You are on page 1of 12
30 Kegawatdaruratan Toksikologi Scott Schaeffer, Randal Bryan Badillo, dan Kimberly Hovseth Kontributor: Ryan Hara Permana di semua daerah. Penanganan awal keracunan dapat na zat yang paling sering menimbulkan toksik pada dilaporkan ke petugas Kesehatan di Pusat Keschatan xia, menurut laporan dari American Association of son Control Cntr, yaitu analgesiky kosmetik/produk Masyarakat atau rumah sakit terdekat. Informasi terkait ‘at pembersih rumah tangga; obat keracunan dapat diakses melalui website: htp:/ik pom. jeawaan_pribadi rspethipnotiiantipsikotik; dan benda asing/mainan/ _go.id/v2015/ sedangkan_ nomor tclepon SIKERNAS yaitu etry. Lima zat yang paling banyak menjadi penyebab 0812 19999533. tirconan pada anak lima tahun atau Kurang adalah Karena kebanyakan pasien yang keracunan tidak pribadi; analgetik; zat memiliki masalah yang serius, maka penting untuk dapat fometKiproduk perawatan penbersh rumah tangga; benda asing/mai hina; serta obat-obatan topikal. eposur terhadap toksik dapat terjadi Ketika bekerja (oxcupational), Karena lingkungan (environmental), ketika herelreasi (recreational), atau terapi (therapeutic). Eksposur tnksk tejadi melalui inhalasi, pencernaan, injeksi, atau fontk dengan kulit dan selaput lendir. Kebanyakan Jencunan terjadi karena ketidaksengajaan, relatif ringan, dan tidak memerlukan penanganan emergensi. Hanya 24% ang membutuhkan penanganan keracunan di rumah sakit, memiliki risiko kematian yang lebih tinggi. linia sebanyak setengahnya mampu diatsi dan Keracunan disengaja: Orang yang sengaja ‘meracuni diri ‘iperbolehkan pulang.' Hanya 16% saja yang membutuhkan sendiri akan memilih zat yang lebih beracun dibanding eravatan di ruang intensif. mereka yang mengalami keracunan secara tidak ‘Sear global bidang toksikologi, ilu racun dan efeknya disengaja. tehadsp organisme hidup, berkembang pesat, dan + Perubahan status mental atau gejala berat lainnya yang. fraknya secara rutin berubah sebagaimana semakin terlihat jelas: Pasien dengan kondisi yang buruk ketika banyak intervensi baru yang lebih baik ditemukan. tiba di UGD lebih cenderung memiliki outcome yang Sedangkan di Indonesia sendiri, pelaporan kasus jelek. ‘escunan dari seluruh rumah sakit pada tahun 2010-2014 Shey hays 195 dar total 2000 rumah skit. PRORITAS UMUM UNTUK PASIEN Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia ~— KERACUNAN CeSP" masalah ini dengan _membangun Sentra rma Keacunan Ngsioal (GIKERNAS) dengan tujuan _Berikan peravatan suportifdasar dan advanced (lanjutan) icaeaten basis data/database | epidemiologis _(Fsiologis dan psikologis) yang diperlukan. Perhatikan Ieee leracunan nasional, Data-data tersebut sangat jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi (Airway, Breathing mn) dan —_mengenali mereka yang memiliki risiko paling besar ‘mengalami komplikasi serius dan kematian. Pertimbangkan ciri-ciri berikut yang dapat dikategorikan sebagai pasien ber."bendera merah”: + Umur: semakin tua, semakin besar kemungkinan pasien ‘mengalami kematian jika keracunan. + Farmasetikal: agen farmasi umumanya lebih beracun dari tanaman, bahan kimia rumah tangga, dan narkoba, + Polifarmasi: Pasien yang mengkonsumsi beberapa obat leg tukdliadikan bahan pertimbangan pengambilan ‘and circulation/ABC); keadekuatan jalan napas_sangat Bil pen tasional, SIKERNAS memberikan informasi — penting pada pasien ‘dengan perubahan status mental. Tera ha? eracunan, petunjuk pertolongan korbanSecara Khusus: 3 Sgt dan jenivjenis zat. toksik sertaefeknya. * Berikan oksigen tambahan jika diperlukan. lg a Sitea memberikan surnberinformasilain berupa* Beran, terapi intravena dan infus ringer laktat atau Aaateng,t Kel Selain itu, sentra keracunan (SIKER) normal salin. ; NO Got hala POM daerah di scluruh indonesia. * Bettan nalokon OA-2 5 “Sf mela, intravenss Mog henatt SPerti di negara-negara maju, ahi khusus endotracheal, intramuskular, subktan intrassouS "HS untuk menangani keracunan belum tersedia ual, ka pasien diduga terekspos oP!‘ 283 Scanned with CamScanner + Periksa kadar glukosa darah dan infus dekstrosa 50% pada $0 mL (25 g) intravena jika diperlukan untuk ‘mempertahankan normoglycemia Berikan 50 sampai 100 mg tiamin secara intravena untuk pasien dewasa dengan dugaan penyalahgunaan alkohol kronis Lakukan pemantauan jantung secara kontinyu dan periksa I2-Iead electrokardiogram sesuai dengan indikasi + Pantau urine output. + Periksa gas darah arteri sesuai indikasi. + Lakukan monitoring secara serial kadar elektroli, tanda-tanda vital, dan pernapasan, jantung, dan status neurologis. + Periksa riwayat eksposur: Bahan atau zat apa yang terekspos pasien? Kapan eksposur terjadi? Apakah ini akut atau kronis? ‘Apa rate paparannya? Apakah saat ini ada tanda-tanda atau gejala keracunan? + Berapa banyak zat yang terlibat? + Apakah eksposur disengaja atau tidak disengaja? + Apakah pasien memiliki riwayat paparan terhadap racun sebelumnya? + Pengobatan apa yang diberikan sebelum pasien tiba i pelayanan darurat? + Berapa umur pasien? + Bagaimanakah riwayat_medis pasien (terutama jantung, hati, jiwa, dan gangguan ginjal)? + “Apakah ada faktor risiko psikologis, sosial, atau lingkungan yang terlibat? + Berikan obat penawar/antidot yang sesuaijika tersedia). + Berikan pendidikan kepada pasien, keluarga, dan orang Jain yang penting bagi pasien untuk mencegah terulangnya kejadian di masa yang akan datang. MENGIDENTIFIKASI RACUN Toxidromes Toxidrome adalah sekumpulan gejalatoksik yang disebabkan oleh obat atau jenis racun kelas tertentu. Pada pasien dengan keracunan yang tidak diketahui penyebabnya, pengenalan ini toxidrome akan. ‘memungkinkan petugas Kesehatan gawat darurat untuk secara cepat memulai pengobatan yang tepat, Tabel 30-1 merangkum toxidromes umum yang dapat_membantu dalam identifikasi racun. Tabel 30-2 berisi beberapa BAGIAN 3 Kegawatdaruratan Non Trauma petunjuk diagnostiklainnya untuk mengidentifikas’ yang tidak diketahui. Toxidrome Antikolinergik + Termasuk —antihistamin, —antidepresan ga, cyclobenzaprine obat penyakit Parkinson, antspasmyy ‘mydriatics, dan tanaman tertentu (misalnyajimsones + Tanda dan gefala meliputi: katan tekanan darah, denyut jantung, dan sy + Midriasis, penurunan bising usus, membran muos ering, wajah kemerahan/flushing, retensi sig agitasi, delirium, dan halusinasi + Untuk membantu mengingat gunakan HOT bens onjakan (hipertermia), RED seperti buah by; (flushing), DRY berarti sebagai tulang, BLIND berartikelelawar (midriasis), MAD sebagai perms (delirium, halusinasi) Toxidrome Kolinergik + Termasuk organofosfat dan insektisida karbins physostigmine, pilocarpine, dan nikotin + Kombinasi dar efek muskarinik dan nikotnik (Tab 3 Toxidrome Sedatit + Termasuk etanol dan benzodiazepin + Tanda dan gejala meliput + Penurunan tekanan darah, denyut jantung, 2 pernapasan, ‘Normothermic sampai hipotermia sistem Saraf Pusat (SSP) depresi, penurunan bist sus, hiporefleksia, dan ataksia Toxidrome Opioid ‘Termasuk opiat dan narkotika + Tanda dan gejala meliputi: Penurunan tekanan darah, denyut jantung, ting Pernapasan, dan suhu Depresi SSP, miosis, hiporefleksia. + Respons cepat untuk nalokson Toxidrome Simpatomimetik + Termasuk kokain, amifetamin, dan stimulan n!* Tanda dan gejala meliputi: Peningkatan tekanan darah, denyut jantung, pero? dan suhu Eksitasi CNS, tremor, kejang, hyperreflexi, sid dan diaphoresis (2aBE SEO ae esr RERATA UKURAN SUHU, DENYUT PUPIL N_TUBUH BISING UsUs _ RESpIRASi _DIAPHORES® Anticholinergie t t t t 1 4 Cholinergic ip q ° + 7 t Sedatives 4 o 4 1 1 G Opioid 1 a t 1 t i Sympattominatic i + 1 ° i i Cat: nent mr Pora ais manag cy ato Scanned with CamScanner Bi AB 30 Kegawatdaruratan Toksikologi (OSTIK PADA PAPARAN VANG TIDAK DIKETAHUI LA ‘LU ATAU GEJAI KEMUNGKINAN Pi ascessmetaboit MUDPLES: Methanol, an Dee ENTEBA Fh ena Dee kates, Parade, actin atic ci ne glyeo), Salicylates/Sympathomimeti eas edits! aiopok CHIPE: Choral hot, Ho ee chiaiaa wee Mv metals, kon, Phnotiaxnes, Ener coated tablets Act than, choral fyckae, phenols soon Aston, salsa, aha, dba kms Gas bet bara Carbon monoxide Beara path Arsenic, phosphors, agenophosphates Nan spesific Petimbangtan ponyalahgunaaninalan Mk wera Methysaliyates na urine Merch Hematut, hmagobinui, moglbiuria,pyvnium, frit, enten, meruri, mba gigmen tmakanan yang citemukn dit dan bacbery) antsinin Coklat etitaman Pigmen hemagloin, melanin, metiopa, cascare, iba, Methocarbanol Bir atau bir kehijauan ‘Amisotyline, methylene blue, riamterene, Corts gum, Pseudomonas kemereahan Cokelat atau coke Orange EFEK MUSKARINIK (DUMBELS MNEMONIC)__EFEK NIKOTINIK Diare, diaporesis Tachicardia: Urinasi Hipertensi Msi Fescuatiens Brodie, trowhortes ——_—Paalsis Eness wiiais Lacrimasi Salvasi INTERVENSI TERAPEUTIK UNTUK KERAGUNAN DAN OVERDOSIS_— Dekontaminasi Gastrointestinal ekontaminasi sistem pencernaan dapat dlakukan densa? beberapa cara, termasuk dengan emesis Ya0B diindt ‘pesberna preag cb eau orang dengan DeboEDs ON! diaktifkan, lavase lambung, cathartics, . Terpearul Gfleowel digs IW: Hermodieiss ddan hemoperfusion arang (charcoal) juga diguakan P ‘kasus keracunan yang parah, Induksi Emesis ‘Meskipun induksi emesis ini merupakan penanganat Y2"5 diandalkan, nam peran sirup ipecac dalam pense" pasien keracunan telah menurun secara sgnifian dalam Tbeberapa tahun terakhir, Penggunaan rutin sirup ‘Pecne Porira, urobilinogen, nitvofuan, furazolidone, metrnidazo, aloevera,rumput laut Fifampisin, phenazopyrtin, sulfasalazine Data dari Dart FD.) (2000). The S-minutetaxicology consult Filadelpi, PA Lippincott Wiliams 8 Wiki, tidak lagi direkomendasikan* Beberapa efek samping yang seris dar pecac meliput + Risiko aspirasi + Menyebabkan muntah dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial + Meningkatkan risiko perdarahan hemoragik serta gangguan cairan dan elekrolt yang sangat berat sirup ipecachanya tidak beitu efektif dalam mengosongkan perut, dan penggunaannya berksitan dengan berbagai Fontraindikasidan komplikasi.Emesisdapatmemperlambat pemberian Karbon secara signifikan, Namun, ada kondisi Jang jarang terjadi di mana ipecac dapat dianggap sesua Jan sebagai hasiinya, obat ini masih tersedia di atas meja dan di rumah sakit di seluruh Amerika Serikat. ‘Arang Aktif (Charcoal Activated) Baru-baru ini, beberapa penelitian telah -menunjukkan pahvwa penggunaan arang aktif saja sctara atau bahkan Jebih unggul mengobati Keracunan daripada pengobatan ‘modalitas dan kombinasi lainnya, Namun, belum ada peneitian yang menunjukkan hasil yang baik secara ignifikan terhadap peningkatan outcome pasien? ‘Arang aktf yang diberikan melalui mulut atau Naso Gastric Tube (NGT), memiliki keuntungan arena ‘meminimalkan tindakan invasif, relatif mudah untuk dikelola, dan aman untuk anak-anak serta orang dewass ‘Arang aktif menyerap dan mengikat zat yang Paling sering tertelan. Kontraindikasi tertentu dalam penggunaan arang, aktif adalah sebagai berikut* + Menelan agen korosif atau hidrokarbon. + Penurunan atau tidak ada bising usus (kontraindikasi relatif). + Racun yang tidak terikat dengan arang, seperti best, timah, dan lithium. Scanned with CamScanner Zat yang Tidak Terserap oleh Arang Aktif Kaustk | + Logam bora timba,seng. mera) | © Hidrkarton | © Bahan bes! | = uthium © Alloho! beracun Rekomendasi pemberian arang aktif’ adalah sebagai berikut: Dalam kasus yang jarang terjadi di mana situp ipecac telah diberikan, arang aktif tidak boleh diberikan sampai emesis yang diinduksi-mereda (biasanya 60 sampai 90 menit setelah pasien terakhir muntah), Pasien yang sadar dan kooperatif dapat minum arang aktif melalui sedotan. ‘Arang aktf berpasir dan rasanya tidak enak. Penyedap (misalnya, cherry atau sirup coklat) membuat rasa arang lebih enak dan tidak menurunkan efektvitasnya Dosis yang kei dan intermiten dapat mengurangi muntah, Kocok campuran arang aktif(bubur) secara menyeluruh ‘untuk menghilangkan penggumpalan, Lebih encer maka lebih mudah untuk diminum atau ‘melalui NGT, terutama saluran pencernaan anak-anak. Pada pasien dengan perubahan status mental, jaga jalan napas (intubasi endotrakeal) sebelum pemberian arang aktif, Visualisasi epiglotis sulit dilakukan setelah «rang aktf dimuntahkan. Pengisapan/suction agresif pada arang yang diaspirasi dapat meningkatkan outcome pasien, Gunakan Salern sump nasogastric tube (NGT dengan 2 lumen: satu lemen agak besar_memungkinkan luntuk continuous dan intermittent gastric. suctioning, decompresi, irigasi dan pemberian medikasi; lumen ventilasi yang agak kecil memungkinkan udara atmosfer masuk ke dalam NGT dan menyetarakan tekanan di vakum di abdomen), berukuran standar merupakan alat yang baik untuk pemberian arang aktif secara perlahan, Pasang NGT tersebut secara aman untuk mencegah retraksi dari perut ke kerongkongan. * Konfirmasikan kembali penempatan NGT yang tepat segera sebelum pemberian arang aktif, Arang Aktif Dosis Multiple ‘Arang aktifdosis multiple (“multidose” atau “dosisberulang”) dapat dipertimbangkan untuk keracunan yang disebabkan oleh obat yang dikeluarkan dalam waktu yang lama (extended. release), carbamazepine, dapson, kina, teofilin, dan obat- fobatan yang dapat_membentuk bezoars atau konkret __(isalya,enterk belapis tablet) Arangaktfdosis multiple | bisa juga digunakan untuk mengatasikeracunan zat ainnya, BAGIAN 3 Kegawatdaruratan Non Trauma + Berikan 0.5 g / kg (25 sampai 50 g pada orang dena, setiap 4 -6 jam sampai 12 -24 jam, + Berkonsultasilah dengan Sentra Informasi Kercuny, Nasional (SIKERNAS) ka mendapat pasien any keracunan. + Gunakan formulasi dengan ait, tanpa sorbitol, unig mencegah kehilangan air dan gangguan elektrol., Bilas/Lavage Lambung Bilas lambung dapat dipertimbangkan untuk keracunay yang berpotensi mengancam jiwa. Penggunaan rutin tidal dianjurkan, dan tidak boleh dilakukan sembarangan Bly lambung dapat bermanfaat dalam situasi berikut: + Pasien simtomatik yang datang ke UGD dalam wakty 1 jam setelah terpapar. + Pasiensimtomatikyangmenelanzat yangmemperlamit motilitas gastrointestinal. + Pasien yang telah menelan obat yang lambat dkeluarkin tubuh. + Pasien yang telah mengkonsumsi zat dengan jumlah sangat banyak atau jumlah yang mengancam jiwa, Seperti emesis yang diinduksi, agar efektifbilaslambung hharus dimulai dalam waktu 1 jam setelah menelan zat beracun. Komplikasi dari prosedur ini termasuk.intubas! endotrakeal yang tidak direncanakan, aspirasi, penurunan coksigenasi selma prosedur, dan perforasi perut atau esofagus. Cathartics (Obat Pencahar) (bat pencahar seperti magnesium sulfat, magnesium stat, atau sorbitol telah lama ditambahkan ke arang aki untuk meningkatkan eliminasi racun dari saluran pencermain. Namun, terlalu sering menggunakan obat pencahar menyebabkan diate, mual dan muntah, nyeri_ peru Peningkatan kadar magnesium, _ketidakseimbangan clektrolit, dan hypovolemia katartk. tidak boleh dierikan jika tidak ada bising usus. Jangan pernah memberikan obat eneahar untuk anak di bawah 1 tahun; telah ada laporan ‘asus diare yang fatal karena hal ini, 'rigasi Usus Menyeluruh (Whole Bowel Irrigation’W8!! Irigasi usus menyeluruh melibatkan jan Lats lektrolit (GoLYTELY, CoLyte) yang dibertan secara oral atau melalui NGT. Kehati-hatian harus diberikan pod opulasi pediatrik, dan WBI- untuk pasien anak batts dibimbing oleh dokter dari SIKERNAS, WBI menghasilka Keatarsiscepat, yaitu dapat menghilangkan/ elimina sebagian besar materi dari saluran rs dalam beberapa jam, Paling sering diberikan setelah papat®? acun yang begitu baik diserap oleh arang akif, pet Pengeluaran produk secara terus menerus atau enter besi, timah, lithium, atau seng. Efek samping dari WS! {ermasuk mual, muntah, dan kram parah serta peningkat!™ risiko Ketidakseimbangan elektrolit. Kontraindikasi W3! Yaitu pada kas patlogi gastrointestinal yang sudah a Sebelumnya atau pada pasien dei ngkatan ileus atau obstruks. Menelan batra Kel (ial st jam) dan kokain atau bentuk lain dari obat-obatan terata%® juga bisa dihilangkan dengan WAI.* Scanned with CamScanner BAB 30 Kegawatdaruratan !OKsIKOIOg" ae Hemodialisis Dan Hemoperfusi Arang (Charcoal Hemopertusion) Hemodlaliss dindikasikan untuk keracunan serius yang menyebabkan asidosis metabolik berat, kelainan elektrolit, atau gagalginjal. Dalsis peritoneal juga dapat digunakan untuk pengobatan jangka pendek. Konsultasi awal dengan pusat penanganan acu lokal dapat —membentu menentukan kapan hemodialss atau hemoperfusi arang (charcoal hemoperfusion) dapat dilakukan, Racun-Racun Yang Berespons Terhadap Hemodialysis* «+ Paacetamo! + Paratdetyde + Aeoms sift ES Aatotonne Sore + Antbioes ae © Aen = Chine Chl ycate © Oke ¢ Eqotamine © Salicylate © ine ghco! *. Siyetnne + Meprtamate © Tephnine + Methanol : Dialisis tidak diindikasikan pada kondisi berikut: + Menelan zat-zat yang dengan ikatan protein tinggi + Agen yang jarang mematikan atau zat yang telah ada penangkalnya/antidot + Pada pasien dengan hemodinamik yang sangat tidak stabil + Pada pasien dengan gangguan perdarahan + Pada pasien dengan akses vaskular buruk + Pada anak kecil Mirip dengan hemodialisis, hemoperfusi arang adalah teknik extracorporeal yang melibatkan proses penyaringan darah melalui cartridge yang berisi arang aktif. Namun, hemoperfusi arang jarang dilakukan dan__hanya diperuntukkan bagi beberapa zat saja. Membran extracorporeal dan dialisis hati adalah dua intervensi yang sangatinvasif yang terkadang digunakan untuk Keracunan serius, KEGAWATDARURATAN TOKSIKOLOGIS SEESINK Gens Analgesik Keracunan yang berhubungan dengan analg ik bebas atau Uinpe esep de nti parasetamol, salsilat (aspirin), Piectenap erence ‘cok tahun 1939, Obat-obat tersela dalam berbsgai ade ‘ama, ukuran, dan kombinasi, sehingga kesalahan umum terjadi bahkan oleh orang yang menggunak dengan tujuan yang baik sekalipun. Tingginya kepuasan dan mudahnya ketersediaan obat ini semakin menambah tingginya insiden keracunan. Parasetamol Parasetamol merupakan suatu bentuk zat metabolit dari phenacetin. Overdosis parasetamol yang tidak disengajs secara Konsisten merupakan penyebab utama kegagalan hati akut® Obat ini ditemukan dalam berbagai jumlah dalam lebih dari 200 jenisdiantaranya untuk mengurangi rasa skit, tidu, batuk, dan plek ‘Metabolit toksik dari parasetamol_menghancurkan hepatosit, mengakibatkan nekrosis hati dan kerusakan hati yang parah, Hepatotoksista terjadi tka sescorang menelan parasetamol lebih dari 140 mg / kg. Pasen dengan rivayat penyalahgunaan alkohol atau penyakit hati lainnya memiliki Tisko toksstasparasetamol yang lebih tinggi Tanda dan Gejala Toksisitas” + Tahap awal (0 - 24 jam setelah terekspos) + Gejala mungkin ringan atau tidak ada pada fase awal, bahkan pada individu yang mengkonsumsi parasetamol dalam jumlah banyak. + Iritasi gastrointestinal (mual, muntah, anoreksia). + Dalam kasus keracunan masif yang jarang terjadi (kadar zat dalam darah 4 jam > 800 mg /L), asidosis metabolik dan koma dapat berkembang dalam 24 jam pertama. + Tahap dorman (24-48 jam setelah konsumsi) + Merupakan tahap yang relatf bebas gejala toksisitas. Gangguan pencernaan cenderung mereda, dan gagal hati belum cukup signifikan untuk menghasilkan temuan yang jlas. + Meskipun pasien asimtomatik, gagal hati mulai terja + Peneltian laboratorium menunjukkan peningkatan transaminase serum (AST, ALT) dan uji peningkatan koagulasi (rasio normalisasi_internasional, prothrombin / waktu parsial tromboplastin). + Nyeri_mungkin terasa di kuadran kann atas abdomen. + Tahap hepatik (48 sampai 96 jam setelah konsumsi) + Progressive enseflopati hepatic mulai berkembang, ditandai dengan kebingungan, Kelesuan, dan koma, + Muntab. + Jaundice. + Nyeri kuadran kanan atas terasasignifikan, + Gangguan perdarahan, Hipoglikemia, Peningkatan enzim hati sementara. Kerusakan ginjal. Intervensi Terapeutik + Berikan perawatan suportif dasar dan lanjutan sesuai dikas. + Periksa baseline enzim hati, waktu protrombin, nitrogen urea darah, dan kadar glukosa darah. + Pertimbangkan bilas lambung jika baru terpapar zat dn dos bin dari 78g (> 140.mg/ kg pada pasien anak), Scanned with CamScanner + Berikan arang aktif. + Konsultasi dengan pusat penanganan racun di daerah + Periksa kuantitas parasetamol 4 jam dari waktu (akut) terekspos dan lakukan uji hasil dengan nomogram Rumack-Matius, Tingkat serum yang diambil sebelum 4 jam tidak memilikinilaiKlnis. + Nomogram ini berlaku hanya sckali, keracunan akut dan hanya berlaku untuk pengukuran antara 4-24 jam setelah konsumsi. Untuk keracunan kronis dan yang sudah lebih dari 24 jam, hubungi dokter SIKERNAS untuk berkonsultasi_ tentang terapi antidot. + Jka kadar plasma pasien turun namun masih dalam batasan toksik dari nomogram, berikan antidot, Neacetyleysteine (Mucomist). + Untuk hasilterbaik, terapi dimula dalam waktu 8 jam. dari divkur dari konsumsi_parasetamol. Namun, Neacetyleysteine mungkin masih efektif bila dimulai sampai 24 jam setelah keracunan. + Memberikan dosis N-acetyleystine: * Oral® + Dosis loading: 140 mg / kg. + Dosis maintenance: 70 mg / kg setiap 4 jam untuk 17 dosis tambahan. + Jka pasien muntah, berikan antiemetik. Dapat dliberikan melalui NGI5 berikan N-acetylysteine secara perlahan. + Intravenous"! + Dosis loading: 150 mg / kg dalam 200 mL DSW dalam 60 menit. + Dosis maintenance awal: 50 mg/kg dalam 00 ml. [DSW dalam 4 jam, + Dosis maintenance kedua: 100 mg / kg dalam 1000 mL DSW dalam 16 jam, + Pada pasien anak, volume cairan_pengencer harus diturunkan untuk mencegah cairan overload yang ‘mengakibatkan Kejang karena hiponatremia. Dialisis dan transplantasi hati telah digunakan dalam, ‘manajemen tokssitas parasetamol yang berat. untuk Salisilat Dengan munculnya_jenis analgesik yang. lain, jumlah kkeracunan salisilat mengalami penurunan selama 20 tahun terakhir. Pemberian aspirin dan salisilat lainnya dapat ‘menimbulkan berbagaigangguan pada sistem organ, termasuk saraf pusat, hematologi, kardiovaskular, dan sister ppencernaan. Salslat juga mempengaruhi Keseimbangan asam-basa dan status elektrolt. Manajemen overdosisslisitas ‘cukup rumit sehingga konsultasi dengan ahli toksikologi ‘medis atau dokter di SIKERNAS sangatdianjurkan. Tanda dan Gejala Keracunan + Takipnea dan takikardia + Mual, muntah, dan sakit perut + Diaphoress, demam, dan dehidasi Tinitus Hipoglikemia dan ketidakseimbangan elektrlit Perubahan status mental atau kejang Gastritis hemoragik Kelainan koagulasi BAGIAN 3 Kegawatdaruratan Non Trauma Intervensi Terapeutik + Berikan perawatan suportif dasar_dan advance (lanjutan) sesuai indika + Jaga keseimbangan cairan dan urine output melalui pemberian cairan intravena. + Koreksi cairan dan ketidakseimbangan clektrolt (cairan yang diberikan mungkin dalam jumlah besar). + Berikan secara hati-hati pada pasien dengan edema paru. + Intubasi endotrakeal mungkin diperlukan, + Pertimbangkan WBI. Pengosongan lambung masih bisa cfektif beberapa jam setelah paparan ka pasen ‘mengkonsumsi pl berlapisenterik. + Arang aktif memiliki afinitas tinggi pada aspirin. Dosis ‘multiple arang aktif mungkin efektif. + Ulangi pengukuran kadar salisilat setiap 6 -12 jam. + Alkalinisasi dengan natrium bikarbonat baik, dalam ‘membantu penatalaksanaan asidosis dan meningkathan ckskresi saisilat. + Berikan pengobatan konvensional untuk hipoglikemia, ‘kejang, dan edema paru. Hipertermia biasanya reda dengan rehidrasi dan ‘memodifikasi suhu ruangan (pendinginan eksterna)) + Hemodialisis mungkin diberikan dalam. kasus-kasus keracunan yang parah dan pada pasien dengan gagil ginjal. Hemodialisis dapat_memperbaiki_gangguan cairan dan elektrolit, dan menghilangkan salisilat dalam darah. + Hemodialisis dapat diindikasikan dalam. situasi berikut: + Kadar salislat > 75 mg/dl + Fungsi ginjal menurun + Asidosis signifikan + Gangguan cairan atau clektrolit berat? Obat Nonsteroid Anti-inflam Sejak diperkenalkannya NSAID untuk penggunaan tap resep dokter di tahun 1984, penggunaannya tenis ‘meningkat. Ibuprofen adalah NSAID yang paling popllt ‘memiliki waktu paruh pendek dan diserap serta dihilangkan dengan cepat dalam tubuh. Untungnya, toksisitas agen ini rendah, Eksposur akut kurang dari 100 mg / kg dianggaP tidak beracun, Sedangkan, paparan lebih dari 300 mg / K& dianggap sebagai dosis yang sangat berbahaya. Ibuprofen. ‘memiliki tingkat keamanan yang lebih baik dibandingka dengan kejadian kematian terkait dengan parasetamol dan aspirin, ‘Tanda dan Gejala Keracunan + Mengantuk, lest, kejang (terutama pada anak-ansk Yang menelan lebih dari 400 mg / kg) Iritasi gastrointestinal, Hipotensi, bradikard Gaga ginjal, hepatotoksstas ‘Apnea Asidosis metabolik Intervesi Terapeutik + Berikan perawatan suportif dasar dan advanced (anjatan) sesuaiindikas Scanned with CamScanner BAB 30 Kegawatdaruratan Toksikologi + Pantau irama jantung secara terus menerus pada pasien dengan overdosis berat + Serum NSAID secara klinis tidak bermanfaat, + Pertimbangkan bilas lambung jika paparan baru terjadi dan merupakan dosis yang besar. + Berikan arang aktif, + Lakukan tindakan pencegahan kejang, Obat Resep Umum Beta-Blockers dan Calcium Channel Blocker Pasien yang keracunan calcium channel blockers atau beta- blocker menunjukkan ciri-ciri dan masalah yang unik. Karena sifatnya yang lambat dikeluarkan tubuh, agen-agen| inj mungkin menimbulkan toksisitas secara lambat, ditandai dengan gangguan yang hilang timbul. Obat kelas inj -menghasilkan variasi efek chronotropic negatif, dromotropic, dan efek inotropik. Pada pasien anak, obat ini dapat_menyebabkan Keracunan berat dengan hanya terpapar satu tablet atau kapsul saja, Kematian sering terjadi lebih dari 24 jam setelah gejala overdosis.! Perkembangan gejalanya mungkin cepat dan mungkin resisten terhadap terapi konvensional. Tanda dan Gejala Keracunan + Hipotensi + Gangguan jantung, terutama abnormalitas konduksi, atrioventrikular blok, dan bradikardi + Kebingungan, perubahan status mental, sinkop, kejang, dan koma + Mual dan muntah + Hiperglikemia pada keracunan calcium channel blockers atau hipoglikemia pada keracunan beta-blocker Intervensi Terapeutik * Berikan perawatan suportif dasar_ dan advanced (anjutan) sesuai indikasi. + Berikan kristaloid seperti larutan garam normal (0,9%) atau larutan Ringer laktat. + Pantau irama jantung secara terus menerus. Lakukan pemeriksaan 12-lead elektrokardiogram. + Kadar kuantitatif obat bernilai yang kecil dalam pengelolaan toksisitas akut. + Pertimbangkan bilas lambung jika paparan baru terjai. + Berikan arang aktif. * WEI dapat digunakan untuk konsumsi obat yang banyak yang bersifat lambat dikeluarkan tubuh. + Lakukan tindakan pacu jantung jika dipertukan pada ‘asus atrioventrikular blok dan bradikardi. * Beberapa obat dapat digunakan untuk mengatasi keracunan calcium channel blocker atau overdosis beta- blocker. Obati pasien secara simtornatis."*"* + Kalsium: Efektif untuk overdosis ringan atau overdosis terapeutikal tapi relatif tidak efektif dalam overdosis yang berat. + Berikan 1 g kalsium Klorida selama 5 menit; dapat diulang setiap 15 -20 menit dengan 3-4 dosis tambahan.!? + Kalsium glukonat tidak boleh digunakan, karena ‘mengurangi bioavailabilitas dari kalsium. * Atropin: Mungkin bermanfaat untuk pengobatan simtomatik untuk bradikardia pada nodus sinoatrial (SA Node) tetapi tidak akan dapat_memperbaiki bradikardia yang disebabkan oleh blok atrioventrikular. ‘ranskutaneous pacing lebih dipilih. + Glukagon: memilikiefek inotropik positif maupun chronotropic positif. Glukagon adalah antidot untuk zat toksik yang menurunkan kalsium _ intraseluler. Pemberian_glukagon dapat mengembalikan depresi ‘miokardium pada kasus bradikardia berat *+ Dosis optimum tidak begitu diketahua. + Regimen pemberian glukagon yang disarankan adalah pemberian intravena secara lambat 5 -10 mg. diikuti oleh infus 1-5 mg / jam. + Vasopressors: tangani _hipotensi dopamin, atau norepineftin. + Hiperinsulinemia dan therapy euglycemic": Beberapa penelitian menunjukkan bahwa insulin dan pemberian slukosa meningkatkan metabolisme —karbohidrat miokardium dan kontraktilitas pada kasus overdosis calcium channel blocker Sebelum memulai pengobatan, pertimbangkan glucosa baseline pasien. + Dosis insulin bolus 1 1U / kg + Dekstrosa 25 g (50 mL DS0W) pada orang dewasa + Dosis anak: dekstrosa 0,25 g per kilogram (seperti dalam D2sW) + Infus insulin 0,5 hingga 1 1U / kg per jam + Infus dekstrosa 0,5 g/kg per jam untuk pasien anak dan devasa dengan cairan, Antidepresan Trisiklik Antidepresan trisiklik merupakan protein berikatan tinggi dan larut dalam lemak. Hal ini menyebabkan timbulnya kadar serum rendah yang tidak sebenarnya, zat ini tidak mampu dihilangkan dengan dialisis, dan paruheliminasinya panjang. Kondisi pasien juga tidak cukup stabil tuntukmenjalani dialysis ka memang diperlukan. Onsetnya cepat dan gejala dapat mencapai puncaknya segera setelah {60 menit sejak paparan. Tiga jenis manifestasi toksik yang biasanya muncul pada overdosis antidepresan trsiklik, adalah sebagai berikut : + Kardiotoksisitas: Penurunan hasil kondulksi jantung. + Kompromi adrenergik: stimulasi Alpha-adrenergik diblok, dan jumlah katekolamin berkurang. + Aktivitas antikolinengik: Meskipun gejalanya dominan, gejala antikolinergik berdampak kecil_terhadap ‘morbiditas dan mortalitas. ‘Tanda dan Gejala Keracunan + Bfek antikolinergik + Mual dan muntah + Tachydysrhythmias, interval PR- memanjang, QRS kompleks melebar, QT memanjang, blok jantung, dan asistol + Hipotensi + Sinkop, kejang, dan koma + Lihat Tabel 30-4 untuk informasi lebih lanjut Intervensi Terapeutik + Berikan perawatan suportif dasar dan lanjutan sesuai indikast. Serum antidepresan trisiklik secara Klinis tidak berguna ‘untuk kondisioverdosis."© Scanned with CamScanner AM aun= 290 BAGIAN 3 Kegawatdaruratan Non Me 30-5 TANDA DAN GEJAia TOXIDROME me) fmepec= TABEL 30-4 5 * ae TOKSISITAS DIGITAL\s TANDA DAN GEJALA To PEE . EFEK ANTIKOLINERGIK Basie Dire PERIFER EFEK PADA CNS cana casera | Penglihatan kabur Malaise Halusnes! | Fema noi anos Malan gh eel elomenay ins pe Kebinguogan ral venice! pematur Fas vent! peat aa pesid Gangguan visual Takikardi ventricular Deram Hasina KaittemereharFshed _Ganggian emo tetas Peringkatan deny jntung _nkoerensi bara Sekresiberkurang Paranoid + Berikan arang aktif - ee Retensi urine Gerakan-gerakan tanpa tujuan + Koreksi ketidakseimbangan t hipoglikemia dan hipovolemia. + Lakukan bilas lambung, Intubasi endotrakeal biasanya dianjurkan sebelum lavage karena onset gejala toksik yang cepat. + Pertimbangkan untuk memberikan beberapa dosis arang aktif (periksa dulu apakah ada ileus). + Pertimbangkan agen katarsis untuk melawan penurunan motilitas usus yang disebabkan obat. + Pantau disritmia jantung secara kontinyus karena hal ini dapat menjadi parah dan mematikan. + Berikan natrium bikarbonat intravena, alkalosis ringan dapat mengurangi insiden disritmia, Jaga pH serum antara 7,45 dan 7,35." + Kelola hipotensi dengan cairan isotonik dan dopamin atau norepinefrin yang diperlukan. + Berikan benzodiazepin jika kejang. Digoxin Digoxin diresepkan untuk pengobatan gagal jantung. ‘Digoxin juga diberikan untuk menurunkan respons ventrikel pada supraventrikular takikardia tertentu, Digitalis bekerja dengan memperlambat konduksi nodus atrioventrikular dan ‘meningkatkan kontraktilitas (efek inotropik _postif). Penggunaan obat jantung lain secara bersamaan dan diuretik atau adanya hipokalemia dapat meningkatkan Kejadian toksisitas ringan pada pasien yang menerima dosis terapi. Setelah paparan akut, gejala dapat mencapai puncak dalam vwaktu 30 menit atau hingga 12 jam kemudian.!” ‘Tanda dan Gejala Keracunan + Disritmia, terutama bradikardi + Hiperkalemia + Anoreksia, mual, dan muntah + Perubahan status mental atau gangguan penglihatan Lihat Tabel 30-5 untuk informasi lebih lanjut. Intervensi Terapeutik + Berikan perawatan suportif dasar dan advanced (anjutan) sesuai indikas + Cek tingkat serum kuantitatif digoxin segera dan 6 jam. setelah paparan akut. Kadar digoxin yang lebih tinggi tidak akan memberikan dampak baik. + Berikan atropin atau gunakan pacu jantung jka trad bradikat + Berikan Digoxin Immune Fab, antidot digitalis.” + Indikasi untuk pemberian Digoxin Immune Fab + Paparan berat pada individu yang sebelumnya seh (pasien dewasa, 10 mg; pasien anak, 4 mg) Bradikardia yang tidak responsif terhadap atropin Disritmia ventrikel ‘Tingkat Digoxin lebih dari 10 ng / ml. Hiperkalemia (> 5,5 mEq/L) + Dosis + Setiap vial mengikat 0,5 mg digoxin. + Jumlah vial = (Digoxin tingkat [ng / mL] x Bet badan pasien dalam kg) * 100 + Berikan dalam 30 menit, Jika situasi menganca™ jiwa, Digoxin Immune Fab dapat diberikan seg bolus intravena. Cari pertolongan dati dokter post enanganan racun. + Kewaspadaan + Digoxin Immune Fab memiliki profil keamanss yang sangat baik tetapi_ mungkin menyebsbis? reaksi alergi. + Periksa penurunan kadar potasium. + Pantau adanya disritmia onset baru dan grit jjantung kongestif pada pasien yang telah mendapst" terapi digoxin. Benzodiazepin Benzodiazepin diberikan untuk mengatasi kecem*0" sedasi kejang dan relaksasi oot. Dirancanguntuk 92" SSP, obat ini juga dapat menyebabkan hipotensi dan 6° pernapasanjika overdosis. Untungaya,tingkat moi Yang terkait dengan obat ini rendah. Kematan BST, karena paparan tambahan dari depresan CNS lain etanol. ‘Tanda dan Gejala Keracunan + Mabuk tanpa bau alkohol, bicara cadel terganggu, atau koma Depresi pernapasan + Dilatasi pupil + Nadi lemah dan cepat memo Scanned with CamScanner BAB 30 Kegawatdaruratan Toksikologi 291 vans Terapoutik tewperikan perawatan suportif dasar dan lanjutan sesuai indikas. pantau secara Ketat tethadap kemungkinan depresi pernapasan dan SSP. Jangan melalukan induksi emesis karena depresi SSP. Pertimbangkan bilas lambung jika jumlah yang tertelan tesaratau zat dikombinasikan dengan obat-obatanlainnya + Pertimbangkan pemberian arang aktif. = + Dengan perawatan suportif (mungkin termasuk vyentilasi mekanik), overdosis benzodiazepin umumnya hilang dengan sendirinya. + Berikan flumazenil, antidot khusus mmbalikan efek benzodiazepin.!* Kewaspadaan + Jangan memberikan flumazenil untuk pasien yang juga telah terpapar antidepresan trisiklik, kokain, atau agen penginduksi kejang lainnya. + Jangan memberikan flumazenil untuk _pengguna benzodiazepin kronis. Hal ini dapat memicu kejang arena retraksi. + Pantay status pernapasan dan am: menit setelah pemberian flumazenil yang dapat resedasi 30-60 Obat Diabetes Oral ‘Ada tiga kelompok obat diabetes, masing-masing dengan profil toksik yang berbeda: sulfonilurea, meglitinides, dan biguanide. Sulfonilurea termasuk glipizide, glyburide, limepiride, Klorpropamid, acetohexamide, tolazamida, dan tolbutamid. Megltinides termasuk nateglinida dan repaglinide. Kedua kelompok obat tersebut sangat beracun pada pasien anak babkan pada dosis rendih. Biguanide (metformin) dapat-menghasilkan asidosis laktat yang signfikan; hipoglikemia bukan merupakan efek toksikutama. Tanda dan Gejala Keracuna + Sulfonilurea dan megltinides + Hipoglikemia * Depresi SSP, termasuk koma + Kejang + Biguanide (metformin) + Asidosislaktat ‘Intervensi Terapeutik + Perawatan suportifsesuaiindikasi termasuk pemberian

You might also like