You are on page 1of 5

NAMA : Eka astria

NIM : 210903502112
KELAS : MANAJEMEN E
MATKU: ETIKA BISNIS DAN KOMUNIKASI
TUGAS : 4 (Etika utilitarinisme dalam bisnis)

1. Kriteria dan prinsip Etika Ultranianisme


Aliran utilitarianisme ini berakar pada ajaran tentang kegunaan atau utility, yang
menyatakan, bahwa : baik atau buruk sebuah tindakan diukur dari apakah tindakan itu
menghasilkan tingkat kesenangan atau kebahagian yang terbanyak, dengan pengorbanan
yang paling sedikit.
Istilah utilitarianisme sebagai suatu nama aliran yang berasal dari kata latin utilis yang
berarti berguna. Aliran utilitarianisme ini terbagi antara lain aliran act utilitarianism serta
rule utilirianism yang sering diterjemahkan sebagai „Utilitarianisme tindakan” dan
„Utilitarianisme peraturan‟

Prinsip- prinsip aliran utilitarianisme, menurut Jeremy Bentham (1748-1832) didasarkan


kepada dua prinsip, yaitu :
- asosiasi (association principle) serta
- kebahagiaan terbesar (greatest happiness principle).
Bagi Bentham, prinsip kebahagiaan terbesar secara singkat terjadi jika :
“An action is right from an ethnical point of view if and only if the sum total of utilities
produced by the act is greater than tha sum of total utilities produced by nay other act the
agent could have performed in its place”.

Apa-apa “yang baik” merupakan kesenangan buruk” adalah rasa sakit. Tindakan “yang
baik” secara etika mengacu pada kebijakan dan kebahagiaan, sedangkan “yang
menghasilkan kebahagiaan terbesar.

Bentham berkeinginan untuk mencari kesamaan mendasar guna mampu memberikan


landasan objektif atas semua norma yang berlaku secara umum serta yang daopat
dietrima oleh masyarakat luas. Caranya ialah dengan menimbang segi-segi manfaat
dibandingkan dengan kerugian setiap tindakan.

2. Nilai Positif Etika Ultranianisme


Menurut Bentham, terdapat beberapa nilai positif etika utilitarianisme yaitu :
1. Rasionalitas.
Prinsip moral yang diajukan etika utilitarianisme tidak didasarkan pada aturan-aturan
kaku yang tidak dipahami atau tidak diketahui keabsahannya.
2. Etika utilitarianisme memberikan kriteria yang objektif dan rasional.
Utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral. Tidak ada paksaan
bahwa orang harus bertindak dengan cara tertentu yang tidak diketahui alasannya.
3. Universalitas.
Mengutamakan manfaat atau akibat dari suatu tindakan bagi banyak orang. Suatu
tindakan dinilai bermoral apabila tindakan tersebut memberi manfaat terbesar bagi
banyak orang.
4. Utilitarianisme
Sebagai Proses dan standar Penilaian
a. Sebuah penilaian mengenai kesejahteraan manusia, atau utiliti.
b. Sebuah petunjuk untuk memaksimalkan kesejahteraan (utiliti), yang didefinisikan
sebagai, memberikan bobot yang sama pada kesejahteraan orang per-orang.

4. Analisa keuntungan dan kerugian

Utilitarianisme mengatakan bahwa tindakan yang benar adalah yang memaksimalkan


utiliti, yaitu memuaskan preferensi yang berpengetahuan sebanyak mungkin. Dalam
pandangan kaum utilitarian aturan, perilaku tak adil dalam mendeskriminasi kelompok-
kelompok minoritas menyebabkan meningkatnya ketakutan pihak lain dengan
mengalami aturan yang mengijinkan diskriminasi. Keuntungan dan kerugian, Cost and
Benefits, yang dianalisis tidak dipusatkan pada keuntungan dan kerugian perusahaan.
Analisis keuntungan dan kerugian tidak ditempatkan dalam kerangka uang dan untuk
jangka panjang.

5. Kelemahan Etika Utilitarianisme


Pertama ,manfaat merupakan sebuah konsep yang begitu luas sehingga dalam
kenyataan praktis malah menimbulkan kesuliatan yang tidak sedikit. Karena manfaat
bagi manusia berbeda antara satu orang dengan orang yang lain. Kedua, persoalan
klasik yang lebih filosofis sifatnya mengarah kepada etika utiliratianisme dimana
persoalan tersebut tidak pernah menganggap serius nilai pada suatu tindakan terhadap
dirinya dan hanya memperhatikan nilai pada suatu tindakan yang berkaitan dengan
dampaknya. Ketiga, etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius kemauan
atau motivasi baik seseorang. Akibatnya seseorang punya motivasi yang baik dalam
melakukan tindakan,tetapi ternyata membawa kerugian yang besar bagi banyak orang.
( Keraf, 2010).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kelemahan-kelemahan etika


utilitarianisme lebih berkaitan dengan masing-masing tindakan konkret. Karena itu
menurut utilitarianisme, ada dua prinsip yang harus diperhatikan. Pertama, suatu
tindakan dapat dikatakan baik dari segi etis kalau tindakan sesuai prinsip dan moral yang
benar. Kedua, aturan moral tepat dan benar apabila seluruh manfaat dapat menghasilkan
hal yang positif. Akan tetapi hal ini dalam kenyataannya tidak mudah untuk dilakukan
karena bagaimanapun juga daya tarik etika utilitarianisme terletak pada bagaimana
menilai tindakan dalam situasi konkretnya.

6. Jalan keluar
Tanpa ingin memasuki secara lebih mendalam persoalan ini, ada baiknya kita secara
khusus mencari beberapa jalan keluar yang mungkin berguna bagi bisnis dalam
menggunakan etika utilitariwisrne yang memang punya daya tarik istimewa ini.
Yang perlu diakui adalah bahwa tidak mungkin mungkin kita memuaskan semua pihak
secara sama dengan tingkat manfaat yang sama isi dan bobotnya. Hanya saja, yang
pertama-tama harus dipegang adalah bahwa kepentingan dan hak semua orang harus
diperhatikan, dihormati, dan diperhitungkan secara sama. Namun, karena kenyataan
bahwa kita tidak bisa memuaskan semua pihak secara sama dengan tingkat manfaat yang
sama isi dan bobotnya, dalam situasi tertentu kita memang terpaksa harus memilih di
amara alternative yang tidy sempuma itu. Dalam hal ini, etika utiiitarianisme telah
memberi kita critaia paling objektif dan Nasional untuk memilih diantara berbagai
alternative yang kita hadapi, kendati mungkin bukan paling sempuma. Karena itu, dalam
situasi di mana kita terpaksa mengambil kebijaksmaan dan tindakan berdasarkan etika
utilrtarianisme, yang mengandung beberapa kesulitan dan kelemahhan tersebut di atas,
beberapa had ini kiranya perlu diperhatikan.

a) Dalam banyak hal kita perlu menggunakan perasaan atau intuisi moral kita untuk
mempertimbangkan secara jujur apakah tindakan yang kita ambil itu, yang memenuhi
criteria etika utilitariwisme diatas, memang manusiawi atau tidak.
b) Dalam kasus konkret di mana kebijaksanaan atau tindakan bisnis tertentu yang dalam
jangka panjang tidak hanya menguntungkan perusahaan tetapi juga banyak pihak terkarl,
termasuk secara moral, tetapi ternyata ada pihak tertentu yang terpaksa dikorbankan atau
dirugikan secara tak terelakkan, kiranya pendekatan dan komunikasi pribadi akan
merupakan sebuah langkah yang punya nilai moral tersendiri.
Nilai positif Utilitarianisme terletak pada sisi rasionalnya dan
universalnya. Rasionalnya adalah kepentingan orang banyak lebih
berharga dari pada kepentingan individual. secara universal semua
pebisnis dunia saat ini berlomba-lomba mensejahterakan masyarakat
dunia, selain membuat diri mereka menjadi sejahtera. berbisnis untuk
kepentingan individu dan di saat yang bersamaan mensejahterakan
masyarakat luas adalah pekerjaan profesional sangat mulia. dalam teori
sumber daya alam dikenal istilah Backwash Effect, yaitu di mana
pemanfaatan sumber daya alam yang terus menerus akan semakin
merusaka kualitas sumber daya alam itu sendiri, sehingga diperlukan
adanya upaya pelastarian alam supaya sumber daya alam yang terkuras
tidak habis ditelan jaman.

3. Utilitiarisme sebagai proses dan sebagai standar penilaian


Secara umum etika utilitarianisme dapat dipakai dalam dua wujud yang berbeda, yaitu:

1.Sebagai Proses Pengambilan Keputusan.Etika utilitarianisme digunakan sebagai


proses untuk mengambil keputusan.Etika ini dipakai untuk melakukan
perencanaan yang mengatur sasaran atau targetyang akan dicapai. Atau dengan
kata lain etika utilitarianisme menjadi dasar utamadalam penyusunan program atau
perencanaan yang menyangkut kepentingan banyakorang. Kriteria etika
utilitarianisme lalu menjadi kriteria seleksi bagi setiap alternatifyang bisa diambil.

2.Sebagai Standar PenilaianEtika utilitarianisme digunakan sebagai standar penilaian


atas tindakan ataukebijakan yang telah dilakukan. Kriteria etika utilitarianisme
benar-benar digunakanuntuk menilai apakah tindakan atau kebijakan yang ditetapkan
tersebut memang baika t au t i dak. Ini be rar t i bahwa pada wuj ud i ni et i ka
ut i l i t ari ani sm e sangat t epat digunakan untuk mengevaluasi tindakan yang sudah
dijalankan.

4. Analisis keuntungan dan kerugian

You might also like