Professional Documents
Culture Documents
Makalah Inovasi Pendidikan
Makalah Inovasi Pendidikan
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Inovasi Pendidikan
Disusun oleh
BK 4B
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya,
penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa
shalawat serta salam tercurah limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang
syafaatnya kita nantikan kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, sehingga makalah “Meningkatkan Keterlibatan Peserta Didik Dalam
Pembelajaran dan Kreativitas” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Inovasi Pendidikan. Penulis berharap makalah ini dapat
menjadi referensi bagi pembaca.
Tasikmalaya, 2022
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Ruang Lingkup Pembahasan 2
C. Tujuan Penulisan 2
A. Pengantar 3
B. Riwayat Hidup 6
C. Konsep Dasar 8
D. Proses Konseling 10
1. Tujuan Konseling 10
2. Fungsi dan Peran Konselor 11
3. Pengalaman Klien dalam Konseling 15
4. Hubungan antara Konselor dan Klien 19
E. Prosedur dan Teknik Konseling 20
BAB III APLIKASI KASUS
A. Kasus Riko 25
B. Analisis Kasus Riko 26
C. Rancangan Penanganan Kasus Riko 26
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan 29
B. Implikasi 29
DAFTAR PUSTAKA 31
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang unsur-unsurnya saling
berkaitan. Proses pembelajaran melibatkan guru dan peserta didik yang saling
berinteraksi baik didalam maupun diluar kelas. Keterpaduan antara guru dan
peserta didik harus menjadi acuan utama, karena guru sebagai pendidik harus
bisa memberikan ilmu pengetahuan dan nilai kehidupan, sedangkan peserta
didik harus bisa menerima, memahami dan menerapkan apa yang sudah
diberikan oleh guru.
Guru dalam pembelajaran maupun dalam kreativtitas mempunyai peran
yang sangat penting, sebagaimana kurikulum dan teknologi yang berkembang,
peran guru akan sangat diperlukan. Guru juga merupakan sumber belajar yang
harus menguasai materi pelajaran. Proses pembelajaran masih memberikan
dominasi guru dari pada peserta didik. Peserta didik sebagai individu yang
harus aktif pada kenyataannya hanya dalam batasan tertentu.
Dalam mengajar, guru yang hanya menggunakan satu metode biasanya
sukar menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu yang relatif
lama. Bila terjadi perubahan suasana kelas, sulit menormalkannya kembali.
Akibatnya, jalannya proses belajar mengajar menjadi kurang efektif. Efesiensi
dan efektivitas pencapaian tujuan pengajaranpun terganggu, siswa kurang
mampu berkonsentrasi.
Pada dasarnya setiap guru menginginkan agar materi pembelajaran yang
disampaikan kepada siswanya dapat dipahami secara tuntas. Sementara setiap
guru juga menyadari bahwa untuk dapat memenuhi harapan tersebut bukanlah
sesuatu yang dapat diangggap mudah, karena setiap siswa memiliki
1
karakteristik yang berbeda baik dari segi minat, potensi, kecerdasan dan usaha
siswa itu sendiri. Dari keberagaman pribadi yang dimiliki oleh siswa tersebut,
guru hendaknya mampu memberikan pelayanan yang sama sehingga siswa
yang menjadi tanggung jawabnya di kelas merasa mendapatkan perhatian
yang sama. Untuk memberikan pelayanan yang sama tentunya guru perlu
mencari solusi dan strategi yang tepat, sehingga harapan yang sudah
dirumuskan dalam setiap rencana pembelajaran dapat tercapai.
Salah satu alternatif yang dapat ditempuh oleh guru adalah menggunakan
model pembelajaran dengan cara-cara yang kreatif serta adanya keterlibatan peserta
didik dengan aktif. Karena keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari
kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi
pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam
prosespembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya
bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat
belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan
prestasi yang optimal.
2
C. Tujuan Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
maka yang dikatakan dengan proses pembelajaran adalah suatu system
yang melibatkan satu kesatuan komponen yang saling berkaitan dan
saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara
optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2. Kreativitas
Kreativitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks, yang
menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Defenisi kreativitas
sangat berkaitan dengan penekaan pendepenisian dan tergantung pada
dasar teori yang menjadi dasar acuannya.
Utami Munandar dalam M. Ali dan M. Asrori mendefinisikan
kreativitas sebagai kemampuan mencerminkan kelanaran, keluwesan
dan orisinalitas dalam berfifikir serta kemampuan untuk
mengolaborasi suatu gagasan. Sedangkan Torrace pula menyatakan
bahwa kreativitas adalah proses kemampuan individu untuk
memahami kesenjangan atau hambatan dalam hidupnya, merupakan
hipotesis baru dan mengkomunikasikan hasil-hasilnya, serta sedapat
mungkin memodifikasi dan menguji hipotesis yang dirumuskan.
Kreativitas sesungguhnya berkisar pada persoalan menghasilkan
sesuatu yang baru. Suatu ide atau gagasan tentu lahir dari proses
berpikir yang melibatkan empat unsur berpikir; alat indera;
fakta;informasi dan otak. Kreativitas harus diarahkan pada proses dan
hasil yang positif, tentu untuk kebaikan bukan untuk keburukan.
Kreativitas juga perlu dibenturkan dengan kesesuaian, konteks dengan
tema persoalan, nilai pemecahan masalah, serta bobot dan tanggung
jawab yang menyertainya.
Dengan demikian, tidak setiap pembaruan hasil karya dapat dengan
serta merta disebut kreatif, tanggung jawab disini adalah landasan
konseptual yang menyertai karya tersebut. Kreatif, tanggung jawab
disini adalah landasan konseptual yang menyertai karya tersebut.
5
Dengan demikian, kreativitas merupakan hasil dari proses belajar yang
dapat menghasilkan beberapa macam hal yang bersifat baru atau asli
dan mempunyai nilai yang dapat berguna bagi peningkatan kehidupan
manusia.
6
penting dalam membentuk kepribadian anak guna menyiapkan dan
mengembangkan sumber daya manusia.
7
“mengeramnya” dalam alampra sadar. Tahap iluminasi adalah tahap
timbulnya insight atau Aba-Erlebnis, saat timbulnya inspirasi atau gagasan
baru, beserta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti
munculnya inspirasi atau gagasan baru. Tahap verifikasi atau evaluasi adalah
tahap dimana ide atau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas. Di sini
diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Dengan kata lain, proses
divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti oleh proses konvergensi
(pemikiran kritis).
Tahapan-tahapan tersebut dimuat dalam program peningkatan kreativitas
agar peserta didik dapat secara maksimal mengembangkan potensinya
khususnya dalam pengembangan kreativitas.
8
Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk
mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa
untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk
melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu
proses perkembangan siswa (Slameto, 2003 : 97).
b. Siswa
Siswa adalah suatu organisme yang hidup, di dalam dirinya beraneka
ragam kemungkinan dan potensi yang hidup yang sedang berkembang.
Di dalam dirinya terdapat prinsip aktif, keinginan untuk berbuat dan
bekerja sendiri. Prinsip aktif inilah yang mengendalikan tingkah laku
siswa. Pendidikan perlu mengarahkan tingkah laku dan perbuatan itu
menuju ke tingkat perkembangan yang diharapkan (Hamalik, 2011 :
170).
c. Materi
Materi yaitu isi kurikulum yang berupa topik atau pokok bahasan dan
subtopik atau subpokok bahasan beserta perinciannya dalam setiap
bidang studi atau mata pelajaran. Isi kurikulum tersebut memiliki tiga
unsur yaitu : logika, etika, dan estetika. Materi pembelajaran dapat
dikelompokkan menjadi enam jenis yaitu : fakta, konsep/teori, prinsip,
proses, nilai, dan ketrampilan.
d. Metode
Metode yaitu cara guru menyampaikan materi pelajaran, seperti
metode ceramah, tanya jawab, diskusi, pemecahan masalah, dan
sebagainya. Kriteria yang digunakan antara lain : kesesuaiannya
dengan kompetensi dasar dan hasil belajar, kesesuaiannya dengan
kondisi kelas/sekolah, kesesuainnya dengan tingkat perkembangan
siswa, kemampuan guru dalam menggunakan metode dan waktu yang
tersedia.
e. Media
9
Media yaitu alat-alat yang membantu untuk mempermudah guru
dalam menyampaikan materi pelajaran. Media dapat dibagi tiga
kelompok, yaitu media audio, media visual, dan media audiovisual.
Krietria yang diguanakan sama seperti komponen metode (Arifin,
2009 : 24).
10
dukungan dan kebebasan yang mendukung perkembangan kreativitas.
Kebebasan yang diperlukan adalah kebebasan yang tetap mengacu
pada norma yang berlaku dan sikap saling menghargai sehingga
menciptakan rasa aman yang dinamis yang akan memberikan
rangsangan dan kesempatan bagi munculnya kreativitas. Banyak
faktor yang mempengaruhi kreativitas. Dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas adalah kemampuan
kognitif, afektif, faktor kepribadian, dan juga faktor lingkungan.
11
untuk berfikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan
dalam proses pembelajaran. Maka dari itu dalam upaya peningkatan keaktifan
siswa guru dapat berperan dengan merekayasa sistem pembelajaran secara
sistematis, sehingga merangsang keaktifan peserta didik dalam proses
pembelajaran.
Kegiatan-kegiatan guru yang dapat mempengaruhi keaktifan siswa menurut
Moh. Uzer Usman (2009:26-27) adalah: 1) Memberikan motivasi atau
menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka berperan aktif dalam
kegiatan pembelajaran; 2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan
dasar kepada peserta didik); 3) Mengingatkan kompetensi belajar kepada
peserta didik; 4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan
dipelajari); 5) Memberikan petunjuk kepada peserta didik cara mempelajari;
6) Memunculkan aktifitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran, 7) Memberikan umpan balik (feedback); 8) Melakukan tagihan-
tagihan kepada peserta didik berupa tes sehingga kemampuan peserta didik
selalu terpantau dan terukur; 9) Menyimpulkan setiap materi yang
disampaikan diakhir pembelajaran. Keaktifan dapat ditingkatkan dan
diperbaiki dalam keterlibatan siswa pada saat belajar.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Moh. Uzer Usman (2009:26-27) cara untuk
memperbaiki keterlibatan siswa diantaranya yaitu abadikan waktu yang lebih
banyak untuk kegiatan belajar mengajar, tingkatkan partisipasi siswa secara
efektif dalam kegiatan belajar mengajar, serta berikanlah pengajaran yang
jelas dan tepat sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai.
Selain memperbaiki keterliban siswa juga dijelaskan cara meningkatkan
keterlibatan siswa atau keaktifan siswa dalam belajar. Cara meningkatkan
keterlibatan atau keaktifan siswa dalam belajar adalah mengenali dan
membantu anak-anak yang kurang terlibat dan menyelidiki penyebabnya dan
usaha apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan keaktifan siswa, sesuaikan
pengajaran dengan kebutuhan-kebutuhan individual siswa. Hal ini sangat
12
penting untuk meningkatkan usaha dan keinginan siswa untuk berfikir secara
aktif dalam kegiatan belajar.
13
Menurut hasil studi Utami Munandar (1997) ciri-ciri siswa kreatif adalah:
● Terbuka terhadap pengalaman baru.
● Kelenturan dalam sikap
● Kebebasan dalam ungkapan diri
● Menghargai fantasi
● Minat dalam kegiatan kreatif.
● Memiliki tingkat kepercayaan diri terhadap gagasan sendiri.
● Mandiri dan menunjukkan inisiatif.
● Kemandirian dalam memberi pertimbangan.
Di samping sifat tersebut dilihat dari pengalaman penulis mengajar, siswa
kreatif memiliki sifat-sifat yang berani sehingga kadang-kadang berprilaku
berani menentang pendapat, menunjukkan ego yang kuat, bertindak semau
gue, menunjukan minat yang sangat kuat terhadap yang menjadi perhatiannya
namun pada saat yang berbeda mengabaikannya, memerlukan kebanggaan
atas karyanya. Sifat-sifat tersebut sering bertentangan dengan yang guru
harapkan.
Guru mengharapkan siswa sopan, rajin, ulet, menyelesaikan tugas sesuai
dengan yang guru targetkan, bersikap kompromis, tidak selalu bertentangan
pendapat dengan guru, percaya diri, penuh energi, dan mengingat dengan
baik. Karena ciri anak berbakat dengan sifat-sifat siswa yang guru kehendaki
berbeda, maka sering terjadi prakarsa kreatif siswa tidak mendapat dukungan
guru. Salah satu model pengembangan kreativitas adalah menggunakan
pertanyaan untuk menantang proses berpikir level tertinggi sesuai dengan
konsep mengembangkan ide-ide kreatif dan karya kreatif dan inovatif.
BAB III
PENUTUP
14
A. Simpulan
Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses
pembelajaran yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya
manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru yang
merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan serta
secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga professional
sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.
Tumbuhnya inovasi dan kreatifitas dalam proses pembelajaran oleh
para tenaga pendidik dan oleh para stakeholder pendidikan itu sangat
membantu terhadap peningkatan mutu pendidikan, hal ini merupakan suatu
hal yang terus berkembang di era globalisasi ini, sekolah sebagai penghasil
Sumber Daya Manusia (SDM) memegang peranan penting dalam proses
peningkatan tersebut.
Keaktifan siswa mebuat pembelajaran berjalan sesuai dengan
perencanaan pembelajaran yang sudah disusun oleh guru, bentuk aktifitas
siswa dapat berbentuk aktifitas pada dirinya sendiri atau aktifitas dalam suatu
kelompok. Serta pentingnya pengembangan kreativitas peserta didik ini
karena permasalahan serta tantangan hidup yang menuntut kemampuan
adaptasi secara kreatif dan piawai untuk mencari solusi dan pemecahan
masalah yang imajinatif.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
17