You are on page 1of 15

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ALIRAN DARAH

PRIMER
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
1/6

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL
dr.Abdal Hakim Tohari,Sp.RM.MMR
PENGERTIAN Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) adalah infeksi akibat penggunaan
intra vaskuler yang ditandai dengan ditemukannya organisme dari hasil kultur
darah semi/kuantitatif dengan tanda klinis yang jelas serta tidak disertai infeksi
yang lain yang dicurigai sebagai sumber infeksIi
Pencegahan IADP adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya IADP
akibat penggunaan alat intravaskuler.
Dokter atau perawat terlatih adalah dokter atau perawat yang telah
mendapatkan pelatihan mengenai : Indikasi pemakaian alat intravaskuler ,
prosedur pemasangan intra vena , pemeliharaan kateter intravena dan
Pencegahan infeksi aliran darah sehubungan dengan pemasangan kateter vena.
Ruang lingkup prosedur ini adalah mulai dari pelaksanaan hand hygiene “5
saat” melakukan hand hygiene sampai dengan pemberian antibiotik profilaksis .

TUJUAN 1. Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah pencegahan dan


pengendalian IADP
2. Terkendalinya angka IADP sesuai standar indikator rumah sakit
3. Terjadinya Patient Safety
KEBIJAKAN SK Direktur No…….
tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit melalui
Pencegahan Infeksi Aliran Darah Primer ( IADP )

PROSEDUR 1. Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian IADP oleh dokter atau


perawat terlatih dengan melakukan hand hygene oleh semua orang di
area perawatan pasien.
1.1. Sebelum kontak dengan pasien.
1.2. Sebelum melakukan tindakan aseptic.
1.3. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien.
1.4. Setelah kontak dengan pasien.
1.5. Setelah kontak lingkungan pasien.

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
2/6

PROSEDUR 2. Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian IADP dalam melakukan


preparasi kulit sebelum melakukan insersi oleh dokter atau perawat
terlatih meliputi:
2.1. Preparasi kulit daerah insersi dengan antiseptik chlorhexidine
2% atau 70% isopropy alkohol.
Bila dipakai povidon iodine untuk membersihkan kulit maka harus
dilakukan preparasi dengan alkohol dahulu kemudian diikuti
povidon iodine.
Tidak dibenarkan menggunakan salep antibiotik pada daerah
Insersi.
2.2. Biarkan antiseptik mongering sebelum diinsersi lebih kurang 2
menit
2.3. Jangan melakukan palpasi pada lokasi setelah kulit dibnersihkan
dengan antiseptik.
3. Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian IADP dalam pengggunaan
alat pelindung diri maksimal oleh dokter atau perawat terlatih.
3.1. Gunakan sarung tangan bersih pada pemasangan kateter vena
perifer.
3.2. Pemasangan kateter vena sentral oleh operator dan asisten
dengan memperhatikan.
3.2.1. Gunakan topi (non steril) untuk menutupi seluruh rambut.
3.2.2. Gunakan masker (non steril) untuk menutupi seluruh mulut
dan hidung.
3.2.3. Gunakan gaun steril.
3.2.4. Gunakan sarung tangan steril.
3.2.5. Tutup seluruh kepala dan badan pasien dari atas sampai
bawah dengan steril drape.
4. Pelaksanaan Pencegahan IADP dalam pemilihan daerah insersi kateter
oleh dokter atau perawat terlatih.

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
3/6

4.1. Insersi kateter vena perifer .


4.1.1. Dianjurkan pada orang dewasa pilih ekstrimitas atas dari pada
ekstermitas bawah.
4.1.2. Bila sudah terlanjur sesgera mungkin pindahkan insersi kateter
vena perifer ekstrimitas bawah ke ekstrimitas atas.
Pada pasien anak,tangan,dorsum manus atau kulit kepala dapat
digunakan sebagai pilihan lain daerah kaki,lengan atau fossa
antecubiti.
4.2. Insersi Kateter vena sentral.
4.1.3. Insersi dilakukan pada vena subklavia , bukan vena jugularis
atau vena femoralis (rekomendasi CDC)
4.1.4. Pada vena jugularis atau vena vemoralis dalam tindakan
hemodialisis dan pheresis untuk menghindari terjadinya
stenosis di vena subclavia (rekomendasi CDC)
4.1.5. Tidak boleh mempersingkat prosedur tindakan insersi kateter
vena yang telah ditentukan
5. Pelaksaan Pencegahan IADP dalam pemilihan daerah insersi kateter oleh
dokter atau perawat terlatih meliputi:
5.1. Pilih alat dengan risiko komplikasi infeksi terendah disesuaikan
dengan kondisi pasien
5.2. Dianjurkan penggunaan single lumen dibandingan multiple lumen
kecuali dibutuhkan untuk pemberian terapi
5.3. Dianjurkan gunakan kateter vena sentral melalui perifer untuk
penggunaan jangka panjang .
6. Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian IADP dalam penilaian daerah
insersi dilakukan oleh seluruh dokter atau perawat yang terlatih meliputi:
6.1. Lakukan penilaian daerah insersi setiap pergantian sift perawat ,
observasi tanda-tanda infeksi (tendemess ,redness dan drainage pada
daerah insersi) dan pastikan balutan dressing bersih ,kering dan
utuh .Balutan yang tebal dan besar tidak dibenarkan karena akan
menyulitkan pada saat mengamati daerah insersi setiap hari. Gunakan
sarung tangan bersih sebelum melepaskan balutan dan amati daerah
insersi. Bersihkan area tersebut dengan menggunakan teknik steril
kemudian ganti balutan yang baru dan steril .
6.2. Lakukan pemeriksaan daerah insersi kateter sentral oleh dokter
setiap hari . Lakukan assessment pada tempat insersi dan lokasi kateter
kebutuhan untuk tetap memasang kateter dan adanya tanda infeksi baik
secara klinis maupun laboratorium
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
4/6

6.3. Frekuensi untuk mengubah lokasi kateter pada insersi kateter


sentral ditetapkan oleh dokter
6.4. Pada kondisi kegawatan dimana tindakan aseptik tidak dapat
dilakukan selama insersi kateter sentral maka harus diubah lokasinya
secepat mungkin dalam waktu kurang dari 24jam. Perkecualian tersebut
harus dicatat penyebabnya
6.5. Kultur dan sensitivitas pada ujung kateter hanya dilakukan atas
perintah dokter dan dilakukan oleh petugas yang sudah terlatih
6.6. Penggantian kateter sentral dilakukan pada tempat yang berbeda
bila terjadi infeksi akibat pemakaian kateter tersebut
8.10.Ganti selang yang dipakai untuk memasukan darah ,
Komponen darah atau emulsi lemak dalam 24jam dari awal
7. Pelaksaan pencegahan dan pengendalian IADP dalam penggunaan cairan
parenteral oeleh seluruh perawat atau dokter yang terlatih .
7.1. Infus harus diselesaikan dalam 24 jam umtuk satu botol cairan
parenteral yang mengandung lemak
7.2. Bila hanya emulsi lemak yang diberikan selesaikan infus dalam 24jam
setelah botol elmusi mulai digunakan
8. Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi IADP dalam pemberian
injeksi melalui port injeksi intra vena oleh dokter atau yang terlatih
8.1. Bersihkan port injeksi dengan alkohol 70%
8.2. Campurkan seluruh cairan parenteral di depo farmasi dalam
laminar Flow hood dengan tehnik steril
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
5/6

1.1. Pemeriksaan daerah insersi meliputi peningkatan leukosit atau


jumlah leukosit yang sangat rendah tanpa sebab yang jelas , demam ,
kemerahan , bengkak , nyeri atau adanya pus yang keluar dari tempat
insersi.
1.2. Catat tanggal dan waktu pemasangan pada lokasi balutan serta pada
catatan pasien.
2. Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian IADP dalam penggunaan
pembalut insersi kateter , oleh setiap dokter atau perawat yang terlatif.
2.1. Sebelum memasang pembalut yakinkan bahwa chlorhexidin yang
digunakan sudah kering.
2.2. Gunakan pembalut semi permeabel yang transparan untuk menutupi
tempat insersi . Bila pembalut tersebut tidak ada maka dapat
dipergunakan kasa pembalut.
2.3. Lakukan penggantian pembalut dengan :
2.3.1. Gunakan tehnik steril
2.3.2. Apabila tidak tedapat kontra indikasi dapat gunakan chlorhexidin
swab pada saat pembersihan swab pada saat pembersihan tempat
insersi selama penggantian pembalut.
2.4. Lakukan penggantian pembalut transparan setiap minggu setelah
pemasangan insersi kateter central atau penggantian pembalut. Pembalut
harus diganti lebih sering apabila tampak kotor , longgar atau saat
melakukan pemeriksaan bila dianggap perlu. Pada anak mengganti
balutan dapat dilakukan lebih sering kurang dari seminggu.
3. Pelaksaan pencegahan dan pengendalian IADP dalam penggantian kateter
vena oleh dokter atau perawat yang terlatih .
3.1. Catat tanggal dan waktu pemasangan kateter vena di lokasi yang
dapat dilihat dengan jelas .
3.2. Alat/set kateter vena terdiri atas seluruh bagian mulai dari ujung
selang yang masuk ke kontainer cairan infus sampai ke konektor.
3.3. Ganti selang penghubung tersebut bila alat intra vena dig anti

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
6/6
8.3. Ganti selang kateter vena dengan interval tidak kurang dari 72jam
pada orang dewasa , kecuali ada indikasi klinis
8.4. Pada anak kateter vena tidak diganti sampai terapi intra vena selesai
kecuali terjadi komplikasi (phlebitis,inflamasi)
9. Pelaksanaan Pencegahan IADP dalam penggunaan vial multi dosis oleh
dokter atau perawat terlatih .
9.1. Simpan vial multi dosis yang sudah dibuka dalam kulkas bila
direkomendasikan dari pabrik beri tanggal buka , nama pasien dan
tanggal lahir pasien.
9.2. Tutup karet penutup dengan kertas parafilm , bersihkan karet penutup
vial multi dosis dengan alkohol sebelum menusukkan alat ke vial.
9.3. Gunakan alat steril setiap kali akan mengambil cairan dari vial
multidosis dan hindari kontaminasi alat sebelum menembus karet vial.
9.4. Buang vial multi dosis bila sudah kosong , bila dicurigai atau terlihat
adanya kontaminasi atau bila telah mencapai tanggal kadaluarsa.
10. Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian IADP dalam pemberian
antibiotik profilaksis oleh dokter dokter yang terlatih . Jangan memberikan
anti mikroba sebagai prosedur rutin sebelum pemasangan atau selama
pemakaian alat intra vena untuk mencegah kolonisasi atau infeksi
bakteriemia .
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Intensif
5. Instalasi Bedah Sentral
6. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
7. Komite Keperawatan
8. Bidang Pelayanan Medis
9. Bidang Pelayanan Keperawatan

You might also like