Professional Documents
Culture Documents
C3501212020 - Fanny Indah Sari Berutu - Mikroalga
C3501212020 - Fanny Indah Sari Berutu - Mikroalga
Pemisahan senyawa steroid dengan KLT analitik menggunakan plate silika gel GF254
diaktivasi dalam oven pada suhu 100 °C selama 30 menit untuk menghilangkan air dari plate
kemudian didinginkan selama 15 menit dalam desikator. Selanjutnya masing-masing plate
diberi ukuran 1 x 10 cm Chlorella sp. yang difraksi dengan kloroform dan telah dilarutkan
dengan pelarut diteteskan pada jarak 1 cm dari tepi bawah plate dengan tabung kapiler,
kemudian ditiriskan dan dielusi menggunakan eluen gradien n-heksana: etil asetat (4,75:0.25;
4.5:0.5 ; 4.25:0.25, 4:1; 3.75: 1.25 dan 3.5: 1.5) (Kusmiati, 2010). Pewarnaan hasil pemisahan
kemudian diamati di bawah sinar UV pada panjang gelombang 254 dan 366 nm.
5. Uji Toksisitas Senyawa Steroid Terhadap Larva Udang Artemia salina Leach
Uji toksisitas dilakukan terhadap isolat senyawa steroid, kemudian dikerok dan
disentrifugasi. Pisahkan filtrat yang diambil, kemudian diuapkan pelarutnya. Isolat yang
dihasilkan ditimbang dan dilarutkan menggunakan pelarut yang sesuai. Dibuat larutan stok
dengan cara pengambilan sampel isolat hasil PTLC sebanyak 2,9 mg dilarutkan dalam 5 mL
pelarut untuk mendapatkan larutan stok. Pelarut digunakan sesuai dengan sifat kelarutan sampel.
Isolat steroid dari larutan stok dibuat dengan tiga konsentrasi. Kemudian dimasukkan ke dalam
setiap gelas baker yang telah disiapkan. Pelarut diuapkan sampai kering, larutan ragi dibuat
dengan melarutkan 3 mg dalam 5 mL air laut. Setetes larutan ragi roti dan 50 mL DMSO
ditambahkan ke dalam gelas baker yang berisi isolat kemudian dikocok hingga larut. 10 Larva
Artemia salina L dimasukkan ke dalam gelas baker (Megawati, 2020).
Kontrol yang digunakan adalah kontrol DMSO dan kontrol air laut. Semua gelas baker
diletakkan di bawah lampu pijar selama 24 jam dan diamati kematian larva udang. Kemudian
hitung jumlah larva udang yang mati.
Isolat hasil KLT preparatif steroid kemudian diidentifikasi dengan spektrofotometer UV-Vis
merk Varian Carry pada panjang gelombang 200-800 nm serta spektrofotometer Infra Merah
merk varian tipe FT 1000. Pada FTIR isolat diteteskan pada pellet KBr, dikeringkan
kemudian dianalisis dengan spektrofotomrter Infra Merah merk varian tipe FT 1000 pada
rentang gelombang 4000-400 cm-1.
Uji reagen atau uji fitokimia merupakan uji kualitatif yang dilakukan untuk
mengidentifikasi adanya senyawa steroid yang terkandung dalam mikroalga Chlorella sp..
Pada penelitian ini, identifikasi menggunakan reagen Liebermann- Burchard (Sukadana,
2011). Terbentuknya warna hijau kebiruan menunjukkan adanya senyawa steroid (Hayati dan
Nur, 2010). Perubahan warna disebabkan karena terjadi reaksi oksidasi melalui pembentukan
poliena terkonjugasi (ikatan rangkap terkonjugasi) sehingga memiliki panjang gelombang pada
daerah visibel (sinar tampak). Hasi uji fitokimia terhadap fraksi etil asetat dan petroleum eter
mikroalga Chlorella sp. menunjukkan adanya kandungan senyawa steroid yang ditandai
perubahan warna menjadi hijau kebiruan pada larutannya.
Hasil ilustrasi pola separasi variasi eluen A-TLC bila diamati di bawah lampu UV
diilustrasikan pada Gambar 1 dengan menunjukkan bahwa pola separasi 3,75:1,25 menghasilkan
noda yang paling banyak dibandingkan eluen lainnya. Jadi, eluen 3,75:1,25 digunakan untuk
pemisahan lebih lanjut menggunakan P-TLC.
Fase gerak untuk KLT Preparatif dimana n-heksana:etil asetat (3.75:1.25) merupakan
eluen terbaik untuk memisahkan steroid pada Chlorella sp. mikroalga. Identifikasi senyawa
yang dipisahkan pada plate KLT menggunakan pewarnaan yang tampak dan nilai Rf. Senyawa
yang memiliki Rf rendah bersifat lebih polar karena tertahan oleh fase diamnya yang
merupakan silika gel yang bersifat polar dari eluen. Sedangkan noda yang memiliki Rf yang
lebih tinggi bersifat kurang polar karena cenderung terikat pada fase geraknya sebagaimana
prinsip like dissolves like. Pereaksi uji yang umum digunakan untuk steroid adalah reaksi
Lieberman – Burchard dengan memberikan warna hijau – biru (Harborne, 1987). Hal tersebut
didukung dengan penelitian Aprelia dan Suyatno (2013) yang menunjukkan bahwa warna
hijau kebiruan menunjukkan adanya senyawa steroid yang diperkuat dengan penentuan
struktur isolat menggunakan UV-Vis, IR dan MS. Hasilnya ditunjukkan pada Gambar 2 dan
Tabel 2. Pada Tabel 2, pewarnaan 1, 4 dan 5 (C1, C4 dan C5) dengan warna hijau, hijau dan
biru diduga senyawa steroid dengan Rf 0,6869, 0,7670 dan 0,9400.
Gambar 2. Hasil P-TLC Chlorella sp. fraksi kloroform
Tabel 3. LC50 nilai masing-masing ekstrak dan isolat mikroalga steroid Chlorella sp.
5. Uji Toksisitas
Tabel 4. EC50 nilai masing-masing ekstrak dan isolat steroid Chlorella sp.
Berdasarkan spektrum UV-Vis, terdapat tiga puncak pada panjang gelombang 250.50,
270.50 dan 281 nm. Menurut Susilawati (2010) isolasi dan pemisahan senyawa steroid dalam
daun solanum torfum yang menghasilkan steroid dengan panjang gelombang 271 dan 281
nm.
Spektrum FTIR Chlorella sp. isolat steroid fraksi kloroform ditunjukkan pada Gambar 3
dan Gambar 4. Analisis spektrofotometer FTIR pada Gambar 3 menunjukkan serapan pada
bilangan gelombang 2957,6 cm-1, 2926,0 dan 2857,0 cm-1 adanya gugus metil (CH3) dan
metilen (CH2), C=O karbonil pada 1723.9cm-1. C = C penyerapanluas 1600,9 cm-1. Dugaan
ini diperkuat dengan adanya vibrasi C-H yang mengindikasikan adanya gugus dimetil
geminal yang banyak ditemukan pada kerangka senyawa steroid (Astuti, 2004). Getaran C-H
terdapat pada pita serapan 1459,3 dan 1381,0 cm-1. Puncaknya pada 1271,73 cm-
1menunjukkan adanya vibrasi C-O [25]. Penyerapan pada bilangan gelombang 855,0 cm -
1adalah serapan gugus alkena C-H dengan intensitas lemah. Berdasarkan hasil tersebut maka
isolat diduga merupakan steroid yang memiliki C=C, C=O, C=OH tersier, OH dan gem
dimetil. Menurut Sukadana (2011) dan Saleh (2010) senyawa steroid memiliki gugus fungsi
karakteristik seperti O-H, C-H, C=C dan C=O.
C C C
5 1 4
Gambar 4. Spektrum FTIR C1 (biru), C4 (hijau) dan C5 (merah) Chlorella sp. isolat steroid.
DAFTAR PUSTAKA
Aprelia, Fitria dan Suyatno. 2013. Senyawa Metabolit Sekunder dari Ekstrak Etil Asetat
Tumbuhan Paku Christella arida dan Uji Pendahuluan Sebagai Antikanker. journal
of Chemistry Vol. 2 No. 3. Surabaya: UNESA.
Handoko, D.S.P. 2006. Kinetika Hidrolisis Maltosa pada Variasi Suhu dan Jenis Asam sebagai
Katalis.SIGMA.Vol.9 No.1.
Hayati, E.K. dan Nur Halimah. 2010. Phitochemical Test and Brine Shrimp Lethality Test
Against Artemia salina Leach of Anting-anting (Acalypha indica Linn.) Plant Extract.
ALCHEMY. Vol. 1, No. 2: 53-103.
Konishi, F., Tanaka, K. dan Himeno, K. 1985. Antitumor Effect Induced by a Hot Water Extract
of Chlorella vulgaris (CE): Resistence to Meth-A Tumor Growth Mediated by CE-
Induced Polymorphonuclear Leukocytes. Cancer Immunol Immunother, 19: 73-78.
Kusmiati, Agustini, N. W. S., Tamat, S. R. dan Irawati, M. 2010. Ekstraksi dan Purifikasi
Senyawa Lutein dari Mikroalga Chlorella pyrenoidosa Galur Lokal Ink. Jurnal Kimia
Indonesia, 5 (1): 30 – 34.
Meyer, B.N., Ferrigni, N.R., Putnarn, J.E., Jacobsen, L.B., Nichols, D.E. and Mc Laughlin, J.L.
1982. Brine Shrimp: A Convenient General Bioassay for Active Plant Constituents.
Planta Medica. Vol. 45: 31-34.
Siti K,B., A. Ghanaim, F., Munirul, A., a. Hanapi. 2013. Uji aktivitas antioksidan terhadap
DPPPH dan identifikasi golongan senyawa aktif akstrak kasar mikroalga Chlorella sp.
hasil kultivasi dalam medium ekstrak tauge. ALCHEMY. 2 (3): 150-204.
Susilawati, H. 2010. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Steroid dari Daun Rimbang (Solanum
Torvum). Jurnal Repository university of Riau. Tensiska, Marsetio, Silviah, Oktaviah,
N.Y. 2007. Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kasar
Isoflavon Dari Ampas Tahu. Bandung: Universitas Padjadjaran.
Tensiska, Marsetio, Silviah, Oktaviah, N.Y. 2007. Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Kasar Isoflavon Dari Ampas Tahu. Bandung: Universitas
Padjadjaran.