You are on page 1of 10
(BEGET PESGKAUIAN HUKUM DAN PEMBANGUKAN PERSPEKTIF ~ Volume 2 No. 1, Tahun 1997, Edési April Leen ee] DELIK HARTA KEKAYAAN DALAM KUHP Oleh > Nur Yahya* Pendzhuluan embuat Undang-undang ketika menetap- Sex suai norma perilaku menjadi norma See untuk selurvhnya atau sebagian ancara Se Smaksudkan untuk memberi perlindung- sme iepada kepentingan umum yang berkaitan @eseen norma tersebut. ‘Kepentingan yang hendak dilindungi oleh gesbentuk undang-undang itu disebut se- ‘Gees kepentingan hukum. Misalnya diancam- “ees delik pembunuhan dengan pidana yang ‘Beet adalah berkaitan dengan kepentingan yang hendak dilindungi yaitu nyawa Demikian pula dengan delik harta dalam KUHP, kepentingan hukum jelasjelas hendak dilindungi adalah dengan kepemilikan harta kekaya- Tulisan ini merupakan kajian secara normatif terhadap beberapa delik kekayaan dalam KUHP yang secara $s dirinci sebagai berikut : (Wiryono » 1986, hal 13-14) dari Delik Harta Kekayaan Gesur-unsur khas dari masing-masing ferta kekayaan antara lain : Peccurian (diefstal); mengambil barang ecang lain untuk dimiliki secera melawan — Femerasan (afpersing); memaksa lain Geogan kekerasan untuk memberikan saat, Peagancaman (afdreiging); memaksa geang lain dengan ancaman untuk mem- betikan sesuatu; Teta Fakultes Haku UWKS d. Penggelapan barang (verduisteirng); me- miliki barang yang sudah ada di ta- ngannya (zich toe-eigenen); e. Pemudahan (penadahan): menerima atau imemperlakukan. barang yang diperoleh orang lain karcna tindak’ pidana; ‘Unsur-unsur pencurian - Pasal 362 KUHP a. Perbuatan mengambil b. Yang diambil "barang sesuatu” c. Barang itu seluruhnya atau sebagiar kepunyaan orang lain 4. Pengambilan itu “dengan maksud herdak dimiliki’ secara mnelawan hukum. Mengambil barang Unsur pertama dari tindak pidana pen- curian ialah perbuatan “mengambil" barang. Kata “mengambil” (V/egnemen) dalam arti sempit terhatas pada menggerakkan tangan dan jari-jari, memegang barangnya, dan mengalihkannya ke lain tempat. Sudah Taziin masuk istilah pencurian apabile orang "memutar” skakelar untuk mencuri aliran listrik, "memutar kran gas untuk mencuri gas, "menebang” pohon untuk mencuri kaye. “membiarkan" kuda betina bergaul supaya kawin dengan kuda jantan, “pemacak milik orang Iain tanpa izin, mencurt bibit kuda. Apabila penyerahan barang disebabkan oleh pembujukan dengan tipu muslihat, maka ada tindak pidana “penipuan’. Jika penyerah- an ini disebabkan ada paksaan dengan ke- kerasan oleh si pelaku, maka terjadi tndak pidana “pemerasan” (afpersing). Sedangkan “pengancaman” (afdreiging) terjadi jika pak- Nur Yahva PUSAT PENGRKAMAN HUKUM DAN PF MBANGUNAN XTi « Volume 2 Not. Tabun 199: Apis en saan ini berupa mengancam akan membuka rahasia Barang yang diambil. Pencurian merupakan perbuatan yang merugikan kekayaan si korban, maka barang yang diambil harus berkarga. Uarga ini tidak selalu bersifat ekenomis. Misalnya barang yang diambil itu tidak mungkin akan terjual ‘kepada ucany lain, tetapi bagi si korban sangat berharga, Van Berrmelen memberi contoh beberapa helai rambut (haarlok) dari seorang wafat yang dicintai atau beberapa halaman yang disohek dari suati haku catatan atau suatu surat biasa tetapi bagi korban sangat berharga. Barang yang diombil dapa: sebagian di miliki oleh s: peneuzi, yaitu apabila merupa- kan suatu barang werisan yangbelum dibagi- bagi, dan si pencuri adalah salah seornag, ahli waris yang turut berhak atas barang itu. Hanya jika barang yang diambil itu tidak dimiliki vlel siapa pun (vesuullius), misalnya sudah dibuang oleh si pemilik, maka tidak ada tindak pidana >encurian. Tujuan memiliki barangnya dengan me- langgar hukum. ‘Yang menjadi ukuran "memiliki" adalah berbuat sesuatu sevlah-ulah pemilik darang itu, dan deagan perbuatan tertentu itu si pelaku melanggar hukum. Wujud Perhuatan memiliki barang Perbuatan ini dapat berwujud macom macam, seperti menjual, menyerahkan, me- minjamkan, memakai sendiri, menggadaikan, don sering bahkan bersifat negatif, yaitu tidak berbuat apa-apa dengan barang itu, tetapi juga tidak mempersilakan orang lain berbuat sesuetu dengan barang itu tanpa persetujuan- nya, Bagaimana apabila perbuatan itu ber- wujud menghancurkan barangnya ? Dalam hal in: tidak ¢da kata sepaket antara para pe- nulis. Van Bemmelem dan Noyon Langmeyer berpendapat, bahwa menghancurkan barang dapat dikatakan memiliki barang, sedangkan Simors-Pompe berpendapat bahwa apabila seorang menyimpan barang orang lain dan menghancurkan barangnya tanpa ciberi izin dari yang berhak, maka lebih tepat jike ia dianggap melakukan tndzk pidana peng- hancuran bararg orang iain (pasal 406) (karena seorang penyimpan baraug yang mengaancurkan barang itu sukar dinamakan memiliki suatu barang yang pada waktu itu). Lain halnya dengan seorang yang mengambil barang orang lain dengan tujuan untuk meng- hancurkannya. Kini masih dapat dipersoal- kan, sampai dimana ada maksud si peng- ambil barang untuk kemudian akan merg- hancerkannya Bagaimarakah apabila si pengambil ba- rong hanya bermakcud untuk memakai ba rangnya sebentar, dan sesuatu itu akan di kembalikan, atau si penyimpan barang me- makai barangnya sebentar, tidak untuk seterusnya ? Dalam hal ini, baik Noyor Langemeyer (halaman 141/142) maupun Van Bemmelem herpendapat, bahwa senrarg, yang memper- gunakan sua‘u mobil atau suatu kapal motor untuk dipakai pesiar sebentar, tanpa izin pemiliknya, hanya dapat dihukum karena mencuri bensin yang dipakai habis, dan seorang yang mempergunakan sepeda orang Join untuk scbentar berputar putar di jalan dan kemudian dikembalikan, tanpa :zin si pemilik, sama sekali tidak dapat dihukum. Dalara hal in penulis berpendapat, bahwa tilik bera; harus diletakkan pada tidak edanya izin dari pemilik barang yang diambil itu. Dengan tidak adanya izin ini, perbuatan si pengambil harang tersebut dapat dikualifikasi 42 Nur Yahya EET PENG HUKUM DAN PEMBANGUNAN PERSPEKTIF - Volume 2 Ne. f. Tahun 1997, isi April =_——— ee ‘sSezai “memiliki’ barang. dan dengan de- ‘Silken dapat dienggap bersalah melakukan Specurian”. Hanya pidananya saja dapat Seegankan. (“BesSedaan antara pencurian dan penggelap- Barang Perbedaan ini nampak pada yeristiwa Apabila suatu barang, berharga, milik jetuh di tengah jalan raya, dan seorang, smenemukan bacang itu, maka jika si B barang itu dan pada waktu itu ‘emia: untuk menahan dan memakai itm sebagai miliknya, ia melakukan pidana “pencurian’. Apahila paca smengambil barang itu si B mula-mula untuk mengembalikan barang ilu pemilik dengan perantaraan polisi, pada waktu itu bazangnya ada di bukan karena suatu tindak pidana dan door misdrijf onder zich hebben). = kemudian ia mengubah niatnya, yaitu untuk menahan barang itu selama- dan memekainya terug menerus, pada saat mengubah niet ity ia me- tundak pidana “penggelepan barang” dengan Pemberatan “Bask pidana int terdapat dalam pasal shut scbagai pencurian dengsn rena pasal ini merupaken yang ciperberat pidananya karena sn khusus berkaitan dengan cara- Sertentu untuk melakukannya, situasi ‘Se2t perbuatan dilakukan maupun Zan objek harang yang diambil @ Fasal 363 KUHP menyatakan : dengan pidana penjara selama- Gemerys tujvh tahun; pencurian ternak; ‘ke-2 pencurian pada waktu kehakaran, peletusar, banjit, gempa bumi atau gempa laut, peletusan gunung api, kapal karam terdampar, kecelakaan Kereta api, huru hara, pemberontak- an atau bahaya perang. Ke-3 pencurian pada wak:u malam dalam sebuah rumah kediaman atau di pekarangan tertutup yang di situ ada ramah kediaman, dilakukan oleh orang yang ada di situ tanpa setahu atau bertentangan dengan kehendak yang, berhak Ke-4 pencurian dilakukan oleh dua orang -atau lebih bersama-sama, pencurian yang dilakuxan dengan jalan membongkar, merusak atau memanjat, atau memakai anak kund palsu, perintah palsu atau pakatan jabatan palsn, yaity imtuk dapat masuk ke tempat kejahatan atau untuk dapat mengambil barang yang akan die¢sri itu (2) Jika pencuri dari nomor 3 disertai salah sata hal dari nomor 4 dar. nomor 5, maka dijatuhkan hakuman penjara sclama lamanya sembilan tahun. ke-5 Pencuran ternak Yang dimaksud dengan temak adalah sesuai dengan asal 101 KUHP. “Ternak” berarti hewan yang berkuku satu, pemamah biak dan babi, atau dengan lain perkaiaan: kuda, sapi atau kerbau dan babi. Di satu pihak penentuan arti kata ini berarti memperhaas karena biasanya kuda dan babi tidak masuk istilah “ternak” (vee); di lain pihak bersifat membatasi karena tidak termasuk di dalamnya : pluimvee atau ayam, bebek dan sevagainya. Nur Yahya PUSAT PENGKAJTAN HUKUM DAN PEMBANGUNAN PERSPERTIF - Voteme ? No. 1. Tehwn 1997, Editi April Ee Pencurian pada waktu ada kebakaran dan sebagainya Alasan untuk memberatkan pidana atas pencurian ini ialah, bahwa peristiwa-peristiwa semacam ini menimbulkan keributan dan rasa kekhawatiran di khalayak ramai, yang me- mudahkan seorang jahat melakukan pen- curian, sedangkan scmsstinya orang-orang te:sebut memberi pertolongan kepada para korban, Contch kasus misalnye peristiwa peu jarahan ketika terjadi huru hara di Banjar- masin. Untuk berlakunye pasal ini tidak perlu bahwa yang dicuri itu barang-barang yang kena heneana atau yang diselamatkan dari bencana, tetapi juga meliputi barang-barang di sekitamya yang karena ada bencana tidak dijaga oleh yang empunya. Pencurian pada waktu malam dalam sebuah rumah kediaman dan ceterusnya. Unsur “waktu malam” digabungkan de- ngan tempat “rumah kediaman” atau peka- rangan tertutup dimana adz rumah ke- diaman”, ditunbah dengan unsur “adanya si pencuri di situ tanpa setahu atau bertentangan dengan kehendak yang beshak”. Gabungan unsur-tinsur inf memang memberisifat lebih jahat kepada pencurian, “Pekcrangan tertutup” tidak memerlukan adanya pagar yang seluruhnya mengelilingi pekarangan, tetapi cukup apabila pekarangan yang bersangkutan nampak cerpisah dari sekelilingnya Perlu diketahui, bahwa tidak ada syarat beradanya si pencuri di situ “tanpa persetuiu- an yang berhak”. Jadi harus ada kehendak yang berhak yang terang menentang adanya si pencuri di situ. Maka, apabila ada seorang masuk rumah itu, mungkir. orang itu diper- silahkan sebagai tamu yang akan diterima, selaniutnya apabila yang berhax menyatakan tidak setuju dengan hadimya orang itu, maka dapat dikualifikasi bertentangan dengan kehendak yang berhak. Pencurian oleh dua orang atau lebih ber- sama-sama Pasal ini hanya berlaku apabila ada dua orang atau lebih yang masuk kriteria turut melakukan deri pasal 55 ayat ] nomor KUHP dan memenuhi syarat “bekerja sama”. Jadi pasal 363 ayat 1 nomor 4 KUHP tidak berlaku apabila hanye ada seorang "pelaku” (dader) dan ada seorang "pembantu” (medeplichtige). “Bekerja sama” ini misalnya terjadi apabila selelah mereka merancangkan niatnya untuk bekerja sama dalam melakukan pencurian, kemudian hanya seorang yang masuk rumah dan mengambil barang, dan kawanannya hanya tinggal di luar rumah untuk menjaga dan memberi tahu kesada yang masuk rumah jil perbuatan mercka dikctahui oleh orang lain. Pencurian dengan jalan membongkar, me- rusak dan sebagainya Pembongkaran (braak) terjadi apabila, misalnya, dibikin lubang dalam suatu tembo- dinding suatu rumah, dan perusakan (verbreking) terjadi apabila, misalnya, hanya salu rantei yang mengikat pintu diputuskan. atau kunci dari suatu peti dirusak. Menurut pasal 9° KUHP art “memanjat” diperluas sampai meliputi membikin lubang di dalam tanah di bawah tembok dan masuk rumah liwat liubang itu (“menggangsic” se- perti perbuatan seekor gangsir), dan meliputi pula selokan atau parit yang ditajukan untuk uwutbalasi sualu pekarangen, yang dengan demikian dianggap “tertutup” (besloten er’). Menurut pasal 100 KUHP arti “anak kunci palsu” diperluas sampai meliputi semua perkakas berwujud apa saja, yang digunakan Nur Yaiya WPUBAT PENGKAATAN HURUM DAN 71 1997, Edisi April antak membuka kunci sepertimisalnya, Sepotong kawat. Dengan disebutkannya hal-hal yang mem- Gerstkan pidana tersebut, maka apabila eezeg baru melakukan pembongkaran atau peresek-an atau pemanjatan, dan pada waktu @e diketahui sehingga si pelaku lari, orang = sedah dapat dipersalahkan melakukan Pescobaan melakukan pencurian (poging tot Sefsts)) karena perbuatan pembongharan dan SeeLin ‘adi dapat dianggap masuk tahap “aeep pelaksancan” (uitvozring dari pasal $3 KUHP) tindak pidano “pencurian dengan tan” (gequalificeerde diefstal), jadi ‘Gaek lagi dalam tahap “persiapan” (voorbe- ‘Pencurian dengan Kekerasan - Pasal 365 =F ‘© Dengan pidana penjara selama-lamanya sembilan tahun dihukum pencuri yang Ssiahului, disertai, atau diikuti dengan fekerasan atau ancaman kekerasan ter- Sedep orang, dengan maksud untuk mem- persiapkan atau memudahkan pencarian i, atau si pencuri jika tertangkap basah, _ -==paya ada kesempatan bagi dirnya sen- eri atan hagi yang turutserta melakukan ‘Seshaten itu untuk melarikan diri atau Sepaya barang yang dicuri tetap tinggal & tangannya. §@ Fidana penjara selama-lamanya dua belas hun dijatuhkan : Set jika perbuatan itu dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah kediaman atau dipekarangan ter- tutup di mana ada rumuli kediaman, atau di jalan umum atau di dalam Kereta api atau trem yang sedang berjalan. Bez jika perbuatan itu dilakukan olen dua orang alau lebih bersama-sama. Ke-3 jika yang berealsh masuk ke tempat melakukan kejabatan itu dengan jalan membongkar atau memanjat, atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu; Ke 4 jika perbuatan itu berakibat luke berat (3) Dijatuhkan pidana penjara selama-lama- nye lima belas talun jika perbuatan itu berakibat matinya orang. (4) Pidana mati atau pidena penjara seumur hidup atau penjara selama-lamanya dua puluh tahun dijatuhkan jika perbuatan itu berikibat ada orang luka berat atau mati, dan lagi perbuatan itu dilakukan bersama- sama oleh dua orang atau lebih, dan lagi pula disertai salah satu dari bal-hal yang disebutkan dalam nomor 1 dan nomor 2. Unsur-unsur Khas Pencurian dengan Kekerasan Unsur khas yang ditambahkan pada pen- curian biasa yaitu “mempergunakan kekeras- an atau ancaman kckcrasan” yang ditujukan kepada "orang" bukan pada "barang” dengan maksud yaitu ke-1 untuk mempersiapkan pencurian, dan ke-2 maksud untuk mem- permudah pencurian. Sedangkan yang dimaksud sebagai _per- buatan kekerasan atau ancaman kekeresan mendahului pengambilan barang, misaInya memukul atau menembak atau mengikat penjaga rumah, termasuk pula ketentuan yang ada dalam pasal §9 KIJHP. Sedangkan pengambilan barang diper- mudah dengan kexerasan atau ancaman ke- kerasan, misalnya memukul si penghuni rumah atau mengikatnya atau menodong mereka agar mereka diam saja dan tidak ber- gerak, sementara pencuri lain mengambil barang-barang dalam rumah. Nur Yahya IT PENGK AIAN HUKUM DAN Ps NGUNAN PERSPERVIF - Volume 2 No, 1, Tahun 1957, Edist April Sehingga dapal dimengerti mengapa pencurian yang disertai kekerasan ini diancam dengan pidana berat (sembilan tahun penjara), Perbedaan dengan pasal 339 KUHP Pasal 339 KUHP menentukan : pem>unuh- an yang diikuti, disertai atau didahului de- ngan suatu tindak pidana, dan yang dilakusan dengan maksud untuk mempersiapkan atau memudahkan tindak pidena itu, atau jika tertangkap basah, entuk melepaskan dirinya sendiri atow pesertanya dar: pidana atau supaya barang yang diapatnya dengan melanggar hukum tetap ada dalam tangannya, dipidana dengen makcimum >idana penjara seumur hidup atau selama dua puluh tahun, Terbedaannya dengan pasal 365 adalah sebagai berikut- Jika posal 365 mengotur per hnatan kekerasan yang mungkin mengakibat- kan matinya orang, dilakukan untuk memper- siapkanataa mempermudah perearian, leap! dalam pasal 339 pembunuhan merupakan sarana untuk mempermudah tindak pidana yang mengikuti, menyertal atau mendahului- nya. jadi, tindak pidana pokok dari pasa! 363 adalah percurian yang ditambak pidananya karena dilakukan kekerasan, sedangkan tindak pidana pokok dari pasal 339 adalan suatu pembunuhan, yang juga ditarsbah pidananya karena adanya maksed lebih dari pada pembunuhan itu, yaitu untuk memper- siapkan atau memudahkan suatu tindak pidana lain. Pencurian dalam Keluarga Mcnurut pasal 367 ayat > KUMP, apabila pelaku atau 2embantu dari pencurian dari pasal-pasal 362 s/d 365 adalah suami atau istri dati si korban, dan mereka dibebaskan dari xewajiban tinggal bersama, atau keluarge sedarah semenda, baik dalam keturunan ltrus maupun ketusunen ke sam ping sampai derajat kedua, maka tethadapnya sendiri hanya boleh dilakukan fenuntutan aias pengaduan s1 xorban peneurian. ‘Apatila suami atau istri it tidak dibebas- kan dari kewajiban tinggal bersema, maka menurut ayat 1 dari pasal 367, sama sekali tidak boleh dilelcukan penuntstan. Ayat 3 menentukan, jika menurut adat istiadat garis ibu (matriarchaat dari daerah Minznykabau) kekunsan bapak dilakukan oleh orang lain daripade bapak, maka aturan ayat 2 tadi berlaku juga urtuk orang itu. Pemerasan (afpersing! Tindak pidana “pemerasan” (aftersing} diatar dalam pasal 368 KUHP. Tindak pidana ini dikualifikasi sebagai “pemerasan” (atpersing), dan diancam dengan pidanan penjara selama-lamanya sembilan tahun. Tindak pidana pemerasan ini sangat mirip dengan “pencurian dengan kekerasan" dari pasal 365 KUHP. Bedanya ialah, bahwa dalam hal pencurian si pelaku sendiri mengambil barang yang dicuri, sedangkan dalam hel pemerasan, si korkan, setelah dipaksa dengan kekerasan, menyerahian barangnya kepada si pemeras. Kalau -nisalnya di tengah jalan raya se- orang A ditodong dengan pistol oleh B yang kemudian meagambil senditi dompet berisi uang dari saku si A, maka yang terjadi ialah pencurian dengan kekerasan dari. pasal 365 KLHP, ‘Apabila A ditodong clch B dan kemudian atas perrhintaan B, si A menyerabkan dompet- nya berisi uang kepada B, maka yang terjadi ialah pemerasan dasi pasal 368 KUHP. Pemiripan kedua tindak pidana ini juga terlihat dari pasal 368 ayat 2 yang menyetakan ES ee Nur ¥al AN HUKUM DAN PEMBANGUNAN PERSPEXTIE - Volume 1, Tahun 1997, Ballas Arid wpe 25 dan 4 dar. pasal 365 tentang pe- Seebahan hukuman-hucuman, berlaku juga ees tindak piduna dari pasal 368 ayat 1. Mengingat unsur “paksaan dengan be- Been” ini, maka kedua tindak pidana ini @Geich pengkhususan dari tindak pidana Spekssan” pada umumnya, yang termuat Se pasal 365 ayat 1 nomor 1 KUHP. Peegancaman (afdreiging) ‘Tindak pidana “pengancaman’” (afreiging) Sst bersama “pemeracan” dalam satu titel WH buku kedua KUHP, yaitu dalam pasal Se ayat 1. Redaksi pasalnya menyatakan : Darang ‘Sepedengan maksud menguntungkan dirinya sme orang lain dengan melanggar hukum, seoisa orang dengan ancaman akan me- qe secara lisan atau dengan surat, atau @eegen encaman akan membuke rahasia “Sepey= orang itu menyeralikan kepadanya ‘Sees barang yang seluruhnya atau sebagian ‘Sepenyaan orang itu atau orang ketiga, atau SSSeys orang itu mengutang atau meng- Beeesica piutang, dipidana karena “peng- smeeaman® dengan hukuman penjara selama- ‘Seeenye empat tahun. _ Sesaran dari si pelaku sama dengan “pe- smesesin” Yang berbeda ialah cara / alatnya B= dipergunakan oleh si pelaku untuk eEcspai tujuan its Pada pasal 368 KUHP Qeeesen) cara / alat yang dipe-gunakan (Selah kekerasan atau ancaman kekerasan, seeing pada pasal 369 KUHP (pengancaman) = f alatnye adalah ancaman akan menista ean isn atau tulisan atau membuka raha- Perbedaan cara inilah yang kiranya men- $35 alasan bahwa sindak pidana pengan- ‘Semen hanya diancam dengan pidana lebih “mess dari tindak pidana pemerasan. Delam masyarakat, tindak pidana pengan- caman (afdreigirg) imi Jazimnya dinamaken chantage (bahasa Prancis dan Belenda) dan blackmail (bzhasa Inggris). Perbedaan antara “:ahasia" dan ‘nisla" ialah, bahwa suatu rahasia pada hakikat me- ngenai suatu hal yang benar terjadi, tetapi ponistaan mengenai hal yang benar atau tidak benar, dan disembunyikan oleh karena suatu hal tertentu, sedangkan yang dicemarkan jalah nama dan kehormatan dati orang yang di- ancam atau dari orang ketiga, yang hubungan kekeluargaan atau persehabatan dengan or- ang yang, diancau. Rahasia yang bersangkutan tidak hanya mengenaisuatu hal yang harus disimpan oleh si peleku tindak pidana pengancaman, tetapi dapat mengenai apa saja yang oleh orang yang diancam dikehendaki jangan diketalui oleh orang banyak. Maka rahasia ini berlainan attinya dari rahasia yang dimaksudkan dalam pasal 322 KUHP, yarg mengenai pembukaan Fahasia oleh orang yang, karena jabatannya atan pekerjaannya, berkewajiban menyimpan rahasia itu. Fasal 322 KUHP, misalnya, mengenai se- orang notaris berwajib merahasiakan isi deri suatu surat hisah wasiat yang bersifat rahasia (geheim testament), maka pasal 322 berlaku apabila si nofaris membuka rahasia itu. Ada kemungkinan rahasia tersebut bocor kepada seorang ketiga, yang akan menyalah- gunakan pengetahuan teutauy adanya rahasia itu, dan ia mengancam si notaris, kecuali si notaris membe: mengulang atau inenghapuskan piutang. Maka si peng-ancam itu dapat dikenakan hukuman berdasar pasal 369 KUHP Tetapi tidak hanya mengenai rahasta se- macam iri saja. Mungkin si notaris telzh berbuat sesuztu yang ia sendiri ingir. me- rahastakannya, jadi yang diwajibkar. kepada- nya dalam jabatannya untuk disimpan Misalnya si notaris pernah melakukan suatu 47 Nur Yakya PUSAT PENGKAJSIAN HUKUM Pt MBANGLNAN PERSPERTIF - Volume 2 No. t 199 7, Edisi Aorit Gelict susila. Apabila kebatulan seovang A mengetahui ha. ini dan ia mengancam si hotaris member: sesuatu atau mengutang atau menghapuskan suatu piutang, maka si A dapat juga dipersalahkan melanggar pasal 308 KUHP tentang pengancaman. Malah justra inilah yang dalam praktek sering, lerjadi dengan nama chanlage atau blacraail, Panggelapan barang (verduistering) Perumusan dari tindak pidana ini termuat dalam pagal 372 KUIIP dari titel XXTV buku Tl KUHP sebagai berikut: Dengan. sengaja memiliki dengan melanggar hukum suatu barang yang selurvhnya atau sebagian ke- punyaan orang lain dan yang ada di bawah kekuasaannya (onder zick hebben) bukan karena kejahatan Barang ci bawah kekuasaan si pelaku. Unsur ini merupakan unser pokok dari “penggelapan tarang” yang membedakan dari tndak pidara lain berkeitar dengan harta kekayaan orang. Ditambahkar, bahwa barang harus ada di bawah kekuasaan si pelaku buken karena kejahatan. Dengan demikian teryambar bahwa barang, itu oleh yang empunya dipercayakan atau dapat dianggap dipercayakan kepada si pelaks, Maka pada pokoknya dengan per- buatan “penzeelapan” si pelaku tida’ me- menuhi kepercayaan yang dilimpahkan atau dapat diangyap dilimpahkan kepadanya oleh yang, berhak atas suatu barang Jadi, tidaklah cukup apabila kebetulan sualu barang de facto ada di bawah kekvasaan si pelaku. Misalnya, seekor ayam milik oi A masuk ke dalam pekarangan si B dan ber- campur dengan ayam-ayam milik si B, maka ayam itu de facto ada di bawah kekuasaan si B. Tetapi oleh karena tidak ada pelimpahan kepeicayaan oleh A kepada B, maka kini tidak ada unsur “di bawah kekuasaan” dari tindak pidana “penggelapan barang”. Tetapi apabila 51 B memperlakukan ayam itu sebagai milik- nya dengan, misalnya menggizing ayam itu ke kandang ayamnya, maka perbuatan si B masuk istilah “pencurian”, bukan “penggelp- an barang” Sebaliknya, untuk menggelapkan barang dak perlu bahwa si pelaku de facto selalu dapat meaguasai barang itu. Misalnya seoraitg A diserahi oleh B menyimpan statu barang milik si B, dan kemudian si A menyerahkan lagi barang itu kepada C untuk disimpan. Pada situasi seperti ini si A secare de facto tidak menguasai barang itu, tetapi apabila ia kemudian menyaruh si C lwtap menguasai berang itu, dan oleh karenanya dapat dikata- ken menggelapkan barang :tu. Penipuan (bedrog, oplichting) Titel XXV Il KUHF berucul “Bedrog” yang bererti “penipuan” dalam arti luas, ec dangkan pasal pertama dari titel itu, yaiu pasal 378, mengenai tindak pidana “opli- chting” yang berasti “penipuan” juga, tetapi dalam art: sempit, sedangkan pasal-pasal lain dari titel tersebut membuat tiadak pidana Tain yang bersifat penipuan juga dalam atti Iuas. Redaksi pasa! 378 menyatakan : Barang siapa dengan maloud menguntungkan dirinya atau orang lein dengan melanggar hukum, baik dengan merakai nama atau kedudukan palsu, baik dengan perbuatan-perbuatan tipy muslihat maupen dengan rangkaian ke- bohongan, membujuk orang lain supaya menyerahkan sualu barang atau supaya mem- buat utang atau menghapuskan pintang, di- pidana kerena “penipuan” (oplichting) de- ‘gat pidana penjara selama-jamanya empat tahun a 48 Mur Fakya PENGEAIAN HURUM DAN PEMBANGUNAN PERSPEXTIF - Volume } No. 1. Teliun 1997, Betisi Aprit dengan pemerasan dan peng- Pessamazn ini ada pada hal, bahwa baik Sm pemerasan dan pengancaman maupun sex penipuan, akibat yang dituju adalah yaitu agar si korban menyerahkan suatu = stau membuat utang atau menghapus- seal piulang, Pesbedaannya aca pada cara yang diper- can oleh si pelaxu. Perbedaannya adalah pada “pemerasan” dan “pengancam- ‘ede unsur “paksaan" sedangkan ”penipu- ads unsur “pembohongan“, keduanya menggerakkan si korban ager berbuat Gesu kekerasan atay ancaman dengan easan pada tindak pidana pemerasan sabkan tindak pidana ini dihukum beret, vaitu dengan maksimum pidana aca sembilan tahun, sedangkan tindak “pengancaman” dan “penipuan” lia- Gancam dengan maksimum pidana 4 penjara. ‘Miengingat persamaan tersebut timbul per- san, kenapa dalam KUHP urutan pe- adalah : ke-1 pencurian, ke-2 pe- =n dan pengancaman, ke-3 penggelapan = dan ke-4 baru penipuan. ‘Seranya alasan untuk mengedakan urutan saish sebagai berikut : Pemerasan dan caman, yang kelihatannya dari Ixar =p dengan penccrian, yaitu memaksa or- ‘ssstuk menyerahkan barang, adalah agak 2¢ dengan pengambilon barang terutama smbilan dengan kekerasan. uur Penipuan : Mexbujuk orang supayz menyerahkan se- Sestu barany membuat utang atau meng- Gepuskan utang Moksudnya hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan hukum ©. Membujuk itu herus memakai carecata tertentu, yaitu : 1. Memakai nama palsu 2. Kedudukan/martabat palsu. 3. Memakai tipu muslikat 4. Mempergunakan rangkaian kata ke- bohongan Membuat utang atau menghapuskan utang Bagaimanakah apabila utang yang dibuat itu masuk suatu utang, yang menurut hukum tidak boleh ditagih di muka pengadilan ? Inya apabila scseorang yang dalam suatu perjudian dengan betmain curang, sehingga menjadi menang dan lawannya berutang ke- padanya, apakah seorang ilu dapal diper salahkan melakukan tirdak pidana “peni- puan"? Beberapa penulis berpendapat dengan Van Bemmelen (halaman 326), bahwa per- tanyaan ini harus dijawab dengan “ya” karena dari kata-kata pasal 378 tidak ternyata, bahwa utang yang dibuat harus dapat ditagih di muka pengadilan (Wirjono Prodjodikoro 1986, hal = 18-29) Memakai nama atau kedudukan palsu Pemakaian name palsu terjadi apabila seorang menyebutkan sebagai namanya stata nama yang bukan namanya, dan dengan de- mikian menerima barang yany, lacus diserah- kan kepada orang yang namanya disebutkan tadi. Bagaimana jika nama orang itu sebenarnya sama dengan nama yang disebutken, tetapi ia tahu benar bahwa barang itu harus diserah- kan kepada orang lain yang namanya sama itu ? Kalau ini terjadi, orang itm toh dapat dipersalahkan berdasar tipu muslihat atau USAT PENGKASIAN HURUM DAN Pi 4, Fadeun 1997, Falhst Apt rangkaian kebohongan. tidak dapat berdasar kedudukan palsu karena kedudukan ini harus mengenai svatu hubungan tertentu dengan orang tersebut. Perbuatan-perbuatan tipu muslihat (listige kunstgrepen) dan rangkaian kebohongan (samenweetsel van verdichtsels). Rangkaian kebohongan berupa beberapa kata-kata yang lidax benar, sedangkan tipu muslihat berupa membohongi tanpa kata kata tetapi dengan, misalnya, memperlihatkan sesuatu, Dan dalam praktek kedua cara ini dipergunakan >ersama-sama dan secara yabungan. PO R Daftar Bacaan Hermin Hadiati Koeswadji, Delik Harta Kekayaan, Azas-azas Kasus dan Perma- salahannya, Sinar Wijaya, Surabaya, 1983 Lamintang, Delik-delik Khusus, Bia Cipta, Bandung, 1985 Moelyatnv, Azas-azas Hukum Pidana, Bina Aksara, Jakarta, 1985 ———.. Kitab Undang-undang Hu- kum Pidana, Bina Aksara, Jakarta, 1925 R. Soesilo, Hukum Pidana, Politica, Bogor, 1981 Wirjono Prodjedikoro, Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, Fresco, Bandung, 1986 ESTU Jl. Sumber Wuni 221 Lawang - Malang Telp. (0341) 426489 Mengucaplean : Selamat & Suboeso ATAS PENERBITAN " PERSPERTIF " MAJALAH ILMIAH FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA a Nur Yahye

You might also like