You are on page 1of 5

Nomor 1

Masih banyaknya pelanggaran korupsi yang dilakukan oleh


kepala daerah, hal ini terbukti dari adanya kasus OTT yang
dilakukan oleh KPK terhadap kepala daerah sepanjang januari-
oktober 2019. Aktor yang terlibat dan peran setiap aktornya:
1. Bupati Mesuji periode 2017-2022, Khamami ditetapkan
sebagai tersangka kasus dugaan suap proyek pembangunan
infrastruktur di Kabupaten Mesuji tahun 2018. Ia menerima
sekurangkurangnya uang suap Rp1,58 miliar dari pihak swasta
terkait proyek infrastruktur di Kabupaten Mesuji.
2. Bupati Kabupaten Talaud periode 2014-2019 Sri Wahyumi
Maria Manalip. Sri ditetapkan tersangka oleh KPK terkait kasus
dugaan suap pengadaan barang dan jasa revitalisasi pasar di
Kabupaten Talaud.
3. Gubernur Kepulauan Riau periode 2016-2021 Nurdin Basirun.
Nurdin Basirun ditetapkan sebagai tersangka tindak pidana
korupsi memberikan atau menerima hadiah atau janji terkait
dengan izin prinsip dan lokasi pemanfaatan laut, proyek
reklamasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Kepulauan
Riau tahun 2018/2019 dan gratifikasi yang berhubungan
dengan jabatan.
4. Tamzil, Bupati Kudus . Ia ditangkap pada 26 Juli 2019 saat
operasi tangkap tangan dilakukan tim penindakan KPK. Dari
operasi tersebut turut disita uang sejumlah Rp170 juta.
5.Bupati Kabupaten Muara Enim, Ahmad Yani. Ia ditangkap
pada 2 September 2019. Tim Penindakan KPK menyita US $35
ribu dari OTT tersebut. Diduga uang itu terkait dugaan suap
proyek Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Muara Enim.
6.Bupati Kabupaten Bengkayang Suryadman Gidot ke Kantor
KPK di Jakarta. Dari operasi itu, tim KPK menyita uang sejumlah
Rp340 juta.
7. Bupati Lampung Utara, Agung Ilmu Mangkunegara. Tim KPK
menyita Rp728 juta dari operasi tersebut. Agung lalu
ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait Proyek
di Dinas PUPR dan Dinas Perdagangan Kabupaten Lampung
Utara.

Nomor 2
A. Pada ke 7 kasus di atas penerapan dan pelanggaran terhadap
nilai dasar PNS yaitu:
1. Nilai Akuntabel, dimana nilai ini merupakan bentuk
pertanggungjwaban atau keadaan yang di mintai pertanggung
jawaban. dalam kasus tersebut para kepala daerah tidak
melaksanakan tugas dengan jujur dalam hal ini mereka
melakukan suap di berbagai proyek. Kemudian mereka juga
menyalah gunakan wewenang jabatannya antara lain dengan
melakukan gratifikasi dengan menerima sejumlah hadiah dari
pihak- pihak tertentu, selain itu ada pula yang melakukan
korupsi terhadap beberapa dana proyek
2. Loyal, dimana nilai ini berupa memegang teguh ideologi
pancasila, UUD Negara RI 1945 serta mampu menjaga nama
baik sebagai ASN. Dalam kasus di atas para pejabat daerah
tebukti melakukan pelanggaran korupsi yang bertentangan
dengan nilai-nilai pancasila yaitu sila ke 2 yang mana orang
yang melakukan tindak pidana korupsi akan berakibat
menyengsarakan org lain karen mengambil hak-hak orang lain
secara sengaja untuk kepentiangan pribadi. korupsi juga
melanggar sila ke 5 pancasila yang memiliki esensi bahawa
penolakan terhadap korupsi merupakan tindakan untuk
memperoleh keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
korupsi. 7 kasus tersebut juga merupakan bentuk pelanggaran
terhadap UU No. 20 tahun 2001 pasal 12 B tentang perubahan
atas UU No 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak
pidana korupsi dinyatakan setiap gratifikasi kepada Pegawai
negeri atau penyelenggaran negara dianggap pemberian suap
yang berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan
kewajiban dan tugasnya.
B. Dampak yang terjadi apabila tidak di terapkannya nilai dasar
PNS dalam konteks kasus diatas yaitu:
1. Hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah
khususnya kepala daerah sebagai pemimpin.
2. Munculnya citra buruk terhadap ASN sebagai pelayan publik
3.Menurunnya kualitas pelayanan (karena akan mendahulukan
yang memberikan gratifikasi)
4.mengakibatkan melambatnya pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan infrastruktur negara, menurunnya investasi,
meningkatnya kemiskinan serta meningkatnya ketimpangan
pendapatan.
5.dapat menurunkan tingkat kebahagiaan masyarakat di suatu
daerah.

Nomor 3

lternatif pemecahan kasus di atas :


1.menutup celah atau potensi korupsi yang dapat dilakukan
kepala daerah. Langkah yang bisa dilakukan antara lain
memperkuat fungsi pengawasan internal dan membangun zona
antikorupsi di lingkungan pemerintahan daerah. Setiap daerah
perlu membangun sistem pencegahan korupsi dalam proses
anggaran, perizinan, serta pengadaan barang dan jasa. 2.
kepala daerah atau pemerintah daerah harus membuka diri
atas pengawasan dari eksternal dan melibatkan KPK dalam
upaya pencegahan korupsi di daerah.
3. Reformasi etika juga perlu dilakukan dalam wujud nyata para
pemimpin sangat wajib memberi contoh yang baik.

Nomor 4
Konsekuensi penerapan dari setiap alternafif gagasan
pemecahan masalah berdasarkan konteks dekskripsi
kasus.Dengan maraknya kasus Korupsi di Indonesia
maka di harapkan berbaikan sistem Penegakkan hukum di
indonesia.Penegakkan hukum ini di harapkan mampu
membuat Jera para pelaku korupsi dilingkukan
Pemerintahan maupun pelaku usaha. Kehiatan korupsi ini
sangat berdampak bagi kehidupan ekonomi negara dan
masyarakat, politik dan demokrasi, hukum,pertahanan
keamanan dan dampak bagi lingkungan.

You might also like