You are on page 1of 7

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI

LARUTAN NaOH

I. Tujuan Praktikan dapat memahami


dan menstandarisasi larutan baku
sekunder NaOH dengan larutan baku
primer H 2 C 2 O 4 2H 2 O

Dasar Teori Reaksi

asam basa adalah reaksi yang terjadi


antara larutan asam dengan larutan
basa, hasil reaksi ini dapat bersifat
netral disebut juga reaksi penetralan
asam basa tergantung pada larutan
yang direaksikan. Larutan yang
direaksikan ini salah satunya disebut
larutan baku. Larutan baku adalah
larutan yang konsentrasinya
diketahui dengan tepat dan dapat
digunakan untuk menentukan
konsentrasi larutan lain. Larutan
baku ada dua yaitu larutan baku
primer dan larutan baku sekunder.
Larutan baku primer adalah larutan
baku yang konsentrasinya dapat
ditentukan dengan jalan menghitung
dari berat zat terlarut yang dilarutkan
dengan tepat. Larutan baku primer
harus dibuat dengan: a) Penimbangan
dengan teliti menggunakan neraca
analitik b) Dilarutkan dalam labu
ukur Bahan kimia yang dapat
digunakan sebagai bahan membuat
larutan standar primer harus
memenuhi tiga persyaratan berikut:
a) Benar-benar ada dalam keadaan
murni dengan kadar pengotor <> a)
Stabil secara kimiawi, mudah
dikeringkan dan tidak bersifat
higroskopis. a) Memiliki berat
ekivalen besar, sehingga
meminimalkan kesalahan akibat
penimbangan. Pada percobaan kali ini
larutan yang digunakan sebagai
larutan baku primer adalah H 2 C 2 O
4. 2H 2 O (asam oksalat). Asam
oksalat adalah zat padat, halus,
putih, larut baik dalam air. Asam
oksalat adalah asam divalent dan
pada titrasinya selalu
2 sampai terbentuk garam normalnya..berat
ekivalen asam oksalat adalah 63. Larutan
baku sekunder adalah larutan baku yang
konsentrasinya harus ditentukan dengan
cara titrasi terhadap larutan baku primer.
Pada percobaan kali ini larutan yang
digunakan sebagai larutan baku sekundere
adalah NaOH. Larutan NaOH tergolong
dalam larutan baku sekunder yang bersifat
basa. Natrium hidroksida (NaOH), juga
dikenal sebagai soda kaustik, adalah sejenis
basa logam kaustik. Natrium hidroksida
membentuk larutan alkalin yang kuat ketika
dilarutkan ke dalam air. Natrium hidroksida
murni berbentuk putih padat dan tersedia
dalam bentuk pelet, serpihan, butiran
ataupun larutan jenuh 50%. NaOH bersifat
lembab cair dan secara spontan menyerap
karbondioksida dari udara bebas. Ia sangat
larut dalam air dan akan melepaskan panas
ketika dilarutkan. NaOH juga larut dalam
etanol dan metanol, walaupun kelarutan
NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil
daripada kelarutan KOH. NaOH tidak larut
dalam dietil eter dan pelarut non polar
lainnya. NaOH Nama sistematis Nama lain
Rumus Molekul Densitas Natrium hidroksida
Soda kaustik NaOH 2,1 g/ cm 3, padat Titik
leleh 318 o C (591 K) : Titik didih 1390 o C
(1663 K) Kelarutan dalam air 111 g/ 100 ml
(20 o C) Massa molar Penampilan Titik nyala
39,9971 g/mol zat padt putih tidak mudah
terbakar
3 Indikator asam basa sebagai zat penunjuk
derajat keasaman kelarutan adalah senyawa
organik dengan struktur rumit yang berubah
warnanya bila ph larutan berubah. Indikator
dapat pula digunakan untuk menetapkan ph
dari suatu larutan. Indikator merupakan
asam lemah atau basa lemah yang memiliki
warna cukup tajam, hanya dengan beberapa
tetes larutan encer-encernya, indikator dapat
digunakan untuk menetapkan titik ekivalen
dalam titrasi asam basa ataupun untuk
menentukan tingkat keasaman larutan.
Pada percobaan kali ini indikator yang akan
digunakan adalah indikator phenolphtalein
atau sering disebut dengan indikator PP.
Indikator PP memiliki warna asam tak
berwarna, rentang ph perubahan warna
antara 8,3 dan warna basa merah. 

You might also like