Professional Documents
Culture Documents
7 NOV 2022 Sifat Dan Jenis Vaksin
7 NOV 2022 Sifat Dan Jenis Vaksin
di INDONESIA
WIWIEN PURWITASARI, SKM, MKES
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR
Bab 3 1
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada akhir sesi, peserta diharapkan mampu
• Memahami jenis-jenis dan sifat vaksin program imunisasi
rutin di Indonesia
• Meyebutkan hal-hal yang menyebabkan kerusakan vaksin
• Menjaga kualitas vaksin
• Memahami dosis, dan cara pemberian vaksin
Bab 3 2
DISTRIBUTOR/AGEN RUMAH SAKIT / APOTEK DOKTER PRAKTEK
BIO FARMA DINAS KESEHATAN PROVINSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN PUSKESMAS
-D®-
DISTRIBUSI VAKSIN BIO FARMA
-D®-
DAFTAR NEGARA-NEGARA PENGGUNA VAKSIN BIO FARMA
No Negara No Negara No Negara No Negara No Negara No Negara
1 Afghanistan 25 Cape Verde 49 Georgia 73 Libya 96 Nigeria 119 South Korea
2 Albania 26 Cambodia 50 Germany 74 Macau 97 North Korea 120 South Sudan
3 Algeria 27 Cameroon 51 Ghana 75 Madagascar 98 Pakistan 121 Srilanka
4 Angola 28 Central Africa 52 Grenada 76 Malawi 99 Palestine 122 Sudan
5 Anguilla 29 Chad 53 Guam 77 Malaysia 100 Panama 123 Suriname
6 Antigua & Barbuda 30 China 54 Guatemala 78 Maldives 101 Papua New Guinea 124 Swaziland
7 Argentina 31 Colombia 55 Guinea 79 Mali 102 Paraguay 125 Syria
8 Australia 32 Comoros 56 Guinea Bissau 80 Mauritania 103 Peru 126 Tajikistan
9 Azerbaijan 33 Congo 57 Guyana 81 Mauritius 104 Qatar 127 Tanzania
10 Bahamas 34 Cuba 58 Haiti 82 Mexico 105 Philippines 128 Thailand
11 Bangladesh 35 Curacao 59 Honduras 83 Micronesia 106 Rwanda 129 Togo
12 Barbados 36 Djibouti 60 Hong kong 84 Mongolia 107 Saint Kitts & Nevis 130 Trinidad
13 Belgium 37 Dominican Rep. 61 India 85 Montserrat 108 Saint Lucia 131 Tunisia
14 Belize 38 East Timor (Timor Leste) 62 Iran 86 Morocco 109 Saint Vincent & the Grenadines 132 Turkey
15 Benin 39 Ecuador 63 Israel 87 Mozambique 110 Sao Tome and Principe 133 Turkmenistan
16 Bhutan 40 Egypt 64 Ivory Coast 88 Myanmar 111 Saudi Arabia 134 Turks & Caicos
17 Bolivia 41 El Salvador 65 Jamaica 89 Namibia 112 Senegal 135 Uganda
18 Bosnia and Herzegovina 42 Equatorial guinea 66 Kenya 90 Nepal 113 Seychelles 136 Uruguay
BIOFARMA-BANDUNG-INDONESIA
-D®-
LATAR BELAKANG
• Ka.Si/P.Prog Imunisasi/P.cool chain di setiap wilayah administrasi
mempunyai tugas utama memastikan Rantai vaksin sesuai SOP karena
merupakan elemen yang menentukan KUALITAS VAKSIN dlm program
imunisasi
BAHAN DASAR
PEMBUATAN VAKSIN
MIROORGANISME
(BAKTERI ATAU VIRUS)
KLASIFIKASI VAKSIN
• Berdasarkan asal antigennya
• A. Live attenuated vaccine
Merupakan vaksin yang terbuat dari kuman (bakteri atau virus)
hidup yang dilemahkan. Reaksi kekebalan yang ditimbulkan oleh
vaksin hidup (Live attenuated) relatif sama dengan yang ditimbulkan
oleh infeksi alamiah. Vaksin hidup yang tersedia saat ini yang berasal
dari virus adalah campak-rubella, gondongan (mumps), polio (bOPV),
yellow fever, japanese encephalitis dan cacar air (varicella).
Sedangkan vaksin hidup yang berasal dari bakteri adalah BCG dan tifoid
oral.
Bab 3 10
KLASIFIKASI VAKSIN
• Berdasarkan asal antigennya
• B. Innactivated vaccine
Merupakan vaksin yang terbuat dari kuman (bakteri atau virus)
yang dimatikan (inactivated). Seluruh dosis antigen diberikan
melalui suntikan dan vaksin ini tidak menyebabkan ”penyakit”,
meskipun pada kasus defisiensi imun.
Vaksin inaktif selalu memerlukan dosis ulang. Titer antibodi yang
dihasilkan oleh vaksin inaktif akan berkurang dengan berjalannya
waktu. Sehingga untuk beberapa vaksin inaktif diperlukan dosis
tambahan (ulangan) untuk menaikkan titer antibodi (booster).
Bab 3 11
KLASIFIKASI VAKSIN
• Berdasarkan asal antigennya
• B. Innactivated vaccine
Saat ini vaksin inaktif utuh: berasal dari sel virus utuh (Influenza,
polio injeksi, rabies, hepatitis A) dan bakteri inaktif utuh (pertussis,
typhoid, cholera, pes).
Vaksin inaktif fraksional: subunit (hepatitis B, influenza, acellular
pertussis, typhoid injeksi), toxoid (difteri, tetanus, botulinum),
polisakarida murni (pneumococcal, meningococcal, haemophilus
influenza tipe b), dan
polisakarida konjugasi (Haemophilus influenza tipe b dan
pneumococcal).
Bab 3 12
KLASIFIKASI VAKSIN
• Berdasarkan asal antigennya
• C. Vaksin rekombinan
Vaksin juga dapat dibuat dengan rekayasa genetika, vaksin ini
disebut juga vaksin rekombinan. Vaksin rekayasa genetika yang
tersedia saat ini ada tiga macam, yaitu vaksin Hepatitis B,
Vaksin typhoid hidup (Ty21a) dan vaksin Human Papiloma
Virus (HPV).
Bab 3 13
Klasifikasi Vaksin (1)
PENGGOLONGAN BERDASARKAN ASAL ANTIGEN
mRNA
Bibit penyakit Recombinant
Bibit penyakit
yang
yang
dilemahkan
dimatikan
(live
(inactivated)
attenuated) Hep. B, HPV
Pfizer,
Moderna
Bab 3 15
KLASIFIKASI VAKSIN
• Berdasarkan SENSITIVITAS SUHU
• A. Sensitif Dingin (Freezee Sensitif)
Merupakan golongan vaksin yang rusak terhadap suhu
dingin <0ºC. Vaksin sensitive beku yaitu vaksin Hepatitis B,
Td, DPT-HB- Hib, DT, IPV, HPV, dan PCV. Jika alat
pemantau suhu menunjukan suhu 0 ºC atau alat pemantau
paparan suhu dingin (freezetag) menunjukan tanda “X”, maka
vaksin dicurigai mengalami pembekuan. Untuk memastikan
vaksin dalam kondisi baik atau rusak, maka sebaiknya
dilakukan shake test (uji kocok), kecuali untuk vaksin IPV
Bab 3 16
Klasifikasi Vaksin (2)
PENGGOLONGAN BERDASARKAN SENSITIVITAS TERHADAP SUHU
Hepatitis B
Td
PCV
Non-homogeneous
Sub-zero temperature effect
Langkah-Langkah uji kocok:
• Pilih satu dari tiap tipe dan batch vaksin yang dicurigai pernah beku, utamakan yang
dekat dengan evaporator atau bagian vaccine refrigerator yang paling dingin. Beri label
“Tersangka Beku”. Bandingkan dengan vaksin dari tipe dan batch yang sama yang
sengaja dibekukan hingga beku padat seluruhnya dan beri label “Dibekukan”.
Biarkan contoh vaksin “Dibekukan” dan vaksin “Tersangka Beku” sampai mencair seluruhnya.
Kocok contoh vaksin “Dibekukan” dan vaksin “Tersangka beku” secara bersamaan.
Amati contoh vaksin “Dibekukan” dan vaksin “Tersangka beku”, untuk membandingkan lamanya
Bab 3 20
waktu pengendapan (biasanya 5 s.d 30 menit).
SHAKE TEST (UJI KOCOK)
10:25 am 10:28 am
10:31 am 10:33 am
Langkah-Langkah uji kocok:
• Anda harus melakukan uji kocok untuk tiap vaksin yang
berbeda batch dan jenis vaksinnya dengan kontrol
“Dibekukan” yang sesuai.
Bab 3 22
Hepatitis B PID recombinan.
KOMPOSISI
• Setiap 0,5 ml vaksin mengandung HbsAg 10 mcg yang teradsorbsi pada aluminium hidroksida 9,25 mg. Seluruh formulasi
mengandung thimerosal 0,01 w/v% sebagai pengawet
KONTRA INIDKASI
• Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Tdk boleh diberikan pada penderita infeksi berat yang disertai kejang.
EFEK SIMPANG
• Reaksi lokal sangat jarang spt kemerahan dan bengkak di tempat suntikan biasanya hilang setelah 2 hari
Bab 3 24
Hepatitis B PID recombinan.
Bentuk beku-kering.
Penyimpanan pada suhu + 2 s/d + 8 OC ???
Kadaluarsa 12 bulan, pelarut 60 bulan.
Indikasi kekebalan aktip terhadap tuberkulosa
Kemasan 1 box isi 10 vial, pelarut 1 ml NaCl 0,9 % untuk setiap vial 20 DOSIS
Dosis 0,05 ml / dosis pada intrakutan lengan kanan atas
Pelarut didinginkan pada suhu + 2 s/d + 8 OC minimal ??? 12 jam sebelum dipakai
Setelah dilarut vaksin hanya bertahan ???3 jam (TULIS JAM BUKA) 26
BCG strain Paris no.1173. P2
Bentuk beku-kering.
Penyimpanan pada suhu + 2 s/d + 8 OC????
Kadaluarsa 12 bulan, pelarut 60 bulan.
Indikasi kekebalan aktip terhadap tuberkulosa
Kemasan 1 box isi 10 Amp, pelarut 4 ml NaCl 0,9 % untuk setiap ampul untuk 80 dosis. Dosis
efektif di lapangan = …..?
Dosis 0,05 ml / dosis pada intrakutan di lengan kanan atas
Pelarut didinginkan pada suhu + 2 s/d + 8 OC minimal ??? 12 jam sebelum dipakai
27
Setelah dilarut vaksin hanya bertahan ??? 3 jam (TULIS JAM BUKA)
Microbakterium Bovis, Danish Strain 1331
KONTRA INDIKASI
Defisiensi sistem kekebalan, Individu yg terinfeksi HIV, adanya penyakit kulit yang berat (eksim,
furunkulosisi), keluarga/ibu menderita TBC
EFEK SIMPANG
• Reaksi lokal ulkus dalam 3 – 4 minggu berupa jaringan parut (scar) dlm 2-5 bln.
• Kadang2 pembesaran getah bening pada ketiak 2 – 4 bulan pasca imun
• Suntikan kurang hati2 dpt menimbulkan abses
• Vaksin disimpan pada suhu +2oC s/d 8oC, kadaluwarsa selama 1 tahun.
• Pendistribusian dalam keadaan dingin dengan kotak dingin cair (cool pack) dan hindari sinar matahari
langsung/ tidak langsung. Panas dapat merusak vaksin.
• Pembekuan tidak merusak vaksin BCG ???
• Pelarut disimpan pada suhu kamar, jangan di freezer.
28
Jenis pelarut
• Diluent (pelarut)
• 4 ml NaCl 0,9 % BCG Paris 1173 P2
• 1 ml Sauton SSI BCG Danis strain
Bab 3 29
Diskusi
polisakarida Haemophilus Influenza tipe b tidak infeksius yang dikonjugasikan kepada protein toksoid tetanus.
2. Komposisi :
Tiap dosis (0,5 ml) mengandung :
Zat aktif
HBsAg 10 mcg
Zat tambahan
Thimerosal 0,25 mg
DPT-HB-HIB
Penyimpanan dan Kadaluwarsa
• Vaksin disimpan pada suhu +2oC s/d +8oC.
• Pengangkutan dalam keadaan dingin menggunakan kotak dingin cair (cool pack)
• dan hindari sinar matahari langsung/tidak langsung
• Kadaluarsa setelah 24 bulan (2 tahun) bila disimpan pada suhu 2-8oC
• Bentuk Cairan.
• Penyimpanan pada suhu + 2 s/d + 8 OC???
• Kadaluarsa 24 bulan
• Kemasan 1 box isi 10 vial, @ 10 dosis (5
ml)
• Setiap vial ditempelkan VVM.
• Dosis 0,5 ml / dosis pada intramuskuler pd
antelolateral paha atas unt bayi dan lengan luar
atas luar unt > 1thn
DPT-HB-HIB
INDIKASI :
PENCEGAHAN THD DIFTERI,
TETANUS, PERTUSIS, HEB B, INFEKSI HAEMOPHILUS
INFUENZAE TIPE B
• Bentuk Cairan.
• Penyimpanan pada suhu + 2 s/d + 8 OC
• Kadaluarsa 24 bulan
• Indikasi kekebalan aktip Difteri dan tetanus .
• Kemasan 1 box isi 10 vial, @ 10 dosis (5 ml)
• Setiap vial ditempelkan VVM.
• Dosis 0,5 ml / dosis pada intramuskuler
• Pada pelayanan statis vaksin yang telah dibuka dapat digunakan paling lama 4 minggu.dengan
ketentuan :
• Vks belum kadaluarsa, Simpan suhu 2-8 C, Label tidak hilang, Tidak terendam air, Sterilitas
terjaga, VVM kondisi A / B
• Vaksin dapat rusak pada suhu dibawah 0 OC 36
Penyimpanan dan kadaluwarsa
•Vaksin disimpan pada suhu
+2oC s/d+ 8oC. Pendistribusian
dalam keadaan dingin dengan
menggunakan kotak dingin cair
(cool pack) dan hindari sinar
matahari langsung/tidak langsung
•Vaksin DT rusak terhadap suhu
dibawah 0oC
•Kadaluwarsa setelah 2 tahun 37
4
Vaksin IPV
KONTRA INDIKASI
• Imunisasi ditunda dan ditunggu sampai sembuh pada sasaran yg demam, penyakit akut.
• Hipersensitif pada pemberian vaksin ini sebelumnya.
• Alergi streptomycin
EFEK SIMPANG
• Reaksi lokal pd tempat penyuntikan spt nyeri, kemerahan dan bengkak dlm 48 jam setelah
penyuntikan Sampai 1 – 2 hari (20-30%)
• Reaksi sistemik demam dengan atau tanpa disertai myalgia, sakit kepala atau limfadenopati.
(4.7%)
4
Keamanan Vaksin IPV
INDIKASI : PENCEGAHAN POLIOMYELITIS PD BY, DAN ANAK YG
IMMUNOCOMPROMISED, KONTAK DI LINGKUNGAN KELUARGA DAN PD
INDIVIDU YG POLIO ORAL MERUPAKAN KONTRAINDIKASI
Vaksin IPV merupakan salah satu vaksin yang paling aman
Vaksin IPV bisa diberikan bersamaan dengan vaksin lain tanpa mempengaruhi
efektifitas vaksin lain tersebut
Kejadian KIPI vaksin IPV tidak meningkat apabila diberikan bersamaan dengan vaksin
lain (baik sebagai vaksin tunggal maupun kombinasi)
CARA PEMBERIAN : IM 0,5 ML,
SEBELUM DIGUNAKAN PERIKSA VVM
12
IPV adalah vaksin sensitif beku
6 dingin
Polio.(bOPV)
• Bentuk Cairan + pipet (dropper).
• Penyimpanan pada suhu + 2 s/d + 8 OC Kadaluarsa 6 bln
• Indikasi kekebalan aktip terhadap virus polio 1 & 3 YG
DILEMAHKAN.
• Kemasan 1 box isi 10 vial, @ 10 dosis (5 ml)
• Kemasan pipet 1 box isi 10 pipet.
• Setiap vial ditempelkan VVM.
• Dosis 2 tetes pemberian secara Oral
• Pada pelayanan statis vaksin yang telah dibuka dapat digunakan paling lama 2 minggu
dengan ketentuan :
• Vks belum kadaluarsa, Simpan suhu 2-8 C, Label tidak hilang, Tidak terendam46air,
Sterilitas terjaga, VVM kondisi A / B
Polio.(bOPV)
KONTRA INDIKASI
• Individu yg mengidap penyakit immune defisiency atau individu yg diduga menderita gangguan respon
imun krn leukimia, limfoma, aids
• Anak memderita Diare imunisasi ditunda.
EFEK SIMPANG
- Pada umumnya tidak terdapat efek samping.
- Efek samping berupa paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi (kurang dari 0,17 : 1.000.000; Bull
WHO 66 : 1988). VAPP
- Individu yang kontak dengan anak yang telah divaksinasi, jarang sekali beresiko mengalami lumpuh polio akibat
divaksinasi (perbandingan 1/1.400.000 dosis sampai 1/3.400.000 dosis). Dalam hal ini terjadi bila kontak belum
mempunyai kekebalan terhadap virus polio atau belum pernah diimunisasi. cVDPV
Cara pemberian
• Meggunakan pipet
47
• Setiap membuka vial baru hrs menggunakan dropper baru
PERTANYAAN
Bab 3 49
Satu-satunya vaksin MR yang
telah mendapat rekomendasi
Badan Kesehatan Dunia dan
sudah digunakan di lebih dari 140
negara untuk eliminasi penyakit
Campak dan Rubella
• Vaksin yang mengandung virus CAMPAK & RUBELLA
hidup yang dilemahkan (live attenuated) Vaksin MR
• Berupa serbuk kering dengan pelarut. Dapat digunakan
sampai 6 jam setelah dilarutkan selama tetap disimpan pada
suhu 2 – 8 derajat C, Setelah 6 jam dibuang
Bab 3 58
HPV
Indikasi:
Untuk kekebalan terhadap penyakit kanker serviks akibat infeksi
HPV.
Kontraindikasi:
ꟷ Hipersensitif terhadap komponen vaksin.
ꟷ Seseorang dengan penyakit akut sedang atau berat. Hal ini
tidak sepenuhnya mengecualikan pemberian imunisasi HPV
melainkan penundaan hingga kondisi telah membaik.
ꟷ Selama kehamilan
Bab 3 59
HPV
Cara pemberian:
• Vaksin disuntikan dengan dosis 0, 5 ml di lengan atas
(pertengahan M. deltoideus) secara intramuscular.
Efek simpang:
ꟷ Vaksin HPV Gardasil yang digunakan berdasarkan hasil
pengamatan aktif yang dilakukan, tidak ada KIPI
serius/berat
ꟷ Pada pengamatan 30 menit pasca imunisasi diketahui reaksi
nyeri lokal, kemerahan, pembengkakan
ꟷ Reaksi sistemik (demam), reaksi lokal (nyeri lokal, kemerahan,
pembengkakan) berhubungan dengan imunisasi HPV yang
diberikan
Bab 3 60
n HPV Vaksin HPV
• Vaksin yang digunakan
adalah vaksin HPV
Kuadrivalen
(6,11,16,18) dalam
kemasan satu dosis.
• Telah mendapatkan izin
edar dari BPOM dan
diawasi oleh pihak
berwenang baik nasional
maupun internasional :
vaksin aman
Bab 3 62
PCV-13
Deskripsi
Vaksin Pneumokokus Konyugasi PCV-13 terdiri dari 13 serotipe (1, 3,
4, 5, 6A, 6B, 7F, 9V, 14, 18C, 19A, 19F) yang dikonjugasikan dengan
protein karier Diphteria non toksik (D), Diphteria CRM 197. Kemasan
vaksin adalah 4 dosis/vial , per dosis 0.5 ml
Indikasi:
Untuk kekebalan terhadap penyakit pneumonia akibat infeksi bakteri
pneumokokus.
Kontraindikasi:
Adanya riwayat reaksi anafilaktik berat terhadap komponen vaksin
PCV-13 atau vaksin lain yang mengandung komponen Diphteria
(DPT-HB-Hib, DT, Td).
Bab 3 63
PCV-13
Cara pemberian:
Vaksin disuntikan dengan dosis 0, 5 ml secara intramuscular. •
Efek simpang: Reaksi simpang yang mungkin terjadi adalah
reaksi lokal seperti nyeri, bengkak dan kemerahan di lokasi
suntikan. Reaksi sistemik dapat berupa demam, gelisah, pusing,
tidur tidak tenang, nafsu makan menurun, muntah, diare,
urtikaria dan malaise.
Bab 3 64
KARAKTERISTIK VAKSIN PCV
Vaksin PCV merupakan vaksin yang sensitif beku, harus disimpan pada suhu 2 – 8°C
1
dan terlindung dari cahaya matahari.
Vaksin PCV dapat bertahan (masih tetap poten) selama 36 bulan apabila disimpan
2
dalam lemari es pada suhu 2 – 8°C dan terlindung dari cahaya matahari.
Pada pelayanan statis atau pelayanan dalam gedung, vaksin PCV yang telah
dibuka dapat disimpan dan digunakan kembali sampai 28 hari dengan
syarat memenuhi kriteria Multi-Dose Vial Policy (MDVP)
Bab 3 67
INTRODUKSI TAHUN 2022 DI KABUPATEN SIDOARJO
SECARA NASIONAL DIRENCANAKAN TAHUN 2023
Bab 3 68
INTRODUKSI TAHUN 2022 DI KABUPATEN SIDOARJO
SECARA NASIONAL DIRENCANAKAN TAHUN 2023
Bab 3 69
INTRODUKSI TAHUN 2022 DI KABUPATEN SIDOARJO
SECARA NASIONAL DIRENCANAKAN TAHUN 2023
Bab 3 70
Masa Simpan Vaksin
VAKSIN SUHU PENYIMPANAN UMUR VAKSIN
HEP. B 26 bulan
DPT/HB/Hib 2 tahun
Catatan:
Pelarut juga disimpan pada suhu + 2oC s/d + 8oC, minimal 12
jam sebelum pemakaian
Penyimpanan Vaksin (1)
Penyimpanan pelarut
vaksin pada suhu 2°C
s.d. 8°C atau pada
suhu ruang terhindar
dari sinar matahari
langsung. Sehari
sebelum digunakan,
pelarut disimpan pada
suhu 2°C s.d. 8°C.
CATATAN PENTING
1. Semua Vaksin di Puskesmas disimpan pada suhu 2 – 8 ºC
2. Pelarut vaksin BCG dan campak-rubella boleh disimpan dluar vaccine refrigerator
ditempat yang sejuk (suhu kamar).
3. Letakkan pelarut dalam vaccine refrigerator minimal 12 jam sebelum melakukan
pelayanan.
4. Vaccine refrigerator tempat menyimpan vaksin tidak boleh menyimpan barang selain
vaksin (makanan, minuman, barangbarang laboratorium).
FS DPT/HB/Hib
HS
Epi cold chain
Campak & BCG 7 hari
CATATAN PENTING
• Paparan panas secara kumulatif akan mengurangi umur dan potensi semua jenis vaksin.
Untuk memantau hal tersebut dipergunakan alat pemantau suhu panas VVM (Vaccine
Vial Monitor) yang ditempelkan pada semua kemasan vaksin.
• Vaksin DPT/HB TT, DT dan HB akan rusak bila terpapar suhu dibawah minus 0 OC.
Masing-masing vaksin tersebut memiliki titik beku tersendiri, yaitu vaksin hepatitis B
rusak pada suhu - 0,5oC.
• Vaksin yang tidak rusak oleh paparan suhu beku (dibawah 0 OC) adalah polio oral,
campak / MR dan BCG
• Untuk memantau suhu beku dapat dilakukan dengan menggunakan Freeze-Tag,
Freeze alert dan Fridge taq 2
• Di tingkat puskesmas/ups semua vaksin disimpan dalam suhu 2-8oC
PEMBEKUAN AKAN
MERUSAK VAKSIN FS
PASTIKAN PELARUT VAKSIN TIDAK
TERTUKAR ANTARA BCG
DAN MR