You are on page 1of 20

MAKALAH

MENINGKATKAN KETERLIBATAN PESERTA DIDIK DALAM


PEMBALAJARAN DAN KREATIVITAS

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Inovasi Pendidikan

Dosen pengampu : Drs. H. Tahayu, M.Pd

Disusun oleh

BK 4B

Yuni Mulyani (C2086201032)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

S1 BIMBINGAN DAN KONSELING

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya,
penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa
shalawat serta salam tercurah limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang
syafaatnya kita nantikan kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, sehingga makalah “Meningkatkan Keterlibatan Peserta Didik Dalam
Pembelajaran dan Kreativitas” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Inovasi Pendidikan. Penulis berharap makalah ini dapat
menjadi referensi bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dalam penulisan


makalah ini dan kami mohon kepada pembaca agar saran dan kritik kepada penulis
agar ketika penulisan makalah kembali dapat lebih baik dari makalah ini. Akhir kata
semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis maupun pembaca

Tasikmalaya, 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Ruang Lingkup Pembahasan 2
C. Tujuan Penulisan 2

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengantar 3
B. Riwayat Hidup 6
C. Konsep Dasar 8
D. Proses Konseling 10
1. Tujuan Konseling 10
2. Fungsi dan Peran Konselor 11
3. Pengalaman Klien dalam Konseling 15
4. Hubungan antara Konselor dan Klien 19
E. Prosedur dan Teknik Konseling 20
BAB III APLIKASI KASUS
A. Kasus Riko 25
B. Analisis Kasus Riko 26
C. Rancangan Penanganan Kasus Riko 26
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan 29
B. Implikasi 29
DAFTAR PUSTAKA 31

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang unsur-unsurnya saling
berkaitan. Proses pembelajaran melibatkan guru dan peserta didik yang saling
berinteraksi baik didalam maupun diluar kelas. Keterpaduan antara guru dan
peserta didik harus menjadi acuan utama, karena guru sebagai pendidik harus
bisa memberikan ilmu pengetahuan dan nilai kehidupan, sedangkan peserta
didik harus bisa menerima, memahami dan menerapkan apa yang sudah
diberikan oleh guru.
Guru dalam pembelajaran maupun dalam kreativtitas mempunyai peran
yang sangat penting, sebagaimana kurikulum dan teknologi yang berkembang,
peran guru akan sangat diperlukan. Guru juga merupakan sumber belajar yang
harus menguasai materi pelajaran. Proses pembelajaran masih memberikan
dominasi guru dari pada peserta didik. Peserta didik sebagai individu yang
harus aktif pada kenyataannya hanya dalam batasan tertentu.
Dalam mengajar, guru yang hanya menggunakan satu metode biasanya
sukar menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu yang relatif
lama. Bila terjadi perubahan suasana kelas, sulit menormalkannya kembali.
Akibatnya, jalannya proses belajar mengajar menjadi kurang efektif. Efesiensi
dan efektivitas pencapaian tujuan pengajaranpun terganggu, siswa kurang
mampu berkonsentrasi.
Pada dasarnya setiap guru menginginkan agar materi pembelajaran yang
disampaikan kepada siswanya dapat dipahami secara tuntas. Sementara setiap
guru juga menyadari bahwa untuk dapat memenuhi harapan tersebut bukanlah
sesuatu yang dapat diangggap mudah, karena setiap siswa memiliki

1
karakteristik yang berbeda baik dari segi minat, potensi, kecerdasan dan usaha
siswa itu sendiri. Dari keberagaman pribadi yang dimiliki oleh siswa tersebut,
guru hendaknya mampu memberikan pelayanan yang sama sehingga siswa
yang menjadi tanggung jawabnya di kelas merasa mendapatkan perhatian
yang sama. Untuk memberikan pelayanan yang sama tentunya guru perlu
mencari solusi dan strategi yang tepat, sehingga harapan yang sudah
dirumuskan dalam setiap rencana pembelajaran dapat tercapai.
Salah satu alternatif yang dapat ditempuh oleh guru adalah menggunakan
model pembelajaran dengan cara-cara yang kreatif serta adanya keterlibatan peserta
didik dengan aktif. Karena keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari
kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi
pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam
prosespembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya
bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat
belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan
prestasi yang optimal.

B. Ruang Lingkup Pembahasan


Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan ruang lingkup pembahasan yang
akan dikaji dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian dari pembelajaran dan kreativitas?


2. Bagaimana peranan guru dalam proses pembelajaran?
3. Bagaimana pengembangan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan peserta didik
dalam pembelajaran dan kreativitas?
5. Apa saja tidakan yang dilakukan dalam meningkatan keterlibatan
peserta didik dalam pembelajaran dan kreativitas?

2
C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan ruang lingkup pembahasan diatas didapatkan tujuan penulisa


makalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tentang pengertian dari pembelajaran dan


kreativitas
2. Untuk mengetahui peranan guru dalam proses pembelajaran
3. Untuk mengetahui pengembangan kreativitas peserta didik dalam
proses pembelajaran
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan
peserta didik dalam pembelajaran dan kreativitas
5. Untuk mengetahui tidakan yang dilakukan dalam meningkatan
keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran dan kreativitas

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dari Pembelajaran dan Kreativitas


1. Pembelajaran
Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses
mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik
sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik
melakukan proses belajar. Pembelajaran juga dikatakan sebagai proses
memberikan bimbingan atau bantuan kepada peserta didik dalam
melakukan proses belajar. Peran dari guru sebagai pembimbing
bertolak dari banyaknya peserta didik yang bermasalah. Dalam belajar
tentunya banyak perbedaan, seperti adanya peserta didik yang mampu
mencerna materi pelajaran, ada pula peserta didik yang lambah dalam
mencerna materi pelajaran. Kedua perbedaan inilah yang
menyebabkan guru mampu mengatur strategi dalam pembelajaran
yang sesuai dengan keadaan setiap peserta didik. Oleh karena itu, jika
hakikat belajar adalah “perubahan”, maka hakika pembelajaran adalah
“pengaturan”.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
tantang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pembelajaran adalah
proses interaksi pendidik dengan peserta didik dan sumber belajar
yang berlangsung dalam suatu lingkungan belajar. Secara Nasional,
pembelajaran dipandang sebagai suatu proses interaksi yang
melibatkan komponen-komponen utama, yaitu peserta didik, pendidik,
dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan belajar,

4
maka yang dikatakan dengan proses pembelajaran adalah suatu system
yang melibatkan satu kesatuan komponen yang saling berkaitan dan
saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara
optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2. Kreativitas
Kreativitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks, yang
menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Defenisi kreativitas
sangat berkaitan dengan penekaan pendepenisian dan tergantung pada
dasar teori yang menjadi dasar acuannya.
Utami Munandar dalam M. Ali dan M. Asrori mendefinisikan
kreativitas sebagai kemampuan mencerminkan kelanaran, keluwesan
dan orisinalitas dalam berfifikir serta kemampuan untuk
mengolaborasi suatu gagasan. Sedangkan Torrace pula menyatakan
bahwa kreativitas adalah proses kemampuan individu untuk
memahami kesenjangan atau hambatan dalam hidupnya, merupakan
hipotesis baru dan mengkomunikasikan hasil-hasilnya, serta sedapat
mungkin memodifikasi dan menguji hipotesis yang dirumuskan.
Kreativitas sesungguhnya berkisar pada persoalan menghasilkan
sesuatu yang baru. Suatu ide atau gagasan tentu lahir dari proses
berpikir yang melibatkan empat unsur berpikir; alat indera;
fakta;informasi dan otak. Kreativitas harus diarahkan pada proses dan
hasil yang positif, tentu untuk kebaikan bukan untuk keburukan.
Kreativitas juga perlu dibenturkan dengan kesesuaian, konteks dengan
tema persoalan, nilai pemecahan masalah, serta bobot dan tanggung
jawab yang menyertainya.
Dengan demikian, tidak setiap pembaruan hasil karya dapat dengan
serta merta disebut kreatif, tanggung jawab disini adalah landasan
konseptual yang menyertai karya tersebut. Kreatif, tanggung jawab
disini adalah landasan konseptual yang menyertai karya tersebut.

5
Dengan demikian, kreativitas merupakan hasil dari proses belajar yang
dapat menghasilkan beberapa macam hal yang bersifat baru atau asli
dan mempunyai nilai yang dapat berguna bagi peningkatan kehidupan
manusia.

B. Peranan Guru Dalam Proses Pembelajaran


Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar
mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia
yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru yang
merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan serta
secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional,
sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam arti
khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru itu terletak tanggung
jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf
kematangan tertentu. Dalam rangka ini guru tidak semata- mata sebagai
“pengajar” yang transfer of knowledge, tetapi juga sebagai “pendidik” yang
transfer of values dan sekaligus sebagai “pembimbing” yang memberikan
pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Berkaitan dengan ini maka
sebenarnya guru memiliki peranan yang unik dan sangat kompleks di dalam
proses belajar mengajar, dalam usahanya untuk mengantarkan siswa ke taraf
yang dicita- citakan. Adapun peranan guru dalam proses pembelajaran antara
lain: guru sebagai pendidik, guru sebagai inspirator, guru sebagai informator,
guru sebagai motivator, guru sebagai fasilitator, guru sebagai pembimbing,
guru
sebagai demonstrator, guru sebagai pengelola kelas, guru sebagai mediator,
dan guru sebagai evaluator (Sardiman, 2010: 123-128).
Memahami uraian di atas, betapa besar jasa guru dalam membantu
pertumbuhan dan perkembangan siswa. Guru memiliki peran yang sangat

6
penting dalam membentuk kepribadian anak guna menyiapkan dan
mengembangkan sumber daya manusia.

C. Pengembangan Kreativitas Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran


Pengembangan kreativitas para peserta didik harus dimulai sejak dini agar
mampu membentuk kebiasaan cara berpikir peserta didik. Munandar
(1999:31) menekankan perlunya kreativitas dipupuk sejak dini, disebabkan
beberapa faktor di bawah ini: (a) dengan berkreasi orang dapat mewujudkan
dirinya. Perwujudan diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi
dalam hidup manusia; (b) kreativitas merupakan manifestasi dari individu
yang berfungsi sepenuhnya; (c) kreativitas atau berfikir kreatif sebagai suatu
kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian
suatu masalah; (d) bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi
diri pribadi dan lingkungannya, tetapi juga memberikan kepuasan kepada
individu; dan (e) kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas
hidupnya secara individu serta kualitas hidup seluruh umat manusia.
Pengembangan kreativitas dalam dirisetiap individu sebenarnya berasal dan
bermuarapada kreativitas itu sendiri. Peningkatan tanggung jawab individu
menjadi pendorong bagi lahirnya kreativitas-kreativitas baru yang akan
mendatangkan tanggung jawab baru pula. Munandar (1999: 59) teori Wallas
yang dikemukakan pada tahun 1926 dalam bukunya “The Art of Thought”
(Piirto, 1992) yang menyatakan bahwa proses berpikir kreatif meliputi empat
tahap, yaitu: (1) persiapan; (2) inkubasi; (3) iluminasi; dan (4) verifikasi.
Pada tahap pertama, seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan
masalah dengan belajar berfikir, mencari jawaban, bertanya kepada orang
lain, dan sebagainya. Pada tahap kedua, kegiatan mencari dan menghimpun
data/informasi tidak dilanjutkan. Tahap inkubasi adalah tahap dimana individu
seakan-akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut, dalam
arti bahwa ia tidak memikirkan masalahnya secara sadar tetapi

7
“mengeramnya” dalam alampra sadar. Tahap iluminasi adalah tahap
timbulnya insight atau Aba-Erlebnis, saat timbulnya inspirasi atau gagasan
baru, beserta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti
munculnya inspirasi atau gagasan baru. Tahap verifikasi atau evaluasi adalah
tahap dimana ide atau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas. Di sini
diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Dengan kata lain, proses
divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti oleh proses konvergensi
(pemikiran kritis).
Tahapan-tahapan tersebut dimuat dalam program peningkatan kreativitas
agar peserta didik dapat secara maksimal mengembangkan potensinya
khususnya dalam pengembangan kreativitas.

D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keterlibatan Peserta Didik Dalam


Pembelajaran dan Kreativitas
1. Keterlibatan Peserta Didik
Dalam proses pembelajaran diperlukan keterlibatan siswa secara aktif
di dalamnya, khususnya dalam proses pembelajaran geografi.
Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh
beberapa komponen yaitu guru, siswa, materi, metode dan media. Hal-
hal tersebut mempengaruhi apakah siswa akan secara aktif ikut terlibat
dalam proses pembelajaran atau tidak. Sebagai contoh, siswa akan
terlibat aktif apabila ada kemauan atau motivasi dari siswa itu sendiri,
materi yang menarik dan mendukung pembelajaran, penyampaian
guru yang menarik dan kreatif, dan media yang dipakai guru untuk
membuat siswa terlibat aktif dan mandiri.
Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dipengaruhi komponen
sebagai berikut :
a. Guru

8
Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk
mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa
untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk
melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu
proses perkembangan siswa (Slameto, 2003 : 97).
b. Siswa
Siswa adalah suatu organisme yang hidup, di dalam dirinya beraneka
ragam kemungkinan dan potensi yang hidup yang sedang berkembang.
Di dalam dirinya terdapat prinsip aktif, keinginan untuk berbuat dan
bekerja sendiri. Prinsip aktif inilah yang mengendalikan tingkah laku
siswa. Pendidikan perlu mengarahkan tingkah laku dan perbuatan itu
menuju ke tingkat perkembangan yang diharapkan (Hamalik, 2011 :
170).
c. Materi
Materi yaitu isi kurikulum yang berupa topik atau pokok bahasan dan
subtopik atau subpokok bahasan beserta perinciannya dalam setiap
bidang studi atau mata pelajaran. Isi kurikulum tersebut memiliki tiga
unsur yaitu : logika, etika, dan estetika. Materi pembelajaran dapat
dikelompokkan menjadi enam jenis yaitu : fakta, konsep/teori, prinsip,
proses, nilai, dan ketrampilan.
d. Metode
Metode yaitu cara guru menyampaikan materi pelajaran, seperti
metode ceramah, tanya jawab, diskusi, pemecahan masalah, dan
sebagainya. Kriteria yang digunakan antara lain : kesesuaiannya
dengan kompetensi dasar dan hasil belajar, kesesuaiannya dengan
kondisi kelas/sekolah, kesesuainnya dengan tingkat perkembangan
siswa, kemampuan guru dalam menggunakan metode dan waktu yang
tersedia.
e. Media

9
Media yaitu alat-alat yang membantu untuk mempermudah guru
dalam menyampaikan materi pelajaran. Media dapat dibagi tiga
kelompok, yaitu media audio, media visual, dan media audiovisual.
Krietria yang diguanakan sama seperti komponen metode (Arifin,
2009 : 24).

2. Kreativitas Peserta didik


Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas peserta
didik yaitu IQ minat belajar siswa, orang tua, guru, lingkunagan rumah
dan sekolah.
Sementara itu menurut Kuwato menguraikan tiga faktor yang
mempengaruhi kreativitas.
1. Faktor intelegens
Faktor kemampuan berpikir yang mencakup inteligensi dan
pemerkayaan bahan berpikir. Intelegensi merupakan petunjuk kualitas
kemampuan berpikir, sedangkan pemerkayaan bahan berpikir
dibedakan atas perluasan dan pendalaman dalam bidangnya dan
bidang lain di sekitarnya.
2. Faktor kepribadian
Munandar menjelaskan bahwa sejauh mana seseorangmenunjukkan
kreativitasnya tidak hanya tergantung pada aspek intelektualnya saja,
tetapi juga ditentukan oleh faktor-faktor kepribadian, seperti
imajinatif, mempunyai inisiatif, mempunyai minat luas, bebas dalam
berpikir, rasa ingin tahu yang kuat, ingin mendapat pengalaman-
pengalaman baru, penuh semangat, energik, percaya diri, berani
mengambil risiko, dan berani dalam berpendapat dan berkeyakinan.
3. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan dapat berupa suasana dan fasilitas yangmemberikan
rasa aman.kreativitas dapat berkembang apabila lingkungan memberi

10
dukungan dan kebebasan yang mendukung perkembangan kreativitas.
Kebebasan yang diperlukan adalah kebebasan yang tetap mengacu
pada norma yang berlaku dan sikap saling menghargai sehingga
menciptakan rasa aman yang dinamis yang akan memberikan
rangsangan dan kesempatan bagi munculnya kreativitas. Banyak
faktor yang mempengaruhi kreativitas. Dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas adalah kemampuan
kognitif, afektif, faktor kepribadian, dan juga faktor lingkungan.

E. Tindakan yang dilakukan untuk meningkatan keterlibatan peserta didik


dalam pembelajaran dan kreativitas

Meningkatkan keterlitan peserta didik dalam pembelajaran


Keaktifan siswa dalam belajar merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik
maupun non fisik siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang optimal
sehingga dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif Salah satu
penilaian proses pembelajaran adalah melihat sejauh mana keaktifan siswa
dalam mengikuti proses belajar mengajar. Nana Sudjana (2004: 61)
menyatakan keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal: (1) turut serta dalam
melaksanakan tugas belajarnya; (2) terlibat dalam pemecahan masalah; (3)
Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang
dihadapinya; (4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
pemecahan masalah;(5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan
petunjuk guru;(6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil– hasil yang
diperolehnya; (7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang
sejenis; (8) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh
dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan
mengembangkan bakat yang dimilikinya, peserta didik juga dapat berlatih

11
untuk berfikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan
dalam proses pembelajaran. Maka dari itu dalam upaya peningkatan keaktifan
siswa guru dapat berperan dengan merekayasa sistem pembelajaran secara
sistematis, sehingga merangsang keaktifan peserta didik dalam proses
pembelajaran.
Kegiatan-kegiatan guru yang dapat mempengaruhi keaktifan siswa menurut
Moh. Uzer Usman (2009:26-27) adalah: 1) Memberikan motivasi atau
menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka berperan aktif dalam
kegiatan pembelajaran; 2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan
dasar kepada peserta didik); 3) Mengingatkan kompetensi belajar kepada
peserta didik; 4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan
dipelajari); 5) Memberikan petunjuk kepada peserta didik cara mempelajari;
6) Memunculkan aktifitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran, 7) Memberikan umpan balik (feedback); 8) Melakukan tagihan-
tagihan kepada peserta didik berupa tes sehingga kemampuan peserta didik
selalu terpantau dan terukur; 9) Menyimpulkan setiap materi yang
disampaikan diakhir pembelajaran. Keaktifan dapat ditingkatkan dan
diperbaiki dalam keterlibatan siswa pada saat belajar.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Moh. Uzer Usman (2009:26-27) cara untuk
memperbaiki keterlibatan siswa diantaranya yaitu abadikan waktu yang lebih
banyak untuk kegiatan belajar mengajar, tingkatkan partisipasi siswa secara
efektif dalam kegiatan belajar mengajar, serta berikanlah pengajaran yang
jelas dan tepat sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai.
Selain memperbaiki keterliban siswa juga dijelaskan cara meningkatkan
keterlibatan siswa atau keaktifan siswa dalam belajar. Cara meningkatkan
keterlibatan atau keaktifan siswa dalam belajar adalah mengenali dan
membantu anak-anak yang kurang terlibat dan menyelidiki penyebabnya dan
usaha apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan keaktifan siswa, sesuaikan
pengajaran dengan kebutuhan-kebutuhan individual siswa. Hal ini sangat

12
penting untuk meningkatkan usaha dan keinginan siswa untuk berfikir secara
aktif dalam kegiatan belajar.

Meningkatkan Kreatiavitas Peserta didik


Secara generik mengembangkan kreativitas siswa dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai pengkondisian atau membangun iklum yang memicu
berkembangnya kemampuan berpikir dan berkarya. Landasannya adalah
menguasai pengetahuan dan menerapkan ilmu pengetahuan dalam bentuk
keterampilan terbaik.
Kreativitas itu merupakan produk pada level berpikir tertinggi. Itu sebabnya,
teori Bloom yang baru menempatkan to create atau berkreasi menjadi bagian
penting penyempurnaannya sehingga ranah kognitif tidak diakhiri dengan
evaluasi, melainkan kreasi. Untuk mengembangkan siswa yang kreatif
diperlukan guru-guru yang memiliki kompetensi sebagai berikut:
● Berpengetahuan tentang karakater dan kebutuhan siswa kreatif.
● Terampil mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
● Terampil mengembangkan kemampuan siswa memecahkan masalah.
● Mampu mengembangkan bahan ajar sehingga menantang siswa lebih
kreratif.
● Mengembangkan strategi pembelajaran individual dan kolaboratif.
● Memberi toleransi dan memberi kebebasan sekali pun hal itu tidak
dikehendakinya jika ternyata prilaku berbeda itu menghasilkan produk
belajar yang lebih kreatif.
Di samping kebutuhan kompetensi guru, pengembangan kreativitas siswa
melalui pembelajaran memerlukan iklim atau kultur yang menunjang. Ada
kebiasaan-kebiasaan yang baik yang guru tumbuhkan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa prilaku siswa kreatif tidak selalu seperti prilaku yang
guru harapkan sehingga sering terjadi guru tidak menujang tumbunya
kreativitas siswa.

13
Menurut hasil studi Utami Munandar (1997) ciri-ciri siswa kreatif adalah:
● Terbuka terhadap pengalaman baru.
● Kelenturan dalam sikap
● Kebebasan dalam ungkapan diri
● Menghargai fantasi
● Minat dalam kegiatan kreatif.
● Memiliki tingkat kepercayaan diri terhadap gagasan sendiri.
● Mandiri dan menunjukkan inisiatif.
● Kemandirian dalam memberi pertimbangan.
Di samping sifat tersebut dilihat dari pengalaman penulis mengajar, siswa
kreatif memiliki sifat-sifat yang berani sehingga kadang-kadang berprilaku
berani menentang pendapat, menunjukkan ego yang kuat, bertindak semau
gue, menunjukan minat yang sangat kuat terhadap yang menjadi perhatiannya
namun pada saat yang berbeda mengabaikannya, memerlukan kebanggaan
atas karyanya. Sifat-sifat tersebut sering bertentangan dengan yang guru
harapkan.
Guru mengharapkan siswa sopan, rajin, ulet, menyelesaikan tugas sesuai
dengan yang guru targetkan, bersikap kompromis, tidak selalu bertentangan
pendapat dengan guru, percaya diri, penuh energi, dan mengingat dengan
baik. Karena ciri anak berbakat dengan sifat-sifat siswa yang guru kehendaki
berbeda, maka sering terjadi prakarsa kreatif siswa tidak mendapat dukungan
guru. Salah satu model pengembangan kreativitas adalah menggunakan
pertanyaan untuk menantang proses berpikir level tertinggi sesuai dengan
konsep mengembangkan ide-ide kreatif dan karya kreatif dan inovatif.

BAB III

PENUTUP

14
A. Simpulan
Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses
pembelajaran yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya
manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru yang
merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan serta
secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga professional
sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.
Tumbuhnya inovasi dan kreatifitas dalam proses pembelajaran oleh
para tenaga pendidik dan oleh para stakeholder pendidikan itu sangat
membantu terhadap peningkatan mutu pendidikan, hal ini merupakan suatu
hal yang terus berkembang di era globalisasi ini, sekolah sebagai penghasil
Sumber Daya Manusia (SDM) memegang peranan penting dalam proses
peningkatan tersebut.
Keaktifan siswa mebuat pembelajaran berjalan sesuai dengan
perencanaan pembelajaran yang sudah disusun oleh guru, bentuk aktifitas
siswa dapat berbentuk aktifitas pada dirinya sendiri atau aktifitas dalam suatu
kelompok. Serta pentingnya pengembangan kreativitas peserta didik ini
karena permasalahan serta tantangan hidup yang menuntut kemampuan
adaptasi secara kreatif dan piawai untuk mencari solusi dan pemecahan
masalah yang imajinatif.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003


tantang Sistem Pendidikan Nasional.

16
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.

Ambarita, C. F. Pengembangan Kreativitas Peserta Didik Dalam Pembelajaran.


School Education Journal. PGSD FIP UNIMED, 5(2), 1-10.

Padangsidimpuan, I. (2017). BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Aprida Pane


Muhammad Darwis Dasopang. vol, 3, 333-352.

ABIDIN, AM (2019). Kreativitas Guru Menggunakan Model Pembelajaran Dalam


peningkatan Hasil Belajar Siswa. Didaktika: Jurnal Kependidikan , 11 (2),
225-238.

Oktanur, O. D. (2021). Meningkatkan Keterlibatan: Peserta Didik dalam Teknologi


dan Kreativitas.

Martini Jamaris. (2006). Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman


Kanak-kanak. Jakarta: Grasindo, hal. 57

Tilaar, H.A.R. (2012). Pengembangan Kreativitas dan Entrepreneurship Dalam


Pendidikan Nasional. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara

17

You might also like