You are on page 1of 21

LAPORAN KEPANITRAAN UMUM

GIZI KLINIK

Disusun oleh:

KELOMPOK VIII
NELIA RUMLAWANG NIM. G2B221078
DORCE SANDA NIM.G2B221026
MARIA GORETI NIM.G2B221071
FAHMA RAHMADANI SIREGAR NIM.G2B221045
AKIM FAIZ NIM.G2B221080

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2022
LAPORAN KASUS PASIEN
CELLULITIS PEDIS.
DENGAN DIABETES
MELITUS
GAMBARAN KASUS
Pasien Ny. Margareta Tjiali , tanggal lahir 4 Maret 1959 ( 63 tahun) masuk IGD
rumah sakit pada tanggal 3 Oktober 2022 jam 08. 56 WIT dengan keluhan utama
nyeri ulu hati 1 hari smrs, pusing, muntah setiap kali makan 3kali, nafsu makan
menurun, merasa lemas mulai dari 1 minggu yang lalu, riwayat BAB hitam sekitar
6 bulan yang lalu dan BAB terakhir 2 hari yang lalu. Perut membesar namun tidak
diketahui sejak kapan. Mempunyai riwayat penyakit DM tapi sudah tidak minum
obat sejak 1 tahun yang lalu. Selain itu, ada riwayat operasi benjolan di vagina
sekitar 1 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik, tekanan darah 120/70 mm/hg,
nadi 106 x/menit, frekuensi pernafasan 20x/menit, suhu badan 36 oC, ada odema
di pungung kaki, dan area mata, conjungtiva anemis (+), abdomen kesan ascites.
Hasil pemeriksaan laoratorium : GDS = 343 gr/dl, PH = 957 ? GDP/2JPP = 106/
118 gr/dl, Hb = 3,7 mg/dl. Diagnosa awal pasien adalah obs melena ec susp GI
Bleeding, DM tipe 2 uncontroled dan anemia on chronic disease. Penanganan
dilakukan adalah : pemberian IVFD Nacl 1000 ml/24 jam , inj. omeprazole
2x1amp/IV, inj. ondancentron 8 mg/IV ekstra , inj.ondancentron 3x4 mg/IV,
transfusi PRC 1-2 Bag/hari, pemasangan kateter, foto EKG. Obat- obat yang
dikonsumsi Ukuran LILA = 19 cm . tinggi Lutut : 46 cm, berat badan sebelum
sakit tidak diketahui namun Ada penurunan BB sejak lama sekitar 1 tahun yang
lalu. Sebelum sakit pasien makan secara teratur, suka mengkonsumsi umbi-
umbian, 3-4 x /hari, jarang makan nasi, mengkonsumsi ikan / ayam dan sayuran
setiap hari. Konsumsi buah ( pisang, pepaya) kadang –kadang ( 2-3 kali/mggu)
Lauk nabati jarang. Bentuk makanan yang dikonsumsi lunak ( rebus/ sup) karena
faktor gigi geligi. Recall konsumsi makanan 1 hari sebelum MRS ; makan bubur
2-3 sendok tiap kali makan 3-4 kali /hari, biskuit 2-3 keping dan Minum susu
diabetasol 1gelas 2 kali /hari.mengkonsumsi minuman herbal Proyest sebelum
operasi dan sampai saat ini ( 1 kali/hari). Hasil skiring ( MST) pasien dalam
keadaan malnutisi . Pemberian diet pada waktu masuk ( 3/10-2022) : diet cair
( susu entrasol 6x 100 ml)
Tanggal 5-10-2022 : DM 1700, Rendah lemak bentuk makanan lunak. Tanggal
6/10-2022 diet : DM 1700 + Tinggi albumin.

Lakukan Asuhan Gizi untuk Pasien Tersebut!

A. IDENTITAS PASIEN
1. Inisial pasien : Ny. MT
2. Alamat :-
3. Umur : 63 Tahun
4. Jenis kelamin : Perempuan
5. Suku bangsa :-
6. Status perkawinan :-
7. Kondisi sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap kesehatan :-

DATA AWAL PASIEN SAAT MASUK RS :


a. Tanggal masuk rumah sakit : 03 Oktober 2022
b. Keadaan saat masuk RS : nyeri ulu hati 1 hari SMRS, pusing, muntah setiap
kali makan, nafsu makan menurun, merasa lemas
mulai dari 1 minggu yang lalu
c. Diagnosis penyakit : obs melena ec susp GI Bleeding, DM tipe 2
uncontroled dan anemia on chronic disease.
d. Terapi yang diberikan :
- NaCl 1000 ml/24 jam
- inj. omeprazole 2x1amp/IV
- inj. ondancentron 8 mg/IV ekstra
- inj.ondancentron 3x4 mg/IV,
- transfuse PRC 1- 2 bag/hari
e. Data Riwayat Kesehatan & Pengobatan sebelum dirawat :
- Riwayat BAB hitam sekitar 6 bulan yang lalu dan BAB terakhir 2 hari yang
lalu
- Perut membesar namun tidak diketahui sejak kapan.
- Mempunyai riwayat penyakit DM tapi sudah tidak minum obat sejak 1 tahun
yang lalu.
- Ada riwayat operasi benjolan di vagina sekitar 1 bulan yang lalu.
f. Data riwayat gizi sebelum dirawat dan sebelum studi kasus :
- Sebelum sakit pasien makan secara teratur
- Suka mengkonsumsi umbi-umbian, 3-4 x /hari
- Jarang makan nasi
- Mengkonsumsi ikan / ayam dan sayuran setiap hari
- Konsumsi buah ( pisang, pepaya) kadang –kadang ( 2-3 kali/minggu)
- Lauk nabati jarang.
- Bentuk makanan yang dikonsumsi lunak ( rebus/ sup) karena faktor gigi
geligi.

B. SKRINING GIZI

FORMULIR MNA (MINI NUTRITIONAL ASSESSMENT)

Nama : Ny. MT
Berat Badan : -
Tinggi Badan : 154 cm (perhitungan estimasi berdasarkan hasil
pengukuran TL
Umur : 63 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
No. Rekam Medis : -
Tanggal Pemeriksaan : -

1) PENAPISAN (SCREENING)

a. Apakah ada penurunan asupan makanan dalam jangka waktu 3


bulan oleh karena kehilangan nafsu makan, masalah pencernaan,
kesulitan menelan atau mengunyah?
0 = nafsu makan yang sangat berkurang
1 = nafsu makan sedikit berkurang (sedang)
0
2 = nafsu makan biasa saja

b. Penurunan berat badan dalam 3 bulan terakhir?


0 = penurunan berat badan lebih dari 3 kg
1 = tidak tahu
2 = penurunan berat badan 1 – 3 kg
3 = tidak ada penurunan berat badan 0
c. Mobilitas?
0 = harus berbaring di tempat tidur atau menggunakan kursi roda
1 = biasa keluar dari tempat tidur atau kursi roda, tetapi tidak bisa
keluar rumah
2 = bisa keluar rumah 0

d. Menderita stress psikologis atau penyakit akut dalam 3 bulan terakhir?


0 = ya
2
2 = tidak

e. Masalah neuropsikologis?
0 = demensia berat atau depresi berat
1 = demensia ringan
1
2 = tidak ada masalah psikologis

f. Indeks Masssa Tubuh (IMT) yaitu berat badan dalam kg/tinggi


badan dalam m²?
0 = IMT < 19 kg/ m²
1 = IMT 19 – < 21 kg/ m²
2 = IMT 21 – < 23 kg/ m²
0
3 = IMT 23 atau lebih

Skor PENAPISAN (subtotal maksimum 14 poin) 3

Keterangan :
skor 12-14 : Status gizi normal
skor 8-11 : Berisiko malnutrisi
skor 0-7 : Malnutrisi

Kesimpulan :
Total score skrining pasien Ny. MT adalah 3 dimana apabila total score skrining
MNA 0-7, pasien mengalami malnutrisi.
C. PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)
1 Pengkajian Data Antropometri Pasien
Tabel 1 Data Antropometri Pasien
Terminologi Antropometri Hasil Nilai Normal Interpretasi
AD-1.1.1 BB saat ini 37,8 kg
BBI 48,6 kg
AD-1.1.2 TB 154 cm
AD-1.1.5 *IMT 15,9 kg/m2 18,5 – 24,9 kg/m2 Malnutrisi
*%LiLa 62,7% 85% - 110% Gizi Kurang
Sumber : Data Primer Pasien
Keterangan :
*Estimasi TB Perempuan = 84,88 + (1,83 TL) – (0,24 U)
= 84,88 + (1,83 x 46) – (0,24 x 63)
= 84,88 + 84,18 – 15,12
= 153,94 (dibulatkan menjadi 154 cm)
*Estimasi BB Perempuan = (Lila diukur : Lila standar Cerra) x (TB-100)
= (19 : 28,5) x (154-100)
= 0,7 x 54
= 37,8 kg
*IMT = BB(kg)/TB(m)2
= 37,8/(1,54)2

= 15,9 kg/m2
*BBI = TB (cm) – 100 × 0,9
= 154 – 100 × 0,9
= 48,6 kg
LiLa yang diukur (cm)
*%LiLa = X 100
LiLa menurut standar
= 19
X 100
30,3
= 62,7%
Tabel 1. Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia

Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0


Kurus
Kekurangan berat badan tingkat
17,0 – 18,4
ringan

Normal 18,5 – 25,0

Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0


Gemuk
Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0
Sumber : P2PTM Kemenkes RI, 2019

Tabel 2. Kategori Ambang Batas %LiLa

Obesitas >120%
Overweight 110 – 120%
Gizi Baik 85 – 110%
Gizi Kurang 70,1 – 84,9%
Gizi Buruk <70%
Sumber : WHO-NCHS

Kesimpulan :
Berdasarkan data antropometri pasien dapat disimpulkan bahwa status gizi pasien
yaitu kekurangan BB tingkat berat/Gizi buruk. Hal ini ditunjukkan dengan IMT 15,9
kg/m2 dan % LiLa dengan hasil 62,7%.

2 Pengkajian Data Biokimia


Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Terminologi Biokimia Hasil Kadar Normal Interpretasi


BD-1.5.1 GDP 106 mg/dL < 95 mg/dL Diatas Normal
GD2JPP 118 mg/dL < 95 mg/dL Diatas Normal
BD-1.5.2 GDS 343 mg/dL 80 – 160 mg/dL Diatas Normal
BD-1.10.1 Hemoglobin 3,7 mg/dL 12 – 14 mg/dL Dibawah Normal
Sumber : Data primer pasien
Kesimpulan :

Berdasarkan data biokimia pasien dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami anemia dan
menderita diabetes mellitus.

3 Pengkajian Data Klinis/Fisik


Tabel 3. Pengkajian Data Klinis/Fisik
Terminologi Data Klinis/Fisik Hasil Nilai Normal Interpretasi
PD-1.1.1 Tampilan Fisik ada odema di -
pungung kaki,
abdomen kesan
ascites
PD-1.1.5 Sistem timbulnya rasa -
Pencernaan mual dan
muntah, melena
sekitar 6 bulan
yang lalu
PD-1.1.6 Mata Conjungtiva -
anamis
PD-1.1.9 Tekanan Darah 120/70 mmHg 120/80 mmHg Dibawah Normal
Nadi 106 x/menit 60 – 100 x/menit Diatas Normal
RR 20 x/menit 14 – 20 x/menit Normal
Suhu 360C 36 – 37 0C Normal
Sumber : Data Primer Pasien
Kesimpulan :

Berdasarkan data fisik/klinis pasien dapat disimpulkan bahwa terdapat oedema pada
punggung kaki, adanya konjungtiva anamis pada mata, adanya ascites pada perut,
memiliki tekanan darah diatas normal, terdapat melena sejak 6 bulan yang lalu, serta
adanya gangguan system pencernaan yang mengakibatkan timbulnya rasa mual dan
muntah.

4 Pengkajian Data Riwayat Gizi


Tabel 4. Data Kualitatif Pasien
(Asupan Makan Sebelum Masuk Rumah Sakit)
Terminologi Riwayat Diet Hasil
FH-1.2.2.3 Pola makan Teratur, 3-4 kali sehari
FH-2.1 Kebiasaan makan Suka mengkonsumsi umbi-umbian, jarang
makan nasi, mengkonsumsi ikan/ayam dan
sayuran setiap hari. Konsumsi buah (pisang,
papaya) 2-3 kali seminggu. Lauk nabati
jarang. Bentuk makanan lunak. Suka
mengkonsumsi susu diabetasol dan tidak suka
mengkonsumsi makanan manis.
FH-2.1.2.5 Alergi makanan -
FH-7.3.6 Aktifitas Ringan
Sumber : Data Primer Pasien
Kesimpulan :
Data riwayat gizi Ny. MT dapat dilihat bahwa pasien memiliki pola makan 3-4 kali
sehari. Akan tetapi apabila dilihat dari pola kebiasaan makan pasien, pasien belum
menerapkan pola makan gizi seimbang. Hal ini terbukti dengan pasien jarang
mengkonsumsi lauk nabati, suka mengkonsumsi umbi-umbian, jarang makan nasi,
mengkonsumsi ikan/ayam setiap hari, serta konsumsi buah hanya 2-3 kali seminggu.
Pasien suka mengkonsumsi susu diabetasol dan tidak suka makan makanan manis.

Dari hasil Recall SMRS makan bubur 2-3 sendok tiap kali makan, biscuit 2-3 keping,
minum diabetasol 1 gelas 2 kali sehari, serta mengkonsumsi minuman herbal 1 kali sehari
hingga saat ini.
Tabel 5. Data Kuantitatif Pasien
(Asupan Makan Sebelum Masuk Rumah Sakit)
Terminologi Data Asupan Nilai Gizi
FH.1.1.1 Energi 796,2 kkal
FH.1.5.2 Protein 17,2 gram
FH.1.5.1 Lemak 30,1 gram
FH.1.5.3 Karbohidrat 111,8 gram

5 Standar Pembanding Asupan SMRS dengan Kebutuhan Gizi


Menghitung Kebutuhan Pasien dengan menggunakan Perkeni 2021
- Kebutuhan energi :
Kalori Basal (Perempuan) 25 kkal x BB ideal (kg)
25 kkal x 48,6 = 1.215,00 kkal
Koreksi/Penyesuaian Umur > 40 tahun
- 5% x 1.215 kkal = 60,75 kkal -
1.154,25 kkal
Aktifitas bedrest (+10%)
10% x 1.215 kkal = 121,50 kkal +
1.275,75 kkal
Stress Metabolik (+13%)
13% x 1.215 kkal = 157,95 kkal +
1.433,70 kkal
- Protein = 1,5 gr /Kg BB
= 1,5 x 48,6
= 72,9 gr
- Lemak = 25 % x 1.433,7
= 358,425 = 39,8 gr
9
- Karbohidrat = Total kalori – (Kebutuhan Protein + Kebutuhan Lemak)
= 1.433,7 – ((72,9 x 4) + 358,4)
= 783,7 = 195,9 gr
4

Tabel 6. Hasil Pengkajian Asupan Gizi SMRS dengan Kebutuhan Gizi


Energi Protein Lemak Karbohidrat
Asupan SMRS 796,2 Kkal 17,2 gr 30,1 gr 111,8 gr

Kebutuhan 1.433,7 Kkal 72,9 gr 39,8 gr 195,9 gr

% Asupan 55,5% 23,6% 75,6% 57,1%

Kategori Kurang Kurang Kurang Kurang

Penilaian : Berdasarkan hasil kajian recall asupan gizi Ny. MT baik energi, protein,
lemak, dan karbohidrat menunjukkan kurang dari kebutuhan yang dianjurkan. Hal ini
disebabkan Ny. MT mempunyai merasakan mual dan muntah yang mengakibatkan
adanya penurunan nafsu makan.

6 Standar Pembanding Asupan di RS Saat Assement dengan Kebutuhan Gizi saat di


RS
Perhitungan Nilai Gizi Makanan Diet Cair yang diberikan oleh RS, saat masuk Ny. MT
diberikan diet cair berupa pemberian susu entresol 6 x 100 ml
Bahan Berat (g) Nilai Gizi
Susu Entrasol 600 E : 130 Kkal
P : 5 gr
L : 3,5 gr
KH : 20 gr
Keterangan : Kandungan Energi dan Zat gizi dalam 32 gram (200 ml)

Pemberian dari RS 6 x 100 ml jadi untuk kandungan gizi dalam sehari :

E : 600/200 x 130 Kkal = 390 Kkal


P : 600/200 x 5 gr = 15 gr
L : 600/200 x 3,5 gr = 10,5 gr
KH : 600/200 x 20 gr = 60 gr

Tabel 7. Hasil Pengkajian Asupan Gizi


Energi Protein Lemak Karbohidrat
Asupan Saat di RS 390 Kkal 15 gr 10,5 gr 60 gr

Kebutuhan 1.433,7 Kkal 72,9 gr 39,8 gr 195,9 gr

% Asupan 27,2% 20,6% 26,4% 30,6%

Kategori Kurang Kurang Kurang Kurang

Penilaian : Dari data asupan saat di rumah sakit dapat dilihat bahwa defisit asupan zat
gizi tingkat berat (<70%) terdapat pada asupan Energi (27,2%), Protein (20,6%),
Lemak (26,4%), dan KH (30,6%).

7 Data riwayat personal


Terminologi Data pasien
CH-1.1.1 Usia : 63 Tahun
CH-1.1.2 Jenis Kelamin : Perempuan
CH-1.1.7 Peran dalam keluarga : Ibu
CH-1.1.10 Aktifitas : Sedang
CH-2.1.1 Keluhan :
Riwayat BAB berdarah kadang-kadang, nyeri daerah tulang
belakang. BAB berdarah sejak 1 tahun SMRS
CH-2.1.3 Riwayat Penyakit Keluarga : tidak ada
CH-2.1.14 Riwayat Penyakit :
- Riwayat BAB hitam sekitar 6 bulan yang lalu dan BAB
terakhir 2 hari yang lalu
- Perut membesar namun tidak diketahui sejak kapan.
- Mempunyai riwayat penyakit DM tapi sudah tidak minum
obat sejak 1 tahun yang lalu.
- Ada riwayat operasi benjolan di vagina sekitar 1 bulan
yang lalu.

CH-2.2.3 Terapi obat :


- NaCl 1000 ml/24 jam
- inj. omeprazole 2x1amp/IV
- inj. ondancentron 8 mg/IV ekstra
- inj.ondancentron 3x4 mg/IV
- transfuse PRC 1-2 bag/hari

8 Interaksi Obat dan Makanan

Interaksi Obat
Nama Obat Jenis Obat Fungsi Obat
dan Makanan
NaCl NaCl ini merupakan obat yang NaCl atau sodium -
masuk ke dalam golongan obat chloride adalah
keras, sehingga elektrolit dengan
penggunaannya memerlukan fungsi untuk
resep dokter. mengatur jumlah air
dalam tubuh
Omeprazole Omeprazole adalah obat untuk Omeprazole adalah  Sakit kepala.
mengatasi masalah perut dan obat untuk  Kesulitan buang
kerongkongan yang menangani penyakit air besar
diakibatkan oleh asam asam lambung. Obat (sembelit).
lambung ini biasa digunakan  Sakit perut.
dalam pengobatan  Diare.
tukak lambung,  Mual.
gastroesofageal  Muntah.
refluks disease
 Konsumsilah
(GERD), infeksi
makanan
Helicobacter pylori,
sederhana dan
atau sindrom
hindari makanan
Zollinger-Ellison.
kaya rasa,
Omeprazole bekerja
seperti makanan
dengan cara
pedas.
mengurangi produksi
asam lambung
Ondancentron Ondansetron termasuk jenis Ondansetron adalah -
obat antiemetik (antimual) obat yang digunakan
yang termasuk dalam untuk mencegah
kelompok antagonis reseptor serta mengobati mual
serotonin (reseptor 5HT3) dan muntah yang
bisa disebabkan oleh
efek samping
kemoterapi,
radioterapi, atau
operasi. Obat ini
hanya boleh
dikonsumsi dengan
resep dokter.
PRC PRC adalah sel darah merah diberikan dalam -
yang dikemas. PRC adalah situasi dimana pasien
jenis produk pengganti darah kehilangan banyak
yang digunakan untuk transfusi darah, atau saat
darah. pasien mengalami
anemia yang
menyebabkan gejala
penting
D. DIAGNOSIS GIZI
Tabel 8. Kemungkinan Diagnosa Gizi

Terminologi Problem Etiologi Sign / Symptoms


NI-2.1 Asupan oral yang Berkaitan dengan Ditandai dengan asupan
tidak adekuat daya terima makanan oral di RS energy 20,6%,
akibat faktor protein 19,9%, lemak
fisiologis mual dan 27,4%, dan karbohidrat
muntah karena 18,1% termasuk dalam
penyakit katabolik kategori kurang dari
kebutuhan.
NI-2.2 Asupan oral yang Berkaitan dengan Ditandai dengan asupan oral
berlebih kurang pengetahuan selama dirumah energi
terkait dengan 154,2%, protein 125%,
makanan dan gizi lemak 169,7%, karbohidrat
tentang makanan 166,9% termasuk dalam
orang yang tepat kategori lebih dari kebutuhan
NI-5.1 Peningkatan Berkaitan dengan Ditandai dengan adanya luka
kebutuhan zat gizi pemulihan jaringan bekas operasi
terutama energi dan pasca operasi
protein
NC-1.4 Perubahan / Berkaitan dengan Ditandai dengan adanya
gangguanfungsi gangguan perubahan prosedur pembedahan
gastrointestinal struktur / fungsi laparatomy hartman
saluran cerna procedure dan sacretomy,
mual, muntah dan anemia
NC-2.2 Perubahan nilai lab Berkaitan dengan Ditandai dengan
terkait gizi disfungsi organ kadar albumin rendah (3,3
karena prosedur g/dl) dan kadar HB rendah
pembedahan (10,5 g/dl)
aparatomy hartman
procedure dan
sacretomy
NC-3.3 Obesitas Berkaitan dengan ditandai dengan IMT 36,7
asupan berlebih kg/m²
NB-1.1 Kurang pengetahuan berkaitan dengan ditandai dengan pasien sering
tentang makanan kurangnya informasi mengkonsumsi makanan yang
dan gizi yang didapat terkait tidak sehat (junk food,
makanan dan gizi gorengan)

Tabel 11 Penentuan Prioritas Diagnosa Gizi

Terminologi Problem Etiologi Sign / Symptoms


NI-2.1 Asupan oral yang int
tidak adekuat ake
(Inadequate oral )
NC-1.4 Perubahan Berkaitan dengan Ditandai dengan adanya
daya terima makanan asupan oral energy
/ akibat faktor 24,69%, protein 35,8%,
gangguan fungsi fisiologis mual dan lemak 32,89%, dan
gastrointestinal muntah karena karbohidrat 61,45%
penyakit katabolik termasuk dalam kategori
kurang dari kebutuhan.
NC-2.2 Perubahan nilai lab Berkaitan dengan Ditandai dengan adanya
terkait gizi gangguan perubahan prosedur pembedahan
struktur / fungsi laparatomy
saluran cerna hartman procedure
dan sacretomy, mual,
Berkaitan dengan muntah dan anemia
disfungsi organ Ditandai dengan kadar
karena prosedur albumin rendah (3,3 g/dl)
pembedahan dan kadar HB rendah
laparatomy hartman (10,5 g/dl)
procedure dan
sacretomy
NC-3.3 Obesitas Berkaitan asupan ditandai dengan IMT 36,7
energi yang kg/m²
berlebih
NB-1.1 Kurang pengetahuan berkaitan dengan ditandai dengan pasien
tentang makanan kurangnya informasi sering mengkonsumsi
dan gizi yang didapat terkait makanan yang tidak sehat
makanan dan gizi (junk food, gorengan)
E. INTERVENSI GIZI
1. Tujuan Intervensi
a. Membantu meningkatkan asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat sesuai
dengan kebutuhan pasien
b. Membantu memberikan makanan dengan bentuk makanan bertahap, sesuai dengan
advis DPJP dan kondisi pasien
c. Membantu meningkatkan nilai laboratorium terutama kadar hemoglobin dan
albumin.
d. Membantu menurunkan berat badan yang sesuai dengan pasien
e. Membantu meningkatkan pengetahuan yang akurat terkait pemilihan bahan
makanan
2. Target Intervensi
a. Asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat secara bertahap mencapai 100%
sesuai dengan kebutuhan pasien
b. Pemberian makanan bertahap dapat diterima dengan baik sesuai dengan kondisi
pasien.
c. Kadar Hemoglobin dan albumin meningkat
d. Berat badan turun secara bertahap sehingga dapat mencapai sesuai dengan target
(berat badan ideal)
e. Pasien mau dan mampu merubah perilaku dalam menerapkan pemilihan bahan
makanan
3. Perhitungan Kebutuhan Gizi
Perhitungan Kebutuhan Gizi dengan rumus Perkeni :
Kebutuhan = 30 kkal / kgBB
= 30 kkal x 48,6
= 1458 kkal

Protein (1,8 g/KgBB) = 1,8 x 48,6


= 87,5 gr

Lemak (25%) = 25% x 1.458


= 364,5 / 9
= 40,5 gr
Karbohidrat = Total Kalori – (Protein + Lemak)
= 1.458 – ((87,5 x 4) + 364,5)
= 743,5 / 4
= 185,9 gr

4. Prinsip dan Syarat Diit


- Energi cukup diberikan sesuai dengan kemampuan tubuh untuk memenuhi
kebutuhan (1458 Kkal)
- Protein tinggi, 1,8 g/kgBB dari kebutuhan energi total (87,48 gram)
- Lemak cukup, 25 % dari kebutuhan energi total (40,5 gram)
- Karbohidrat cukup sesuai dengan kebutuhan (185,89 gram)
- Vitamin dan mineral cukup seperti vitamin A 650 RE, vitamin B12 4,0 mcg,
vitamin C 90 mg, dan Mineral Fe 9 mg, mineral Zinc 11 mg
- Kebutuhan cairan 30-35 ml/kg yaitu kurang lebih 1458-1701 ml
- Kebutuhan serat rendah dimulai dari 4 mg/hari dan naik secara bertahap dan
diutamakan mengkonsumsi serat larut air
- Pemberian bentuk makanan secara bertahap dan sesuai dengan advis DPJP
- Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan :

Sumber Bahan Makanan Yang Bahan Makanan Yang


Dianjurkan Tidak Dianjurkan
KH Beras di buat bubur / di Beras ketan, ubi, singkong,
tim, kentang pure, talas, mie instan, kue yang
makaroni rebus, tepung - terlalu manis dan berlemak
tepungan yang dibuat tinggi
bubur
Protein Hewani Daging sapi tanpa Protein hewani yang
lemak, daging ayam tanpa diawetkan atau
kulit, ikan, telur dikalengkan
Protein Nabati Tahu, tempe, kacang Protein nabati yang
hijau, kacang merah, diawetkan atau
kacang kedelai, kacang dikalengkan
polong
Lemak Minyak zaitun, minyak -
tak jenuh seperti minyak
jagung, minyak kedelai,
minyak kelapa sawit
Sayuran Bayam, bit, buncis muda, Sayuran yang diawetkan
jagung muda, wortel, atau dikalengkan
kacang panjang, daun
katuk, kembang kol,
brokoli, kubis/kol
Buah-Buahan Pada umumnya Buah-buahan yang
dianjurkan diawetkan atau
semua buah karena kaya dikalengkan
vitamin-mineral serta anti-
oksidan, tetapi dianjurkan
buah dikonsumsi dalam
keadaan masih segar,
seperti pepaya, pisang,
jeruk manis, jeruk lemon,
anggur, stroberi, kurma dsb

5. Jenis Diit, bentuk makanan, rute makanan, frekuensi pemberian :


Jenis diit : Diet Pasca Bedah I dan II (Cukup Energi Tinggi Protein)
Bentuk makanan : Bertahap (Cair - Saring - Lunak)
Rute makanan : Oral
Frekuensi pemberian : 3 x makanan utama dan 2 x selingan

6. Perencanaan Menu :
Hari 1 : Susu Entrasol 6 x 100 cc

Hari 2 - 4 : Diet DM 1700 Kkal

Makan Pagi Selingan Makan Siang Selingan Makan Malam


(07.00) (10.00) (12.00) (15.00) (19.00
Nasi Tim Nasi Tim Nasi Tim
Telur Bumbu Bistik daging Pepes Ayam
Lo
Tempe Bacem Bubur Rolade Tahu Sari Bakmoy Tahu
sumsum Kacang
Hijau
Cah Buncis Sup Brokoli Sayur Bayam
Muda
Buah Pisang Jus Mangga Buah Melon
Bit

7. Rencana Konsultasi Gizi


a. Sasaran : Pasien dan Keluarga
b. Tempat : Ruang Rawat Inap RS
c. Waktu : 10-15 menit
d. Metode : Penyuluhan tatap muka dan diskusi
e. Media : Leaflet dan Food Model
f. Materi : Penatalaksanaan diit bagi pasien DM
g. Tujuan :
- Asupan zat gizi pasien terpenuhi sesuai dengan kebutuhan pasien
- Memberikan pengetahuan mengenai gizi kepada pasien dan keluarga tentang
penatalaksanaan diet yang tepat pada pasien DM

F. RENCANA MONITORING – EVALUASI GIZI


Parameter Evaluasi Pelaksanaan Target
Asupan Membandingkan antara Setiap hari Mencapai kebutuhan
makanan rata-rata asupan dengan asupan makan sampai
kebutuhan 100% dari kebutuhan
Klinis Pemantauan keaadaan Setiap hari Tidak adanya keluhan
klinis fisik dan klinis
Biokimia Hasil pemeriksaan Pemantauan hasil Kadar Hb dan albumin
penunjang pemeriksaan meningkat
penunjang
Berat Badan Pemantauan BB Setiap hari Mencapai BBI

PEMBAHASAN KASUS DENGAN TELAAH PUSTAKA

Pengertian DM

Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme
kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan
gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi
insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi
insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang
responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).

Penyebab penyakit DM

Seseorang bisa dikatakan menderita kencing manis karena beberapa penyebab, yaitu:

Tidak melakukan pemeriksaan gula darah secara teratur. Begitu terdapat gejala seperti lemas
ataupun seperti gejala yang disebutkan sebelumnya, periksakan segera diri Anda ke dokter.
Kadang kencing manis bisa ditanggulangi dengan pendeteksian dini.

Nutrisi yang tidak seimbang. Pola makan seseorang yang tidak memiliki nutrisi seimbang
cenderung meningkatkan gula darah. Menu makanan yang hanya didominasi oleh
karbohidrat, lemak, dan makanan berkolesterol membuat darah akan penuh dengan
kolesterol. Lain halnya dengan serat dan sayuran yang membuat nutrisi terserap sempurna.
Aktifitas fisik yang tidak seimbang. Ketika jam kerja selama 8 jam hanya didominasi oleh
kegiatan duduk saja, maka otot tubuh tidak akan terlatih dengan baik. Terlebih lagi peredaran
darah akan tersumbat karena darah tidak mengalir ketika kolesterol dan lemak jahat dalam
darah tidak dikeluarkan melalui aktifitas fisik yang menghasilkan keringat.

Mengonsumsi minuman yang disertakan Pemanis Buatan. Kadar glukosa berlebih dalam
darah juga bisa disebabkan oleh pemanis buatan. Mengapa begitu? Karena pemanis
sederhana tidak memerlukan waktu lama untuk diserap oleh tubuh, sedangkan pemanis
buatan akan bertahan dalam darah dan merusak sistem kerja insulin.

Cemilan tidak sehat. Apa yang kita konsumsi merupakan pilihan. Jika tidak pintar dalam
memilih cemilan, seperti coklat atau es krim, maka glukosa dalam darah meningkat. Pilihlah
dengan pintar cemilan yang menyehatkan bagi aliran darah dan tentu saja diri anda, seperti
buah, sayur ataupun biji-bijian.

Faktor Resiko DM :

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena diabetes mellitus, yaitu:
 Kegemukan
(Berat badan lebih /IMT > 23 kg/m2) dan Lingkar Perut (Pria > 90 cm dan
Perempuan > 80cm)
 Kurang aktivitas fisik
 Dislipidemia(Kolesterol HDL ≤ 35 mg/dl, trigliserida ≥250 mg/dl
 Riwayat penyakit jantung
 Hipertensi/ Tekanan darah Tinggi  (> 140/90 mmHg)
 Diet tidak seimbang (tinggi gula, garam, lemak dan rendah serat)
Kesimpulan

Berdasarkan hasil studi kasus diatas bahwa pasien bernama Ny. MT umur 63 tahun, jenis
kelamin perempuan dengan diagnose DM dan anemia. Dari data pengukuran antropometri
didapatkan status gizi malnutrisi . Dari data pemeriksaan laboratorium diketahui nilai GDP
106 mg/dL dengan interpretasi diatas normal. Disamping itu pasien juga mempunyai anemia
berat. Hal ini ditunjukkan hasil laboratorium yang menunjukkan hasil 3,7 mgHg. Sementara
dari data fisik/klinis pasien dapat disimpulkan bahwa terdapat oedema pada punggung kaki,
adanya konjungtiva anamis pada mata, adanya ascites pada perut, memiliki tekanan darah
diatas normal, serta adanya gangguan system pencernaan yang mengakibatkan timbulnya rasa
mual dan muntah
Perencanaan makanan yang diberikan yaitu makanan lunak, diet Diet Diabetes Melitus 1700
Kkal dengan frekuensi 3 x makanan utama dan 2 x makanan selingan.
Kebutuhan gizi pasien adalah :
Energi = 1.458 Kkal
Protein = 87,5 gr
Lemak = 40,5 gr
Karbohidrat = 185,9 gr

PENUTUP

Diharapkan kepada pasien agar dapat memperhatikan pola makannya sesuai dengan diet yang
diberikan sesuai dengan kebutuhan gizi yang telah di anjurkan oleh ahli gizi.

You might also like