You are on page 1of 7
Bidang Karier ~ MEMBENTUK KELUARGA BAHAGIA DAN SEJAHTERA Aspek Perkembangan : Kesiopan diri untuk menikah dan keluarga Bidang Bimbingan Bimbingan Sosial Tujuan Layanan Mampu memahami persiapan penting orientasi hidup berkeluarga, mengatahui bagaimana membangun dan mempertahankan keutuhan keluarga Sa yemmmere Menjadi sebuah keluarga yang bahagia dan sejahtera adalah dambaan semua orang, mudah diucapkan tetapi sulit untuk diwujudkan. Walaupun tidak mudah untuk mewujudkannya kita tetap harus mengupayakannya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Kriteria keluarga yang bahagia dan sejahterapun sangat relatif, sehingga tidak dapat ditentukan secara pasti. Gambaran keluarga bahagia adalah situasi hubungan antara anggota keluarga (suami, istri, anak, dan anggota keluarga lainnya) yang harmonis; seia sekata, mesra, saling pengertian, saling menyayangi, dan saling mencintai. Sedangkan gambaran keluarga sejatera adalah keluarga yang tenteram, aman dan nyaman bagi yang berada dilingkungannya, dapat memperoleh taraf hidup layak dan dapat mensyukuri apa yang telah dianugerahkan oleh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sebagai upaya untuk memenuhi keinginan tersebut di atas, maka berikut ini akan diuraikan hal hal yang diharapkan dapat menunjang keberhasilan memenuhi keinginan tersebut antara lain tentang makna hidup berkeluarga, kiat memilih pasangan hidup, makna dan hikmah pernikahan, cara mendidik anak. 1. Makna Hidup Berkeluarga Keluarga itu terbentuk melalui pernikahan. Hidup bersama antara pria dan wanita tidak dapat dikatakan “keluarga” jika tidak diikat dengan tali pernikahan. — 188 _ Dipindai dengan CamScanner vidup bersama tanpa nikah, orang menamakanm jebo", ang menurut agama haram hukumnya, Hidup berkeluarga adalah hidup bersama antara suami- tuaranak sebagai hasil ikatan pernikahan. Dalam hid dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh masin mempunyai kewajiban untuk member pendidikan kepada keluarganya. Dia 'va “samen leven” alias “kumpul lup berkeluarga itu, ada hak 'g-Masing anggotanya. Suami nafkah, memberi perawatan dan mempunyai hak untuk mendapat penghidmatan yang baik dari istrinya, dan penghormata ibu mempunyai Kewaliban untuk berhidmat kepada suaminya, dan merawat serta mendidik anaknya. Diapun mempunyai hak untuk mendapat nafkah dari suaminya, dan penghormatan dari anaknya, Anak mempunyai kewajiban untuk menghormati eu menzati perintah orang tuanya . Dia juga mempunyai hak untuk mendapat perawatan dan pendidikan dari orang tuanya. in dari anaknya. Istri atau 2. Kiat-kiat Memilih Pasangan Hidup Dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera yang diinginkan, banyak faktor yang harus dijadikan pertimbangan, buken hanya kecantikan atau ketampanan saja yang diperlukan. Idealnya pasangan hidup yang diinginkan adalah : taat beragama, cantik/tampan, kaya, berpendidikan, kepribadiannya terpuji, berpenampilan menarik, setia, tanggung jawab, penyayang, sabar dan lain-lainnya. Namun harus disadari bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna, oleh sebab itu diperlukan kiat-kiat tertentu dalam memilih pasangan hidup. Kiat-kiat yang dapat dilakukan yaitu dengan cara : 1) Memilih yang memiliki ciri-ciri 2. Mempunyai keinginan untuk mempelajari hal ihwal hidup berkeluarga b. Mau menerima hak dan kewajiban sebagai suami atau istri; atau sebagai orang tua, Meyakini bahwa hidup berkeluarga merupakan salah satu ibadah kepada Tuhan, bukan hanya menuruti hawa nafsu, 4 Meyakini bahwa dengan hidup berkeluarga masyarakat atau negara itu akan kokoh, sejahtera, aman, tertib, maju, dan bermoral, 2) Memilih yang dianggap paling kecil resiko kegagalan dalam membentuk keluarga bahagia dan sejahtera (misalnya : berasal dari kelua ra baik-baik, sudah memiliki penghasilan/pekerjaan tetap, dan lain-lain) — ‘189 __ Dipindai dengan CamScanner n Klasikal Bimbingan dan Konseling Bidang Karier 3) Lebih mengutamakan yang taat beragamanya, sedangkan hal yang 5, sebagai pelengkap 4) Dalam mengambil keputusan tidak hanya berdasarkan logika dan nafy, tetapi disertai dengan memohon petunjuk dari Yang Mahatahu (raha, YME). 5) Konsekuen dan konsisten terhadap keputusan yang diambil. 3. Makna dan Hikmah Pernikahan Nikah menurut pengetahuan bahasa berarti “menghimpun dan mengumpulkan” Sedangkan menurut istilah, berarti “Akad (jab dari wall calon pengantin wanita, dan kab! atau penerimaan dari pengantin pria) yang mengandung kebolehan melakuken hubungan suami istri, dengan lafad nikah”. Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa pengertian pernikahan atau sering disebut dengan istilah “perkawinan” adalah suatu penyatuan jiwa dan raga dua manusia berlawanan jenis dalam suatu ikatan yang suci dan mulia di bawah lindungan hukum dan Tuhan Yang Mahaesa (Hurlock, 1992). Agama menganjurkan atau mewajibkan menikah kepada umatnya, karena nikah mengandung hikmah sebagai berikut : 2. Penyaluran nafsu seksual secara benar dan sah. b. Satu-satunya cara untuk mendapatkan atau mengembangkan keturunan secara sah. ¢ Untuk memenuhi naluri kebapakan dan keibuan yang dimiliki seseorang dalam melimpahkan kasih sayangnya. ¢. Mengembangkan rasa tanggung jawab seseorang yang telah dewasa. Berbagi rasa tanggung jawab melalui kerja sama yang balk. f. Mempererat hubungan (tali silaturrahmi) antarsatu keluarga dengan keluarge lainnya, Faktor-faktor yang harus diperhatikan bagi yang akan melakukan perikahan adalah ; a. Kematangan fisik (bagi wanita setelah usia 18-20 tahun, bagi pria usia 25 tahun). Kesiapan materi (bagi suami diwajibkan memberi nafkah kepada istri) ¢. _Kematangan psikis (mampu mengendalikan diri, tidak kekanak-kanakan, tidak mudah tersinggung, bersikap mau menerima kehadiran orang lain dalm kehidupannya; mempunyai_ sikap toleran; bersikap hormat atau =—Hi99, Dipindai dengan CamScanner Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan Konseling Bidang Karier menghargal orang lain; dan memahami karateristik pribadi dirinya atau calon istri/suaminya). 4. Kematangan moral-spiritual yaitu memiliki pemahaman dan keterampilan dalam masalah agama. 4, Cara Mendidik Anak Anak adalah sebagal generasi penerus dari sebuah keluaga. Baik buruknya generasi yang akan datang sangat ditentukan oleh bagaimana pendidikan yang diberikan orang tua. Apabila pendidikan dapat diberikan kepada anak dan berhasil dengan balk, maka akan balk pula kualitas generasi penerus dalam keluarga tersebut. Agar dapat menghasilkan generasi penerus yang berkualitas, ada 25 azas pendidikan yang dapat dilakukan dalam mendidik anak. 1. Mengulang-ulang Pelajaran diberikan dengan cara mengulang-ulang materi yang diajarkan, Anak akan benar-benar memperoleh manfaat dari materi yang dib 2. Sedikit demi sedikit n kepadanya. Manusia itu hanya mampu menerima dan memahami pelajaran sedikit demi sedikit. Dengan azas ini mereka tidak terbebani persdlan atau materi pelajaran yang banyak sekaligus. Mulai dari yang paling ringan Dengan memulai dari materi pelajaran yang paling mudah akan mendorong semangat dan kemauan untuk mengetahui lebih banyak materi yang diberikan. 4. Mudah dan luwes: . Materi pelajaran yang diberikan harus disesuaikan dengan kemampuan dan tingkat perkembanan anak, karena setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. -_ Memperhatikan kesegaran fisik dan mental Anak-anak yang fisik dan mentalnya dalam keadaan lelah sulit untuk memusatkan hati dan pikirannya pada pelajaran yang diberikan, Memilih waktu yang tepat Dalam mendidik atau mengajarkan sesuatu kepada anak, hendaklah memilih waktu/saat yang tepat supaya nasehat, pelajaran, atau pesan yan disampaikan kepada anak-anak memberi kesan mendalam dihati mereka, = Ate Dipindai dengan CamScanner ‘MateriLayanan Klasital Bimbingan dan Konseling Bidang Karle 7. Memperhatikan bakat Apabila pelajaran yang diberika' akan menarik minatnya untuk mempel 8. Mengikuti kecenderungan iQ Apabila kecenderungan dan dorongan anak ke arah yang positif/baik, maka bantu, dan memfasilitasinya dengan sebaik-baiknya n sesuai dengan bakat yang dimiliki anak, Maka Jajarinya dengan sebaik-baiknya orang tua mengikuti, mem! 9. Mengikuti tingkat kemampuan Jika berbicara dengan anak yang tingkat kemampuannya setara pendidikan Taman Kanak-kanak (TK), orang tua haruslah berbicara sesuai dengan tingkatannya, kepada anak-anak setara dengan Sekolah Dasar (SO), harusiah berbicara sesuai dengan tingkatannya. 10.Berjeajang Pendidikan/pengajaran dilakukan secara berjenjang yang terdiri dari jejang bawah (pemula), menengah, tinggi, dan sangat tinggi . Orang tua tidak boleh apriori dan memaksakan anak dengan kemampuan pada tingkat umur di atas umur anaknya. 11.Stabil dan berkelanjutan Semangat dan kemauan yang stabil sangat bermanfaat untuk menciptakan pribadi anak dan menguatkan mental mereka dalam mnghadapi kehidupan yang penuh dengan gejolak dan tantangan. 12. Menyesuaikan perlakuan dengan martabat Periakuan anak terhadap orang tua, berbeda dengan perlakuan terhadae sesama temannya. Hal ini harus dilakukan melalui latihan secara terus menerus dimulai dari rumah melalui cotoh-contoh yang dilakukan oleh orang tua. 14. Adil Adil adalah mengikuti atau memutuskan sesuatu sesuai dengan ketentua” yang benar, menempatkan suatu urusan sesual dengan tempatnya. 15.Menghormati hak anak Orang tua tidak boleh merasa enggan menghormati hak anak, walaupun of@"8 tua sendiri harus terkalahkan kepentingannya, 16. Memperlakukan anak sebagai sahabat Dengan sikap persahabatan yang akrab kepada anak-anak, maka mereka ak3" menerima nasehat yang diber in: 8 diberikan orang tua dengan perasaan ridha dan sik@P — 192 __ Dipindai dengan camScanner sf. Mater! Layanan Kista Bimbingan dan KonslingBidang Karier 7 Menumbuhkan sikap saling tolong menolong sikap saling tolong menolong akan menyelamatkan orang yang kekurangan atau menghadapi kesulitan terlepas dari_kekurangan atau kesulitannya. 18.Menyeimbangkan akal dan hati Dalam melakukan pendidikan harus seimbang antara logika/akal dan perasaan/hati nurani atau harus seimbang antara cipta, rasa dan karsa. Tidak boleh ada yang dikalahkan atau diabaikan, karena akan berakibat kurang baik terhadap hasil pendidikan yang dilakukan. 19.Bertanya kepada ahlinya Dengan bertanya kepada ahlinya, akan diperoleh keterangan/penjelasan yang benar dan akan memperoleh kemudahan dalam memahami pelajaran yang diberikan karena keterangan yang diberikan oleh ahlinya benar-benar jelas dan mudah diterima. 20.Selalu dinamis menguji kebenaran Selain pengujian untuk mengetahui kebenaran yang disampaikan secara obyektif, juge diperlukan penujian atas pemahaman yang telah diperoleh. 21. Tidak mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan Dalam memberikan keterangan harus secara jelas, tidak menyembunyikan kebenaran yang diketahui. Harus tegas menjawab apa yang sebenarnya dan tidak memutarbalikkan kebenaran sehingga menyesatkan. 22.Menjauhi yang buruk Untuk mencegah adanya permusuhan dalam pergaulan di tengah masyarakat, perbuatan, dan sikap yang buruk atau salah haruslah dijauhi dan tidak ditiru. 23. Menjauhi kata-kata celaan Dengan cara menjauhi kata-kata celaan atau kotor, anak-anak akan tumbuh menjadi orang yang biasa bertutur kata sopan dengan memilih perkataan yang balk dalam berbicara degan siapapun. 24, Menegakkan aturan dengan benar Dengan menegakkan aturan secara benar akan menciptakan suasana pergaulan yang aman sehingga yang lemah mendapat perlindungan dan yang kuat tidak berlaku sewenang-wenang terhadap yang lemah, 25, Menghukum hanya bila perlu Orang tua dibenarkan menghukum secara fisik anaknya, bila melakukan kesalahan yang berat, Akan tetapi bila yang terjadi kesalahan kecil, hendakah orang tua tidak sampai memberikan hukuman secara fisik kepada anaknya. 203 Dipindai dengan CamScanner Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan Konseling Bidang Karier 1. Coba analisa kelebihan dan kekurangan keluaga Anda ? Berikan alasanmu ! 2. Bagrimana penilaian Anda terhadap pola pendidikan yang dilakukan oleh orang tua ? jelaskan secukupnya ! 3. Buatlah karangan tentang keluarga yang menjadi idaman Anda ! — 194 Dipindai dengan camScanner

You might also like