Professional Documents
Culture Documents
Revisi - LKTI - CPR Gen 2022
Revisi - LKTI - CPR Gen 2022
CPR-Gen 2022
Diusulkan Oleh
Nama Tim: Kaus Kaki Hangat
Luthi Pratiwi (1911113562) 2019
Viviandra Seroja (2111110093) 2021
Suci Indah Sari (2111112172) 2021
Puji sukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “Kaus Kaki Hangat
Pereda Nyeri Asam Urat” tepat pada waktunya dan tanpa hambatan yang berarti.
Penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas Lomba Karya Tulis
Ilmiah CPR-Gen 2022 BEM Fakultas Keperawatan Universitas Riau.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini sudah disusun dengan maksimal
dan tidak lepas dari dukungan dan bimbingan berbagai pihak yang terlibat secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua yang selalu memberikan motivasi, nasehat, dan
dukungan, serta senantiasa mendoakan penulis.
2. Ibu Ns. Hellena Deli, M.Kep., Sp.Kep MB sebagai dosen
pembimbing yang membimbing penulis dalam penulisan karya tulis
ilmiah ini.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Karya Tulis
Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini, masih memiliki banyak
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari semua pembaca. Akhir kata penulis berharap
semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terutama bagi penulis sendiri dan semua pembacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan .........................................................................................i
Kata Pengantar...................................................................................................ii
Daftar Isi............................................................................................................iii
Daftar Gambar ...................................................................................................iv
Daftar Tabel.......................................................................................................v
Abstrak ..............................................................................................................vi
BAB I Pendahuluan ..........................................................................................1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................1
2.1. Rumusan Masalah .......................................................................................4
3.1. Tujuan Penulisan ........................................................................................4
4.1. Manfaat Penulisan .......................................................................................6
BAB II Tinjauan Pustaka ...................................................................................6
2.1. Terapi Kompres Hangat ..............................................................................6
2.2. Asam Urat ...................................................................................................7
BAB III Metode Penulisan .................................................................................14
BAB IV Pembahasan .........................................................................................15
4.1. Analisis Masalah .........................................................................................15
4.2. Sintesis .......................................................................................................16
4.3. Cara Pemakaian Alat ...................................................................................18
4.1. Cara Kerja Alat ...........................................................................................19
4.5. Kelebihan Alat ...........................................................................................20
BAB V...............................................................................................................22
5.1. Kesimpulan .................................................................................................22
5.2. Saran...........................................................................................................22
Daftar Pustaka ...................................................................................................23
Lampiran
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.2.1 Desain Kaus Kaki Hangat Pereda Nyeri Asam Urat
Gambar 4.2.2 Corong Kecil dan Kabel Charger
iv
DAFTAR TABEL
v
ABSTRAK
Terdapat peningkatan kasus gout arthritis didunia, dimana prevalensi umum gout
arthritis menjadi 1-4% dari populasi umum. Prevelensi penyakit gout arthritis di
Indonesia semakin mengalami peningkatan. Menurut Riskesdas tahun 2018,
prevalensi penyakit gout arthritis berdasarkan diagnose tenaga kesehatan di
Indonesia 11,9% dan berdasarkan diagnosis atau gejala 24,7%. Provinsi Riau
merupakan salah satu daerah dengan penderita gout arthritis. Dinas Kesehatan
Provinsi Riau (2015) melaporkan prevalensi gout arthritis berdasarkan gambaran
penyakit penduduk yang berkunjung ke Puskesmas yaitu sebesar 3,74%. Dinas
Kesehatan Kota Pekanbaru (2017) melaporkan bahwa kejadian gout arthritis
termasuk sepuluh jenis penyakit terbesar di Puskesmas yaitu sebanyak 8,339 jiwa.
Jika dilihat dari karateristik umur, prevalensi tinggi pada umur ≥ 75 tahun
(54,8%). Penderita wanita juga lebih banyak (8,46%) dibandingkan dengan pria
(6,13%). Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada gout arthritis adalah
farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi merupakan
penatalaksanaan yang menggunakan obat-obatan zat kimiawi. Pengobatan non
farmakologi dalam hal menurunkan nyeri pada penderita gout arthritis adalah
dengan menggunakan terapi komplementer yaitu kompres hangat. Sebagai upaya
peningkatan penananganan pada gout arthritis atau asam urat terhadap
masyarakat, penulis tertarik untuk menggagas suatu inovasi baru dalam teknologi,
yaitu sebuah rancangan alat berupa kaus kaki hangat untuk meredakan nyeri
penderita asam urat. Karya tulis ilmiah ini melakukan pencarian literature yang
berkaitan dengan topik karya ilmiah melalui cara mengumpulkan sumber
kepustakaan baik berupa buku maupun penjelajahan pada media internet setelah
melalui tahapan selection. Data yang digunakan peneliti adalah data sekunder.
Rancangan alat ini memuat beberapa item agar dapat digunakan yaitu kaus kaki,
corong, dan charger. Alat ini juga berisi konduktor yang dilengkapi thermostat
agar panas yang dihantarkan dapat dengan cepat menyebar ke dalam cairan di
dalam kaus kaki sehingga kaus kaki menjadi hangat dan dapat dipergunakan
untuk kompres hangat. Pemanfaatan teknologi dalam perancangan kaus kaki
hangat sebagai bentuk untuk mengatasi nyeri yang dialami oleh penderita
gangguan asam urat.
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Puskesmas Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru (2017), prevalensi gout arthritis
sebanyak 105 orang dan sebanyak 46 orang pada tahun (2018) pada bulan
Januari-April. Jadi total kejadian gout arthritis hingga saat ini sebanyak 151
orang (Angriani et al., 2013).
Gout arthritis atau disebut orang awam dengan asam urat merupakan
pembentukan kristal pada persendian, akibat tingginya kadar asam urat
dalam tubuh. Kadar asam urat pada laki-laki adalah 3-7 mg/dl dan pada
perempuan adalah 2-6 mg/dl, gout arthritis jarang terjadi pada laki-laki
sebelum masa remaja sedangkan pada perempuan jarang sebelum
menopause. Sering juga ditemukan pada usia 50 tahun kejadian gout
arthritis (Siregar, et al., 2018).
Menurut Febriyanti, et al., (2018) Insiden gout arthritis menjadi sama
antara laki-laki dan perempuan setelah usia 50 tahun, selain itu banyak
faktor resiko asam urat yang berhubungan kuat dengan kejadian asam urat
pada wanita dibandingkan pria. Riwayat asam urat dalam keluarga,
infusiensi ginjal, riwayat penyakit penyerta, dan riwayat penyakit
sebelumnya. Hampir 85-90% penderita yang mengalami serangan pertama
biasanya hanya mengenai satu persendian dan umumnya pada sendi atau
ruas tulang telapak kaki dengan jari kaki (Siregar, et al., 2018).
Peningkatan kejadian penderita gout arthritis dapat disebabkan oleh
berbagai faktor resiko seperti faktor asupan purin, obesitas, dan penyakit
penyerta diantaranya hipertensi dan diabetes melitus. Asupan purin dapat
mempengaruhi terjadinya gout arthritis dan akan bertambah berat apabila
disertai dengan pola konsumsi yang tidak seimbang. Pola konsumsi
masyarakat Melayu Riau sangat berhubungan erat dengan kejadian gout
arthritis. Adapun jenis-jenis masakan khas masyarakat Melayu seperti tumis
belacan, pais ikan asin kembung, tauco udang, pindang ikan laut, rendang
kerang, palai udang, gulai siput, abon ikan, putu kacang, rendang salai, dan
pokek daging, dikombinasikan dengan rasa asin, asam, dan pedas.
Kebiasaan konsumsi purin lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata yang
2
dialami oleh populasi luas lebih cendrung membuat kelompok tersebut
mengalami gout arthritis (Angriani et al., 2013).
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada gout arthritis adalah
farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi merupakan
penatalaksanaan yang menggunakan obat-obatan zat kimiawi. Pengobatan
non farmakologi dalam hal menurunkan nyeri pada penderita gout arthritis
adalah dengan menggunakan terapi komplementer, yaitu kompres hangat.
Terapi tersebut mampu memvasodilatasi pembuluh darah dan memberikan
efek relaksasi. Beberapa penelitian dilakukan pada penderita gout arthritis
yang mengalami nyeri, pemberian kompres hangat berefek secara fisiologis
dengan cara memperbaiki peredaran darah melalui proses vasodilatasi
pembuluh darah, sehingga menambah asupan oksigen dan nutrisi yang
menuju ke jaringan tubuh serta mempercepat penyembuhan jaringan lunak.
Pemberian tubuh kompres air hangat dapat menurunkan nyeri penderita gout
arthritis yang menuju ke jaringan, mengurangi inflamasi, menurunkan
kekakuan dan nyeri (Siregar, et al., 2018).
Kompres hangat akan melebaran pembuluh darah sehingga
memperbaiki peredaran darah dalam jaringan tersebut. Manfaatnya dapat
memfokuskan perhatian pada sesuatu selain nyeri, atau dapat tindakan
pengalihan seseorang tidak terfokus pada nyerinya lagi, dan dapat
memberikan efek relaksasi (Zahroh, et al., 2018)
Selain itu air hangat membantu sirkulasi darah menjadi lancar, serta
menguatkan otot-otot dan ligamen yang mempengaruhi sendi tubuh.
Rendam kaki dengan air hangat selain mampu menurunkan tekanan darah,
terapi rendam kaki dengan air hangat juga mampu untuk meringankan nyeri
sendi, menurunkan tegangan otot, membunuh kuman, menghilangkan bau
kaki, dan meningkatkan kualitas tidur (Tiara, et al., 2021).
Sebagai upaya peningkatan penananganan pada gout arthritis atau
asam urat terhadap masyarakat, penulis tertarik untuk menggagas suatu
inovasi baru dalam teknologi, yaitu sebuah rancangan alat kompres kaki
hangat yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan mudah.
3
Alat ini nantinya berisi cairan yang dipanaskan menggunakan energi listrik
sehingga dapat dengan mudah dipakai. Alat kompres hangat ini ditujukan
kepada seluruh penderita gout arthritis atau asam urat untuk membantu
mereka mengurangi kontraindikasi dari penyakit gout arthritis atau asam
urat.
4
c. Menganalisa pengaruh terapi kaus kaki hangat sebagai pereda nyeri
pada asam urat.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
2.1.4. Kontraindikasi Definisi Terapi Kompres Hangat
Menurut Eni et al., (2016), kontraindikasi pemberian terapi
kompres hangat adalah sebagai berikut:
1. Pada 24 jam pertama setelah cidera traumatik
Rasional: panas akan meningkatkan perdarahan dan pembekakan.
2. Perdarahan aktif
Rasional: Panas akan menyebabkan vasodilatasi dan
meningkatkan perdarahan.
3. Edema non inflamasi
Rasional: panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema.
4. Tumor ganas terlokalisasi
Rasional: Panas mempercepat metabolisme sel, pertumbuhan sel,
dan meningkatkan sirkulasi, serta panas juga dapat mempercepat
metastase pada tumor sekunder.
5. Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau melepuh
Rasional: panas dapat membakar atau menyebabkan kerusakan
kulit lebih jauh.
7
Penyakit asam urat (Arthritis Gout) adalah penyakit sendi yang
disebabkan oleh tingginya asam urat didalam darah. Kadar asam urat
yang tinggi di dalam darah melebihi batas normal menyebabkan
penumpukan asam urat di dalam persendian dan organ tubuh
lainnya. Penumpukan asam urat inilah yang membuat sendi sakit,
nyeri, dan meradang. Pada kasus yang parah, penderita penyakit ini
tidak bisa berjalan, persendian terasa sangat sakit jika bergerak,
mengalami kerusakan pada sendi, dan cacat (Sutanto, 2013).
2.2.2. Etiologi Asam Urat
Secara garis besar penyebab terjadinya asam urat (Gout)
disebabkan oleh faktor primer dan faktor sekunder, faktor primer
99% nya belum diketahui (idiopatik). Namun, diduga berkaitan
dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang
menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan
peningkatan produksi asam urat atau bisa juga disebabkan oleh
kurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh. Faktor sekunder,
meliputi peningkatan produksi asam urat, terganggunya proses
pembuangan asam urat dan kombinasi kedua penyebab tersebut
(Susanto, 2013).
Menurut Prasetyono (2012), berikut ini beberapa penyebab
munculnya asam urat :
1. Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat purin.
Tubuh manusia sebenarnya sudah menyediakan 85% senyawa
purin untuk kebutuhan sehari-hari. Ini berarti, kebutuhan tubuh
akan purin yang berasal dari makanan hanya sekisar 15%. Jika
lebih dari 15% maka tubuh akan kelebihan zat ini.
2. Mengkonsumsi alkohol juga dapat meningkatkan resiko terkena
penyakit asam urat. Sebab, alkohol menyebabkan pembuangan
asam urat lewat urin menjadi berkurang, sehingga asam urat
tetap bertahan dalam peredaran darah dan penumpukan
persendian.
8
2.2.3. Patofisiologi Asam Urat
Dalam keadaan normal, kadar asam urat didalam darah pada
pria dewasa kurang dari 7 mg/dl, dan pada wanita kurang dari 6
mg/dl. Apabila konsentrasi asam urat dalam serum lebih besar dari 7
mg/dl dapat menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat.
Serangan gout tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau
penurunan secara mendadak kadar asam urat dalam serum. Jika
kristal asam urat mengendap dalam sendi, akan terjadi respon
inflamasi dan diteruskan dengan terjadinya serangan gout. Dengan
adanya serangan yang berulang ulang penumpukan kristal
monosodium urat yang dinamakan thopi akan mengendap dibagian
perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga. Akibat
penumpukan Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan disertai penyakit
ginjal kronis (Widyanto, 2017).
Penurunan urat serum dapat mencetuskan pelepasam kristal
monosodium urat dari depositnya dalam trofi (crystal shedding).
Pada beberapa pasien gout atau dengan hiporurisemia asimptomatik
kristal urat ditemukan pada sendi metatarsofalangeal dan patela yang
sebelumnya tidak pernah mendapat serangan akut. Menurunnya
kelarutan sodium urat pada temperatur lebih rendah pada sendi
perifer seperti kaki dan tangan, dapat menjelaskan mengapa kristal
monosodium urat diendapkan pada kedua tempat tersebut
(Widyanto, 2017).
2.2.4. Manifestasi Klinis Asam Urat
Penyebab utama penyakit asam urat atau gout, yaitu
meningkatnya kadar asam urat dalam darah atau hiperurisemia.
Serangan gout pertama biasanya hanya mengenai satu sendi dan
berlangsung selama beberapa hari. Gejalanya menghilang secara
bertahap dan tidak timbul gejala sampai terjadi serangan berikutnya.
Menurut (Setianingrum, 2019), beberapa tanda dan gejala dari
penyakit asam urat yaitu:
9
1. Terasa nyeri hebat pada sendi yang terkena penyakit dan terasa
panas saat
2. Bagian yang bengkak disentuh. Rasa nyeri ini terjadi karena
kristal-kristal purin yang bergesekan saat sendi bergerak.
3. Serangannya dapat terjadi sewaktu-waktu akibat mengkonsumsi
makanan yang kaya purin. Terkadang serangannya terjadi secara
berulang-ulang. Jika hanya pegal linu pada otot dan sendi tanpa
nyeri hebat maka dapat dipastikan bukan radang sendi.
4. Gejala asam urat menyebabkan bagian yang terserang berubah
bentuk. Gejala ini dapat terjadi di tempurung lutut, punggung
lengan, tendon belakang, pergelangan kaki, dan daun telinga.
Gejala ini lebih banyak dialami oleh para pria yang berusia lebih
dari 30 tahun sekitar 90% dan pada wanita umumnya terjadi saat
mengalami masa menopause 10%.
5. Peradangan dan pembengkakan pada sendi yang tertekan.
6. Kemerahan pada daerah yang telah terjadi asam urat.
2.2.5. Penatalaksanaan Asam Urat
Asam urat sering terjadi pada lansia, hal ini ditandai dengan
hiperurisemia arau peningkatan asam urat di dalam tubuh seseorang.
Cara yang bisa menurunkan derajat nyeri asam urat adalah
menggunakan terapi farmakologis serta non-farmakologis. Terapi
farmakologis yaitu tindakan memberikan obat analgesik seperti obat
anti radang serta nonsteroid (OAINS) sebagai penurun nyeri,
sedangkan diberikannya terapi kompres hangat adalah tindakan
secara non farmakologis (Ilham, 2020). Di mana kompres hangat
akan menimbulkan rasa panas, maka respon tubuh secara fisiologis
antara lain dapat menstabilkan darah yang kental, otot menjadi
rileks, keseimbangan metabolisme jaringan, meningkatkan
permeabilitas jaringan, menumbuhkan rasa kenyamanan dan
mengurangi kecemasan (Syamsu, 2017).
10
2.3. Evidence Based Practice
Berdasarkan hasil analisis data penelitian literature review dari 3
artikel yang terindikasi dari Google Schoolar menunjukkan bahwa adanya
pengaruh terapi hangat. Salah satu tindakan keperawatan gout arthritis
dengan memberikan terapi rendam air hangat sesuai dengan kata kunci
penulisan ini. Berikut beberapa analisis penulis dari evidence based practice
terkait yang ditemukan:
Tabel 2.3.1. Evidenced Based Practice 1
Judul Perbandingan Kompres Jahe Merah dan Kompres Hangat
terhadap Penurunan Nyeri Sendi pada Lansia
Jurnal Ners Muda
Volume Volume 2, Nomor 3, Desember 2021
Tahun 2021
Penulis Muhammad Rifai Muchlis
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemberian
kompres jahe merah untuk mengurangi nyeri sendi pada lansia.
Metode Deskriptif dengan pendekatan studi kasus proses asuhan
keperawatan dilakukan dalam pengelolaan klien dengan nyeri
sendi.
Hasil Hasil studi setelah diberikan intervensi keperawatan pemberian
terapi kompres hangat jahe merah dilakukan selama 7 hari
dengan frekuensi 1 kali/ hari dengan durasi yang diberikan 10-
15 menit, dengan menggunakan skala Numeric Ratting Scale
(NRS) yaitu setelah diberikan implementasi kepada kedua
responden untuk mengurangi nyeri sendi, pada responden 1 dan
responden dan responden 2 denga skala nyeri 2 yang berarti
skala nyeri ringan. Berdasarkan hasil kedua responden di atas
peneliti dapat menyimpulkan bahwa pemberian terapi kompres
hangat jahe merah efektif dapat mengurangi nyeri sendi pada
lansia.
11
Tabel 2.3.2. Evidenced Based Practice 2
Judul Efektivitas Terapi Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Perubahan
Penurunan Tekanan Darah Ibu Hamil Preeklampsia
Jurnal Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan
Volume Volume 8 Nomor 1 Tahun 2021
Tahun 2021
Penulis Inayah Maslahatul dan Anonim Tri
Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas terapi
rendam kaki air hangat terhadap perubahan penurunan tekanan
darah ibu dan Angka Kematian Ibu (AKI) dapat menjadi alat
ukur untuk mengetahui kualitas pelayanan mil preeklampsia
Metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian quasi-eksperiment,
dengan pendekatan rancangan pre and post test pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol
Hasil Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada pengaruh
pemberian terapi rendam kaki air hangat terhadap perubahan
penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik ibu hamil
preeklampsia dengan nilai p = 0,004 dan p = 0,011 serta ada
perbedaan perubahan penurunan tekanan darah sistolik dan
diastolik antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol
dengan p =0,001 dan p =0,007.
12
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas terapi
rendam air hangat dan garam terhadap skala nyeri lansia dengan
Arthritis
Metode Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan pre
experimental design dengan non equivalent (pretest dan posttest)
two group design
Hasil Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan
rerata skala nyeri terapi rendam air hangat tambah garam dengan
terapi rendam air hangat tanpa garam pada lansia dengan
Arthritis (p-value 0,000 < p α 0,05), lebih lanjut terapi rendam air
hangat dengan garam efektif diberikan untuk menurunkan skala
nyeri pada lansia dengan Arthritis.
13
BAB III
METODE PENULISAN
Gagasan Ide
Literatur jurnal, situs
website resmi, google
Pengumpulan Data
scholar buku teks dan
science direct
Membaca, mengutip,
dan menyimpulkan
Kerangka penulisan
Rancangan Aplikasi:
14
BAB IV
PEMBAHASAN
15
bentuk pemanfaatan teknologi. Kaus kaki hangat pereda nyeri asam urat
adalah suatu alat dengan pemanfaatan teknologi untuk membantu
meredakan nyeri yang dialami penderita asam urat. Adapun komposisi alat
bahan yang sesuai digunakan dalam terapi ini adalah sebagai berikut:
1. Kain berbahan lembut atau bahan katun;
2. Kain bahan akrilat;
3. Kain parasut bahan nilon;
4. Lubang untuk mengisi air;
5. Konduktor listrik yang terdiri dari lilitan kawat nikelin yang yang
mampu mengantarkan panas mencapai suhu 30 oC - 45 oC;
6. Charger untuk mengisi daya kaus kaki untuk dihubungkan ke sumber
listrik;
7. Colokan charger;
8. Penutup colokan charger, agar air yang telah dimasukkan tidak keluar
dan tetap berada dalam kaus kaki hangat; dan
9. Corong kecil untuk melakukan pengisian air ke dalam kaus kaki
hangat.
4.2. Sintesis
Perancangan dan pembuatan alat merupakan proses perencanaaan
desain yang dilakukan supaya tujuan dapat terpenuhi. Perancangan dan
pembuatan alat pada penulisan ini berisi tentang rencana pembuatan dan
model dari alat pereda nyeri, yaitu kaus kaki hangat bagi penderita asam
urat. Kaus kaki hangat memiliki 3 komponen alat dalam penggunaannya,
yaitu kaus kaki dengan 3 bahan pelapis, corong kecil untuk memasukan air,
dan charger untuk melakukan pengisian daya kaus kaki hangat agar dapat
digunakan. Alat ini juga dilengkapi dengan konduktor untuk mengalirkan
energi listrik menjadi panas sehingga kaus kaki menjadi hangat dengan suhu
tertentu. Konduktor juga dilengkapi dengan thermostat untuk memberikan
pengaturan suhu hangat 30oC - 45 oC. Agar ketika suhu air pada kaus kaki
16
telah mencapai 30 oC - 45 oC konduktor akan berhenti mengantarkan panas
dan kaus kaki hangat siap untuk digunakan.
Gambar 4.2.1. Desain Kaus Kaki Hangat Pereda Nyeri Asam Urat
Penulis juga merancang kaus kaki hangat dalam ukuran yang berbeda-
beda disesuaikan dengan ukuran kaki penggunanya berdasarkan indeks
masa tubuh. Indeks massa tubuh (IMT) adalah jumlah berat badan ideal
yang dihitung dari berat badan dan tinggi badan seseorang. IMT merupakan
salah satu cara untuk menentukan ukuran badan seseorang. Oleh sebab itu,
17
kaus kaki hangat dirancang dalam tiga ukuran yaitu S, L, dan XL dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel 4.2.1. Ukuran Kaus Kaki Hangat
Ukuran IMT Ukuran Badan
S 18.5 Kurus
L 18.5 - 23 Normal
XL >23 Overweight
Tidak hanya pada bagian kaki, nyeri asam urat juga dapat dirasakan
penderita pada bagian lutut. Hal ini karena lutut memproduksi asam urat
secara berlebihan dan membentuk kristal di sendi lutut, sehingga lutut bisa
meradang dan menyebabkan nyeri tidak tertahankan. Kondisi ini membuat
penulis untuk merancang kaus kaki hangat dengan panjang sampai ke lutut.
Rancangan kaus kaki hangat dibuat dengan dua macam model yaitu model
pendek (40 cm) dan model panjang (60 cm). Model pendek dapat digunakan
untuk penderita asam urat yang sering mengalami nyeri pada bagian kaki
hingga betis, sedangkan model panjang dapat digunakan oleh penderita
asam urat yang sering mengalami nyeri pada bagian kaki hingga lutut.
18
5. Pastikan lampu charger menyala merah ketika mengisi. Lampu
charger akan berwarna biru apabila airnya sudah hangat pada suhu
30oC - 45oC.
6. Cabut charger dari sumber listrik dan tutup lubang charger pada
“Kaus Kaki Hangat” apabila air kompres sudah hangat;
7. Cuci bersih kaki pengguna lalu lap sampai kering;
8. “Kaus Kaki Hangat” siap digunakan dengan memasukkan kaki secara
perlahan pada “Kaus Kaki Hangat”;
9. Kenakan “Kaus Kaki Hangat” sampai pengguna merasa nyaman dan
nyeri kaki sudah mulai teratasi.
19
Seperti yang dijelaskan di atas bahwa heater memanaskan air di
sekitarnya, karena heater mempunyai temperatur yang lebih tinggi
sehingga panas pada heater mengalir ke air yang mempunyai
temperature lebih rendah. Hal ini membuat seluruh air pada wadah
menjadi panas. Peristiwa tersebut disebut konveksi, dimana konveksi
ialah perpindahan panas yang disertai dengan perpindahan zat
perantaranya. Perpindahan panas secara konveksi terjadi melalui
aliran zat. Jadi, dalam heater ini energi listrik yang dialirkan dari
sumber listrik melalui kabel kemudian diubah menjadi energi panas
oleh pemanas alumunium. Selanjutnya alumunium tersebut
memanaskan air yang ada di dalam kaus kaki.
4.4.2. Kaus Kaki Hangat Bekerja dalam Meredakan Nyeri pada
Penderita Asam Urat
Secara umum cara kerja kaus kaki ini adalah dengan metode
kompres hangat. Kompres hangat berfungsi untuk mengatasi atau
mengurangi nyeri, dimana panas dapat meredakan iskemia dengan
menurunkan kontraksi otot dan melancarkan pembuluh darah
sehingga dapat meredakan nyeri dengan mengurangi ketegangan dan
meningkatkan perasaan sejahtera serta menigkatkan aliran darah di
daerah persendian (Tiara, et al., 2021).
20
3. Kaus kaki hangat dirancang agar kulit pengguna tetap kering selama
penggunaan, sehingga mencegah risiko terjadinya gangguan kulit
yang bias disebabkan oleh air.
4. Dengan pemanfaatan teknologi, kaus kaki hangat dirancang lebih
mudah dalam penggunaannya daripada kompres kaki secara
konvensional.
5. Kaus kaki hangat dirancang dengan menggunakan konduktor yang
mampu merubah listrik menjadi panas yang dilengkapi dengan
thermostat dengan pengaturan suhu hangat 30oC - 45 oC.
6. Kaus kaki hangat dirancang dengan dua macam model yaitu model
pendek (40 cm) dan model panjang (60 cm).
7. Kaus kaki hangat memiliki tiga ukuran berdasarkan IMT pengguna
yaitu ukurann S, L, dan XL.
8. Kaus kaki hangat dapat digunakan pada kondisi duduk atau berbaring
sesuai kenyamanan pengguna.
9. Kaus kaki hangat mudah digunakan di mana saja dan kapan saja.
21
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Gout arthritis atau disebut orang awam dengan asam urat merupakan
pembentukan kristal pada persendian, akibat tingginya kadar asam urat
dalam tubuh. Menurut Riskesdas tahun 2018, prevalensi penyakit asam urat
berdasarkan diagnosa tenaga kesehatan di Indonesia 11,9% dan berdasarkan
diagnosis atau gejala 24,7%. Pengobatan non farmakologi dalam hal
menurunkan nyeri pada penderita gout arthritis adalah dengan
menggunakan terapi komplementer kompres hangat.
Terapi kompres hangat mampu memvasodilatasi pembuluh darah dan
memberikan efek relaksasi, meringankan nyeri sendi, menurunkan tegangan
otot, membunuh kuman, menghilangkan bau kaki, dan meningkatkan
kualitas tidur. Kaus kaki hangat pereda nyeri pada penderita asam urat
adalah salah satu teknologi yang dapat membantu proses pengobatan non
farmakologi dengan prinsip kompres hangat. Teknologi ini diharapkan dapat
membantu penderita asam urat lebih mudah dalam menjalani proses terapi.
5.2. Saran
Teknologi ini masih membutuhkan penelitian yang lebih dalam lagi
kedepannya. Untuk itu diharapkan kepada pembaca agar dapat membaca
sumber-sumber lainnya yang dapat dijadikan acuan saat membaca karya
tulis ilmiah ini.
22
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, M., Sovia, S., & Adha, P. D. (2020). Efektifitas Terapi Rendam Air Hangat
dengan Garam terhadap Skala Nyeri Arthritis Pada Lansia Di Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Luhur Kota Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi, 20(3), 862. https://doi.org/10.33087/jiubj.v20i3.1070
Ilham. (2020). Kompres Hangat Jahe Merah Terhadap Penurunan Nyeri Asam
Urat. Jurnal Kesehatan, 2(2), pp. 14–19.
Inayah, M., & Anonim, T. (2021). Efektivitas Terapi Rendam Kaki Air Hangat
terhadap Perubahan Penurunan Tekanan Darah Ibu Hamil Preeklampsia.
Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan, 8(1), 24–31.
https://doi.org/10.37402/jurbidhip.vol8.iss1.118
Prasetyono, D.S. (2012). Daftar Tanda dan Gejala Ragam Penyakit. Yogyakarta:
FlashBooks.
Setianingrum, P. D. (2019). PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN SALAM
(Syzygium polyanthum) TERHADAPPENURUNAN KADAR ASAM
URAT PADAPENDERITA ASAM URAT DI DUSUN KADISORODESA
GILANGHARJO KECAMATAN PANDAK KABUPATEN BANTUL DIY
TAHUN 2017. Jurnal Kesehatan, 7621(1), 12–23.
https://doi.org/10.23917/jk.v0i1.7594
23
Sorena, E., Slamet, S., & Sihombing, B. (2019). Efektifitas Pemberian Kompres
Hangat Terhadap Suhu Tubuh Pada Anak Dengan Peningkatan Suhu Tubuh
Di Ruang Edelweis Rsud Dr. M. Yunus Bengkulu. Jurnal Vokasi
Keperawatan (JVK), 2(1), 17–24. https://doi.org/10.33369/jvk.v2i1.10469
Xia, Y., Wu, Q., Wang, H., Zhang, S., Jiang, Y., Gong, T., Xu, X., Chang, Q.,
Niu, K., & Zhao, Y. (2020). Global, regional and national burden of gout,
1990-2017: A systematic analysis of the Global Burden of Disease Study.
Rheumatology (United Kingdom), 59(7), 1529–1538.
https://doi.org/10.1093/rheumatology/kez476
24
Zahroh, C., & Faiza, K. (2018). Pengaruh Kompres Hangat terhadap Penurunan
Nyeri pada Penderita Penyakit Artritis Gout. Jurnal Ners Dan Kebidanan
(Journal of Ners and Midwifery), 5(3), 182–187.
https://doi.org/10.26699/jnk.v5i3.art.p182-187
25