You are on page 1of 15
PANDUAN PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN FISIK 2022 RUMAH SAKIT UMUM HKBP BALIGE JL. GEREJA NO. 17 Balige Toba-Sumut MENIMBANG MENGINGAT RUMAH SAKIT UMUM HKBP BALIGE Jalan. Gereja No.17_BALIGE - TOBA Kode Pos 22314 Email? ¥ShkbpOyahoo:co:id; Website WWW. rshkbpbalige.or.id Ma ee Ley KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM HKBP BALIGE. NOMOR : 382.) /SKep/DIR/RSHKBP/IV/2022 TENTANG PANDUAN PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN FISIK DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM HKBP BALIGE bahwa RSU HKBP Balige bertanggung jawab melindungi pasien usia lanjut penderita cacat, anak ~ anak dan yang beresiko disakiti dari kekerasan fisik baik oleh pengunjung, pasien lain dan staf rumah sakit; bahwa RSU HKBP Balige mengidentifikasi kelompok pasien yang mudah diserang dan yang beresiko serta menetapkan proses untuk ‘melindungi hak pasien dari kekerasan fisik; bahwa seluruh staf RSU HKBP Balige bertanggung jawab tethadap perlindungan pasien dari Kekerasan fisik dan menjamin keselamatan perlu adanya panduan sebagai acuan dalam melindungi pasien dari kekerasan fisik dan menjamin keselamatan pasien; Bahwa untuk kepentingan tersebut diatas, perlu diterbitkan keputusan Direktur tentang panduan perlindungan terhadap kekerasan fisik, usia lanjut, penderita cacat, anak ~ anak dan yang beresiko disakiti di RSU HKBP Balige; ‘Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit; Undang — undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran; Undang — Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang, Kesehatan; Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1966 tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290 Tahun 2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES/2008 Tahun 2008 tentang Rekam Medis; ‘Akter Pendirian Yayasan Kesehatan HKBP Nomor : 31 Tanggal 19 Mei 2009 dan Perubahan Akter Pendirian Nomor 18 Tanggal 17 April 2021 ‘Tentang Perubahan Pembina, Pengurus dan Pegawas Yayasan Kesehatan HKBP; Menetapkan Kesatu Kedua Ketiga Surat Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Rebuplik Indonesia Nomor: AHU-0011238.AH.01.12 Tahun 2021 Tanggal 17 April 2021 ‘Tentang Perubahan Pembina,Pengurus dan Pengawas Yayasan Kesehatan HKBP; Surat Keputusan Ephorus HKBP Nomor : 01/P.YK-HKBP/V2021 ‘Tentang Penetapan Stuktur Yayasan Kesehatan Huria Kristen Batak Protestan (YK-HKBP); 10. Surat Keputusan Pengurus Yayasan Kesehatan HKBP Nomor : 56/SK/YK-HKBP/X1/2021 Tentang Perubahan Stuktur Organisasi Rumah Sakit Umum HKBP Balige; I, Surat Keputusan Pengurus Yayasan Kesehatan HKBP Nomor: 404/SK/YK-HKBP/X1/2021 Tentang Pengangkatan Direktur Rumah Sakit Umum HKBP Balige MEMUTUSKAN PANDUAN PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN FISIK. Panduan perlindungan kekerasan fisik sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini Panduan ini harus dibahas sekurang ~ kurangnya setiap 3(tiga) tahun sekali dan apabila diperlukan, dapat dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan yang ada Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari temnyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya Ditetapkandi: Balige PadaTanggal: \\ April 2022 Rumab Sakit Umum HKBP Balige Direktur Sinaga., Sp.B NIP : 0606.0177.1.1.102 LEMBAR PENGESAHAN KETERANGAN NAMA PEJABAT ‘TANDA TANGAN: PERSETUSUAN ‘Sunaryo lumbanraja., ‘Ka.Sub.Bid Registrasi dan v Disenan Otek ‘Amd.Kom Pclayanan Pelanggan ( Y ie a oi Ka.Bid Pemasaran dan Pelayanan Diperiksa Oleh | Harry Siagian., SE oe Diketahui! Disetujui Oleh dr, Benni Sinaga., Sp.B Direktur RSU HKBP Balige DAFTAR ISI ‘A. LATAR BELAKANG.. B. TUJUAN.... C. PENGERTIAN. BABIL RUANG LINGKUP en BABII TATA LAKSANA A. PENGUNJUNG DAN PERLINDUNGAN PASIEN......... B, SISTEM PENGAWASAN RUANGAN CCTV.....-000+ BABIV DOKUMENTASL. ennnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnns sel A BABL PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Rumah sakit adalah unit pelayanan kesehatan yang kompleks. Rumah sakit dalam memberikan pelayanan bagi berbagai variasi pasien dengan variasi kebutuhan pelayanan kesehatan. Beberapa pasien dalam kelompok yang beresiko tinggi karena umur, keterbatasan fisik, serta kondisi penyakit kritis. Untuk itu rumah sakit berupaya mencegah dan bertanggung jawab melindungi pasien dari kekerasan fisik yang bisa saja tiba-tiba terjadi. Dalam upaya tersebut RSU HKBP Balige menyusun panduan untuk perlindungan tidak hanya mencakup pasien tersebut tetapi juga mencakup hal-hal yang berkaitan dengan keamanan, seperti kelalaian (negligent) dalam asuhan, tidak memberi layanan, atau tidak memeberikan batuan waktu terjadi kebakaran, Setiap staff rumah sakit bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan kepada pasien yang renan terhadap kekerasan dan kelompok yang beresiko. Untuk itu para staff menjadikan panduan ini sebaiknya-baiknya. TUJUAN a. Tujuan Umum Menjamin keselamatan pasien yang rentan terhadap kekerasan fisik dan kelompok pasien beresiko yang mendapat pelayanan di RSU HKBP Balige b. Tujuan Khusus 1) Meningkatkan kemampuan seluruh staff untuk melakukan idenfitifikasi pasien yang rentan tethadap kekerasan fisik dan kelompok pasien yang beresiko 2) Meningkatkan pemahaman seluruh staff akan tanggung jawabnya terhadap pasien yang rentan tethadapa kekerasan fisik dan kelompok pasien yang beresiko PENGERTIAN Kekerasan Fi adalah ekspresi dari apa baik yang dilakukan secara fisik yang mencerminkan tindakan agresi dan penyerangan pada kebebasan atau martabat seseorang. Kekerasan fisik dapat diakukan oleh pengunjung, pasien lain atau staf rumah sakit Perlindungan Pasien dari Kekerasan Fisik adalah suatu upaya rumah sakit untuk melindungi pasien dari kekerasan fisik oleh pengunjung, pasien lain atau staf rumah sakit Pasien menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang 70 tahun. BABII RUANG LINGKUP Diera pra kemerdekaan Republik Indonesia, lembaga perumahsakitan telah tumbuh dan berkembang. sebagai bagian dari scjarah pradaban umat manusia, yang bersumber pada kemurnian rasa kasih sayang, kesadaran sosial dan naluri untuk saling tolong menolong di antara sesama manusia, serta semangat keagamaan yang tinggi dalam kehidupan umat manusia, Diera globalisasi, rumah sakit disebut sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri, menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan / pasien dengan tingkatan pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan Kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan keselamatan dalam pelayanan, Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit diwajibkan Perlunya memperhatikan hak dan kewajiban pasien, rumah sakit dan tenaga kesehatan, Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripumna harus ‘memperhatikan persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut, Prasarana seperti petunjuk, standar dan sarana evakuasi saat terjadi keadaan darurat dan setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan Rumah Sakit, standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan keselamatan pasien. Rumah sakit bertanggung jawab melindungi pasien dari kekerasan fisik yang tiba-tiba olch pengunjung, pasien lain dan staf rumah sakit. Tanggung jawab ini terutama bagi bayi, anak-anak, manula dan lainnya yang tidak mampu melindungi dirinya atau memberi tanda minta bantuan. Rumah sakit berupaya mencegah kekerasan yang bersifat tiba-tiba melalui prosedur investigasi pada setiap orang yang tidak memiliki identifikasi, monitoring lokasi yang terpencil atau terisolasi dari rumah sakit dan secara cepat bereaksi terhadap pasien yang berada dalam bahaya kekerasan, BAB II TATALAKSANA A. Tata laksana terhadap, pengunjung dan perlindungan pasien 1, Identifikasi Pengunjung Di Rumah Sakit a b. Ketentuan ‘© Bagi setiap pengunjung yang masuk atau datang ke rumah sakit harus melapor ke petugas satpam terutama pada malam hari di luar jam berkunjung. ‘© Petugas satuan pengaman di lapangan harus mengarahkan pengunjung yang membutuhkan informasi dan menyikapi secara cepat terhadap pengunjung yang berkunjung di malam hari 4d luar jam berkunjung, ‘* Setiap pengunjung harus mematuhi aturan dan peraturan yang berlaku di rumah sakit. Persyaratan ‘* Untuk tertibnya pelaksanaan kegiatan identifikasi pengunjung di rumah sakit, agar para pengunjung terutama di malam hari di luar jam berkunjung wajib mengisi Buku Identifikasi Pengunjung RSU HKBP Balige. © Setelah mengisi Buku Identifikasi Pengunjung, yang bersangkutan menyerahkan tanda pengenal/KTP/SIM kepada petugas satpam, © Apabila pengunjung sudah selesaiurusannya di rumah sakit’ maka tanda pengena/KTP/SIM dikembalikan oleh petugas satpam disertai dengan mengisi jam keluar pengunjung. © Pengembalian tanda pengenaV/KTP/SIM dari petugas satpam tidak bisa diwakili oleh siapapun kecuali yang bersangkutan. © Laci tempat penyimpanan tanda pengenaV/KTP/SIM di Unit Satuan Pengamanan harus senantiasa terkunci, 2. Perlindungan Pasien Dari Kekerasan Fisik a b. denfitikasi pasien berisiko terhadap kekerasan dimulai dari IGD Permintaan perlindungan dari kekerasan fisik bisa dilakukan atas permintaan keluarga pasien atau lembaga tertentu, Di ruang perawatan segera merespon bila pasien butuh bantuan dengan perawat dan dengan pihak terkait. Unit Satuan Pengaman melaksanakan penjagaan Khusus terkait ancaman kekerasan fisik Penunggu pasien diijinkan 1 (satu) orang 1 (satu) pasien dan pembesuk menunjukkan identitas dan harus seijin dari penunggu pasien, Lokasi terpencil dan terisolasi dilakukan penjagaan dan pengawasan dengan kamera CCTV. Penanganan Kejadian Kekerasan Fisik Terhadap Pasien a) b) ©) Prosedur I: Orang pertama yang menemukan kasus 1) Ingat keselamatan anda adalah yang utama, bersikaplah setenang mungkin 2) Jangan melakukan gerakan yang gegabah dan tiba-tiba 3) Ajak bicara dan menjawab percakapan, lakukan apa yang mereka inginkan jangan lebih 4) Bila memungkinkan cari tahu penyebab/alasan tindakan 5) Ingat apa yang menjadi ciri pelaku ( pakaian, penampitan, umur dan lain-lain ) 6) Segera hubungi Unit Satuan Pengaman setempat informasikan “ sebutkan nama, Jokasi Kejadian dan hal-hal lain yang terkait, 7) Jika penyerang melarikan dir, catat rute yang diambil, nomor dan jenis kendaraan dan informasikan lainnya 8) Berikan informasi saat anggota Unit Satuan Pengaman tiba, tunggu instruksi lebih Janjut. 9) Pegang kendali komunikasi lewat handy talkie Prosedur It: Petugas Satuan Pengaman (Piket) 1) Konfirmasi informasi yang masuk dari piket Satpam setempat baik nama, identitas ‘yang dicurigai, tempat dan detail kejadian. 2) Semua pintu akses menuju keluar ruangan pastikan keadaan terkunci 3) Informasikan lewat handy talkie sebagai berikut, contoh : “Perhatian untuk seluruh staf, pasien dan keluarga pasien di unit perawatan Lt. III bila ada orang yang ‘mencurigai / tidak dikenal segera beritahu petugas satuan pengaman setempat” ulangi sebanyak 3 ( tiga) kali. 4) Yakinkan pasien dan keluarga pasien tetap berada ditempat dan tenangkan. 5) Awasi kejadian hal yang dicurigai/hal yang tidak diinginkan 6) Bila kondisi telah terkendali kembali diinformasikan lewat handy talkie, sebagai berikut, contoh : “perhatian untuk seluruh staf, pasien dan keluarga pasien di unit Perawatan Lt, III telah terkendali “ ulangi sebanyak 3 ( tiga ) kali, 7) Tindaklanjuti petugas satuan pengaman dan hubungi pihak kepolisian atas instruksi dari_petugas satuan pengaman lainnya, Prosedur Ill : Penanggung jawab ruangan 1) Pastikan telah dihubungi / menghubungi Unit Satuan Pengaman untuk dinyatakan dalam keadaan ada orang yang dicurigai 2) Kunei semua pintu akses menuju keluar ruangan 3) Informasikan ke seluruh staf, pasien dan keluarga pasien sebagai berikut, contoh : “Perhatian untuk seluruh staf, pasien dan keluarga pasien di unit perawatan Lt. 111 bila ada orang yang mencurigai / tidak dikenal segera beritahu petugas setempat” ulangi sebanyak 3 (tiga) kali 4) 4) 3) 6) 8) » 10) i) 12) 13) 14) 15) ‘Yakinkan pasien dan keluarga pasien tetap berada ditempat dan tenangkan ‘Awasi kejadian hal yang dicurigai/hal yang tidak diinginkan Bila kejadian pada tempatnya lindungi pasien yang mendapat kekerasan fisik (bayi / anak-anak / orang tua/lansia / cacat / tidak mampu melindungi diri sendiri dan ‘yang berisiko) pada tempat yang aman (lokasi terpencil /isolasi) Yakinkan pasien tenang, aman dan nyaman serta terpenuhi kebutuhan dasar Yakinkan penunggu pasien menggunaan identitas penunggu pasien dentifikasi pengunjung/pembesuk yang dicurigai Pegang kendali komunikasi lewat airphone / handy talkie Bantu persiapan jalur masuk ke lokasi kejadian agar memudahkan bantuan datang, Jika berada di lokasi yang berdekatan dengan tempat kejadian berlangsung amankan area anda dan keluar dari area berbahaya dan buat laporan kasus ‘Awasi kejadian hal yang dicurigai / hal yang tidak diinginkan Bila kondisi telah terkendali kembali diinformasikan lewat airphone / handy talki sebagai berikut, contoh : “perhatian untuk seluruh staf, pasien dan keluarga pasien di unit perawatan Lt. III telah terkendali “ ulangi sebanyak 3 ( tiga ) kali ‘Tindaklanjuti ke petugas satuan pengaman, Prosedur IV: Unit Satuan Pengaman ) 2 3) 4) 5) 6) yr 8) » 10) i) ‘Segera merespon informasi satpam setempat dengan menuju ke lokasi kejadian Satpam setempat menghubungi / lapor jaga piket Berkoordinasi dengan penanggung jawab di ruangan untuk memahami situasi dan ‘encana penanganan Informasikan ke piket untuk prosedur evakuasi bila diperlukan Identifikasi pengunjung / pembesuk, dan penggunaan identitas penunggu pasien bila diperlukan Tetap tenang dan tidak gegabah dalam mengambil tindakan agar tidak ‘membahayakan diri sendiri atau orang-orang di sekitar lokasi kejadian ‘Amankan area kejadian dari orang-orang yang tidak berkepentingan Berikan informasi lengkap apabila Kepala Unit Satpam atau pihak kepolisian tidak dilokasi kejadian Upayakan memperkeeil akses pelaku dengan mengatur penempatan anggota, kenakan alat pelindung diri dan siapkan perlengkapan pengamanan Bertindak secara tim, bila ada peluang untuk melumpuhkan Bila pihak kepolisian telah dilokasi serahkan komando kepada polisi, namun tetap melakukan koordinasi dengan anggota tim lain di lokasi kejadian 12) _ Bila kondisi telah bisa ditangani, buat laporan kronologis penanganan kasus untuk laporan ke jajaran direksi, Kepala Unit Satuan Pengaman dan anggota satuan pengaman untuk dinas berikutnya. e. Prosedur V : KepalaUnit Satuan Pengaman 1) Segera merespon informasi satpam setempat dengan menuju ke lokasi kejadian 2) Berkoordinasi dengan penanggung jawab di ruangan, bagian CCTV dan petugas satuan pengamanan yang piket untuk memahami situasi dan membuat rencana penanganan 3) Informasikan ke piket untuk prosedur evakuasi bila diperlukan 4) Pastikan anggota telah mengenakan alat pelindung diri 5) Berikan informasi lengkap apabila pihak kepolisian tiba dilokasi kejadian 6) —Instruksikan petugas satan pengaman yang piket dan anggotanya untuk ‘memperkecil akses pelaku dengan pengatur penempatan anggota 7) Petugas satuan pengamanan yang piket, informasikan kepada timnya, bila kondisi telah bisa ditangani 8) Bila pelaku diamankan pihak kepolisian, instruksikan agar penanggung jawab ruangan dan petugas satuan pengaman yang piket untuk mendampingi pihak kepolisian sebagai saksi 9) Melaporkan kejadian dan pengaman yang dilakukan kepada jajaran direksi. 3. Perlindungan Terhadap Penculikan Bayi a Lakukan pemeriksaan secara berkala di ruang rawat bayi /anak/manula/pasien yang tidak dapat melindungi dirinya sendiri. Lakukan monitoring seluruh ruangan dengan menggunakan CCTV. Larang orang asing yang tidak berkepentingan berada pada area tersebut. ‘Awasi dengan disiplin pintu keluar di ruang rawat bayi/anak kepada semua orang yang akan meninggalkan rumah sakit denga bayi/anak. Pastikan bahwa keluarga/orangtua bayi/anak membawa surah serah terima bayi (STB) sesu identitas. Lakukan pemeriksaan terhadap seluruh area rumah sakit jika ada laporan terjadi penculikan bayi, segera. 2, Perlindungan terhadap pasien usia lanjut dan gangguan kesadaran Pasien Rawat jalan © Pendampingan oleh petugas penerimaan pasien dan mengantarkan sampai ke tempat periksa yang dituju dengan memakai alat bantu bila diperlukan. © Perawat poli umum, spesialis dan gigi wajib mendampingi pasien saat dilakukan pemeriksaan sampai selesai. Pasien rawat inap * Penempatan pasien dikamar rawat inap sedekat mungkin dengan kantor perawat. © Perawat memastikan dan memasang pengaman tempa * Perawat memastikan bel pasien mudah dijangkau oleh pasien dan dapat digunakan ‘© Meminta keluarga untuk menjaga pasien baik oleh keluarga atau pihak yang ditunjuk dan dipercaya, 3. Perlindungan terhadap penderita cacat a. Petugas penerima ‘melakukan proses penerimaan pasien penderita cacat baik rawat jalan maupun rawat inap dan wajib membantu serta menolong sesuai dengan kecacatan yang disandang sampai proses selesai dilakukan, b. Bila diperlukan, perawat meminta pihak keluarga untuk menjaga pasien atau pihak I ditunjuk sesuai kecacatan yang disandang. , Memastikan bel pasien dijangkau oleh pasien dan memastikan dapat menggunakan bel tersebut, 4d. Perawat memasang dan memasrtikan pengaman tempat tidur pasien. yang, 4. Perlindungan terhadap bayi a. Ruang perinatology harus dijaga minimal satu orang perawat atau bidan, ruangan tidak boleh ditinggalkan tanpa ada perawat atau bidan yang menjaga. b. Perawat meminta surat pemyataan secara tertulis kepada orang tua apabila akan dilakukan tindakan yang memerlukan pemaksaan. ¢. Perawat memasang pengamanan tempat tidur pasien 4d. Pemasangan CCTV di ruang perinaatologi untuk memantau setiap orang yanag keluar masuk dari ruang tersebut. ©. Perawat memberikan bayi dari ruang perinatology hanya kepada ibu kandung bayi bukan kepada keluarga yang lain 5. Perlindungan terhadap pasien yang beresiko disakiti (resiko penyiksaan, napi, korban tersangka tindak pidana, korban kekerasan dalam rumah tanga). ‘4. Pasien ditempatkan di kamar perawatan sedekat mungkin dengan kantor perawat. b. Pengunjung maupun penjaga pasien wajib lapor dan mencatat identitas di kantor perawat, berikut dengan penjaga pasien lain yang satu kamar perawatan dengan pasien beresiko . Perawat berkoordinasi dengan satuan pengamanan untuk memantau lokasi perawatan pasien. 4. Penjaga maupun pengunjung pasien koordinasi dengan pihak berwajib bila diperlukan. SISTEM PENGAWASAN RUANGAN CCTV 1) Penggunaan Pada umumnya CCTV digunakan sebagai pelengkap keamanan dan banyak dipakai dalam Industri, Kemiliteran, Bandara, Pelabuhan, Stasiun, Jalan Raya, Kantor-Kantor, Toko-Toko, Pabrik, perumahan dan lain-lain. 2) Perlengkapan (yang ada di RSU HKBP Balige) a. Kamera biasa (yang tidak bisa berputar) : 28 unit. Berfungsi sebagai alat pengambil gambar. b. Kamera rotor (yang bisa berputar): 4 unit Berfungsi sebagai alat pengambil gambar. Berfungsi untuk merekam semua gambar yang dikirim olch kamera, dapat menyimpan data selama 20 hari dan secara otomatis data tersebut terhapus. 4. TV monitor : 2 unit Berfungsi untuk menampilkan semua gambar yang dikirim oleh kamera, 1. Unit di unit Satpam 2. Lunit di ruang Nazareth 3) Yang diijinkan masuk ruangan CCTV a. Direktur b, Staf yang diberi wewenang sesuai kebutuhan 4) Letak kamera dan area yang termonitor : a. DVRI 1) IGD Jama (2 unit) 2) 3) 4) IGD Baru (4 unit) 5) Ruang tunggu apotik 6) Gang Rotgen 7) Gang depan poli internist 8) Laboratorium 9) Poli Umum 10) Pendaftaran 11) IGD dalam 12) Hall BPJS 13) Gang Rekam Medik 14) Kantor administrasi 15) BPIS Admin 16) Pos Satpam dekat IGD Baru b. DVR2 1) Ruang Nazareth 2) Galilea/Samaria 3) Siloam 4) Betlehem 5) Icu 6) Gang unit Sarfat (2 unit: depan dan belakang) 7) Sarfat 8) Gang Nazareth 9) Gang antara Galilea dan Siloam 10) Yudea 11) Depan Apotik BABIV DOKUMENTASI Buku Identifikasi Pengunjung Rekaman CCTV dengan jangka waktu tertentu Buku register pendaftaran pasien rawat jalan dan rawat inap RSU HKBP Balige 10

You might also like