You are on page 1of 4

http://id.wikipedia.

org/wiki/Gel Gel (dari bahasa Latin gelu membeku, dingin, es atau gelatus membeku) adalah campuran koloidal antara dua zat berbeda fase: padat dan cair. Penampilan gel seperti zat padat yang lunak dan kenyal (seperti jelly), namun pada rentang suhu tertentu dapat berperilaku seperti fluida (mengalir). Berdasarkan berat, kebanyakan gel seharusnya tergolong zat cair, namun mereka juga memiliki sifat seperti benda padat. Contoh gel adalah gelatin, agar-agar, dan gel rambut. Biasanya gel memiliki sifat tiksotropi (Ing.: thyxotropy) : menjadi cairan ketika digoyang, tetapi kembali memadat ketika dibiarkan tenang. Beberapa gel juga menunjukkan gejala histeresis. Dengan mengganti cairan dengan gas dimungkinkan pula untuk membentuk aerogel ('gel udara'), yang merupakan bahan dengan sifat-sifat yang khusus, seperti massa jenis rendah, luas permukaan yang sangat besar, dan isolator panas yang sangat baik. Pada 2005 sebuah efek sound induced gelation didemonstrasikan. Banyak zat dapat membentuk gel apabila ditambah bahan pembentuk gel (gelling agent) yang sesuai. Teknik ini umum digunakan dalam produksi berbagai macam produk industri, dari makanan sampai cat serta perekat.

http://rara87.wordpress.com/2008/12/17/gel/ Gel merupakan sistem semisolida terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel kecil anorganik atau molekul-molekul besar organic yang diinterpenetrasikan dalam sebuah cairan. Sistem gel paling sederhana terdiri dari air yang dikentalkan dengan getah alam misal tragakan, xanthan, bahan semi sintetik misal metilselulosa, karboksimetilselulosa atau hidroksietilselulosa ataupun bahan sintetik misal karbomer, polimer dan karboksivinil. Sistem gel ada yang tampak transparan dan ada juga yang translucent, karena ingrediennya mungkin tidak terdispersi secara sempurna atau membentuk agregat yang sedikit terdispersi. Karakteristik umum gel yaitu memiliki struktur kontinyu seperti sifat dari bahan padat. Viscositas dari gel umumnya tergantung dari jumlah atau berat molekul dari bahan pengental yang ditambahkan. Selulosa semisintetik banyak digunakan sebagai pengental dalam formulasi gel misalnya yaitu metilselulosa, karboksi metilselulosa, hidroksietilselulosa,

hidroksipropilselulosa dan hidroksipropilmetilselulosa. Dalam pengembangan prototype formula gel perlu dilakukan evaluasi type dan grade selulosa yang digunakan. Sebagai contoh

jika diinginkan gel yang transparan maka penggunaan hidroksipropilmetilselulosa sebagai bahan pengental lebih cocok jika dibandingkan dengan metilselulosa. Faktor inkompatibilitas juga harus diperhatikan dalam pemilihan bahan pengental. Sebagai contoh

hidroksietilselulosa bersifat inkompatibel dengan beberapa garam, metilselulosa dan hidroksipropilselulosa incompatible dengan preservatif golongan paraben. Keberadaan bahan oksidator dalam formulasi gel yang mengandung selulosa juga harus dihindari karena degradasi oksidatif pada rantai polimer dapat menyebabkan penurunan secara cepat viskositas. Polisakarida dengan rantai bercabang misalnya tragakan, pectin, karegen adalah dihasilkan secara alami dari tumbuhan sehingga dapat memiliki sifat fisik tergantung dari asalnya. Penggunaan bahan ini dalam formula gel berkisar antara 0.5-10%, tergantung pada viskositas yang di inginkan. Viskositas biasanya akan meningkat dengan penambahan bahan pensuspensi anorganik, misalnya magnesium silikat trisilikat. Tragakan merupakan campuran polisakarida larut air dan polisakarida tidak larut air yang memiliki muatan negatif dalam larutan air sehingga bersifat inkompatibel dengan beberapa preservative. Asam alginat adalah koloid karbohidrat hidrofilik yang dihasilkan dari ganggang laut dan garam sodium, digunakan sebagai pembentuk gel dengan konsentrasi 5-10%. Beberapa gum bersifat tidak efektif pada gel hidroalkohol yang mengandung alcohol lebih besar dari 5%. Bahan pembentuk gel yang saat ini juga banyak digunakan dalam bidang farmasi dan kosmetik adalah polimer karboksivinil yaitu karbomer. Karbomer merupakan polimer sintetik dengan berat molekul tinggi dari asam akrilat yang disambung silang dengan alilsukrosa atau alil eter dari pentaeritriol. Contoh grade farmasetika dari karbomer adalah carbopol981. Pada formulasi yang mengandung air atau pelarut polar, gelasi karbomer dapat diinduksi dengan penambahan basa organic, misalnya sodium atau potassium hidroksida. Sedangkan pada sistem yang kurang polar ataupun ataupun nonpolar dapat dinetralkan dengan golongan amina, misalnya trietanolamin, dietanolamin, ataupun dengan basa amina misal

diisopropanolamin,aminoetil propanol, tetra hidroksi propel etilendiamin dan trometamin. Netralisasi yang berlebihan pada karbomer dapat berakibat turunnya viskositas dari karbomer. Pemanasan dapat mempercepat proses gelasi pada karbomer, namun suhu pemanasan tidak boleh lebih dari 70C. Dikarenakan karbomer merupakan polimer sintetik maka variasi spesifikasi antar lot relative kecil, namun perbedaan antar batch dalam hal rata -rata berat molekul mungkin terjadi sehingga dapat berpengaruh terhadap karakteristik reologi dari karbomer.

http://inilahaulia.blogspot.com/2010/05/sediaan-farmasetika-semisolida-macam.html 5. Gel Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh cairan .gel kadang-kadang disebut jeli. Macam Gel : a. Gel fase tunggal : terdiri dari makro molekul organik yang tersebar merata dalam suatu cairan b. Gel dua fase : terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah. Jika ukuran partikel dari fase terdispersi besar disebut magma (misal : magma bentonit) - Bahan dasar : Umumnya hidrokoloid organik, kadang -kadang digunakan juga senyawa anorganik yang hidrofilik seperti Tragakan, Na alginat, Pektin, Amylum, Gelatin, turunan Selulosa (Na CMC, Tilosa, HPMC, Carbomer). Gel juga dapat dibentuk oleh selulosa seperti hidroksipropilselulosa dan hidroksipropilmetilselulosa. - Contoh : R/ Gelatin 20 Aqua 40 Gliserin 25 ZnO 15 - Cara Pembuatan : a. Masukan gelatin dan air dalam botol bermulut lebar, biarkan sampai mengembang. b. Panaskan di atas penangas air sampai gelatin larut. c. Masukan ZnO dan gliserin gerus ad homogen. d. Masukan dalam botol, aduk sampai rata dan dingin.

Evaluasi Gel : a.Homogenitas Sampel dioleskan pada lempeng kaca secara merata, kemudian diamati secara visual homogenitas dari gel tersebut. b.Daya Sebar

Sampel dengan berat 0,5 gram diletakan ditengah tengah kaca bulat, ditutup dengan kaca lain yang telah ditimbang beratnya dan biarkan selama 1 menit, kemudian diukur diameter sebar sampel. Setelah itu ditambah beban berat 50 gram dan dibiarkan selama 1 menit, kemudian ukur diameter sebarnya.Penambahan beban seberat 50 gram setelah 1 menit dilakukan secara luas terus menerus hingga diperoleh diameter yang cukup untuk melihat pengaruh bebanterhadap perubahan diameter sebar gel. c.Daya Lekat Sampel 0,25 gram diletakan diatas 2 gelas obyek yang telah ditentukan kemudian ditekan dengan beban 1 kg selama 5 menit. Setelah itu gelas obyek dipasang pada alat test. Alat test diberi beban 80 gram dan kemudian dicatat waktu pelepasannya gel dari gelas obyek. Stabilitas fisik sediaan gel ditentukan berdasarkan pengamatan terhadap perubahan bentuk, warna, bau, pH dan viskositas selama dua bulan penyimpanan. Pengamatan Stabilitas FisikSediaan Gel 1. Pengamatan Stabilitas Sediaan Gel Analisis organoleptis dilakukandengan mengamati perubahan bentuk,warna, dan bau darisediaan blangko dan sediaan. 2. Pengukuran pH Pengukuran pH dilakukan dengancara mencelupkan pHmeter ke dalamsediaan gel. 3. Pengukuran Viskositas sediaan gel diukurviskositasnya dengan menggunakanviskometer atau viskotester dengan spindle yang cocok.

You might also like