You are on page 1of 11

LAHAN BASAH DAN LAHAN KERING

LOGO

OLEH:
DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................................2
BAB 2.........................................................................................................................................3
ACUAN TEORITIS.................................................................................................................3
2.1 Lahan Basah................................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Pertanian Lahan Basah.....................................................................3
2.1.2 Pemanafaatan Lahan Basah..................................................................................3
2.1.3 Ciri – ciri Lahan Basah........................................................................................4
2.1.4 Cara Pengelolaan Lahan Basah............................................................................4
2.2 Lahan Kering...............................................................................................................5
2.2.1 Pengertian Pertanian Lahan Kering...................................................................5
2.2.2 Pemanfaatan Lahan Kering..................................................................................5
2.2.3 Ciri – ciri Lahan Kering.......................................................................................6
2.2.4 Cara Pengelolahan Lahan Kering.........................................................................6
BAB III......................................................................................................................................8
PENUTUP.................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia yang berada pada letak astronomis dan zona kathulistiwa dan juga
memiliki banyak sekali jenis-jenis hutan seperti hutan hujan tropis, serta subur tanahnya,
membuat lahan pertanian semakin banyak dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan hidup
sehari-hari. Saat ini, secara umum kita mengenal ada dua jenis lahan di dalam pertanian.
Lahan-lahan pertanian tersebut biasanya banyak dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk
bercocok tanam dan menjadi penghasilan utama mereka sebagai petani. Pertanian di
Indonesia memiliki 2 jenis lahan yaitu lahan kering dan lahan basah, keduanya memiliki
karakteristik yang berbeda. Karakter lahan basah yang lebih identik dengan air seperti daerah
rawa, payau dan lahan gambut, sedangkan lahan kering memiliki ketersediaan air yang sangat
minim. Lahan kering dapat digunakan untuk tanaman semusim namun akan memerlukan
syarat tumbuh lebih tinggi dibanding untuk budidaya tanaman tahunan. Kendala lain terletak
pada kesuburan tanah yang rendah, kemasaman tinggi, dan kekurangan air irigasi
(Abdurachman, 2008).

Pertanian lahan basah (pertanian sawah) dibudidayakan secara monokultural dan tumpang
sari. Dalam budidaya monokultural, lahan persawahan hanya dimanfaatkan untuk satu jenis
tanaman, yaitu padi. Pada sistem tumpang sari, biasanya sebidang lahan dimanfaatkan untuk
tanaman lain selain padi, misalnya palawija dan sayuran. Pertanian lahan kering adalah jenis
budidaya pertanian yang memanfaatkan sumber daya air relatif sedikit. Sistem budidaya
lahan kering meliputi telaga, hortikultural, dan perkebunan.

Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya mengkonsumsi beras


yang dihasilkan oleh tanaman padi. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia juga
merupakan tantangan tersendiri guna mencukupi kebutuhan pangan nasional. Padi memegang
peranan penting di Indonesia karena merupakan sumber karbohidrat utama pangan selain
jagung, sagu, dan umbiumbian yang di konsumsi sebagian besar penduduk Indonesia. Luas
areal panen, produktifitas, dan produksi padi di Indonesia menunjukkan laju yang fluktuatif,
hal ini dikarenakan adanya penurunan luas areal maupun degradasi lahan pertanian yang
menyebabkan ketidakmampuan lahan pertanian mencapai hasil produksi yang optimal.

1
Sumber daya alam merupakan unsur manusia dapat mencari penghidupan materian untuk
kebutuhan secara physiologis. Banyak cara untuk segi pemanfaatan sumber daya, contohnya
pemanfaatan lahan kosong ditanami dengan sayuran dan lain sebagainya. Mengingat hari ini
pembangunan semakin maju dalam pembangunan maka pemanfaatan lahan seringkali dipakai
untuk dibangun pemukiman dan pada akhirnya terjadi kepadatan penduduk yang signifikan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari lahan basah dan lahan kering ?


2. Bagaimana pemanfaatan lahan basah dan lahan kering?
3. Bagaimana ciri – ciri lahan basah dan lahan kering?
4. Bagaimana cara pengelolahan lahan kering dan basah ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari lahan basah dan lahan kering


2. Untuk mengetahui pemanfaatan lahan basah dan lahan kering
3. Untuk mengetahui ciri – ciri lahan basah dan lahan kering
4. Untuk mengetahui cara pengelolahan lahan basah dan lahan kering

1.4 Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis
Meningkatkan pengetahuan bagi para pembaca mengenai lahan pertanian baik
itu lahan kering maupun lahan basah dari segi pemanfaatan, kegiatan apa saja yang
dapat dilakukan serta cara menjaga lahan tersebut agar tetap bisa digunakan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi para petani
Penulisan makalah ini berfungsi untuk menambah wawasan para petani
dimana masih banyak sekali para petani yang masih kurang mengerti cara
pengelolaannya.
b. Bagi Pembaca
Manfaat bagi pembaca yaitu menjadi sumber referensi dan informasi bagi
orang yang membaca makalah ini supaya mengetahui dan lebih memahami
mengenai lahan basah dan lahan kering

2
BAB 2
ACUAN TEORITIS

2.1 Lahan Basah

2.1.1 Pengertian Pertanian Lahan Basah

Pertanian lahan basah adalah kegiatan pertanian menggunakan lahan basah


(wetlands). Lahan basah yang dimaksud dalam jenis pertanian lahan basah ini mengacu
pada tanah yang kontur lahannya merupakan jenis tanah yang jenuh dengan air. Lahan
basah adalah salah satu istilah ekosistem yang dibentuk oleh dominasi air, dan
karakteristik serta prosesnya dikendalikan oleh air. Ini berarti bahwa tanah di lahan basah
memiliki kadar air yang tinggi, bahkan tergenang air sepanjang waktu. Contoh pertanian
lahan basah antara lain persawahan (padi), lahan gambut, rawa, dan hutan bakau.

Itu artinya, tanah pada lahan pertanian basah ini memiliki kandungan air yang tinggi,
bahkkan tidak jarang lahan pertanian basah ini tergenang oleh air sepanjang waktu. Atau
bisa juga lahan pertanian basah ini tidak pernah mengalami kekeringan yang berarti
karena memiliki kandungan air yang berlimpah secara alami.

2.1.2 Pemanafaatan Lahan Basah

Secara umum, sebuah lahan basah atau wetlands banyak dimanfaatkan untuk
kepentingan pertanian, dimana membutuhkan sebuah lahan yang memang selalu terisi
dan memilki kandungan air yang tinggi serta memiliki ciri-ciri air tanah yang baik.
Tanaman yang paling banyak ditanam dan juga dibudidayakan pada sebuah lahan basah
adalah tanaman padi, yang membutuhkan sebuah lahan yang selalu memiliki kandungan
air tetap, agar bisa tumbuh dan akhirnya akan memberikan hasil panen yang berlimpah.

Sumber air dari sebuah pertanian dengan lahan basah ini biasanya bisa berupa sumber
air alami, seperti lokasi rawa-rawa dan juga daerah hutan bakau, dimana berlokasi dekat
denan sumber air, sehingga wilayahnya selalu memiliki genangan air, ataupun merupakan
sebuah lahan yang memang sengaja dialiri oleh aliran air, seperti saluran irigasi. Selain

3
dimanfaatkan sebagai sebuah lahan pertanian, terkaang lahan basah seperti ini juga
dilakukan sebuah konversi mejadi dataran kering. Lahan basah yang sudah dikonversi
menjadi sebuah dataran kering biasanya akan dimanfaatkan sebagai sebuah lahan
pertanian kering, ataupun dimanfaatkan sebagai kepentingan pendirian bangunan, baik itu
sebuah residensial atau perumahan, ataupun bangunan lainny ayang mendukung
kehidupan manusia.

2.1.3 Ciri – ciri Lahan Basah

Adapun, sebuah pertanian lahan basah memiliki beberapa ciri-ciri dan juga
karakteristik tertentu. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri umum dan juga karakteristik
tertentu dari sebuah pertanian lahan basah :

 Memiliki kadar air yang tinggi


 Sebagian atau keseluruhan dari wilayah tersebut digenangi oleh air
 Merupakan lahan yang sifatnya cenderung menetap, namun ada beberapa yang
merupakan lahan basah musiman
 Memiliki tingkat kekerasan kontur tanah yang lembek dan juga labil
 Merupakan daerah pertanian yang subur, dan mengandung banyak air
 Memiliki muka air tanah yang dangkal
 Banyak terdapat tanaman dan juga tumbuhan yang mengarah kepada tumbuhan air
ataupun tumbuhan bakau
 Biasanya berlokasi di ketinggian 300 meter di atas permukaan laut

2.1.4 Cara Pengelolaan Lahan Basah

Mengelola lahan basah membutuhkan ketekunan dan pengetahuan yang memadai.


Terutama jika berencana mengubah lahan tersebut untuk kepentingan pertanian maupun
perkebunan. Berikut ini beberapa langkah yang bisa dilakukan apabila ingin mengelola
lahan basah secara maksimal, yaitu:

1. Melakukan pengeringan lahan, terutama bekas tanah gambut yang dapat


digunakan untuk sektor pertanian dan perkebunan. Pengeringan lahan basah
secara maksimal membantu menciptakan aneka ragam sawah dan perkebunan
sehingga mendukung industri pakan secara maksimal.
2. Melakukan pengelolaan air. Hal ini secara tidak langsung akan membantu sistem
irigasi maupun pengairan di daerah lahan basah tersebut, sehingga daerah di

4
sekitarnya tidak kekurangan air bersih serta dapat dimanfaatkan untuk
penanggulangan bencana.
3. Mempertahankan ekosistem alami juga merupakan unsur yang tetap perlu untuk
dilakukan agar membantu menjaga keseimbangan alam. Pengembangan serta
pengelolaan lahan yang baik akan menciptakan sistem pertanian yang optimal
tanpa menimbulkan bencana sebagai efek negatif dari perubahan lahan basah
menjadi area sawah maupun perkebunan.

2.2 Lahan Kering

2.2.1 Pengertian Pertanian Lahan Kering

Sesuai dengan namanya, pertanian lahan kering ini merupakan kebalikan dari sebuah
pertanian lahan basah. pertanian lahan kering merupakan jenis pertanian yang dilakukan
pada sebuah lahan yang kering, yaitu lahan yang memilki kandungan air yang rendah,
bahkan ekstrimnya adalah lahan kering ini merupakan jenis lahan yang cenderung
gersang, dan tidak memiliki sumber air yang pasti, seprti sungai, danau ataupun saluran
irigasi.
Pertanian lahan kering adalah jenis pertanian yang dilakukan di lahan yang
kekurangan air. Lahan kering (drylands) adalah tanah yang cenderung kering dan tidak
memiliki sumber air yang pasti, seperti sungai, danau, atau saluran irigasi. Menurut
Hidayat dkk (2002) lahan kering didefinisikan sebagai lahan yang belum pernah
tergenang atau digenangi air sepanjang tahun atau sepanjang waktu.
Pertanian lahan kering ini merupakan jenis pertanian yang lahannya banyak terdapat
di Negara Indonesia. Iklim di Indonesia juga kebanyakan beriklim tropis, hal ini
disebabkan karena cuaca yang panas, sehingga membuat banyak sumber air yang
berkurang dan juga sedikit. Namun demikian, biasanya sebuah pertanian lahan kering ini
memanfaatkan crah hujan untuk membantu meningkatkan hasil pertanian yang
dimilikinya. Hal in isangat mungkin terjadi, karena lokasi dimana pertanian lahan kering
ini berada, memiliki curah hujan yang cenderung lebih tinggi dan juga banyak terjadi.

2.2.2 Pemanfaatan Lahan Kering

Hasil pertanian dan juga perkebunan dari sebuah pertanian lahan kering ini biasanya
sangat tergantung pada pembagian musim dan kondisi cuaca. Beberapa kondisi cuaca

5
dimana tidak turun hujan selama berhari-hari akan menyebabkan tanaman yang
dikembangkan pada lokasi pertanian lahan kering ini akan menjadi mati, kering dan juga
tidak memberikan hasil yang maksimal sehingga masyarakat selalu mencari cara
menyuburkan tanah kering. Karena itu, meskipun memiliki variasi dari hasil pertanian
yang beragam, perawatan dari tanaman di pertanian lahan kering ini juga harus
diperhatikan dengan baik, agar tidak terjadi gagal panen.

Selain dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan juga perkebunan, sebuah lahan
kering juga dimanfaatkan untuk keperluan lain, seperti kepentingan pembuatan dan
pembangunan pemukiman penduduk, lokasi industri dan juga perkantoran, serta
pembangunan lainnya, yang mendukung kemajuan suatu daerah tertentu.

2.2.3 Ciri – ciri Lahan Kering

Untuk dapat mendefinisikan bahwa sebuah pertanian merupakan jenis pertanian


yang masuk ke dalam pertanian lahan kering, maka ada beebrapa ciri-ciri yang bisa kita
amati secara langsung, yaitu :

 Merupakan daerah yang biasanya memiliki curah hujan tinggi


 Terdapat pada daerah tropis
 Memiliki kadar air yang cenderung terbatas
 Memiliki kontur tanah yang cenderung labil dan mudah mengalami erosi
 Bukan merupakan lokasi gurun pasir
 Memiliki kontur tanah yang cenderung lembut dan tidak keras
 Buka merupakan lokasi pertanian yang lahannya mengalami keringan, hingga
tanahnya pecah-pecah
 Biasanya merupakan lahan yang dapat dimanfaatkan menjadi daerah resapan air
 Banyak dimanfaatkan untuk menanam tanaman pohon buah dan phon lainnya
 Memiliki letak yang cukup jauh dari sumber air alami ataupun buatan, seperti
sungai, danau dan saluran irigasi
 Lokasi lahan kering yang biasanya berdekatan dengan pemukiman penduduk
 Memilki kebutuhan air yang digantungkan pada curah hujan
 Banyak terdapat di dataran rendah maupun dataran tinggi
 Berada pada ketinggian 500 hingga 1500 meter diatas permukaan laut

6
2.2.4 Cara Pengelolahan Lahan Kering

Kesuksesan budidaya tanaman di lahan kering tidak terlepas dari ketersediaan


teknologi yang siap diterapkan dilapangan. Pengkajian kesesuaian teknologi spesifik di
lahan kering terus dilakukan untuk mendapatkan teknologi yang adaptif dengan
lingkungannya. Menurut Minardi, 2006, beberapa tindakan untuk menanggulangi faktor
pembatas biofisik lahan, sudah barang tentu diperlukan sentuhan inovasi teknologi guna
meningkatkan produktivitasnya. Teknologi pengelolaan lahan kering yang umum
dilakukan meliputi :

1. Tindakan konservasi tanah dan air : Tindakan konservasi tanah dan air,
bertujuan untuk melindungi tanah terhadap kerusakan yang ditimbulkan oleh
butir-butir air hujan yang jatuh, memperlambat aliran permukaan (run off),
memperbesar kapasitas infiltrasi dan memperbaiki aerasi serta memberikan
penyediaan air bagi tanaman. Pada lahan kering, tindakan konservasi lebih
ditujukan pada upaya mengurangi erosi dan kehilangan unsur hara
2. Pengelolaan kesuburan tanah (pengapuran/pemberian kapur, pemupukan dan
penambahan bahan organik : Pemupukan adalah salah satu teknologi
pengelolaan kesuburan tanah yang diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas tanah pada level yang tinggi, namun penerapan input teknologi
pertanian seperti penggunaan pupuk kimia/anorganik dan pengapuran harus
dilakukan secara tepat sesuai dengan kebutuhannya (seimbang)
3. Pemilihan Agrokimia : Pemanfaatan Agrokimia merupakan tindakan
konservasi tanah dengan menggunakan bahan/preparat kimia sintetis atau alami
yang lebih ditujukan pada perbaikan sifat-sifat tanah dan mengurangi besar
erosi tanah.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari kedua jenis lahan pertanian yang sudah dijelaskan diatas, pada dasarnya,
keduanya masing-masing memilki keunggulan dan juga kelemahannya. Karena itu,
sesuaikan lokasi lahan pertanian yang akan anda gunakan dengan jenis tanaman
yang akan tanam. Kebanyakan, kita lebih mengenal lahan pertanian kering, karena
merupakan lahan pertanian yang lokasinya dekat dengan pemukiman, dan
merupakan lokasi yang banyak ditemui secara luas.

Masalah lingkungan yang dihadapi dewasa ini pada dasarnya adalah masalah
pengolahan tanaman yang tidak sesuai dengan lahan dan produksi yang didapatkan.
Masalah itu timbul karena perubahan kondisi iklim yang menyebabkan lahan itu
kurang sesuai lagi untuk mendukung kesuburan tanah. Jika hal ini tidak segera
diatasi pada akhirnya berdampak kepada terganggunya kesejahteraan para petani
Kerusakan lahan yang terjadi dikarenakan kondisi cuaca yang ekstrim pada
umumnyamenyebabkan terjadinya degradasi bagi lahan. Kerusakan lahan ini telah
mengganggu proses alam, sehingga banyak fungsi dari lahan yang menyebabkan
tetumbuhan menjadi menurun atau kurang mengalami pertumbuhan dengan baik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman, A. A. (2008). Strategi dan Teknologi Pengelolaan Lahan Kering Mendukung


Pengadaan Pangan Nasional. Jurnal Litbang Pertanian 27 (2), 43-49.
Arsyad, S. (2000). Pengawetan Tanah dan Air. Departemen Ilmu-Ilmu Tanah. Bogor:
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Hidayat, A. d. (2002). Lahan Kering untuk Pertanian Teknologi Pengelolaan Lahan Kering.
Bogor: Badan Litbang Deptan.
Mulyan, H. A. (2005). ahan Kering untuk Pertanian. Prosiding Pengelolaan lahan Kering
Menuju Pertanian Produktif dan Ramah Lingkungan. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Bogor.
Nugrahaningsih, N., & Darmawan, D. (2015). Persepsi Masyarakat Terhadap Pemanfaatan
Lahan Basah dan Lahan Kering di Kawasan Perbatasan. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan
Humaniora Vol. 20. No.1.
Pertanian Lahan Basah dan Lahan Kering. (2015, November 5). Diambil kembali dari
Ilmugeografi.com: cara mengelola lahan kosong

You might also like