui pihak ketiga. lurah.
BUMDes dalam Pasal 78 Peraturan Pemerintah Secara singkat di jelaskan bahwa desa adalah
Nomor 72 Tahun 2005 tentang desa dinyatakan suatu kesatuan hukum dimana bertempat
bahwa dalam rangka meningkatkan pendapatan tinggal suati masyarakat yang berkuasa
masyarakat dan desa, pemerintah desa mengadakan pemerintahan sendiri (Sutardjo
mendirikan Badan Usaha Milik Desa (ayat 1) Kartohadikusumo 1953;2). Dengan demikian
pembentukan badan usaha milik desa di maka kedudukan desa sangat penting dan
tetapkan dalam peraturan desa dengan strategis sebagai alat untuk tujuan
berpedoman pada peraturan perundang- pembangunan nasional atau sebagai lembaga
undangan (ayat 2). Bentuk usaha milik desa yang memperkuat struktur pemerintahan
harus berbadan hukukm (ayat 3). indonesia.
Berdasarkan penjelasan diatas, BUMDes Dalam UU No.32 Tahun 2004 Tentang
merupakan program pemerintah dalam Pemerintahan Daerah, disebut bahwa desa
membangun perekonomian desa yang di adalah kesatuan masyarakat hukum yang
kelolah oleh pemerintah dan masyarakat desa memiliki batas-batas wilayah yang bewenang
dengan bersifat kooperatif, partisipatif, untuk mengatur dan mengurus kepentingan
emansipatif, transparansi, dan akuntabel, Untuk masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan
itulah membutuhkan pengelolaan BUMDes adat istiadat setempat yang di akui dan di
yang serius agar bisa berjalan secara mandiri, hormati dalam sistem pemerintahan Negara
efektif dan profesional. Kesatuan Republik Indinesia.
Konsep Good Governance
Di dalam bahasa indonesia good governance
diterjemahkan secara berbeda. Ada yang

5
menerjemahkan good governance sebagai mengantisipasi perubahan yang mengarah
pemerintahan yang baik, dan juga yang kepada peningkatan mutu sumber daya manusia
menerjemhkan sebagai penyelenggaraan dan kesejahteraan rakyat dengan memberikan
pemerintahan yang baik. Akan tetapi ada pula peluang untuk berperan serta dalam setiap
yang menerjemahkan good governance sebagai bidang pembangunan. Pemerintah yang dekat
pemerintahan yang amanah. Jika good dengan masyarakat akan mempunyai
governance diterjemahkan sebagai penyediaan pelayanan yang memuaskan
pemerintahan yang amanah, maka good masyarakat secara efisien dengan biaya yang
governance dapat didevinisikan sebagai lebih murah karenamenggunakan sumber daya
penyelenggaraan pemerintahan secara manusia lebih efektif. (ghartey,2001:97).
partisipatif, efektif, jujur, adil, transparan dan Pemerintahan yang baik yaitu
bertanggung jawab kepada semua level pemerintahan yang transparan terhadap
pemerintahan (azhari, 2002:83). Secara masyarakat sehingga kebijakan program
etimologis, istla governance berasal dar bahasa maupun proyek yang akan dilaksanakan cukup
Latin “gobernare” yang kemudian diserap oleh terbuka dan cdapat di pertanggung jawabkan.
bahasa inggris menjadi “govern” yang berarti Masyarakat secara individu maupun kelompok
steer (menyetir, mengedalikan), direct perluh mengetahui secara jelas, tanpa ada yang
(mengarahkan), atau ruke (memerintah). ditutupi pada saat proses perumusan kebijakan
Penggunaan istilah ini dalam bahasa inggris dilakukan. Semua kebjakan didaerah
adalah “to rule with authority” atau pemerintah dilaksanakan secara terbuka dan diketahui
dengan kewenangan. Kata sifat dari govern umum. Kita mengobsesikan birokrasi yang
adalah governance yang diartikan sebagai the lancar dan selalu tersenyum melayani publik
action of manner of governing atau tindakan sebagai cerminan wajah masyarakat bersama
(melaksanakan) tatacara pengendalian. pemerintahnya yang sehat, dinamis, dan
Disamping itu, ada juga arti lain yaitu mode of optimis (ghartey,2001:101-102).
living dan method of manajement
METODE PENELITIAN
(Nugroho,2003:47)
Unsur utama dalam penyelenggaraan Metode penelitian yang di gunakan oleh penulis
pemerintahan yang baik atau good governance, adalah kualitatif, yaitu dengan cara
yaitu partisipasi, akuntabilitas, transparansi, menjelaskan dengan terperinci semua data
supermasi hukum. Pemerintahan yang baik yangtelah dikumpulkan.
sesuai dengan prinsip otonimi daerah dituntut Penelitian kualitatif menggunakan proses
untuk melibatkan seluruh elemen dan wawancara untuk mendapatkan informasi. Dan
komponen masyarakat untuk berperan serta untuk menelaah den memahami sikap,
dalam membangun dirinya. Pada waktu lalu pandangan, perasaan, dan perilaku individu
pemerintah cenderung mengabaikan aktualisasi atau sekelompok orang. Penelitian ini berusaha
keberdayaan masyarakat sebagai subyek mendeskripsikan bagaimana para pengelolah
pemerintah, pembangunan dan pelayanan BUMDes mampu/memahami pengolaah
publik. Masyarakat cenderung menjadi obyek BUMDes yang Transparan kepada Masyarakat.
sehingga dampaknya yaitu ketidakberdayaan, FOKUS PENELITIAN
keterpurukan, kemiskinan dam pembodohan.
(ghartey,2001:96). Penelitian ini berfokus pada beberapa indikator;
Pemerintah yang merakyat hendak a. Kesediaan dan aksebilitas dokumen
bersamanya bersama rakyat menemukan dan b. Kesejelasan dan kelengkapan informasi
mengenali masalah dan mengetahui apa yang c. Keterbukan proses
menjadi kebutuhan, keinginan serta aspirasi d. Kerangka regulasi yang menjamin
masyarakat. Pemerintah lokal diharapkan transparansi
mampu menjawab tuntutan serta

6
HASIL PENELITIAN mencakup berbagai aspek. Baik ekonomi,
Pentingnya Transparansi pengelolaan yang sosial, dan politik. Selain itu, transparansi juga
baik untuk keberhasilan suatu organisasi yang berkaitan dengan keterbukaan dan akses.
dijalankan agar supaya bisa terlaksana sesuai Keterbukaan atas informasi, dan akses untuk
dengan tujuan awal yang ingin dicapai oleh memperoleh informasi.
organisasi seperti Badan Usaha Milik Desa Berdasarkah hasil penelitian yang di lakukan,
(BUMDes), dalam hal ini pelaksanaan program usaha BUMDes belum memenuhi
pengelolaan Badan Usaha Milik Desa kejelasan dan kelengkapan informasi.hal ini
(BUMDes) di Desa Kamanga Kecamatan banyak dikemukakan oleh masyarakat bahwa
Tompaso Kabupaten Minahasa belum pengelolah dan pemerintah desa tidak
terlaksana dengan baik sesuai apa yang memberikan informasi kepada masyarakat
diharapkan. Selanjutnya penulis akan tentang keberadaan BUMDes di Desa
menguraikan lebih jelas lagi dari masing- Kamanga. Masyarakat tidak diberikan
masing indikator yang digunakan dalam informasi yang jelas mengenai usaha BUMDes
penelitian ini yaitu sebagai berikut: ini dan masyarakat tidak tahu menau tentang
Kejelasan Dan Aksebilitas Dokumen adanya program BUMDes ini, yang menetahui
Mengukur transparansi dapat di lihat dari adanya program tersebut hanyalah aparat desa
ketersediaan dan aksebilitas dokumen dalam dan pengurus-pengurus lainnya.
artian bahwa dokumen pada Badan Usaha Milik Keterbukaan Proses
Desa (BUMDes) Kalooran di Desa Kamanga Transparansi merupakan keterbukaan
dapat dengan mudah di peroleh oleh pemerintah dalam menyediakan informasi yang
masyarakat yang datang untuk keperluan terkait tentang aktifitas pengolaan sumberdaya
tertentu. ketersediaan dan aksebilitas publik kepada pihak yang membutuhkan yaitu
dokumenpun dapat membantu para pelaksana masyarakat. Dalam hal ini penulis mendapati
BUMDes untuk mendapatkan kepercayaan perbedaan pendapat antara apa yang
masyarakat dalam mengelolah usaha BUMDes disampaikan pemerintan dan pengelolah
tersebut. Pada hasil wawancara kepada ketua BUMDes dengan masyarakat. Yang di
pengelolah BUMDes Kalooran menyampaikan sampaikan oleh kepala desa dang ketua
bahwa, aksebilitas dokumen di sediakan bagi pengelolah BUMDes adalah bahwa proses
setiap orang yang mau dan atau pembentukan dan pengolaan BUMDes ini
memerlukannya, namun untuk saat ini sudah sesuai dengan aturan yang berlaku serta
dokumen belum tersedia. Dokumen mengenai di ketahui oleh mayarakat desa dala proses
pengolahan BUMDes harusnya tersedia pada pembentukan dan pelaksaannya,. Namun
pengelolah BUMDes agar bisa memudahkan berbeda denga pernyataan yang di berikan oleh
masyarakat untuk mendapatkan informasi yang masyarakat, yang mengaku tidak mengetahui
mereka butuhkan, namun nyatanya pelaksana adanya program Badan Usaha Milik Desa di
tidak menyediakan dokumen-dokumen Desa Kamanga, serta masyarakat tidak
tersebut, pelaksana program BUMDes tidak dilibatkan dalam proses pembentukan
mengerjakan laporan-laporan yang seharusnya BUMDes.
di sediakan. Kerangka Regulasi Yang Menjamin
Kejelasan Dan Kelengkapan Informasi Transparansi
Kejelasan dan kelengkapan informasi Dalam indikator ini, penulis telah
merupakan suatu sumberdaya pengetahuan dan mewawancara ketua pengurus BUMDes dan
kemampuan yang dapat digunakan oleh kepala desa selaku Komisaris BUMDes.
seseorang untuk meningkatkan kesejahteraan Mereka menyampaikan bahwa pemerintah dan
ekonomi, kekuatan politik dan status sosial pengelolah sudah melaksanakan program
yang dimilikinya. Dengan demikian, informasi BUMDes sesuai dengan prosedur pelaksanaan,
memiliki fungsi yang sangat luas yang dapat pengelolah sudah transparan dalam

7
pengimplementasian pengeloan Badan Usaha Keterbukaan Proses : Dalam proses pengolaan
Milik Desa tersebut. Menurut ketua BUMdes Badan Usaha Milik desa ini secara teknis
masyarakat ikut ambil bagian dalam maupun administratif berjalan belum cukup
pelaksanaan usaha BUMDes ini, karena baik, dikatakan demikian karena melihat dari
masyarakatlah yang meyewa barang-barang proses pembentukan yang tidak melibatkan
dari usaha BUMDes ini. Menurut kepala desa, masyarakat, keresediaan dokumen yang tidak
menyampaikan bahwa pemerintah sudah disediakan oleh pengelolah, dan kualitas
transparan dalam melaksanakan setiap proses sumberdaya dalam hal ini pengelolah BUMDes
dari BUMDes ini, masyarakat juga ikut ambil yang tidak mampu menggunakan tekniligi
bagian dalam proses pelaksanaannya. komputer sehingga tidak dapat menyediakan
Kesimpulan dokumen laporan hasil pengolaan BUMDes.
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis Saran
lakukan dilapangan maka dapat disimpulkan Berdasarkan kesimpulan yang didapat oleh
bahwa Transparansi Pengolaan Badan Usaha penulis dari hasil penelitian dilapangan, maka
Milik Desa (BUMDes) Kalooran di Desa peneliti memberikan saran yang dapat dijadikan
Kamangan Kecamatan Tompaso diperoleh masukan dan bahan pertimbangan bagi Badan
kesimpulan sesuai dengan indikator-indikator Usaha Milik Desa (BUMDes) Kalooran agar
transparansi yaitu sebagai berikut: proses pengolaan usaha desa tersebut dapat
Kesediaan dan Aksebilitas dokumen: Tidak lebih transparan. Adapun saran-saran dari
adanya kesediaan dokumen-dokumen peneliti adalah sebagai berikut:
keuangan dalam proses pengolaan pada Diharapkan pemerintah melakukan monitoring
BUMDes Kalooran di Desa kamanga, berkelanjutan untuk memperbaiki kinerja
pemerintah sangat tertutup kepada masyarakat, disemua sisi baik fisik, teknis, maupun
dokumen-dokumen keuangan mengenai hasil administrasi (pertanggung jawaban) secara
pengolaan BUMDes tidak di sediakan oleh transparansi agar program BUMDes dapat
pengelolah BUMDes, bahkan sekretaris dan berjalan dengan semestinya.
Bendahara BUMDes tidak memliki informasi Perlu dilakukan pembinaan kepada pengelolah
mengenai pengolaan BUMDes ini. Masyarakat BUMDes dalam bidang informatika, agar dapat
pada umumnya pun tidak mengetahui secara dengan mudah membuat pelaporan hasil
terperinci mengenai program BUMDes ini. pengolaan dan dokumen-dokumen lain yang di
Bahkan proses transparansi pengolaan ini tidak perluhkan.
memberikan dampak positif yang di berikan Perlu adanya penyampaian kepada masyarakat
oleh pengelolah BUMDes kepada masyarakat. mengenai program-program BUMDes, agar
Kejelasan dan Kelengkapan Informasi : masyarakat mengetahui apa iti BUMDes, dan
Pelaksanaan program BUMDes ini tidak apa saja program yang dijalamkan ileh
menerapkan prinsip akuntabilitas, meskipun BUMDes ini.
prinsip akuntabilitas ini penerapannya Pemerintah digaharapkan terbuka dalam
pertanggung jawabannya haya kepada kepala melaksanakan proses pembuatan Badan Usaha
desa. sedangkan kepada masyarakat proses Milik Desa, baik dalam pentusunsan pengurus
pertanggung jawabannya tidak dilakukan hingga penetapan program. Masyarakat sangat
sampai sekarang, sehingga sampai saat ini diharapkan di libatkan dalam pengambilan
respon dari masyarakat untuk menunjang keputusan mengenai pembentukan BUMDes.
program BUMDes ini sangat kurang.
Masyarakat membutuhkan informasi mengenai DAFTAR PUSTAKA
laporan-laporan keuangan dari BUMDes ini, Azhari. 2002. Good Governance,
sebelum melaksanakan program-program www.google.com (blog dengan akses
usaha lainnya. dari

8
Bintoro. 1983. Pembangunan Nasional,
Gunung Agung: Jakarta
Ghartey,J.B 2001. Crisis, Acountability and
England Publishing Service,London.
Karim. 2003. Prinsip-prinsip good governance,
www.google.com ( blog Dengan akses
dari www.multiply.com). Shach 16
Januari 2019.
Kristianten. 2006, Transparansi Anggaran
Pemerintah. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugroho, R. 2003.kebijakan publik, formulasi
implementasi dan evaluasi P.T. alex
media komputindo, jakarta.
Sarbano, H. 2007. Memandu Otonomi Daerah
Menjaga Kesatuan Bangsa. Jakarta.
Sinar Grafik.

SUMBER LAIN :
UU No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan
Daerah
UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah
Daerah
UU No. 8 tahun 2005 Tentang Pemerintah Desa
UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa
UU No. 4 tahun 2015 Tentang Pendirian,
Pengurusan, Pengolaan dan Pembubaran
Badan Usaha Milik Desa.
PeraturanMentri Dalam Negeri No.39 Tahun
2010 Tentang Badan Usaha Milik Desa.
Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005
Tentang Desa.
Peraturan Pemerintah Dalam Negeri No 113
tahun 2014 Tentang Pedoman Pengolaan
Keuangan Daerah.

You might also like