BERITA DAERAH KOTA CILEGON
TAHUN : 2021 NOMOR : 6
PERATURAN WALI KOTA CILEGON
NOMOR 6 TAHUN 2021
TENTANG
PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA CILEGON
Menimbang
Mengingat
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALI KOTA CILEGON,
: a. bahwa perjalanan dinas dalam dan luar negeri untuk dapat
dilaksanakan lebih tertib, efisien, ekonomis, efektif,
transparan, dan bertanggung jawab sesuai ketentuan
Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2020 tentang Standar
Harga Satuan, perlu mengatur perjalanan dinas jabatan di
lingkungan Pemerintah Kota Cilegon;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Wali Kota
tentang Perjalanan Dinas di Lingkungan Pemerintah Kota
Cilegon;
1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan
Kotamadya Daerah Tingkat Il Cilegon (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3828);
2. Undang-Undang Nomor 28 ‘Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dari Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 ‘Tahun 2004 _ tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400);
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438) ;
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5494);
. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5568) sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
13 Tahun 2019 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2014 tentang
Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6396);
. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
10. Peraturan ...10.
ia;
12.
13.
14,
15.
16.
17.
3-
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2017 tentang Hak
Keuangan dan Administratif Pimpinan dan Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 106 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6057);
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2020 tentang tentang
Standar Harga Satuan Regional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 57);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2011
tentang Pedoman Orientasi dan Pendalaman Tugas Anggota
DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
34 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2011 tentang Pedoman
Orientasi dan Pendalaman Tugas Anggota DPRD Provinsi
dan DPRD Kabupaten /Kota;
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor :
113/ PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri
Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak
Tetap (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
678);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2016
tentang Pedoman Perjalanan Dinas Luar Negeri Bagi
Aparatur Sipil Negara Kementerian Dalam Negeri dan
Pemerintah Daerah, Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah, Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 811);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2017
tentang Pengelompokan Kemampuan Keuangan daerah
serta Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Dana
Operasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 1067);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1781);
18, Peraturan ...18. Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 3 Tahun 2017
tentang Hak Keuangan dan Administratif Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kota Cilegon (Lembaran Daerah Kota Cilegon
Tahun 2017 Nomor 3);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN WALI KOTA TENTANG PERJALANAN DINAS DI
LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA CILEGON,
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Wali Kota Cilegon ini, yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kota Cilegon.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraanurusan
pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Wali Kota sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang —memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah otonom.
4, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat
DPRD adalah DPRD Kota Cilegon yang merupakan lembaga
perwakilan rakyat Daerah yang berkedudukan sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah.
5. Wali Kota adalah Wali Kota Cilegon.
Pimpinan DPRD adalah Ketua dan Wakil-wakil Ketua DPRD
7. Anggota DPRD adalah anggota DPRD Kota Cilegon sebagai
Pejabat Daerah.
8. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala daerah dan
DPRD dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah.
9. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang _selanjutnya
disingkat SKPD adalah unsur perangkat daerah pada
Pemerintah Daerah = yang~—smelaksanakan —-Urusan
Pemerintahan daerah.
10. Pejabat ..10.
ll.
12.
13.
14,
15.
16.
1%,
-5-
Pejabat Negara adalah Pimpinan dan Anggota Lembaga Tinggi
Negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
1945 dan Pejabat Negara Lainnya yang ditentukan oleh
Undang-undang.
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah
profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah
dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai
ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat_pembina
kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk = menduduki_—_jabatan
pemerintahan.
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya
disingkat PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja
untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan
tugas pemerintahan,
Pegawai non PNS adalah pegawai yang diangkat oleh
pemerintah Kota Cilegon untuk jangka waktu tertentu guna
melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan yang
bersifat teknis, profesional dan administrasi sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan organisasi dalam kerangka sistem
kepegawaian yang tidak berkedudukan sebagai Pegawai Negeri
Sipil.
Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA
adalah pejabat_~ pemegang = kewenangan _penggunaan
anggaran untuk melaksanakan tugas dan fungsi SKPD yang
dipimpinnya.
Kuasa PA yang selanjutnya disingkat KPA adalah
pejabat yang diberi kuasa untuk _melaksanakan
sebagian kewenangan PA dalam _—melaksanakan
sebagian tugas dan fungsi SKPD.
18. Pejabat .18.
19.
20
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
Pejabat | Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya
disingkat PPTK adalah pejabat pada Unit SKPD yang
melaksanakan 1 (satu) atau beberapa Kegiatan dari
suatu Program sesuai dengan bidang tugasnya.
Pejabat Penatausahaan Keuangan — Satuan _Kerja
Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat_| PPK
SKPD adalah pejabat yang melaksanakan fungsi tata
usaha keuangan pada SKPD.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Cilegon yang
selanjutnya disingkat APBD Kota Cilegon adalah rencana
keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan
disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD dan
ditetapkan dengan peraturan daerah.
Perjalanan Dinas adalah perjalanan dinas jabatan yang
dilakukan oleh pejabat negara, pejabat daerah, aparatur sipil
negara, dan pihak lain.
Uang harian adalah penggantian biaya keperluan sehari-hari.
Uang Representasi adalah uang yang diberikan kepada Wali
Kota, Wakil Wali Kota, Pimpinan DPRD, Sekretaris Daerah,
Anggota DPRD dan Pejabat Esselon II.b selaku Kepala
Perangkat Daerah.
Lumpsum adalah suatu jumlah uang yang telah dihitung
terlebih dahulu (pre-calculated amount) dan dibayarkan
sekaligus.
Pengeluaran Riil adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan
bukti pengeluaran yang sah.
Perhitungan Rampung adalah perhitungan biaya perjalanan
dinas yang dihitung sesuai kebutuhan rill berdasarkan
ketentuan yang berlaku.
Surat Perintah yang selanjutnya disebut SP adalah Surat
Dokumen yang diterbitkan oleh Wali Kota dan Kepala
Perangkat Daerah/Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran dan/atau Pejabat yang memiliki kewenangan
memberikan Perintah melakukan perjalanan dinas.
Surat Perjalanan Dinas yang selanjutnya disebut SPD adalah
Surat Dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang
dalam rangka pelaksanaan perjalanan dinas dengan biaya yang
dibebankan dari APBD.
Pembayaran Langsung yang selanjutnya disingkat LS
adalah Pembayaran _Langsung kepada _ bendahara
pengeluaran/penerima hak —lainnya = atas_—dasar
perjanjian kerja, surat tugas, dan/atau surat perintah
kerja lainnya — melalui_—penerbitan surat _perintah
membayar langsung.
30. Standar ...30,
31
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Standar Biaya adalah satuan biaya yang ditetapkan sebagai
acuan perhitungan kebutuhan anggaran dalam Rencana Kerja
dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah, baik berupa
standar biaya masukan maupun standar biaya keluaran.
Dokumen Pelaksanaan = Anggaran = Satuan_Kerja
Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat_ DPA
SKPD adalah dokumen yang memuat pendapatan dan
belanja SKPD atau = dokumen—s yang-—s memuat
pendapatan, belanja, dan Pembiayaan SKPD yang
melaksanakan fungsi bendahara umum daerah yang
digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh
pengguna anggaran,
Pasal 2
Peraturan Wali Kota ini mengatur mengenai pelaksanaan dan
pertanggungjawaban Perjalanan Dinas bagi Pejabat Negara,
Pejabat Daerah, ASN, Pegawai Non PNS dan pihak lain.
Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. perjalanan dinas dalam negeri; dan
b. perjalanan dinas luar negeri,
untuk kepentingan Pemerintahan Daerah.
Pejabat Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu
Wali Kota dan Wakil Wali Kota.
Pejabat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu
pimpinan DPRD dan anggota DPRD.
ASN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Pegawai Negeri Sipil;
b. Calon Pegawai Negeri Sipil; dan
c. PPPK.
Pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. orang yang karena kedudukan dan kapasitas untuk
mendampingi Wali Kota, Wakil Wali Kota, Sekretaris
Daerah, dan DPRD;
b. tenaga ahli fraksi DPRD;
c. istri/suami Wali Kota, Wakil Wali Kota dan Sekretaris
Daerah; dan/atau
d. utusan dari Pemerintah Daerah.
Pasal ...28
Pasal 3
Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1)
dilaksanakan dengan memperhatikan beberapa prinsip:
a, selektif, yaitu hanya untuk kepentingan yang sangat tinggi dan
prioritas yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan
daerah;
b. ketersediaan anggaran dan kesesuaian dengan pencapaian
kinerja Perangkat Daerah;
c. efisiensi penggunaan belanja daerah; dan
d. akuntabilitas pemberian perintah pelaksanaan Perjalanan Dinas
dan pembebanan Perjalanan Dinas.
BAB IL
PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4
(1) Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(2) huruf a digolongkan menjadi:
a. Perjalanan Dinas jabatan ke luar kota lebih dari 8
(delapan) jam;
b. Perjalanan Dinas jabatan ke luar kota kurang dari 8
(delapan) jam; dan
c. Perjalanan Dinas mengikuti kegiatan pendidikan dan
pelatihan di dalam kota yang melebihi 8 (delapan) jam
pelatihan atau di luar kota.
(2) Perjalanan dinas sebagaimana yang dimaksud ayat (1)
dilakukan dalam rangka:
a. pelaksanaan tugas dan fungsi yang melekat pada jabatan;
b. mengikuti rapat, seminar, dan kegiatan sejenis lainnya;
¢. pengumandahan (detasering);
d. menempuh ujian dinas atau ujian jabatan;
e. menghadap majelis penguji kesehatan pegawai negeri
atau menghadap seorang dokter penguji kesehatan yang
ditunjuk, untuk mendapatkan surat keterangan dokter
tentang kesehatannya guna kepentingan jabatan;
f. memperoleh pengobatan berdasarkan surat keterangan
dokter, karena mendapat cedera pada waktu atau karena
melakukan tugas;
g. mendapatkan ..-9-
g. mendapatkan pengobatan berdasarkan keputusan majelis
penguji kesehatan Pegawai negeri;
h. penugasan untuk mengikuti pendidikan —_setara
Diploma/S1/S2/S3;
i, mengikuti pendidikan dan pelatihan;
j. menjemput/mengantarkan ke tempat — pemakaman
jenazah Pejabat Negara/Pejabat Daerah/PNS yang
meninggal dunia dalam melakukan Perjalanan Dinas; dan
k. menjemput/mengantarkan ke tempat pemakaman
jenazah Pejabat Negara/Pejabat Daerah/PNS yang
meninggal dunia dari Tempat Kedudukan yang terakhir ke
Kota tempat pemakaman.
Bagian Kedua
Perjalanan Dinas Luar Kota
Pasal 5
(1) Perjalanan Dinas jabatan ke luar kota lebih dari 8 (delapan)
jam diberikan:
a. uang harian;
b. biaya penginapan;
c. biaya transport;
d. ang representasi; dan/atau
e. biaya menjemput/mengantar jenazah.
(2) Perjalanan Dinas jabatan ke luar kota kurang dari 8 (delapan)
jam hanya diberikan biaya transport.
Pasal 6
(1) Uang harian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a
merupakan penggantian biaya keperluan sehari-hari meliputi:
a, keperluan uang saku;
b. keperluan transport lokal; dan
c. keperluan uang makan.
(2) Dalam hal Perjalanan Dinas dilakukan mengikuti pendidikan
dan pelatihan di dalam kota yang melebihi 8 (delapan) jam
pelatihan atau di luar kota diberikan uang harian pendidikan
dan pelatihan sesuai jumlah hari pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan.
(3) Uang harian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dibayarkan secara lumpsum dan merupakan batas tertinggi
dengan rincian sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Peraturan Wali Kota ini.
Pasal ...-10-
Pasal 7
(1) Biaya Penginapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf
b merupakan biaya yang diperlukan untuk menginap:
a. di hotel; atau
a. di tempat penginapan lainnya.
(2) Dalam hal pelaksana Perjalanan Dinas tidak menggunakan
biaya penginapan, maka biaya penginapan dibayarkan secara
lumpsum sebesar 30% (tiga puluh per seratus) dari tarif
penginapan di kota tempat tujuan.
(3) Ketentuan penggunaan biaya penginapan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), yaitu:
a. Pejabat Negara, Pejabat Daerah dan pejabat eselon II
diberikan 1 (satu) kamar untuk 1 (satu) orang;
b. pejabat eselon III ke bawah diberikan 1 (satu) kamar untuk
2 (dua) orang dengan pertimbangan kondisi tempat dan
anggaran yang tersedia; dan
c. jika pelaksana Perjalanan Dinas berlainan jenis kelamin
maka diberikan 1 (satu) kamar untuk 1 (satu) orang.
(4) Biaya penginapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibayarkan sesuai bukti pengeluaran riil dengan tarif paling
tinggi sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Wali
Kota ini.
Pasal 8
(1) Biaya transport sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c,
terdiri dari:
a. biaya moda transportasi pesawat/kapal _laut/bus
AKAP/AKDP/kereta api;
b. biaya transport darat terdiri dari:
1) biaya transport darat dari tempat kedudukan ke tempat
tujuan pulang pergi; dan
2) biaya transport darat dari tempat kedudukan asal
menuju bandara, pelabuhan, terminal, atau stasiun
untuk keberangkatan ke tempat tujuan pulang persi.
c. biaya taksi dari bandara, pelabuhan, terminal, atau stasiun
kedatangan menuju tempat tujuan dan kepulangan dari
tempat tujuan menuju bandara, pelabuhan, terminal, atau
stasiun untuk keberangkatan ke tempat kedudukan asal
(2) Dalam-u-
(2) Dalam hal lokasi tujuan tidak dapat dijangkau dengan taksi
menuju atau dari bandara, pelabuhan, terminal, atau stasiun,
biaya transportasi menggunakan satuan biaya transportasi
darat atau biaya transportasi lainnya.
(3) Dalam hal Perjalanan Dinas yang menggunakan kendaraan
dinas jabatan/operasional dan apabila pelaksana Perjalanan
Dinas lebih dari 1 (satu) orang maka biaya transport darat
hanya diberikan kepada pelaksana Perjalanan Dinas dengan
Pangkat/Golongan Ruang tertinggi.
(5) Biaya transport dan pengganti biaya transport sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) dibayarkan sesuai bukti
pengeluaran riil dengan besaran sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Peraturan Wali Kota ini
Pasal 9
(1) Uang representasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
huruf d, hanya diberikan kepada Pejabat Negara, Pejabat
Daerah, dan Pejabat Eselon II selama melakukan Perjalanan
Dinas dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi yang
melekat pada jabatan.
(2) Uang representasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibayarkan secara lumpsum dengan besaran paling tinggi
sebagaimana terinci dalam Lampiran Peraturan Wali Kota ini.
Pasal 10
(1) Biaya menjemput/mengantar jenazah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 huruf e meliputi:
a. biaya Perjalanan Dinas bagi penjemput/pengantar;
b. biaya pemetian; dan
c. biaya angkutan jenazah.
(2) Biaya pemetian jenazah dan biaya angkutan jenazah
termasuk yang berhubungan dengan pengurusan jenazah
dibayarkan sesuai bukti pengeluaran riil.
BAB III
PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI
Pasal 11
(1) Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(2) huruf b yaitu Perjalanan Dinas ke luar_negeri
dikoordinasikan oleh —Perangkat |= ‘Daerah ~—yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di __bidang
Pemerintahan Umum
(2) Perjalanan ..19)
(2) Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam
rangka’
kerjasama pemerintah daerah dengan pihak luar negeri;
pendidikan dan pelatihan;
studi banding;
seminar;
lokakarya;
konferensi;
re eae gp
promosi potensi daerah;
. kunjungan persahabatan atau kebudayaan;
pertemuan Internasional; dan
j. penandatanganan perjanjian internasional.
(3) Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
za
dilakukan dengan sangat selektif guna kepentingan dan
prioritas dalam meningkatkan hubungan kerja sama luar
negeri.
(4) Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
dapat dilakukan antara lain jika:
a. terjadi bencana alam/non alam;
b. pemilihan anggota DPR, DPD dan DPRD;
¢. pemilihan Presiden dan Wakil Presiden; dan
d. pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah.
(5) Hasil Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
secara konkrit dapat dimanfaatkan bagi peningkatan kinerja
Pemerintah Daerah
(6) Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan Perjalanan Dinas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada
Peraturan Menteri yang menyelenggarakan —_urusan
pemerintahan dalam negeri.
Pasal 12
Komponen biaya Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b mengacu pada ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai standar biaya masukan
yang berlaku pada anggaran kementerian negara/lembaga.
BABIV
PERINTAH PERJALANAN DINAS
Pasal 13
(1) Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (2) huruf a dilakukan sesuai perintah Pejabat
Yang Berwenang dan dituangkan dalam SP.
(2). Perjalanan ...-13-
(2) Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (2) huruf b dilakukan sesuai izin perjalanan
dinas luar negeri berdasarkan ketentuan _peraturan
perundang-undangan.
(3) Pejabat Yang Berwenang melakukan penerbitan SP
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah:
a. Wali Kota untuk Perjalanan Dinas Jabatan yang
dilakukan oleh Sekretaris Daerah dan Sekretaris DPRD;
b. Sekretaris Daerah untuk Perjalanan Dinas Jabatan yang
dilakukan oleh eselon II.b dan/atau Kepala Perangkat
Daerah;
c. Pimpinan DPRD untuk Perjalanan Dinas Jabatan yang
dilakukan oleh Pimpinan dan/atau Anggota DPRD; dan
d. Kepala Perangkat Daerah untuk Perjalanan Dinas Jabatan
yang dilakukan olch pelaksana pada Perangkat Daerah
berkenaan dan pihak lainnya.
(4) Penerbitan SP sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilakukan dengan ketentuan:
a. penerbitan SP oleh Wali Kota dan Sekretaris Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a dan huruf b,
hanya diterbitkan melalui Bagian Umum Sekretariat
Daerah Kota Cilegon;
b. penerbitan SP oleh Pimpinan DPRD sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf c, dilakukan melalui Bagian
Umum Sekretariat DPRD Kota Cilegon; dan
c. penerbitan SP oleh Kepala Perangkat Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf d, dilakukan melalui bagian
atau sekretariat yang melaksanakan tugas pokok dan
fungsi administrasi umum pada Perangkat Daerah.
(5) Kewenangan penerbitan SP sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dapat didelegasikan kepada pejabat yang ditunjuk secara
tertulis.
Pasal 14
(1) Apabila Perjalanan Dinas dilakukan dengan didampingi oleh
pelaksana maka jumlah pelaksana PNS paling banyak 4
(empat) orang, dikecualikan non PNS dan ajudan/pendamping
Wali Kota, Wakil Wali Kota, Unsur Pimpinan DPRD dan
Sekretaris Daerah.
(2) Perjalanan ...-14-
(3) Perjalanan Dinas lintas Perangkat Daerah dan/atau lintas
eksekutif dan DPRD dalam rangka rapat penyelenggaraan
pemerintahan daerah dapat dilaksanakan sesuai tugas, pokok
dan fungsi serta kebutuhan Perangkat Daerah terkait
(4) SP sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) paling sedikit
mencantumkan hal-hal sebagai berikut:
a. pemberi tugas;
b. pelaksana tugas;
. waktu pelaksanaan tugas dan maksud perjalanan dinas;
dan
d. tempat pelaksanaan tugas.
(4) SP yang diterbitkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagai dasar penerbitan SPD.
(5) SPD sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dengan lampiran
Rincian Biaya Perjalanan Dinas.
(6) Format SPD dan Rincian Biaya Perjalanan Dinas
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) tercantum
dalam Lampiran Peraturan Wali Kota ini.
Pasal 15
Dalam penerbitan SPD, Pejabat penerbit SP/Kepala Perangkat
Daerah berwenang untuk menetapkan jumlah pelaksana
Perjalanan Dinas dan alat transportasi yang digunakan untuk
melaksanakan Perjalanan Dinas Jabatan dengan memperhatikan
kepentingan serta tujuan perjalanan dinas tersebut.
BABV
RAPAT/SEMINAR/KEGIATAN SEJENIS/PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pasal 16
(Q) Perjalanan = Dinas Jabatan = untuk ~—_smengikuti
rapat/seminar/kegiatan sejenis/pendidikan dan pelatihan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b dan
huruf i, dilaksanakan dengan biaya Perjalanan Dinas Jabatan
yang ditanggung oleh panitia penyelenggara, maka biaya
Perjalanan Dinas tersebut tidak termasuk dalam biaya
Perjalanan Dinas yang dikeluarkan dari Perangkat Daerah
pelaksana Perjalanan Dinas.
(2) Panitia penyelenggara_ menyampaikan —_pemberitahuan
mengenai pembebanan biaya Perjalanan Dinas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dalam surat/undangan
(3) Dalam...<15\
(3) Dalam hal Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan secara bersama-sama, maka seluruh
Pelaksana Perjalanan Dinas Jabatan dapat menginap pada
hotel/pen
japan yang sama.
(4) Dalam hal biaya penginapan pada hotel/penginapan yang
sama sebagaimana pada ayat (3) Icbih tinggi dari satuan biaya
penginapan sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Peraturan Wali Kota ini, maka Pelaksana Perjalanan Dinas
Jabatan menggunakan fasilitas kamar dengan biaya terendah
pada hotel/penginapan dimaksud.
BAB VI
PELAKSANAAN DAN PROSEDUR PEMBAYARAN
BIAYA PERJALANAN DINAS
Pasal 17
(1) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas diberikan dalam
batas pagu anggaran yang tersedia dalam DPA SKPD
berkenaan.
(2)Pembayaran biaya Perjalanan Dinas kepada Pelaksana
Perjalanan Dinas paling cepat 5 (lima) hari kerja sebelum
Perjalanan Dinas dilaksanakan
(3)Dalam hal Perjalanan Dinas Jabatan harus segera
dilaksanakan, biaya Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat dibayarkan setelah Perjalanan Dinas
selesai.
(4) Pada akhir tahun anggaran, ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dapat melebihi 5 (lima) hari kerja menyesuaikan
dengan ketentuan yang mengatur mengenai langkah-langkah
menghadapi akhir tahun anggaran.
Pasal 18
(1) Dalam hal jumlah hari Perjalanan Dinas Jabatan melebihi
jumlah hari yang ditetapkan dalam Surat Perintah /SPD dan
tidak disebabkan oleh kesalahan/kelalaian Pelaksana
Perjalanan Dinas dapat dimintakan kekurangannya.
(2) Kekurangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dimintakan kepada Kepala Perangkat Daerah/PA/KPA untuk
mendapat persetujuan dengan melampirkan:
a. Surat keterangan kesalahan/kelalaian dari syahbandar/
Kepala Bandara/Perusahaan Jasa Transportasi lainnya;
dan/atau
b. Surat-16-
b. Surat keterangan perpanjangan tugas dari pemberi tugas.
c. Berdasarkan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Kepala Perangkat + Daerah/PA/KPA —_ membebankan
kekurangan biaya Perjalanan Dinas pada DPA berkenaan.
d. Dalam hal jumlah hari Perjalanan Dinas kurang dari hari
yang ditetapkan dalam SPD, Pelaksana Perjalanan Dinas
harus mengembalikan kelebihan biaya Perjalanan Dinas yang
telah diterimanya kepada Bendahara Pengeluaran.
Pasal 19
(1) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas dapat dilakukan dengan
mekanisme GU dan/atau mekanisme LS.
(2) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas dengan mekanisme LS
dilakukan melalui:
a. perikatan dengan penyedia jasa; dan/atau
b. pelaksana Perjalanan Dinas.
(3) Perjalanan Dinas Jabatan yang dilakukan melalui perikatan
dengan penyedia jasa sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf
a meliputi:
a. Perjalanan Jabatan dalam rangka pelaksanaan tugas dan
fungsi yang melekat pada jabatan; dan
b. Perjalanan Dinas Jabatan dalam rangka mengikuti rapat,
seminar dan sejenisnya.
Pasal 20
(1) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas melalui mekanisme GU
dilakukan dengan memberikan uang muka oleh Bendahara
Pengeluaran kepada Pelaksana Perjalanan Dinas.
(2) Pemberian uang muka sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
didasarkan persetujuan pemberian uang muka dari PA/KPA
dengan melampirkan:
a. SP;
b. foto kopi SPD; dan
c. rincian perkiraan biaya perjalanan dinas
Pasal 21
(1) Penyedia jasa untuk pelaksanaan Perjalanan Dinas dapat
berupa event organizer, biro jasa perjalanan, perusahaan jasa
Transportasi, dan perusahaan jasa perhotelan/penginapan.
(2) Penetapan ..“317
(2) Penetapan penyedia jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang mengatur mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah.
(3) Komponen biaya Perjalanan Dinas yang dapat dilaksanakan
dengan perikatan meliputi biaya transportasi_ termasuk
pembelian/pengadaan tiket dan/atau biaya penginapan.
Pasal 22
(1) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas Jabatan dengan melalui
mekanisme LS dilakukan melalui transfer dari Kas Daerah ke
rekening pelaksana Perjalanan Dinas dan/atau penyedia jasa.
(2) Dalam hal biaya Perjalanan Dinas Jabatan yang dibayarkan
oleh Bendahara Pengeluaran melebihi biaya Perjalanan Dinas
Jabatan yang seharusnya dipertanggungjawabkan, kelebihan
biaya Perjalanan Dinas Jabatan tersebut harus disetor ke Kas.
Daerah.
(3) Penyetoran kelebihan pembayaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilakukan dengan menggunakan Surat Tanda
Setoran untuk tahun anggaran berjalan.
(4) Dalam hal biaya Perjalanan Dinas Jabatan yang dibayarkan
kepada Pelaksana Perjalanan Dinas kurang dari yang
seharusnya, dapat dimintakan kekurangannya
(5) Pembayaran kekurangan biaya Perjalanan Dinas Jabatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat dilakukan
melalui mekanisme GU atau LS.
Pasal 23
Tata cara pengujian tagihan Perjalanan Dinas Jabatan diajukan
kepada PPK Perangkat Daerah yang berpedoman pada Peraturan
Wali Kota mengenai Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan
Daerah
BAB VII
KUNJUNGAN KERJA DPRD
Pasal 24
(1) Perjalanan Dinas Jabatan untuk kegiatan DPRD dalam rangka
kunjungan kerja dilaksanakan oleh Alat Kelengkapan DPRD.
(2) Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat dilaksanakan ke luar negeri dan dilakukan secara
sangat selektif sesuai dengan ketentuan _ peraturan
perundang-undangan.
BAB...-18-
BAB VIII
ORIENTASI DAN PENDALAMAN TUGAS DPRD
Pasal 25
(1) Perjalanan Dinas Jabatan dapat dilakukan dalam rangka:
a. orientasi pelaksanaan tugas sebagai Anggota DPRD pada
permulaan masa jabatannya; dan
b. mengikuti pendalaman tugas pada masa jabatannya.
(2) Orientasi dan pendalaman tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah provinsi, sekretariat DPRD, partai politik, atau
perguruan tinggi
(3) Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a, dilaksanakan oleh Anggota DPRD setelah dilantik,
sekali dalam masa jabatan,
(4) Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b, dilaksanakan paling banyak 6 (enam) kali dalam 1
(satu) tahun.
(5) Selain kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Pimpinan dan Anggota DPRD dapat menghadiri undangan
Asosiasi DPRD.
BAB IX
PERTANGGUNGJAWABAN PERJALANAN DINAS
Pasal 26
(1) Pelaksana Perjalanan Dinas mempertanggungjawabkan
pelaksanaan Perjalanan Dinas kepada pemberi tugas dan
biaya perjalanan dinas kepada PA/KPA paling lambat 5
(lima) hari kerja setelah Perjalanan Dinas dilaksanakan.
(2) Pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dengan melampirkan dokumen
berupa:
a. SP;
b. SPD yang telah ditandatangani oleh Kepala Perangkat
Daerah/ Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
dan/ atau Pejabat di tempat pelaksanaan perjalanan
dinas atau pihak terkait yang menjadi tempat tujuan
perjalanan dinas;
c. tiket pesawat, boarding pass, retribusi, dan bukti
pembayaran transportasi lainnya;
4. bukti ...-19-
d. bukti pembayaran hotel atau tempat menginap lainnya;
¢. bukti pembelian bahan bakar minyak, bukti pembayaran
tol, bukti parkir;
{, laporan pelaksanaan Perjalanan Dinas; dan
g. daftar pengeluaran riil sesuai dengan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Wali Kota ini.
(3) Dalam hal perjalanan dinas luar negeri yang dilaksanakan
oleh Pejabat Negara, Pejabat Daerah, serta Pejabat lainnya
pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas melampirkan
surat persetujuan Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur.
(4) Dalam hal bukti pengeluaran transportasi_ dan/atau
penginapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf c,
huruf d dan huruf e tidak diperoleh/hilang/rusak,
pertangungjawaban biaya perjalanan dinas jabatan dapat
menggunakan Daftar Pengeluaran Ril sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf f.
(5) Apabila bukti pembayaran hotel/tempat —_menginap
sebagaimana dimaksud ayat (3) huruf d_ tidak dapat
diperoleh maka uang penginapan dibayarkan sebesar 30%
(tiga puluh perseratus) kepada setiap Pelaksana Perjalanan
Dinas dari besaran nilai tarif tertinggi sesuai dengan yang
tercantum dalam Lampiran Peraturan Wali Kota ini.
Pasal 27
(1) PPTK melakukan perhitungan rampung seluruh_ bukti
pengeluaran biaya perjalanan dinas dan disampaikan
kepada PPK Perangkat Daerah untuk diverifikasi/diuji
kebenaran perhitungan biaya perjalanan dinas berdasarkan
ketentuan yang berlaku.
(2) PPK Perangkat Daerah berwenang untuk menilai kesesuaian
dan kewajaran atas biaya yang tercantum dalam daftar
pengeluaran yang disampaikan oleh PPTK.
(3) PPK Perangkat Daerah memverifikasi bukti pengeluaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan menyampaikan
kepada Bendahara Pengeluaran sebagai pertanggungjawaban
GU atau bukti_—pengesahan = Surat _—_Permintaan
Membayar/Surat Permintaan Pencaraian Dana (SPM/SP2D)
LS Perjalanan Dinas.
Pasal-20-
Pasal 28
Pihak yang melakukan pemalsuan dokumen, menaikkan dari
harga sebenarnya (mark up), Perjalanan Dinas rangkap (dua kali
atau lebih) dan/atau Perjalanan Dinas fiktif dalam
pertanggungjawaban Perjalanan Dinas yang berakibat kerugian
keuangan Negara/Daerah, bertanggungjawab sepenuhnya atas
seluruh tindakan yang dilakukan.
BAB X
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 29
(1) Pejabat penerbit SP/Kepala Perangkat Daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 dapat memerintahkan pihak lain
diluar Pejabat Negara, Pejabat Daerah, ASN, dan Pegawai
Non PNS yang dibebankan pada DPA SKPD untuk
melakukan Perjalanan Dinas.
(2) Pelaksanaan Perjalanan Dinas pihak lain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditentukan oleh PA/KPA dengan
mempertimbangkan tingkat pendidikan/kepatutan/tugas
yang bersangkutan.
(3) Pegawai Negeri Sipil Golongan I dapat melakukan
Perjalanan Dinas dalam hal mendesak/khusus, dalam hal
tenaga teknis tidak diperoleh di tempat Perangkat Daerah
yang bersangkutan.
(4) Komponen biaya Perjalanan Dinas dapat disesuaikan
dengan pertimbangan terdapat perubahan standar harga
satuan yang mempengaruhi komponen biaya dimaksud.
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 30
Perjalanan Dinas Jabatan yang telah dilaksanakan sebelum
berlakunya Peraturan Wali Kota ini dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan Peraturan Wali Kota Nomor 21 Tahun 2018 tentang
Perjalanan Dinas Jabatan di Lingkungan Pemerintah Kota
Cilegon (Berita Daerah Kota Cilegon Tahun 2018 Nomor 21)
beserta perubahannya.
BAB...-21-
BAB XI
PENUTUP
Pasal 31
Pada saat Peraturan Wali Kota ini mulai berlaku, Peraturan Wali
Kota Nomor 21 Tahun 2018 tentang Perjalanan Dinas Jabatan
di Lingkungan Pemerintah Kota Cilegon (Berita Daerah Kota
Cilegon Tahun 2018 Nomor 21) beserta perubahannya dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 32
Peraturan Wali Kota ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, — memerintahkan
pengundangan Peraturan Wali Kota ini dengan penempatannya
dalam Berita Daerah Kota Cilegon.
Ditetapkan di Cilegon
pada tanggal 15. Maret 2021
WALI KOTA CILEGON,
ttd
HELLDY AGUSTIAN
Diundangkan di Cilegon
pada tanggal. 45 Maret 2021
Fj SBKRETARIS )AERAH KOTA CILEGON,
—
=,
; ye MAULUDIN
BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN 2021 NOMOR 6-22-
LAMPIRAN
PERATURAN WALI KOTA CILEGON
NOMOR 6 TAHUN 2021
TENTANG
PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN
PEMERINTAH KOTA CILEGON
A. FORMAT SURAT PERJALANAN DINAS
KOP GARUDA/KOP Perangkat Daerah
(Untuk Wali Kota/Untuk Perangkat Daerah)
KOTA CILEGON : Lembar Ke
Kode No
Nomor
SURAT PERJALANAN DINAS (SPD)
[1 |Kepala Perangkat Daerah/Pengguna ]
|__| Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
2 | Nama/NIP Pegawai yang melaksanakan
perjalanan dinas
3 |a. Pangkat dan Golongan a
b. Jabatan/Instansi .
c._Tingkat Biaya Perjalanan Dinas c.
Maksud Perjalanan Dinas
Alat angkutan yang dipergunakan
la. Tempat berangkat
|b. Tempat Tujuan
7 |a. Lamanya Perjalanan Dinas
b. Tanggal berangkat
c. Tanggal harus kembali/tiba di
tempat baru *)
8 | Pengikut : Nama/NIP _Tanggal Lahir | Keterangan |
Ji. |
2.
3
a,
9 | Pembebanan Anggaran
a. Instansi a.
b. Akun b.
10 | Keterangan lain-lain
#) coret yang tidak perlu Dikeluarkan di :
Tanggal
Kepala Perangkat Daerah/Pengguna
Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran
ola a]
ogplse
NIP-23-
PA/KPA yang menerbitkan SPD, pegawai yang melakukan perjalanan dinas,
para pejabat yang mengesahkan tanggal berangkat/tiba, serta bendahara
pengeluaran bertanggung jawab berdasarkan Peraturan Wali Kota tentang
Perjalanan Dinas Jabatan apabila negara menderita rugi akibat kesalahan,
kelalaian, dan kealpaannya.
| Berangkat dari
(Tempat
Kedudukan)
Ke
Pada Tanggal
Kepala
(ae
NIP.
IL Tiba di Berangkat dari
Pada Tanggal Ke
Kepala | Pada Tanggal
Kepala
(. ) (..
NIP {NE
Ul. Tiba di | Berangkat dari
Pada Tanggal
Kepala
|
fee om) |
NIP :
IV. Tiba di Berangkat dari |
Pada Tanggal Ke
Kepala Pada Tanggal
| Kepala
(:
NIP :
V. Tiba di | Berangkat dari
Pada Tanggal Ke
Kepala Pada Tanggal
Kepala
i (.
NIP oe NIP |
[VIL Tiba di Telah diperiksa dengan keterangan
(Tempat bahwa perjalanan tersebut atas
Kedudukan) perintahnya dan semata-mata
Pada Tanggal untuk kepentingan jabatan dalam
waktu yang sesingkat- singkatnya.
Kepala Perangkat Kepala Perangkat Daerah/Pengguna
Daerah/Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna |
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
Anggaran |
( ( )
__MIP NIP
Vil. Catatan Lain-Lain
Vill PERHATIAN :-24-
B. FORMAT RINCIAN BIAYA PERJALANAN DINAS
RINCIAN BIAYA PERJALANAN DINAS,
Lampiran SPD Nomor
Tanggal
No. PERINCIAN BIAYA JUMLAH | KETERANGAN |
1. | Uang Harian (. = ae
2. | Transportasi PP/ BBM (....
3. | Penginapan (00...)
4. | dst...
5.
6. |
7. |
[a |
[[auMian : Rp .
|___[rerbilang : pe oe
PERHITUNGAN SPD RAMPUNG
Ditetapkan sejumlah
Yang telah dibayar semula
Sisa kurang/lebih
oS sy (tanggal/bulan/ tahun)
Telah dibayar sejumlah Telah menerima jumlah uang sebesar
Rp... Rp.
Bendahara Pengeluaran * Yang Menerima (PPTK)
ee breccmmeomneesesaat -)
NIP NIP
Mengetahui/Menyetujui
PENGGUNA ANGGARAN/KUASA PENGGUNA ANGGARAN
NIP.-25-
C. UANG HARIAN DAN UANG REPRESENTASI
C.1. Uang Harian Perjalanan Dinas Dalam Negeri
DALAM KOTA ]
No PROVINSI SATUAN | LUARKOTA | LEBIH DARI8 | DIKLAT
(Rp) (DELAPAN) JAM (Rp)
1 [ACEH OH 360.000 110.000
2 | SUMATERA UTARA OH 370.000 110.000
3 [RIAU On 370.000 110.000 |
[| KEPULAUAN RIAU On 370.000 110.000
5 | JAMBI ‘On 370.000 110.000 |
6 | SUMATERA BARAT OH 380.000 710.000
7 | SUMATERA SELATAN OH 380.000 110.000
[8 | LAMPUNG on 380.000 110.000
9 | BENGKULU ‘OH 380.000 110.000
10 | BANGKA BELITUNG OH 410,000 120.000
11 | BANTEN On 370.000 110.000
12 | JAWA BARAT OH 430.000 170.000 | 130.000
13. | DKI JAKARTA On 530.000 210.000 | 160.000
14 | JAWA TENGAH OH 370.000 150.000 | 110.000
15 | D.l. YOGYAKARTA OH ~~ 420.000 170.000 | 130.000
16 | JAWA TIMUR OH | 410,000) 160.000 | 120.000
(a7 [pati OH 480.000 ——~S*«90.000) 140.000
18 | NUSA TENGGARA BARAT | OH 440.000 ~~ 180.000 | 130.000
19 | NUSA TENGGARA TIMUR OH 430.000 170.000 | 130.000 |
20_| KALIMANTAN BARAT On 380.000 150.000 | 110.000
21 | KALIMANTANTENGAH | OH 360,000 | 140.000} 110.000
22 | KALIMANTAN SELATAN | OH 380.0007 150.000 | 110.000,
[23] KALIMANTAN TIMUR OH 430.000 170.000 | 130.000 |
24 | KALIMANTAN UTARA OH 430.000 170.000 | 130.000
25. | SULAWESI UTARA OH 370.000 150.000 |~ 110.000
26 | GORONTALO OH 370.000 150.000 | 110.000 |
27_| SULAWEST BARAT on 10.000 160.000 | 120.
28 | SULAWESI SELATAN OH __ 430.000 170.0007 130,000
29 | SULAWESI TENGAH OH 370.000 ~~ 150.000 110.000
30 | SULAWESI TENGGARA OH 380.000 150.000 | 110.000
31) MALUKU OH 380.000 150.000 | 110.000
‘32 | MALUKU UTARA (OH 430.000 170.000 | 130.000
[33 | PAPUA “OH 580.000 230.000 170,000
‘34| PAPUA BARAT OH 480.000 190.000 | 140.000- 26 -
C.2, Uang Representasi
NO ‘URAIAN SATUAN He ms
1 | Pejabat Negara dan Pejabat Daerah OH | "250,000
Pejabat Eselon I OH 200.000
Pejabat Eselon II OH | 150.000
BIAYA TRANSPORT
D.1. Satuan Biaya Tiket Pesawat Perjalanan Dinas Dalam Negeri Pergi
Pulang (PP}
NO KOTA ‘SATUAN BIAYA TIKET
‘ASAL ‘TUSUAN EKONOMI
T JAKARTA "AMBON Rp13.285.000,00 | Rp7.081.000,00
ese JAKARTA BALIKPAPAN Rp7.412,000,00 | _ Rp3.797.000,00
= JAKARTA BANDA ACEH Rp7.519.000,00 | Rp4.492,000,00
(s JAKARTA BANDAR LAMPUNG | Rp2.407.000,00 | Rpl.583.000,00 |
_s JAKARTA BANJARMASIN RDS.252.000,00
6 ‘JAKARTA BATAM Rp4.867.000,00
aes ‘JAKARTA BENGKULU Rp4.364.000,00 |” Rp2,621.000,00
(ls TARARTA BIAK | ~ Rp14,068,000,00 | Rp7.519,000,00
[_s. JAKARTA DENPASAR Rp5.305.000,00 | p3.262.000,00
| ae JAKARTA ~GORONTALO Rp7.231.000,00 | Rp4.824.000,00
aera JAKARTA JAMBI ~ Rp4.065.000,00 | Rp2.460.000,00
12, | JAKARTA ‘JAYAPURA Rp14.568.000,00 | Rp8.193.000,00
13. | JAKARTA YOGYAKARTA | _Rp4.107.000,00 | Rp2.268.000,00
14, | ‘JAKARTA KENDARI Rp7.658.000,00 | Rp4.182.000,00
15. | JAKARTA KUPANG Rp9.413.000,00 | Rp5.081.000,00
16. ‘JAKARTA MAKASSAR Rp7.444.000,00 | _ Rp3.829.000,00
17. JAKARTA MALANG Rp4.599.000,00 | Rp2.695.000,00
JAKARTA MAMUJU Rp7.295.000,00 | Rp. 867.000,00
‘JAKARTA ‘MANADO, Rp10.824.000,00 | Rp5.102.000,00 |
JAKARTA MANOKWART Rp16.226.000,00 | Rp10.824.000,00 |
21 JAKARTA | ___ MATARAM Rp5.316.000,00 | _ Rp3.230.000,00
22 JAKARTA MEDAN Rp7.252.000,00 | _ Rp3.808,000,00
23. JARARTA PADANG R)3.530.000,00 | Rp2.952.000,00
24. JAKARTA PALANGKARAYA Rp4.984.000,00 | Rp4.984.000,00
25. JAKARTA | PALEMBANG Rp3.861.000,00 | Rp2.268.000,00
26. JAKARTA | PALU Rp9.348.000,00 | Rp5.113.000,00
27. JAKARTA PANGKAL PINANG Rp3.412.000,00 | Rp2.139.000,00
28. JAKARTA | PEKANBARU Rp5.583.000,00 | Rp3.016.000,00
29. JAKARTA | __ PONTIANAK Rp4.353.000,00 | _Rp2.781.000,00
30. JAKARTA ‘SEMARANG 1Rp3.861,000,00 | Rp2.182.000,00 |
ai. “JAKARTA ‘SOLO Rp3.861.000,00 | Rp2.342.000,00 |
32. JAKARTA ‘SURABAYA Rp5.466.000,00 | _Rp2.674.000,00
33 JAKARTA TERNATE, Rp 10.001.000,00 | Rp6.664.000,00
34 JAKARTA TIMIKA Rp13.830.000,00 | Rp7.487.000,00 |D.2. Satuan Biaya Taksi Perjalanan Dinas Dalam Negeri
-27-
NO ‘PROVINSI ‘SATUAN BESARAN ]
1 | ACEH (Orang/Kali Rp123.000,00 |
2. | SUMATERA UTARA Orang/Kali p232.000,00 |
| 3 ;RIAU Orang/Kali Rp94.000,00 |
| 4 | KEPULAUAN RIAU Orang/Kali t ~~ Rp137.000,00
5 | JAMBI - Orang/Kali | Rp147.000,00 |
6 | SUMATERA BARAT Orang/Kali Rp190.000,00
7 | SUMATERA SELATAN Orang/Kali Rp128.000,00
8 | LAMPUNG | Orang/Kali Rp167.000,00
9 BENGKULU Orang/Kali Rp109.000,00
10 | BANGKA BELITUNG Orang/Kali Rp90.000,00
11 | JAWA BARAT Orang/Kali Rp166.000,00
12 | JAWA TENGAH Orang/Kali Rp75.000,00
| 13 | D.l. YOGYAKARTA Orang/Kali Rp118.000,00
14 | JAWA TIMUR Orang/Kali Rp194.000,00
15 | BALI ‘Orang/Kali 1 Rp159.000,00
16 | NUSA TENGGARA BARAT Orang/Kali Rp231.000,00
17 _| NUSA TENGGARA TIMUR | Orang/Kalt Rp108.000,00
18 | ALIMANTAN BARAT | Orang/Kali Rp135.000,00 |
19 | KALIMANTAN TENGAH | ‘Orang/Kali Rp111.000,00 |
20 | ALIMANTAN SELATAN | ~ Orang/Kali Rp150.000,00
21 | KALIMANTAN TIMUR ‘Orang/Kali p50.000,00
22 | KALIMANTAN UTARA Orang/Kali Rp102.000,00
23 | SULAWESI UTARA ‘Orang/Kali Rp138.000,00
24 | GORONTALO I ‘Orang/Kali “Rp240.000,00 |
25. | SULAWESI BARAT \ Orang/Kali Rp313.000,00
26 | SULAWESI SELATAN | ~~ Orang/Kali Rp145.000,00 |
27 | SULAWESI TENGART ‘Orang/Kali RpI65.000,00
28 | SULAWESI TENGGARA Orang/Kali Rp171.000,00
20 | MALUKU Orang/Kali ¥p240.000,00
[30 | MALUKU UTARA ~ Orang/Kali Rp215.000,00
31 | PAPUA Orang/Kali Rp431.000,00
32 | PAPUA BARAT ‘Orang/Kali ~Rp182.000,00-28-
D.3. Biaya Transport Darat
NO
TUJUAN
PERJALANAN
DINAS
PELAKSANA PERJALANAN
DINAS,
SATUAN
BIAYA (Rp)
Kab. Lebak
dan Kab.
Pandeglang
| Wali Kota dan Wakil Wali
Kota
OK
500.000
Pimpinan DPRD,
Sekretaris Daerah,
Anggota DPRD, Kepala |
Perangkat Daerah
OK
400.000
‘ASN yang menggunakan
Kendaraan Dinas
| Jabatan/Operasional
OK
200.000
Non PNS/Pihak lain yang
menggunakan kendaraan
Dinas Operasional
OK
200.000
Kab/Kota Serang
Wali Kota dan Wakil Wali
Kota |
Pimpinan DPRD,
‘Sekretaris Daerah,
Anggota DPRD, Kepala
Perangkat Daerah
OK
OK
150.000
130.000
ASN yang menggunakan
Kendaraan Dinas
Jabatan/Operasional
OK
100.000
Non PNS/Pihak lain yang |
menggunakan kendaraan
_Dinas Operasional
100.000 |
Kab/Kota
Tangerang = dan
Kota ‘Tangerang
Selatan
Wali Kota dan Wakil Wali
Kota
OK
750.000
Pimpinan DPRD,
Sekretaris Daerah, |
Anggota DPRD, Kepala
Perangkat Daerah
OK
700.000
‘ASN yang menggunakan |
Kendaraan Dinas
Jabatan/Operasional
OK
350.000
Non PNS/Pihak lain yang
| menggunakan kendaraan
Dinas Operasional
OK
350.000
DKI Jakarta
Wali Kota dan Wakil Wali
Kota
OK
850.000
Pimpinan DPRD,
Sekretaris Daerah,
Anggota DPRD, Kepala
Perangkat Daerah
‘OK
800.000
‘ASN yang menggunakan
Kendaraan Dinas
Jabatan/Operasional
OK
|
400.000
Non PNS/Pihak lain yang
menggunakan kendaraan
Dinas Operasional
OK
400.000 |
Kab/Kota Bekasi
Kab/Kota Bogor,
Kab. _ Karawang,
Kab. Purwakarta,
dan Kab. Cianjur.
Wali Kota dan Wakil Wali
Kota
OK
1.200.000
Pimpinan DPRD,
Sekretaris Daerah,
Anggota DPRD, Kepala
Perangkat Daerah
OK
1.000.000
ASN yang menggunakan
Kendaraan Dinas
Jabatan/Operasional
OK
800.000-29 -
T
Non PNS/Pihak lain yang |
menggunakan kendaraan
Dinas Operasional
OK
800.000 |
Kab. Subang, Kota
| Cimahi, Kab.
Bandung Barat,
Kab/Kota
Bandung, dan Kab.
Sukabumi
Wali Kota dan Wakil Wali
Kota
OK
1.700.000
Pimpinan DPRD,
Sekretaris Daerah,
Anggota DPRD, Kepala
Perangkat Daerah
OK
1.500.000
ASN yang menggunakan
Kendaraan Dinas
Jabatan/Operasional
OK
900.000
Non PNS/Pihak lain yang
menggunakan kendaraan
Dinas Operasional
Kab/Kota di
Provinsi Jawa Barat
selain sebagaimana
dimaksud pada
angka 5 dan angka
6
T
Wali Kota dan Wakil Wali
Kota
‘900.000
2.200.000
Pimpinan, DPRD,
Sckretaris Daerah,
Anggota DPRD, Kepala
Perangkat Daerah
2.000.000
‘ASN yang menggunakan
Kendaraan Dinas
Jabatan/Operasional
OK
~~ 1.100.000 |
Non PNS/Pihak lain yang
menggunakan kendaraan
Dinas Operasional
OK
1.100.000
Kab. Brebes, Kota
‘Tegal, Kab.
Pemalang dan Kab.
Pekalongan
Wali Kota dan Wakil Wali
Kota
OK
2.200.000 |
Pimpinan DPRD,
Sekretaris Daerah,
Anggota DPRD, Kepala
Perangkat Daerah
OK
2.000.000
ASN yang menggunakan
Kendaraan Dinas
Jabatan/Operasional
OK
1.500.000
Non PNS/Pihak lain yang
menggunakan kendaraan
Dinas Operasional
OK
1.500.000
Kab. Batang, dan
Kab/Kota
Semarang
Wali Kota dan Wakil Wali
Kota
OK
2.700.000
Pimpinan DPRD,
Sekretaris Daerah,
Anggota DPRD, Kepala
Perangkat Daerah
OK
500.000
ASN yang menggunakan
Kendaraan Dinas
Jabatan/Operasional
Non PNS/Pihak lain yang
menggunakan kendaraan
Dinas Operasional
OK
1.800.000 |
10.
Kota Surakarta,
| Provinsi D.I.
Wali Kota dan Wakil Wali |
Kota I
3.200.000-30-
Yogyakarta, | Pimpinan DPRD, OK 3.000.000 |
| Kab/Kota di Sekretaris Daerah, |
Provinsi Jawa Anggota DPRD, Kepala |
‘Tengah selain Perangkat Daerah
| sebagaimana =
hs ASN yang menggunakan OK 2.500.000
| dimaksud pada Kendaraan Dinas |
Snake 8 dan angka | abatan/Operasional
Palembang Non PNS/Pihak lain yang | OK 2.500.000
menggunakan kendaraan
Dinas Operasional
| Wali Kota dan Wakil Wali OK 3.700.000
Kota
Pimpinan DPRD, OK 3.500.000
Sekretaris Daerah,
Anggota_ DPRD, Kepala
11, | Provinsi Jawa Perangkat Daerah
| Timur ASN yang menggunakan OK 2.800.000
Kendaraan Dinas
| Yabatan/Operasional i
Non PNS/Pihak lain yang| OK ~~ 2.800.000
menggunakan kendaraan |
| Dinas Operasional |
D.4. Kendaraan Operasional Mini Bus/bus operasional (minimal 12 seat)
TUJUAN PERJALANAN SATUAN —|__—sBIAYA (Rp)
DINAS
1 Kab. Lebak dan Kab. OK e ~~ 500.000
Pandeglang _
2. | Kab/Kota Serang OK 400.000
3, Kab/Kota Tangerang OK 700.000
dan Kota Tangerang |
Selatan
[4 [DKI Jakarta | OK 700.000
5. | Kab/Kota Bekasi OK [1.500.000
| Kab/Kota Bogor, Kab.
Karawang, Kab.
Purwakarta, dan Kab.
| Cianjur. el
6. Kab. Subang, Kota OK 1.500.000 |
Cimahi, Kab. Bandung |
Barat, Kab/Kota |
‘Bandung, dan Kab.
| Sukabumi,
7. |Kab/Kota di Provinsi OK
Jawa Barat selain
sebagaimana dimaksud |
pada angka 5 dan
angka 6.
. |Kab. Brebes, Kota | OK 3.250.000
| | Tegal, Kab. Pemalang |
| dan Kab. Pekalongan.
NO-31-
Kab. Batang, dan OK 3.250.000 |
Kab/Kota Semarang |
Kota‘ Surakarta, OK "3.250.000
Provinsi Dil.
Yogyakarta, Kab/Kota |
di Provinsi = Jawa
Tengah selain |
sebagaimana dimaksud
pada angka 8 dan
angka 9, serta Kota
Palembang. |
Provinsi Jawa Timur OK 4.250.000
F, BIAYA PENGINAPAN
TARIF HOTEL
"PEIABAT—|~ANGGOTA oLaK
bales “preoyretanat | resanar eon
TESELONT|_ESELONTL
‘ACEH 4.420.000 | 3.526.000 556.000
“SUMATERA 4.960.000 | 1.518.000 530.000 |
UTARA |
[RIAU 3.820.000 | 3.119.000 852,000
4 | KEPULAUAN 4.275.000 | 1.854.000 792.000
RIAU |
JAMBI 4.000.000 | 3.337.000 | 1.212.000 380.000
SUMATERA "5.236.000 [3.332.000 50000
BARAT
‘SUMATERA 5.850.000 | 3.083.000 861.000 |
selaTan |
LAMPUNG 4.491.000 | 2.067.000 | 1.140.000 580.000
BENGKULU 2.071.000 | 1.628.000 | 1.546.000 630.000 |
BANGKA 3.827.000 | 2.838.000 622.000
BELITUNG |
BANTEN 5.725.000 | 2.373.000 718.000
| SAWA BARAT 5.381.000 | 2.755.000 570.000
DKI JAKARTA 5.850.000 | 1.490.000 730.000
JAWA 4.242.000 | 1.480.000 | 954,000 ‘600.000,
TENGAH |
DI. | 5.017.000 | 2.695.000 845,000
| YOGYAKARTA |
Jawa TIMUR | 4.400.000 1.605.000 | 1.076.000 664.000 |
BALI | 4.890.000 | 7.946.000 | 910.000 |
NUSA 3.500.000 | 2.648.000 380.000 |
| TENGGARA |
BARAT |
NUSA — 3.000.000 | 1.493.000 550.000
TENGGARA
TIMUR | |-32-
20 | KALIMANTAN | OH | 2.654.000 | 1.538.000 | 1.125.000 | 538.000 | 538.000
BARAT |
21) KALIMANTAN [~ OH |” 4.901.000 | 3.391.000 | 1.160.000 | 639.000 | 659,000
‘TENGAH | |
22| KALIMANTAN | OH 4.797.000 | 3.316.000 | 1.500.000 | 540.000 | 540.000
SELATAN
23 [KALIMANTAN | OH 4.000.000 [2.188.000 | 1.507.000 | 803.000 | 804.000
| | uimur
[24] KALIMANTAN | OH 4.000.000 | 2.188.000 | 1.507.000 | 804.000 | 804.000
UTARA
25 | SULAWEST OH | 4.919.000 | 2.290.000 | 924.000 | 782.000 | 782,000
|| UTARA
[ae GORONTALO, OH 4.168.000 | 2.549.000 | 1.431.000 | 764.000 | 764.000
27 | SULAWESI ‘OH [4.076.000 | 2.581.000 | 1.075.000 | 704.000 | 704.000
BARAT |
| 28 | SULAWEST ‘OH 4.820.000 | 1.550.000 | 1.020.000 | 732.000 | 732.000
| SELATAN
| 29 | SULAWESI OH 2.309.000 | 2.027.000 | 1.567.000 | 951.000 | 951.000
TENGAH |
30 | SULAWESI | OH | 2.475.000 | 2.059.000 | 1.297.000 | 786.000 | 786.000
TENGGARA,
31 | MALUKU On 3.467.000 "| 3.240.000 | 1.048.000 | 667.000 | 667.000 |
[32 | MALUKU OH | 3.440.000 [3.175.000 | 1.073.000 | 600.000 | 600.000 |
| jurara |
33 | PAPUA [OH [3.859.000 3.318.000 | 2.531.000 | 829,000 | 829.000
34] PAPUA BARAT | OH 3.872.000 | 3.212.000 | 2.056.000 | 718.000 | 718.000 |-33-
G. FORMAT DAFTAR PENGELUARAN RIL
[KOP SKPD]
DAFTAR PENGELUARAN RIL,
Yang bertandatangan di bawah ini:
berdasarkan Surat Perjalanan Dinas (SPD) Nomor : ce. tanggal -....-..., dengan
ini kami menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:
1. Biaya transport dan/atau biaya penginapan di bawah ini yang tidak dapat
diperoleh bukti-bukti pengeluarannya, meliputi :
No Uraian Jumlah
_—_Jumilah |
Jumlah uang tersebut pada angka 1 di atas benar-benar dikeluarkan untuk
pelaksanaan Perjalanan Dinas dimaksud dan apabila di kemudian hari terdapat
kelebihan atas pembayaran, kami bersedia untuk menyetorkan kelebihan tersebut
ke Kas Daerah.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Mengetahui : Cilegon, (tanggal, bulan, tahun)
PENGGUNA ANGGARAN/KUASA_ PELAKSANA PERJALANAN DINAS,
PENGGUNA ANGGARAN
WALI KOTA CILEGON,
ttd
HELLDY AGUSTIAN