You are on page 1of 11

MAKALAH HUKUM ACARA PIDANA

“ PUTUSAN DAN EKSEKUSI “

Disusun Oleh :

Supriyanto (2110102013 ) Rizky Ayu . P (2110102016 )

Zulkopli ( 2120102022 ) Siti Attiah Sabillah (2110102006 )

Yandi ( 1830102106 )

Dosen pengampu :

ANTONI S.H., M.Hum

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MADHZAB

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UIN RADEN FATAH PALEMBANG

2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan taufik, rahmat, dan hidayah-nya sertaa
kemudahan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini, yang merupakan tugas dari mata
kuliah “ HUKUM ACARA PIDANA.” Sholawat beserta salam tak lupa kami haturkan kepda
junjungan kita, nabi besar kita, Nabi Muhammad Saw. Yang selalu kita nantikan syafaat-nya
kelak di yaumul qiyamah, Aamiin.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,
sehingga kritrik dan saran dari pembaca sangat diperlukan agar lebih baik lagi kedepana-nya.

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………….

1. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………….
2. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………
3. TUJUAN PEMBAHSAN…………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………………

1. PUTUSAN…………………………………………………………………………………
a. Pengertian putusan…………………………………………………………………...
b. Bentuk-bentuk putusan………………………………………………………………
c. Syarat sah dalam memenuhi suatu putusan………………………………………...
2. EKSEKUSI………………………………………………………………………………..
a. Apa itu eksekusi……………………………………………………………………....
b. Jenis-jenis eksekusi…………………………………………………………………...
c. Tahap-tahap pelaksanaan eksekusi…………………………………………………
d. Hambatan eksekusi…………………………………………………………………..

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………..

KESIMPULAN …………………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….......................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Putusan hakim ialah suatu pernyataan yang oleh hakim, sebagai pejabat negara yang diberi
wewenang untuk itu, diucapkan dipersidangan dan bertujuan untuk mengakhiri atau
menyelesaikan suatu perkara atau sengketa antara para pihak. Tujuan suatu proses dimuka
pengadilan adalah untuk memperoleh putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap. Artinya
suatu putusan hakim yang tidak dapat diubah lagi. Dengan putusan ini, hubungan antara
kedua belah pihak yang berperkara ditetapkan untuk selama-lamanya dengan maksud apabila
tidak ditaati secara sukarela, dipaksakan dengan bantuan alat-alat negara.

Syarat sahnya putusan pengadilan tertuang dalam Pasal 195 KUHAP. Pasal tersebut
berbunyi, “Semua putusan pengadilan hanya sah dan mempunyai kekuatan hukum apabila
diucapkan di sidang terbuka untuk umum.” Putusan dibacakan di hadapan terdakwa, kecuali
dalam hal khusus yang ditentukan oleh undang-undang.
Syarat sahnya putusan pengadilan ini juga tertuang dalam UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman. Undang-undang ini menyatakan, semua sidang pemeriksaan
pengadilan harus terbuka untuk umum, kecuali undang-undang menentukan lain. Pasal 13
Ayat 2 berbunyi, “Putusan pengadilan hanya sah dan mempunyai kekuatan hukum apabila
diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum.” Tidak dipenuhinya ketentuan ini akan
mengakibatkan putusan batal demi hukum.

Selain memuat alasan dan dasar putusan, putusan pengadadilan tertentu dari peraturan
perundang-undangan yang bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar
untuk mengadili. Tiap putusan pengadilan harus ditandatangani oleh ketua serta hakim yang
memutus dan panitera yang ikut serta bersidang.

3 Eksekusi merupakan pelaksanaan putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
atau pasti, dalam artian lain putusan tersebut telah final karena tidaak ada upaya hukum dari
pihak manapun.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu putusan?
2. Apa saja bentuk dari putusan ?
3. Apa saja yang menjadi syarat sah untuk memenuhi suatu putusan?
4. Ap aitu eksekusi ?
5. Apa saja jenis-jenis eksekusi?
6. Bagaimana tahatahap pelaksanaan eksekusi?
7. Apa yang menghambat pelaksanaan eksekusi ?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetauhi apa itu putusan
2. Untuk mengetaui bentuk-bentuk putusan
3. Untuk mengetauhi apa syarat sah untuk memenuhi suatu putusan
4. Untuk mengetauhi apa yang dimaksud dengan eksekusi
5. Untuk mengetauhi jenis-jenis eksekusi
6. Untuk mengetauhi tahapan-tahapan pelaksanaan eksekusi
7. Untuk mengetauhi apa yang menghambat pelaksanaan eksekusi

***

BAB II
PEMBAHASAN

A. PUTUSAN

1. Pengertian putusan

Putusan hakim adalah suatu pernyataan oleh hakim sebagai pejabat yang berwenang,
diucapakan pada sidang pengadilan terbuka dengan tujuan mengakhiri atau
menyelesaikan suatu perkara atau sengketa.1

Berikut beberapa defenisi putusan hukum pidana menurut para ahli dan KUHAP :
1. Laden Marpaung
Putusan adalah hasil atau kesimpulan dari sesuatu yang telah dipertimbangakan
dan dinilai dengan semasak-masaknya yang dapat berbentuk lisan maupun tulisan.
2. Lilik Mulyadi
Berdasarkan pada visi teoritik dan praktik, Lilik mulyadi mengatakan bahwa “
putusan pengadilan” adalah “ putusan yang diucapkan oleh hakim karena
jabatanya dalam persidangan perkara pidana yang terbuka untuk umum setelah
melakuan proses dan prosuderal hukum acaraa pidanaa pada umumnya, yang
berisikan amar pemindahan atau bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum
dibuat secara tertulisdengan tujuan untuk menyelesaikan perkara”
3. Bab 1 pasal 1 angka 11 Kitab undang- undang hukum acara pidana, dalam pasal
tersebut disebutkan bahwa” putusan pengadilan “ seabagai : “ Peryantaan hakim
yang diucapkan disidang pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemindahaan
atau pembebasan atau lepas dari semua tuntutan hukum dalam hal serta menurut
cara yang diatur dalam undang-undang ini.2
2. Bentuk- Bentuk Putusan
1. Putusan Bebas
Putusan bebas adalah putusan yang dijatuhkan hakim kepada terdakwa apabila
dari hasil pemeriksaan di sidang pengadilan, kesalahan yang didakwakan kepada
terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan.
2. Putusan Lepas dari segala tuntutan hukum
Dasar hukum dari putusan ini dpat dilihat pada pasal 19 ayat (2)KUHAP yang
berbunyi :
“jika pengadilan berpendapat bahwa perbuatan yang didakwakan kepada
terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatu tindak pidana, maka
terdakwa diputus lepas dari segala tuntutan hukum.

1
Sudikno Mertokosum. 2006. Hukum Acara perdata Indonesia. Edisi ke 7, Yogyakarta: Liberty.

2
Bab II Putusan hakim dalam peradilan pidana, https;//repository.umy.ac.id.
3. Putusan pemidanan
Putusan pemidaan diatur dalam pasal 193 ayat (1) KUHAP yang berbunyi :
“Jika pengadilan berpendapat bahwa terdakwa bersalah melakukan tindak pidana
yang didakwakan kepadanya, maka pengadilan menjatuhkan pidana.”
Pemidanaan berarti terdakwa dijatuhi hukuman pidana sesuai dengan ancaman
yang ditentukan dalam pasal tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa.

Adapun bentuk putusan pemidanaan yang dapat dijatuhkan oleh hakim, yang
diatur didalam KUHP, terbagi menjadi beberapa macam yaitu :
a. Pidana Pokok, terdiri dari : Pidana mati, Pidana penjara, Pidana kurungan,
pidana denda.
b. Pidana tambahan, terdiri dari : Pencabutan beberapa hak tertentu,
perampasan baraang tertentu, pengumuman keputusan hakim.3

3. Syarat sah dalam memenuhi suatu putusan


Tertuang dalam pasal 195 KUHAP, yang berbunyi semua putusan pengadilan hanya
sah dan mempunyai kekuatan hukum apabila diucapkan disidang pengadilan terbuka
untuk umum, kecuali kasus khusus yang ditentukan undang-undang. 4

B. EKSEKUSI
1. Pengertian Eksekusi

Pelaksanaan putusan yang bersifat “ condemnatoir ( penghukuman )”secaraa


paksa oleh pengadilan negeri dengan diterbitkanya suatu” penetapan eksekusi” oleh
ketua pengadilan, disebabkan karena pihak yang kalah berperkara ( termohon
eksekusi ) tidak besedia secara sukarela melaksanakan amar putusan, setelah
dilakukannya peneguran dalam batas waktu selama 8 hari. 5

2. Jenis- Jenis Eksekusi dalam hukum pidana :

3
https:// sugalilawyer.com/bentuk-bentuk-putusan-hakim/
4
https://nasional.kompas.com
5
https:// pt-bandung. go.id , Eksekusi- pengadilan tinggi bandung
1. Eksekusi pidana denda : Putusan pengadilan yang menjatuhkan pidana denda kepada
terpidana, terpidana diberikan wakti selama 1 bulan untuk membayar denda tersebut.
2. Eksekusi barang rampasan untuk Negara: Apabila putusan pengadilan juga
menetapkan bahwa barang bukti dirampas untuk Negara, selain pengecualian
sebagaimana tersebut pada ketentuan undang-undang hukum acara pidana ( KUHAP )
Jaksa menguasakan benda atau barang rampasan tersebut kepada kantor lelang Negara
dan dalam waktu 3bulan untuk dijual lelang yang hasilnya dimasukkan kedalam kas
Negara untuk dan atas nama jaksa ( kejaksaan )
3. Eksekusi biaya perkara : Apabila lebih dari satu orang dipidana dalam 1 perkara, maka
biaya perkara dibebankan kepada mereka bersama-sama secara berimbang.
4. Eksekusi pidana bersyaraat: Dalam hal pengadilan menjatuhkan pidana bersyarat
sebagimana diatur dalam ketentuan pasal 14a ayat (1) jo. Pasal 14d ayat 1 kitab undang-
unfdang hukum acara pidana (KUHAP ), maka pelaksanaanya dilakukan dengan
pengawasan serta pengamatan yang sungguh-sungguh menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan yang diatur dalam pasal 276 KUHAP.
5. Eksekusi pidana mati : Dalam hal pengadilan menjatuhkan putusan pidana mati maka
pelaksanaanya dilakukan menurut ketentuan perundang-undang tidak di muka umum
sebagaimana diatur dalam pasal 271 KUHAP6.

3. Tahap- Tahap Pelaksaan Eksekusi

1. Permohonan Eksekusi
2. Telaah terhadap permohonan eksekusi dilaksanakan oleh panitera muda atau tim yang
ditugaskan oleh ketua pengadilan negeri dan dituangkan dalam resume telaah eksekusi.
3. Apabila resume telaah eksekusi tersebut dapat dilaksanakan, maka dilkukan
penghitungan panjar biaya eksekusi dan pemohon eksekusi dipersilahkan untuk
melakukan pembayaran.
4. Ketua pengadilan negeri mengeluarkan penetapan peringatan eksekusi / Aanmaning
setelah lebih dahulu ada permintaan eksekusi dan pemohon eksekusi ( penggugat / pihak
yang menang perkara ) dengan mendasarkan pada pasal 196 HIR atau pasal 207 RBg.
Penetapan peringatan eksekusi berisi perintah kepada panitera/ juru sita / juru sita
pengganti untuk memanggil pihak termohon eksekusi ( Tergugat/ Pihak yang kalah )
untuk diperingatkan supaya memenuhi atau menjalkan putusan.
5. Apabila termohon eksekusi tidak hadir tanpa alas an setelah dipanggil secara sah dan
patut, maka proses eksekusi dapat langsung diperintahkan oleh ketua pengadilan negeri
tanpa sidang insidentil untuk memberi peringatan, kecuali ketu
ketua pengadilan mengaggap perlu untuk dipanggil sekali lagi.

6
https:// www.erisamdyprayanta.com/2020/10/jenis-jenis eksekusi dalam hukum pidana. Html?m=1
6. Peringatan eksekusi dipimpin oleh ketua pengadilan negeri, harus dilakukan dalam
pemeriksaan sidang insidentil, dibantu oleh panitera, dengan dihadiri pihak termohon
eksekusi, serta apabila dipandang perlu dapat menghadirkan pemohon eksekusi.
7. Peringatan eksekusi dalam sidang insidentil tersebut dicatat dalam berita acara yang
ditanta tangani oleh ketua pengadilan negeri dan panitera.
8. Dalam peringatan eksekusi tersebut ketua pengadilan memperingatkan termohon
eksekusi agar memenuhi atau melaksanakan isi putusan paling lama 8 hari terhitung
sejak diberikan peringatan.
9. Apabila tenggang waktu terlampaui dan tidak ada keterangan atau pernyataan dari pihak
yang kalah tentang pemenuhan putusan, maka sejak saat itu pemohon dapat memohon
kepada pengadilan untuk menindak lanjuti permohonan eksekusi tanpa harus mengajukan
permohonan ulang dari pihak yang menang.
10. Apabila perkaraa sudah dilakukan sita jaminan ( Conservatoir beslaa ) Maka tidak perlu
diperintahkan lagi sita eksekusi. Dan apabila dalam perkara tersebut tidak dilakukan sita
jaminan sebelumnyaa, makaa ketua pengadilan negeri dapat mengerlurakan penetapan
sita eksekusi.
11. Dalam hal melaksakan putusan yang memerintahkan untuk melakukan pengosongan
( eksekusi rill ) maka hari dan tanggal pelaksanaan pengosongan ditetapkan oleh ketua
pengadilan, setelah dilakukan rapat koordinasi dengan aparatv keamanan.
12. Apabila termohon eksekusi merupakan unsur TNI ( yg masih aktif atau telah
purnawirawan ) maka harus melibatkan pengamanan polisi militer.7

4. Hambatan Eksekusi

Salah satu hambatan pelaksanaan eksekusi antara lain objek eksekusi tidak jelas, telah berpindah
tangan pihak lain, terbitnya sertifikat baru dan pihak yang kalah melakukan perlawanan.

Sedangkan hambatan secara yuridis yaitu adanya upaya hukum peninjauan kembali yang
dilakukan oleh pihak yang kalah.8

7
https:// pn-sibolga.go.id, Prosedur eksekusi- pengadilan negeri sibolga.
8
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Putusan hakim adalah suatu pernyataan oleh hakim sebagai pejabat yang
berwenang, diucapakan pada sidang pengadilan terbuka dengan tujuan mengakhiri atau
menyelesaikan suatu perkara atau sengketa.

Eksekusi merupakan pelaksanaan putusan yang telah memperoleh kekuatan


hukum tetap atau pasti, dalam artian lain putusan tersebut telah final karena tidaak
ada upaya hukum dari pihak manapun.

DAFTAR PUSTAKA
Sudikno Mertokosum. 2006. Hukum Acara perdata Indonesia. Edisi ke 7, Yogyakarta: Liberty.

Bab II Putusan hakim dalam peradilan pidana, https;//repository.umy.ac.id.

https:// sugalilawyer.com/bentuk-bentuk-putusan-hakim/

https://nasional.kompas.com

https:// pt-bandung. go.id , Eksekusi- pengadilan tinggi bandung

https:// www.erisamdyprayanta.com/2020/10/jenis-jenis eksekusi dalam hukum pidana. Html?


m=

https:// pn-sibolga.go.id, Prosedur eksekusi- pengadilan negeri sibolga

You might also like