You are on page 1of 9

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA


KELAS IX-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

Juriah Purba
Guru Mata Pelajaran PKn SMP Negeri 1 Bangun Purba
Surel : juriah.purba@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajara siswa dengan
menerapkan model pembelajaran Group Investigasi. Berdasarkan tes hasil belajar
(Pretes) diperoleh nilai rata-rata 60 dan ketuntasan 14,3 %. Kemudian dilanjutkan
KBM. Akhir KBM ke II dan KBM ke IV dilakukan tes hasil belajar siswa pada
siklus I rata-rata nilai tes 73,1 dengan ketuntasan pembelajaran sebesar 51,3% dan
pada Siklus II rata-rata nilai tes 81,7 dengan ketuntasan pembelajaran naik menjadi
85,3%. Perbandingan antara siklus I dan Siklus II dijabarkan, aktivitita s Siklus I
antara lain menulis dan membaca (42%), bekerja (27%), bertanya sesama teman
5,3%), bertanya kepada guru (14,2%), dan yang tidak relevan dengan KBM
(12%). (b) Data aktivitas siswa menurut pengamatan pada Siklus II antara lain
menulis dan membaca (25,6%), bekerja (52,5%), bertanya sesama teman (14,4%),
bertanya kepada guru (3%), dan yang tidak relevan dengan KBM (4,4%).

Kata Kunci : Model Group Investasi, Hasil Belajar

PENDAHULUAN mampu mengubah siswa menjadi


Pendidikan berperanan seseorang yang berpengetahuan dan
penting dalam membina kehidupan terampil. Agar tujuan pendidikan
bermasyarakat menuju masa depan bisa tercapai dan maksimal tentunya
yang lebih baik. Hal ini disebabkan guru sebagai pendidik akan terus
karena pendidikan merupakan suatu menerus di tuntut untuk selalu
upaya untuk meningkatkan kualitas mengembangkan model dan strategi
setiap hidup individu baik secara pembelajarannya agar segala
langsung maupun tidak langsung kesulitan dalam pembelajaran dapat
dalam mengikuti laju perkembangan dipecahkan yaitu meningkatkan hasil
ilmu pengetahuan dan teknologi. belajar siswa. Guru dengan sadar
Pendidikan merupakan usaha untuk merencanakan kegiatan
membina dan mengembangkan pengajarannya secara sistematis
potensi sumber daya manusia dengan memanfaatkan segala
melalui kegiatan belajar mengajar sesuatunya guna kepentingan
yang diselenggarakan pada semua pengajaran. Pada dasarnya semua
tingkat pendidikan baik dari tingkat guru menginginkan kompetensi
dasar, menengah, dan perguruan tercapai dalam setiap pembelajaran.
tinggi. Pendidikan di sekolah harus Salah satu masalah yang

66
menyebabkan hasil belajar PKn diterapkan. Bahkan sekolah telah
siswa rendah disebabkan oleh menjadikan pembelajaran kooperatif
kemampuan siswa yang beragam, sebagai pokok model pembelajaran
juga disebabkan oleh variasi guru yang diterapkan dalam kelas, untuk
dalam mengajar, dimana guru menyikapi perubahan paradigma ke
memberikan pengajaran secara arah pembelajaran berpusat pada
umum (konvensional) dan bersifat siswa. Namun kendala yang harus
satu arah, guru berceramah, dihadapi guru dalam menerapkan
melakukan tanya jawab dan model pembelajaran kooperatif terus
pemberian tugas tapi yang ditemukan bermunculan. Pembelajarn
siswa hanya duduk, mencatat, dan kooperatif yang diterapkan guru
mendengarkan apa yang disampaikan seringkali memunculkan berbagai
guru, yang mengakibatkan siswa sikap negatif. Jika kerja kelompok
cenderung manjadi pasif, sehingga tidak berhasil, siswa cenderung
siswa beranggapan bahwa PKn saling menyalahkan. Sebaliknya jika
merupakan mata pelajaran yang tidak berhasil, muncul perasaan tidak adil.
menyenangkan sehingga siswa Siswa yang pandai/rajin merasa
kurang mampu memahaminya. rekannya yang kurang mampu telah
Perubahan paradigma membonceng pada hasil kerja
pembelajaran saat ini lebih mereka. Semangat siswa dalam
mempertimbangkan siswa dalam mengembangkan diri secara
pembelajaran. Siswa bukanlah individual bisa terancam karena
sebuah botol kosong yang bisa diisi siswa bukannya belajar secara
dengan muatan-muatan informasi maksimal, melainkan belajar
apa saja yang dianggap perlu oleh mendominasi ataupun melempar
guru. Selain itu, alur proses belajar tanggung jawab. Akhirnya
tidak harus berasal dari guru menuju pembelajaran seperti ini berujung
siswa. Siswa bisa juga saling pada munculnya keributan di dalam
mengajar dengan sesama siswa yang kelas. Muncul pemikiran guru yang
lainnnya. Bahkan telah banyak hasil keliru bahwa melaksanakan
penelitian mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif menyulitkan
pembelajaran kooperatif lebih unggul pengendalian kelas dan
dalam mengupayakan pencapaian menyusahkan.
kompetensi dibandingkan Pemikiran semacam ini
pembelajaran konvensional dengan mengakibatkan guru lebih memilih
ceramah sebagai metode utamanya. menerapkan pembelajaran
Upaya melaksanakan konvensional yang berlangsunng satu
pembelajaran berorientasi aktivitas arah karena dianggap lebih mudah
terus dilakukan peneliti sebagai guru dan menjamin siswa lebih terkendali
PKn di SMP Negeri 1 Bangun Purba. dalam pembelajaran. Padahal hasil
Beberapa variasi model yang diperoleh sama buruknya,
pembelajaran kooperatif telah aktivitas belajar siswa tidak tergarap

67
dengan baik. Dampaknya adalah masalah untuk sekelompok siswa
hasil belajar PKn siswa tidak pada jenjang kemampuan tertentu.
tercapai. Apalagi dampak pengiring Siswa menghadapi masalah yang
pembelajaran PKn berupa kemudian diarahkan kepada
keterampilan berpikir masih jauh menemukan konsep atau prinsip.
dari harapan. Karena siswa secara bersama-sama
Berbagai dampak negatif menemukan konsep atau prinsip,
dalam menggunakan pembelajaran maka diharapkan konsep tersebut
kooperatif seharusnya bisa dihindari tertanam dengan baik pada diri siswa
jika saja guru mau meluangkan lebih yang pada akhirnya siswa menguasai
banyak waktu dan perhatian dalam konsep atau prinsip yang baik pula.
mempersiapkan dan menyusun Sehingga keterlibatan aktif siswa
pembelajaran kooperatif. Yang dalam proses pembelajaran dapat di
diperkanalkan dalam pembelajaran tangani dengan baik.
kooperatif bukan sekedar kerja Untuk kepentingan
kelompok, melainkan pada penyelidikan dalam proses
penstrukturannya. Yang termasuk di pembelajaran, maka penerapan
dalam struktur ini adalah lima unsur model selayaknya didampingi oleh
pokok yaitu saling ketergantungan perangkat pembelajaran yang
positif, tanggung jawab individual, memadai pula. Salah satu perangkat
interaksi personal, keahlian bekerja pembelajaran yang mendukung
sama, dan proses kelompok. terarahnya aktivitas belajar siswa dan
Sebagai upaya membantu proses penemuan konsep
mengembangakan pemahaman adalah lembar kerja siswa (LKS).
peneliti dalam menerapkan Sehingga dalam penelitian ini akan
pembelajaran kooperatif dan digunakan LKS untuk
penguasaan teori belajarnya ditengah megoptimalkan penerapan model
upaya memperbaiki aktivitas belajar pembelajaran dalam kelas.
PKn siswa maka desin yang paling Berdasarkan latar belakang masalah
tepat adalah menerapkan yang telah diuraikan dapat
pembelajaran kooperatif dalam diidentifikasi permasalahan yang
penelitian tindakan kelas. Karena relevan terhadap pembelajaran PKn
dengan penelitian tindakan kelas di SMP Negeri 1 Bangun Purba
akan dapat dianalisis kelemahan, diantaranya : (1) Pembelajaran
kesesuaian, dan kelebihan peneliti belum mengupayakan penanganan
dalam menerapkan pembelajaran aktivitas belajar siswa dengan baik.
kooperatif. Salah satu tipe yang (2) Pembelajaran kooperatif sering
memadai dari model pembelajaran memunculkan sikap negatif saling
kooperatif adalah Group melempar tanggung jawab atau
investigation atau yang biasa disebut mendominasi kelompok. (3) Guru
dengan GI. Pada model pembelajaran memandang secara keliru bahwa
GI, guru menyiapkan terlebih dahulu pembelajaran kooperatif

68
menyusahkan sehingga lebih METODOLOGI PENELITIAN
memilih pembelajaran konvensional. Penelitian ini akan
(4) Keterbatasan pemahaman guru dilaksanakan SMP Negeri 1 Bangun
dalam menerapkan model Purba yang beralamat di Jalan SM.
pembelajaran kooperatif secara Raja Kecamatan Bangun Purba..
praktis. Berdasar indentifikasi Penelitian ini dilaksanakan pada
masalah ini, maka rumusan masalah semester genap Tahun Pelajaran
yaitu : (1) Apakah penerapan model 2014/2015 selama 6 (bulan) bulan
pembelajaran kooperatif tipe Group mulai dari bulan Februari sampai
investigation dapat meningkatkan dengan Juli 2015. Pengambilan data
hasil belajar siswa pada materi dilaksanakan selama 4 (empat)
dampak globalisasi dalam kehidupan KBM yang dibagi dalam 2 (dua)
bermasyarakat, berbangsa, dan Siklus. Subjek penelitian ini adalah
bernegara di kelas IX-7 SMP Negeri siswa kelas IX-7 SMP Negeri 1
1 Bangun Purba? (2) Apakah Bangun Purba yang berjumlah 35
penerapan model pembelajaran siswa. Penelitian ini berbentuk
kooperatif tipe Group investigation Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
dapat meningkatkan aktivitas belajar Penelitian tindakan kelas adalah
siswa pada materi pokok dampak penelitian yang dilakukan oleh guru
globalisasi dalam kehidupan di kelas atau di sekolah dengan
bermasyarakat, berbangsa, dan penekanan pada penyempurnaan
bernegara di kelas IX-7 SMP Negeri atau peningkatan proses
1 Bangun Purba? pembelajaran. Dalam satu siklus
Adapun tujuan penelitian, terdiri atas empat langkah, yaitu
yaitu : (1) Untuk megetahui apakah perencanaan (planning), tindakan
penerapan model pembelajaran (acting), observasi (observing) dan
kooperatif tipe Group investigation refleksi (reflecting).
dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi pokok dampak
globalisasi dalam kehidupan HASIL PENELITIAN DAN
bermasyarakat, berbangsa, dan PEMBAHASAN
bernegara di kelas IX-7 SMP Negeri Kondisi awal sisa kelas IX-7
1 Bangun Purba. (2) Untuk yang menyangkut hasil belajar PKn
mengetahui apakah penerapan model maka dilakukan tes kemampuan
pembelajaran kooperatif tipe Group awal siswa sebelum Siklus I
investigation dapat meningkatkan dilaksanakan sebagai Pretes untuk
aktivitas belajar siswa pada materi mengetahui kemampuyan awal
pokok dampak globalisasi dalam siswa. Dari hasil tes diperoleh nilai
kehidupan bermasyarakat, terendah 50 dan tertinggi 80 dengan
berbangsa, dan bernegara di kelas rata-rata 60 dan KKM 75 sehingga
IX-7 SMP Negeri 1 Bangun Purba. ketuntasan belajar secara kalsikal
14,3%. Atau kemampuan awal siswa

69
sangat rendah mengindikasikan Kemudian didalam KBM ke I
bahwa siswa tidak membaca buku di dan KBM ke II dilakukan
rumah untuk materi yang akan pengamatan oleh dua orang
dipelajari di sekolah. pengamat dibantu menggunakan
lembar observasi aktivitas dilakukan
Hasil Penelitian Siklus I pada saat siswa bekerja dalam
Setelah berakhirnya kelompok diskusi. Pengamatan
pelaksanaan Siklus I diadakan tes dilakukan oleh dua pengamat selama
hasil belajar siswa yang sebagai 20 menit kerja kelompok dalam
formatif I. Hasil belajar siswa yang setiap kegiatan belajar mengajar
diperoleh pada siklus I selama dua (KBM). Hasil observasi aktivitas
pertemuan disajikan dalam Tabel 1. siswa disajikan dalam tabel 2.

Tabel 1 Deskripsi Data Formatif I Tabel 2. Skor Aktivitas Belajar


Siswa Siklus I
Nilai Frekuensi Rata-rata
60 17 No Aktivitas Skor Proporsi
80 13 1 Menulis dan membaca 20 42%
73,1 2 Mengerjakan LKS 12,75 27%
100 5
3 Bertanya pada teman 2,5 5,3%
Jumlah 35 4 Bertanya pada guru 6,75 14,2%
5 Yang tidak relevan 47,5 12%
Dari tabel 1 Siswa dengan nilai Jumlah 50 100%
terendah (50) sebanyak 17 siswa dan
yang mendapat nilai tertinggi ( 100 ) Merujuk pada Tabel 2.
sebanyak 5 siswa. nilai rata-rata 73,1 aktivitas dominan yang dilakukan
dengan KKM 75 jumlah siswa tuntas siswa adalah menulis dan membaca
18. Hasil tersebut menunjukkan (42%) kondisi ini belum sesuai
bahwa pada Siklus I secara klasikal dengan yang diharapkan karena
siswa belum tuntas belajar, dengan seharusnya aktivitas mengerjakan
rata-rata kelas mencapai 73,1 karena LKS lebih dominan ketimbang
siswa yang memahami materi yang aktivitas individual tersebut,
telah disampaikan hanya sebesar sementara aktivitas bekerja dalam
51,3% lebih kecil dari persentase diskusi(mengerjakan LKS) dalam
ketuntasan yang dikehendaki yaitu posisi kedua (27%), bertanya pada
sebesar 85%. Hal ini disebabkan guru 14,2% atau siswa masih sangat
karena siswa masih merasa baru dan bergantung pada guru. Dan aktivitas
belum mengerti apa yang bertanya pada teman dan yang tidak
dimaksudkan dan digunakan guru relevan berturut-turut 5,3% dan 12%.
dengan menerapkan model Hal ini disebabkan karena siswa
pembelajaran koperatif tipe group masih merasa baru dan belum
investigation. mengerti apa yang dimaksudkan dan
digunakan guru dengan menerapkan

70
model pembelajaran koperatif tipe Tabel 4. Skor Aktivitas Belajar
group investigation. Dengan Siswa Siklus II
demikian maka peneliti berusaha
melakukan tindakan perbaikan dalam No Aktivitas Skor Proporsi
melaksanakan pembelajaran Siklus II
Menulis dan
yang dirasa perlu. 1
Membaca 10,25 25,6%

Hasil Penelitian Siklus II 2 Mengerjakan LKS


22 52,5%
Diakhir Siklus II diberikan tes Bertanya pada
3
hasil belajar sebagai Formatif II teman 5,75 14,4%
dengan jumlah soal 5 item. Data
4 Bertanya pada guru
Formatif II disajikan dalam Tabel 3. 1,25 3%
5 Yang tidak relevan
1,75 4,4%
Tabel 3 Deskripsi Data Formatif II
Jumlah 40 100%
Nilai Frekuensi Rata-rata
60 5 Merujuk pada Tabel 4 aktivitas
80 22 menulis dan membaca (25,6%)
81.7 kondisi ini menuju kearah yang
100 8
Jumlah 35 diharapkan karena memang
seharusnya aktivitas diskusi
Merujuk pada Tabel 3, siswa (mengerjakan LKS) lebih dominan
dengan nilai terendah (60) sebanyak ketimbang aktivitas individual
5 siswa dan yang mendapat nilai tersebut dengan proporsi (52,5%),
tertinggi (100) sebanyak 8 orang. bertanya pada guru turun mencapi
nilai rata-rata 81,7 dengan jumlah 3% atau siswa mulai tidak
siswa tuntas 30. Hal ini bergantung pada guru. Dan aktivitas
menunjukkan siswa mulai bertanya pada teman dan yang tidak
memahami penjelasan guru. Hasil relevan berturut-turut 14,4% dan
tersebut menunjukkan bahwa pada 4,4%. Membaikanya pengelolaan
Siklus II secara klasikal siswa sudah pembelajaran oleh guru dan aktivitas
tuntas belajar, karena siswa yang belajar siswa berdampak pula pada
memahami materi yang telah peningkatan hasil belajar siswa di
disampaikan sebesar 85,3% akhir Siklus II. Hal itu menyebabkan
mencapai persentase ketuntasan yang ada peningkatan pada hasil belajar.
dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal
ini disebabkan karena siswa sudah Pembahasan
mulai beradaptasi dengan apa yang Pembahasan terhadap
dimaksudkan dan digunakan guru permasalahan penelitian tindakan
dengan menerapkan model berdasarkan analisis data kualitatif
pembelajaran kooperatif tipe group hasil penelitian dari kerja kolaborasi
investigation. antara peneliti, guru sejawat,

71
narasumber dan pembimbing penguasan pembelajarn PKN siswa
penelitian yang terlibat dalam telah meningkat selama dua siklus
kegiatan ini, sebelum dan sesudah penelitian.
penelitian yang dibuat oleh guru Peningkatan hasil belajar
yang melakukan tindakan kerja sehingga tuntas klasikal pada Siklus
kolaborasi dimulai: 1) dialog awal, II ini diperoleh dari tindakan
2) perencanaan tindakan yaitu perbaikan pada Siklus II diantaranya:
identifikasi masalah yang diduga a. Pembelajaran diskusi lebih di
mempengaruhi hasil belajar siswa tekankan, diberikan lebih
dan penyebabnya; perencanan solusi banyak kesempatan siswa
masalah, 3) pelaksanaan tindakan, melaksanakan bagian ini dari
dan 4) evaluasi hasil pelaksanaan pada bagian lain.
tindakan. b. Mendesain LKS pada bagian
Merujuk pada tabel 1 dan analisis dengan kalimat dan
tabel 3. Data kemampuan awal teknik yang lebih memudahkan
menunjukan tidak seorang siswapun siswa mencapai pada
mendapat nilai diatas KKM sehingga kesimpulan.
ketuntasan 14,2% dengan rata-rata c. Pembimbingan pada masing-
60. Pada Formatif I menunjukkan, 30 masing kelompok dibatasi oleh
dari 35 siswa tidak memenuhi waktu yang telah ditetapkan
kriteria ketuntasan minimal (KKM) merata untuk semua kelompok.
sebesar 80, siswa yang telah tuntas d. Guru menganalisis kembali
sebanyak 18 siswa atau 51,3%. kemampuan penerapan model
Sehingga pembelajaran Siklus I dan materi ajar dengan
dikatakan gagal memberi ketuntasan memperkirakan kesulitan-
secara klasikal karena kurang dari 85 kesulitan yang akan dihadapi
%. siswa dan jalan keluar langsung
Kendala pada Siklus I yang yang dapat ditempuh ditengah
ditindaklanjuti di Siklus II telah KBM berlangsung.
menunjukkan peningkatan yang
berarti dalam perolehan skor. Hal ini Perbaikan kualitas proses dan
nampak pada perolehan data pada hasil belajar diperkuat dengan
Gambar 4, dimana siswa yang tuntas dokumentasi penelitian pada
mengalami kenaikan, dari 18 siswa lampiran dan data aktivitas belajar
di Siklus I menjadi 30 siswa yang siswa yang merujuk pada Tabel 2.
tuntas di Siklus II, jadi sekitar 85,3% Dan Tabel 4 menunjukkan
telah tuntas. Karena ketuntasan peningkatan kualitas pada aktivitas
klasikal telah melampaui 85% maka belajarnya dari Siklus I ke Siklus II.
KBM Siklus II dikatakan berhasil Aktivitas kerja naik dari 27%
meningkatkan hasil belajar siswa menjadi 52,5%, kondisi ini sudah
samapai pada ketuntasan klasikal lebih baik dan menuju yang
yang diharapkan. Dengan demikkian diharapkan karena seharusnya

72
aktivitas diskusi atau kerja lebih yang membuat siswa terlibat secara
dominan, sementara aktivitas aktif dan memberi latihan soal-soal.
menulis dan membaca dalam posisi Proses pembelajaran yang
kedua (42%) dan masih cukup tinggi dilakukan dengan gaya mengajar
meskipun sudah turun dari Siklus I ( terbuka merupakan upaya
25,6%), bertanya pada guru dari pembenahan gaya mengajar guru.
14,2% menjadi 3% menunjukkan Pembenahan yang diupayakan antara
ketergantungan pada guru sudah lain model pembelajaran klasikal,
menurun walupun hanya sedikit. Dan yang cenderung dilaksanakan tanpa
aktivitas bertanya pada teman naik variasi dibenahi menjadi model
dari 5,3% menjadi 14,4%, hal ini pembelajaran kooperatif tipe group
terlihat dari ada kedekatan yang investigation. Pembenahan ini
terjalin antara siswa, yakni pada saat dilaksanakan dengan strategi
siswa sedang berkoordinasi pembelajaran terbuka, yaitu
mengenai hal-hal yang perlu menjamin rasa aman, nyaman dan
diperbaiki saat mereka berdiskusi senang dalam pembelajarannya serta
kelompok. Sedangkan aktivitas yang guru selalu menarik dan memelihara
tidak relevan turun sedikit dari 12% minat belajar siswa.
menjadi 4,4%. Sehingga terjadi Beberapa tindak mengajar
perbaikan aktivitas belajar selama tersebut merupakan tindakan guru
dua siklus penelitian. yang merupakan kunci keberhasilan
Secara keseluruhan atau memberikan hasil yang
pelaksanaan proses pembelajaran memuaskan dan dipandang
yang dilakukan oleh peneliti sudah memberikan kontribusi yang cukup
sesuai dengan harapan, karena sudah bagi keberhasilan usaha
menggunakan model pembelajaran meningkatkan hasil belajar.
kooperatif tipe group investigation Melalui model pembelajaran
dengan baik dan benar. Sehingga kooperatif tipe GI dengan
siswa memiliki minat dalam belajar penyampaian materi melalui diskusi
berkaitan dengan tindak mengajar sehingga siswa berpikir induksi,
yang dilakukan peneliti sebagai guru perencanaan pembelajaran ini dapat
di kelas adalah selalu memberikan dilaksanakan dengan baik. Hal itu
tujuan pembelajaran, membimbing ditunjukkan oleh hasil evaluasi
dan mengarahkan siswa yang pelaksanaan tindakan kelas yang
bertujuan menciptakan hubungan dilaporkan terdahulu. Tindakan
baik dengan siswa, mendorong dan belajar dan mengajar seperti telah
membimbing siswa dalam dilaporkan pada evaluasi tindakan
menyampaikan ide, berlaku adil pada kelas, tindakan-tindakan guru
semua siswa, mengingatkan siswa tersebut memenuhi teori dalam
untuk mengulangi materi yang telah menciptakan kondisi belajar yang
diajarkan, memberi semangat siswa kreatif.
dalam belajar, menciptakan suasana

73
SIMPULAN DAN SARAN pembelajaran siswa. Pada Siklus
Dari hasil kegiatan I rata-rata nilai tes 73,1 dengan
pembelajaran yang telah dilakukan ketuntasan pembelajaran sebesar
selama dua siklus, dan berdasarkan 51,3% dan pada Siklus II rata-
seluruh pembahasan serta analisis rata nilai tes 81,7 dengan
yang telah dilakukan dapat ketuntasan pembelajaran naik
disimpulkan penerapan model menjadi 85,3%, sehingga
pembelajaran kooperatif tipe group berhasil memberikan ketuntasan
investigation pada pembelajaran PKn hasil belajar secara klasikal.
di kelas IX-7 SMP Negerei 1 Bangun
Purba Tahun Pelajaran 2014/2015
sebagai berikut: DAFTAR RUJUKAN
a. (a) Data aktivitas siswa menurut Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
pengamatan pengamat pada
Praktek. Jakarta: Rineksa
Siklus I antara lain menulis dan Cipta.
membaca (42%), bekerja (27%), Aunurrahman. 2009. Belajar dan
bertanya sesama teman (5,3%), Pembelajaran. Bandung:
bertanya kepada guru (14,2%), Alfabeta Bandung.
dan yang tidak relevan dengan Nugroho,Wahyu. 2002. Pendidikan
KBM (12%). (b) Data aktivitas Kewarnegaraan untuk
SMP/MTs Kelas IX. Jakarta:
siswa menurut pengamatan
Departemen Pendidikan.
pada Siklus II antara lain Majid, A.. 2009. Perencanaan
menulis dan membaca (25,6%), Pembelajaran, Bandung:
bekerja (52,5%), bertanya Rosda.
sesama teman (14,4%), bertanya Nur, Muhammad. 1996.
kepada guru (3%), dan yang Pembelajaran Koperatif.
tidak relevan dengan KBM Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya.
(4,4%). Sehingga pembelajaran
Sardiman, A. M.. 2006. Interaksi dan
berhasil memperbaiki aktivitas Motivasi Belajar Mengajar.
belajar siswa dalam dua siklus. Jakarta: Raja Grafindo
b. Hasil penelitian menunjukkan Persada.
bahwa model pembelajaran Sukidin, dkk.. 2002. Manajemen
kooperatif tipe group Penelitian Tindakan Kelas.
Surabaya: Insan Cendekia.
investigation dapat
meningkatkan ketuntasan
pembelajaran siswa, terbukti
dari hasil tes siswa ketuntasan

74

You might also like