You are on page 1of 14

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN PENYAKIT KRONIK


DIABETES MELITUS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Dosen Pengampu:
Ns. Syam’ani, S.Kep., M.Kep
NIP 19790225 200112 1 001

Disusun Oleh Kelompok IV:


Putri Lestari PO.62.20.1.20.136
Rika Pebriani Srinata PO.62.20.1.20.
Sulis Agustina PO.62.20.1.20.139
Thomas Jhonson PO.62.20.1.20.
Tomi Setiawan PO.62.20.1.20.
Vanessa Angie Aurora PO.62.20.1.20.
Vivin Kezia PO.62.20.1.20.143
Sutrian PO.62.20.1.19.434

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
KELAS REGULER VI SEMESTER IV
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syuur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan “Makalah Askep Keperawatan Jiwa
Penyakit Kronik Diabetes Melitus” ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah keperawatan jiwa Ns.
Syam’ani, S.Kep., M.Kep selaku dosen pembimbing kelompok kami serta teman-teman dan
semua pihak yang terkait dalam penyelesaian dan penyusunan makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini kedepanya.
Akhir kata, semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan mahasiswa
dan para pembaca.

Palangka Raya, 29 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Diabetes Melitus
B. Klasifikasi Diabetes Melitus (DM)
C. Etiologi Diabetes Melitus (DM)
D. Patofisiologi Diabetes Melitus (DM)
E. Tanda dan Gejala
F. Menifestasi Diabetes Melitus (DM)
G. Komplikasi Diabetes Melitus (DM)
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS
A. Pengkajian Keperawatan
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
D. Implementasi Keperawatan
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus (DM) merupakan kategori penyakit tidak menular (PTM) yang
menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional maupun
lokal. Salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkatan
penderita setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Diabetes merupakan
serangkaian gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup
insulin, sehingga menyebabkan kekurangan insulin baik absolut maupun relatif,
akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah.
(masih perlu dilanjutkan)

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

D. Manfaat Penulisan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Diabetes Melitus (DM)


Diabetes Melitus (DM) merupakan kondisi kronis yang terjadi bila ada peningkatan
kadar glukosa dalam darah karena tubuh tidak dapat menghasilkan insulin atau
menggunakan insulin secara efektif. Insulin adalah hormon penting yang diproduksi
di pankreas kelenjar tubuh, yang merupakan transportasi glukosa dari aliran darah ke
dalam sel-sel tubuh di mana glukosa diubah menjadi energi. Kurangnya insulin atau
ketidakmampuan sel untuk merespons insulin menyebabkan kadar glukosa darah
tinggi, atau hiperglikemia, yang merupakan ciri khas DM. Hiperglikemi, jika
dibiarkan dalam jangka waktu yang lama, dapat menyebabkan kerusakan pada
berbagai organ tubuh, yang menyebabkan perkembangan komplikasi kesehatan yang
melumpuhkan dan mengancam jiwa seperti penyakit kardiovaskular, neuropati,
nefropati dan penyakit mata, yang menyebabkan retinopati dan kebutaan (IDF, 2017).
Penyakit Diabetes Melitus merupakan penyakit metabolik yang dapat dikendalikan
dengan empat pilar penatalaksaan. Diet menjadi salah satu hal penting dalam empat
pilar penatalaksanaan DM dikarenakan pasien tidak memperhatikan asupan makan
yang seimbang. Meningkatnya gula darah pada pasien DM berperan sebagai
penyebab dari ketidakseimbangan jumlah insulin, oleh karena itu diet menjadi salah
satu pencegahan agar gula darah tidak meningkat, dengan diet yang tepat dapat
membantu mengontrol gula darah

B. Klasifikasi Diabetes Melitus (DM)


Diabetes Melitus diklasifikasikan menjadi 4 kategori sebagai berikut (Katzung, 2010):
1. DM tipe I (Insulin Dependent Diabetes Melitus atau IDDM)
Diabetes tipe 1 terjadi akibat kerusakan sel ß (beta) pankreas untuk memproduksi
cukup insulin, sehingga produksi insulin berkurang. Pemberian insulin ini sangat
penting pada pasien dengan DM tipe 1. Diabetes melitus tipe 1 dapat mulai terjadi
pada usia 4 tahun dan dapat meningkat pada rentan usia 11-13, sebagian besar
merupakan proses autoimun. Faktor genetik multifaktorial tampaknya menjadi
kerentanan menderita penyakit ini namun hanya 10-15% pasien yang memiliki
riwayat diabetes didalam keluarganya.
2. DM tipe 2 (Non-Insulin Dependent DM atau NIDDM)
Diabetes Melitus tipe 2 ditandai dengan resistensi jaringan terhadap kerja insulin
disertai difisiensi relatif pada sekresi insulin. Individu yang terkena dapat lebih
resisten atau mengalami difisiensi sel β yang lebih parah. Pasien DM tipe 2
mungkin tidak memerlukan insulin, tapi 30% pasien akan mendapatkaN
keuntungan dari terapi insulin, sekitar 10-20% pasien yang didiagnosa DM tipe 2
sebenarnya mengalami diabetes kombinasi. Pada pasien DM tipe 2 lebih rendah
risiko terjadinya komplikasi akut metabolik seperti ketoasidosis.
3. DM tipe lain
Diabetes melitus yang terjadi karena penyebab spesifik lain yang mengakibatkan
meningkatan kadar gula darah, seperti infeksi, syndrome genetic, tekanan atau
stress, defek genetik fungsi sel β pancreas, kecanduan alcohol, obat dan zat kimia
yang menyebabkan kerusakan pada sel β pancreas.
4. Diabetes Melitus Gestasional
Diabetes Melitus Gestasional atau Gestational Diabetes Melitus (GDM) adalah
kelainan kadar gula darah yang ditemukan pertama kali pada saat kehamilan,
selama kehamilan plasenta dan hormon plasenta menimbulkan resistensi insulin
yang biasanya terjadi pada trisemester ketiga.

C. Etiologi Diabetes Melitus (DM)


Etilogi atau penyebab Diabetes Melitus (DM) adalah yaitu genetik atau faktor
keturunan, yang mana penderita Diabetes Melitus yang sudah dewasa lebih dari 50%
berasal dari keluarga yang menderita Diabetes Melitus dengan begitu dapat dikatakan
bahwa Diabetes Melitus cenderung diturunkan, bukan ditularkan. Faktor lainnya yaitu
nutrisi, nutrisi yang berlebihan (overnutrition) merupakan faktor risiko pertama yang
diketahui menyebabkan Diabetes Melitus, semakin lama dan berat obesitas akibat
nutrisi berlebihan, semakin besar kemungkinan terjangkitnya Diabetes Melitus (dr
Prapti dan Tim Lentera, 2003). Sering mengalami stress dan kecanduan merokok juga
merupakan faktor penyebab Diabetes Melitus.

D. Patofisiologi Diabetes Melitus (DM)


1. Pada DM tipe 1
Perjalanan DM tipe 1 dimulai pada gangguan katabolik dimana insulin yang
bersirkulasi sangat rendah atau tidak ada, glukagon plasma meningkat, dan sel
beta pankreas gagal untuk merespon semua rangsangan sekresi insulin. Pankreas
menunjukkan infiltrasi limfositik dan penghancuran sel-sel yang mensekresi
insulin dari pulau Langerhans, menyebabkan kekurangan insulin (Coppieters et al,
2011). Defisiensi insulin absolut memiliki banyak konsekuensi fisiologis,
termasuk gangguan ambilan glukosa ke dalam sel otot dan adiposa dan tidak
adanya efek penghambatan pada produksi glukosa hepar, lipolisis, dan
ketogenesis. Defisiensi insulin yang ekstrim menyebabkan diuresis osmotik dan
dehidrasi serta peningkatan kadar asam lemak bebas dan diabetes ketoasidosis
(DKA), yang dapat mengancam jiwa. Ketika massa sel beta menurun, sekresi
insulin menurun sampai insulin yang tersedia tidak lagi cukup untuk
mempertahankan kadar glukosa darah normal. Setelah 80-90% sel-sel beta
dihancurkan, hiperglikemia berkembang dan DM dapat didiagnosis. Saat ini,
autoimunitas dianggap sebagai faktor utama dalam patofisiologi DM tipe 1. Pada
individu yang rentan secara genetik, infeksi virus dapat menstimulasi produksi
antibodi terhadap protein virus yang memicu respons autoimun terhadap molekul
sel beta antigen yang serupa (Khardori, 2018).

2. Pada DM tipe 2
Menurut Gale (2014) DM Tipe 2 adalah kondisi heterogen yang dihasilkan dari
kombinasi sekresi insulin yang berkurang dan peningkatan kebutuhan insulin.
Glukagon adalah hormon pasangan insulin yang mengatur pelepasan glukosa hati,
dan peningkatan pelepasan glukagon memainkan peran penting dalam
patofisiologi DM Tipe 2. Kapasitas untuk regenerasi sel beta berkurang atau
hilang pada orang dewasa, dan penurunan massa sel beta terlihat dengan
bertambahnya usia secara paralel dengan meningkatnya risiko DM. Penurunan ini
mungkin dipengaruhi oleh gen terkait DM yang memainkan peran dalam
pemeliharaan dan fungsi sel beta.
Penyebab langsung hiperglikemia adalah kelebihan produksi glukosa oleh hati dan
mengurangi ambilan glukosa dalam jaringan perifer karena resistensi insulin.
Dalam pelepasan sitokin terjadi inflamasi dimana inflamasi ini terjadi sebagai
konsekuensi dari obesitas, yang dapat juga menyebabkan peradangan jaringan.
Juga terdapat distribusi lemak tubuh dan penumpukan lemak intramuskular yang
juga berkaitan dengan tingkat resistensi insulin dimana individu akan rentan
mengakumulasi trigliserida (Gale, 2014).
Patofisiologi Diabetes Melitus tipe 2 terdapat beberapa keadaan yang
berperan yaitu (Fatimah, 2015):
1. Resistensi insulin
Diabetes melitus tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin,
namun karena sel sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin
secara normal (resistensi insulin). Resistensi insulin banyak terjadi akibat dari
obesitas dan kurang nya aktivitas fisik serta penuaan.
2. Disfungsi sel β pankreas
Pada penderita diabetes melitus tipe 2 dapat juga terjadi produksi glukosa
hepatik yang berlebihan. Fase pertama sel β menunjukan gangguan pada
sekresi insulin, artinya sekresi insulin gagal mengkompensasi akibat resistensi
insulin. Apabila tidak ditangani dengan baik, akan terjadi kerusakan sel-sel β
pankreas secara progresif.

E. Tanda dan Gejala


Diabetes seringkali muncul tanpa gejala. Namun demikian ada beberapa gejala yang
harus diwaspadai sebagai isyarat kemungkinan diabetes. Gejala tipikal yang sering
dirasakan penderita diabetes antara lain poliuria (sering buang air kecil), polidipsia
(sering haus), dan polifagia (banyak makan/mudah lapar). Selain itu sering pula
muncul keluhan penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh terganggu,
kesemutan pada tangan atau kaki, timbul gatal-gatal yang seringkali sangat
mengganggu (pruritus), dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas. Tanda atau
gejala penyakit Diabetes Melitus (DM) sebagai berikut :
1. Pada Diabetes Melitus Tipe I
Gejala klasik yang umum dikeluhkan adalah poliuria, polidipsia, polifagia,
penurunan berat badan, cepat merasa lelah (fatigue), iritabilitas, dan pruritus
(gatal-gatal pada kulit).
2. Pada Diabetes Melitus Tipe 2 gejala yang dikeluhkan umumnya hampir
tidak ada. Diabetes Melitus Tipe 2 seringkali muncul tanpa diketahui, dan
penanganan baru dimulai beberapa tahun kemudian ketika penyakit sudah
berkembang dan komplikasi sudah terjadi. Penderita DM Tipe 2 umumnya lebih
mudah terkena infeksi, sukar sembuh dari luka, daya penglihatan makin buruk,
dan umumnya menderita hipertensi, hyperlipidemia obesitas, dan juga komplikasi
pada pembuluh darah dan syaraf.
F. Menifestasi Diabetes Melitus (DM)
Secara umum dalam manifestasi DM adalah : (Smeltzer, 2001)
1. Poliuria
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui
daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana
gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh banya
kencing.
2. Polidipsia
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak
karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum
3. Polifagia
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi
(lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun
klien banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai pada
pembuluh darah.
4. Penurunan berat badan
Karena glukosa tidak dapat di transport kedalam sel maka sel kekurangan cairan
dan tidak mampu mengadakan metabolisme, akibat dari itu maka sel akan
menciut, sehingga seluruh jaringan terutama otot mengalami atrofidan penurunan
secara otomatis.
5. Keletihan dan kelemahan perubahan pandangan secara mendadak, Sensasi
kesemutan atau kebas ditangan dan kaki, kulit kering, lesi kult atau luka yang
lambat sembuh serta infeksi berulang
6. Awitan diabetes tipe I dapat disertai dengan penurunan berat badan mendadak,
mual, muntah, dan nyeri lambung’
7. Awitan diabetes tipe II disebabkan intoleransi glukosa yang progresif serta
berlangsung perlahan dan mengakibatkan komplikasi jangka apabila diabetes
tidak teratasi.

G. Komplikasi Diabetes Melitus (DM)


Komplikasi akut yang terjadi akibat intoleransi glukosa yang berlangsung dan dalam
jangka waktu yang pendek adalah Komplikasi yang berkaitan dengan diabetes
diklasifikasikan sebagi komplikasi yang akut dan kronik. (Smeltzer, 2013).
Komplikasi akust sebagai berikut:
1. Hipoglikemia
Suatu keadaan dimana kadar gula darah < 80 mg/dl, dapat terjaadi karena intake
nutrisi tidak adekuat, latihan fisik yang berlebihan serta efek pemberian insulin
OHO.
2. DKA (Ketoasidosis diabetic)
Disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang
nyata. Keadaan ini mengakibatkan gangguan pada metabolisme karbohidrat,
protein, dan lemak.
3. HHNK (Sindrom Hiperglikemia Hipeosmoler Nonketotik)
Merupakan keadaan yang didominasi oleh hiperosmolaritas dan
hiperglikemia dan disertai perubahan tingkat kesadaran (sense of awareness).

Komplikasi kronik biasanya terjadi 10-15 tahun setelah awitan diabetes mellitus
mencakup:
1. Penyakit Makrovaskular (pembuluh darah besar): mempengaruhi sirkulasi
koroner, pembuluh darah perifer, dan pembuluh darah otak. Misalnya
makroangiopati pada pembuluh darah perifer sehingga bila luka sukar sembuh,
hipertensi akibat peningkatan viskositas dan penurunan elastisitas pembuluh
darah.
 Penyakit Arteri Koroner
Perubahan aterosklerotik dalam pembuluh arteri koroner menyebabkan
peningkatan insidensi infark miokard pada penderita Diabetes Mellitus.
 Penyakit Serebrovaskuler
Perubahan aterosklerotik dalam pembuluh darah serebral atau
pembentukan embolus ditempat lain dalam sistem pembuluh darah yang
kemudian terbawa aliran darah sehingga terjepit dalam pembuluh darah
serebral dapat menimbulkan serangan iskemia sepintas (TIA = Transient
Ischemic Attack).
 Penyakit Vaskuler Perifer
Menurut Brunner dan Suddarth (2002), perubahan aterosklerotik dalam
pembuluh darah besar pada ekstremitas bawah merupakan penyebab utama
meningkatnya insiden gangren dan amputasi pada pasien-pasien Diabetes
Mellitus. Hal ini disebabkan karena pada penderita Diabetes Mellitus
sirkulasi buruk, terutama pada area yang jauh dari jantung, turut
menyebabkan lamanya penyembuhan jika terjadi luka.
2. Penyakit mikrovaskular ( pembuluh darah kecil) : mempengaruhi mata,
(retinopati), dan ginjal ( nefropati, kontrol kadar gula darah untuk menunda atau
mencegah awita komplikasi mikrovaskular maupun makrovaskular.
 Retinopati Diabetik
Retinopati Diabetik merupakan kelainan retina yang ditemukan pada
penderita diabetes mellitus dimana retinopati akibat diabetes melitus yang
lama yang dapat berupa melebarnya vena, perdarahan dan eksudat lemak
(Ilyas, 2006). Pada retinopati diabetik secara perlahan terjadi kerusakan
pembuluh darah retina atau lapisan saraf mata sehingga mengalami
kebocoran sehingga terjadi penumpukan cairan (eksudat) yang
mengandung lemak serta pendarahan pada retina yang lambat laun dapat
menyebabkan penglihatan buram, bahkan kebutaan. Bila kerusakan retina
sangat berat, seorang penderita diabetes dapat menjadi buta permanen
sekalipun dilakukan usaha pengobatan (Admin, 2008)
 Nefropati
Segera sesudah terjadi diabetes, khususnya bila kadar glukosa darah
meninggi, maka mekanisme filtrasi ginjal akan mengalami stress yang
menyebabkan kebocoran protein darah ke dalam urin. Sebagai akibatnya,
tekanan dalam pembuluh darah ginjal meningkat. Kenaikan tekanan
tersebut diperkirakan berperan sebagai stimulus untuk terjadinya nefropati.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS

A. Pengkajian

B. Diagnosa

C. Intervensi

D. Implementasi
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Makarim, Fadhli Rizal. Diabetes. Online


(https://www.halodoc.com/kesehatan/diabetes), diakses pada 29 Maret 2022.

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/4283/3/BAB%20II.pdf

http://repository.um-surabaya.ac.id/4292/3/BAB_2_pdf.pdf

https://repository.unair.ac.id/93539/5/5.%20BAB%202%20TINJAUAN
%20PUSTAKA.pdf

You might also like