Professional Documents
Culture Documents
MATERI PENYULUHAN Perioperatif Fix New
MATERI PENYULUHAN Perioperatif Fix New
(SAP)
POKOK BAHASAN : Sistem Muskuloskeletal
SUB POKOK BAHASAN : Penatalaksanaan Perioperatif
SASARAN : Pre dan Post Operasi
WAKTU : 30 Menit
TEMPAT : Ruang Nusa Indah RSU Bangli
I. Latar Belakang
Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit
bagi hapir semua pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang
akan membahayakan bagi pasien. Maka tak heran jika seringkali pasien dan
keluarganya menunjukkan sikap yang agak berlebihan dengan kecemasan
yang mereka alami. Kecemasan yang mereka alami biasanya terkait dengan
segala macam prosedur asing yang harus dijalani pasien dan juga ancaman
terhadap keselamatan jiwa akibat segala macam prosedur pembedahan dan
tindakan pembiusan. Perawat mempunyai peranan yang sangat penting
dalam setiap tindakan pembedahan baik pada masa sebelum, selama
maupun setelah operasi. Intervensi keperawatan yang tepat diperlukan untuk
mempersiapkan klien baik secara fisik maupun psikis. Tingkat keberhasilan
pembedahan sangat tergantung pada setiap tahapan yang dialami dan saling
ketergantungan antara tim kesehatan yang terkait (dokter bedah, dokter
anstesi dan perawat) di samping peranan pasien yang kooperatif selama
proses perioperatif.
Ada tiga faktor penting yang terkait dalam pembedahan, yaitu penyakit
pasien, jenis pembedahan yang dilakukan dan pasien sendiri. Dari ketiga
faktor tersebut faktor pasien merupakan hal yang paling penting, karena
bagi penyakit tersebut tidakan pembedahan adalah hal yang baik/benar.
Tetapi bagi pasien sendiri pembedahan mungkin merupakan hal yang paling
mengerikan yang pernah mereka alami. Mengingat hal terebut diatas, maka
sangatlah pentig untuk melibatkan pasien dalam setiap langkah – langkah
perioperatif. Tindakan perawatan perioperatif yang berkesinambungan dan
tepat akan sangat berpengaruh terhadap suksesnya pembedahan dan
kesembuhan pasien.
IV. Metode
Ceramah, tanya jawab dan curah pendapat
V. Media
Leaflet dan flip chart
VI. Rencana Pembelajaran
No. Kegiatan Penyuluhan Waktu Kegiatan Audiens
Flip Chart
PENYAJI
MODERATOR
AUDIENS DAN
FASILITATOR
OBSERVER
Keterangan :
: Fasilitator
: Audiens
VIII. Pengorganisasian
1. Ketua : Ni Made Dewi Septarina Tirtayani Putri
2. Moderator : Made Peggy Artayuni
3. Penyaji : Ni Made Dewi Septarina Tirtayani Putri
4. Observer : Ni Nyoman Yuni Astuti
5. Fasilitator :
- Ida Ayu Purnama Dewi
- Ni Luh Gede Mega Kusuma Dewi
IX. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan bisa
digunakan dalam penyuluhan yaitu :
1) Laptop
2) Flip Chart
3) Leaflet
b. Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan gambar flipchart,
leaflet agar lebih mudah saat penyampaian kepada sasaran.
c. Peserta
Dalam penyuluhan tentang penatalaksanaan perioperatif ini kami
mengundang keluarga pasien di Ruang Nusa Indah RSU Bangli
2. Evaluasi Proses
a. Penyuluhan mengenai penatalaksanaan perioperatif berlangsung
lancar dan sasaran mengerti tentang penyuluhan yang diberikan.
b. Di dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara
penyuluh dengan sasaran yang menerima penyuluhan.
c. Kehadiran peserta diharapkan sekitar 90 % dan tidak ada yang
meninggalkan tempat saat penyuluhan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
a. Jangka pendek
1) Peserta penyuluhan mengerti 70 % dari apa yang telah
disampaikan dengan kriteria mampu menjawab pertanyaan
yang akan diberikan oleh penyuluh.
2) Peserta mampu menjelaskan kembali pengertian keperawatan
perioperatif
3) Peserta mampu menyebutkan beberapa penalaksanaan
perioperatif
4) Peserta mampu menerapkan beberapa penatalaksanaan
perioperatif
b. Jangka panjang
Meningkatkan pengetahuan peserta yaitu keluarga pasien dalam
mengikuti penyuluhan ini sehingga dapat mempertahankan fungsi
tubuh, memperlancar peredaraan darah sehingga mempercepat
proses penyembuhan luka operasi, mempetahankan tonus otot serta
mengembalikan aktivitas tertentu sehingga pasien dapat kembali
normal dan atau dapat memenuhi kebutuhan gerak harian.
MATERI PENYULUHAN
PENATALAKSANAAN PERIOPERATIF
1. Definisi.
Keperawatan perioperatif adalah merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan
pengalaman pembedahan pasien. Istilah perioperatif adalah suatu istilah
gabungan yang mencakup tiga tahap dalam suatu proses pembedahan yaitu
tahap pra operasi, tahap intra operasi dan pasca operasi. Masing-masing tahap
mencakup aktivitas atau intervensi keperawatan dan dukungan dari tim
kesehatan lain sebagai satu tim dalam pelayanan pembedahan (Majid, 2011).
Keperawatan Perioperatif adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan
pada praktik keperawatan di kamar bedah yang langsung diberikan pasien,
dengan menggunakan metodelogi proses keperawatan. Keperawatan
periopertif berpedoman pada standar keperawatan dilandasi oleh etika
keperawatan dalam lingkup tanggung jawab keperawatan. Perawat yang
bekerja di kamar operasi harus memiliki kompentensi dalam memberikan
asuhan keperawatan perioperatif (HIPKABI, 2012).
3. Penatalaksanaan Perioperatif
a. Kecemasan
Kecemasan adalah gangguan alam perasaan (affective) yang
ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam
dan berkelanjutan , tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas,
kepribadian utuh, perilaku dapat terganggu tapi masih dalam batas normal
(Hawari, 2006).
Tingkat kecemasan
1) Kecemasan Ringan, Respon perilaku dan emosi seperti tidak dapat
duduk tenang, tremor halus pada tangan, suara kadang-kadang
meningkat.
2) Kecemasan Sedang, espon perilaku dan emosi ; meremas tangan,
bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur dan perasaan tidak enak.
b. Nyeri
Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan sebagai akibat dari kerusakan jaringan yang aktual dan
potensial, yang menyakitkan tubuh serta diungkapkan oleh individu yang
mengalaminya.
Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua yaitu nyeri akut dan
nyeri kronis. Klasifikasi ini berdasarkan pada waktu atau durasi terjadinya
nyeri.
1) Nyeri akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi dalam kurun waktu yang singkat,
biasanya kurang dari 6 bulan. (Potter & Perry, 2005).
2) Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri yang berlangsung selama lebih dari 6 bulan.
Nyeri kronik berlangsung di luar waktu penyembuhan yang
diperkirakan, karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respon
terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya.
Skala Nyeri :
- 0 : Tidak nyeri
- 1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan
baik dan memiliki gejala yang tidak dapat terdeteksi.
- 4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis,menyeringai,
dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat
mengikuti perintah dengan baik.Memiliki karateristik adanya
peningkatan frekuensi pernafasan , tekanan darah, kekuatan otot, dan
dilatasi pupil.
- 7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat
mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak
dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi. Memiliki
karateristik muka klien pucat, kekakuan otot, kelelahan dan keletihan
- 10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi
berkomunikasi, memukul.
Sumber : https://wisuda.unud.ac.id/pdf/1002106032-3-BAB%20II.pdf
c. Batuk efektif
Merupakan suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat
menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan
dahak secara maksimal (Smeltzer & Bare, 2001).
d. Mobilisasi
Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
bebas, mudah, teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup
sehat, dan penting untuk kemandirian (Kozier, Barbara. 1995).
1. Macam-macam Mobilisasi
Menurut Bayer dan Dubes (1997) mobilisasi dibagi menjadi 2 (dua),
yaitu :
a. Mobilisasi penuh
Mobilisasi penuh ini menunjukkan syaraf motorik dan sensorik
mampu mengontrol seluruh area tubuh. Mobilisasi penuh
mempunyai banyak keuntungan bagi kesehatan, baik fisiologis
maupun psikologis bagi pasien untuk memenuhi kebutuhan dan
kesehatan secara bebas, mempertahankan interaksi sosial dan peran
dalam kehidupan sehari hari.
b. Mobilisasi sebagian
Pasien yang mengalami mobilisasi sebagian umumnya mempunyai
gangguan syaraf sensorik maupun motorik pada area tubuh.
Mobilisasi sebagian dapat dibedakan menjadi:
1) Mobilisasi temporer yang disebabkan oleh trauma reversibel
pada sistim muskuloskeletal seperti dislokasi sendi dan tulang
2) Mobilisasi permanen biasanya disebabkan oleh rusaknya sistim
syaraf yang reversibel.
Daftar Pustaka
Anonim.2012.Tehnik Relaksasi Napas Dalam.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/3607/NOVA
%20RIZKY%20-%20ARINA%20MALIYA%20FIX.pdf?sequence=1.
(diakses pada taggal 22 Desember 2016 pukul19.45 wita)
Anonim. 2013. Latihan Batuk Efektif Dan Nafas Dalam Pada Klien Dengan
Pnemonia; http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-6425-
lampiran.pdf (diakses pada taggal 22 Desember 2016 pukul 20.25 wita)