You are on page 1of 11

MAKALAH

RUANG LINGKUP DAN PEMBIDANGAN STUDI ISLAM


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar studi Islam (PSI)

Dosen pengampu: Luthviyah Romziana, M.Th.I

Disusun oleh :
Nayyirotut Tazkiroh (2110200010)

Mirna Wulan Sari (2110200030)

Nazilatul Maghfiroh (2110200031)

Sofiyaturrozibala (2110200033)

Risky Laila Ilmi (2110200036)

Ummu Syarifah (2110200051)

JURUSAN ILMU QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS NURUL JADID

PAITON-PROBOLINGGO

2021

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pembuatan
surat resmi ini

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia yang
diampu oleh Ibu Luthviyah Romziana, M.Th.I

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang ruang lingkup dan pembidangan studi
Islam. Dapat memberikan manfaat maupun pemahaman terhadap pembaca .

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah4
C. Tujuan Masalah 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Ruang Lingkup dan Pembidangan Studi Islam Bidang Akidah 5
B. Ruang Lingkup dan Pembidangan Studi Islam Bidang Akhlak 6
C. Ruang Lingkup dan Pembidangan Studi Islam Bidang Syari’ah 6
D. Ruang Lingkup dan Pembidangan Studi Islam Bidang Tasawwuf 8

BAB III PENUTUP 10


A. Kesimpulan 10
B. Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang terakhir sebagai penutup semua agama yang telah ada,
islam merupakan agama rahmatal lil a’lamin untuk semua umat.Islam itu dibawakan oleh
nabi Muhammad SAW yang mendapat wahyu dari Allah. Untuk mengetahui islam lebih
mendalam mak muncullah ilmu yang dinamakan Studi Islam akan tetapi Studi Islam itu
sendiri merupakan bidang kajian yang cukup lama. Ia telah ada bersama dengan adanya
agama islam maka dari itu Studi Islam menimbulkan berbagai permasalahan yang umum
diantaranya : apa penertian Studi Islam, apa ruang lingkup, atau objek Studi Islam, apa
tujuan Studi Islam, bagaimana pendekatan dan metodologi dalam Studi Islam.
Dan di dalam makalah ini akan membahas ruang lingkup dan pembidangan studi
islam, baik itu studi islam dalam bidang akidah, akhlak, syari’ah maupun tasawwuf.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan masalah sebagai
pijakan untuk terfokusnya kajian makalah ini. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud ruang lingkup dan bembidangan studi islam bidang akidah ?
2. Apa yang dimaksud ruang lingkup dan bembidangan studi islam bidang akhlak ?
3. Apa yang dimaksud ruang lingkup dan bembidangan studi islam bidang syari’ah?
4. Apa yang dimaksud ruang lingkup dan bembidangan studi islam bidang tasawwuf?

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan makalah ini dibuat adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar Studi Islam, Prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Agama Islam, Universitas
Nurul Jadid. Dan juga membantu teman-teman mahasiswa memahami materi tentang ruang
lingkup dan pembidangan studi Islam baik di bidang akidah, akhlak, syari’ah maupun
tasawwuf.

4
BAB II
PEMBAHASAN

Ruang lingkup dan pembidangan studi islam meliputi 4 macam, yaitu dalam bidang
akidah, bidang syariah, bidang tasawwuf dan bidang akhlak. Berikut penjelasannya:

A. RUANG LINGKUP DAN PEMBIDANGAN STUDI ISLAM BIDANG AKIDAH


Akidah adalah bentuk Masdar dari kata “’aqada, ya’qidu, ‘aqdan – ‘aqidatan “
yang berarti simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian dan kokoh. Menurut Ibnu
Taimiyah dalam bukunya “Aqidah Al-Washatiyah “ akidah adalah suatu perkara
yang harus di benarkan dalam hati, dengan hal itu jiwa menjadi tenang sehingga jiwa
menjadi yakin serta mantab tidak di pengaruhi dengan keraguan. Menurut Syekh
Hasan Al-Bannah dalam bukunya “Al-‘Aqoid” menyatakan akidah adalah sesuatu
yang seharusnya hati membenarkannya sehingga menjadi ketenangan jiwa, yang
menjadi kepercayaan bersih dari kebimbangan dan keragu-raguaan.
Kedua pengertian di atas menggambarkan bahwa ciri-ciri akidah islam ialah
sebagai berikut:
a. Akidah didasarkan pada keyakinan hati
b. Akidah sesuai dengan fitrah manusia sehingga pelaksanaan akidah menimbulkan
ketentraman dan ketenangan.
c. Akidah islam di asumsikan sebagai perjanjian yang kokoh
d. Akidah dalam islam tidak hanya diyakini, lebih lanjut perlu dengan pengucapan
kalimat thayyibah (syahadataini) dan di amalkan dengan perbuatan shalih
e. Keyakinan dalam islam merupakan ,masalah yang supra empiric
Dalam memenuhi capaian akidah islam, ada beberapa metode yang dapat
dilakukan. Adapun metode pencapaian itu adalah :
a. Doktriner yang bersumberkan dari wahyu ilahi
b. Melalui hikmah (filosofik) dimana Tuhan mengarahkan kebijaksanaan dan
kecerdasan berfikir kepada manusia untuk mengenal adamya Tuhan.
c. Melalui metode ilmiah, dengan memperhatiakn fenomena alam yang di ambil
sebagai bukti adanya Tuhan
Dalam islam, akidah merupakan tugas pokok dari Amanah yang di emban oleh
para nabi, baik-tidaknya dapat dilihat dari akidahnya, mengingat amal shalih
hanyalah pancaran dari akidah yang sempurna. Karena kidah merupakan hal
pokok dan penting dalam kehidupan manusia, maka perlu ditetapkan prinsip-
prinsip akidah islamaiyah agar dapat menyelamatkan kehidupan manusia didunia
dan akhirat. Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
a. Akidah didasarkan atas at-Tauhid yakni mengesakan Allah dari segala dominasi
yang lain Berdasarkan surat an-Nisa’ ayat 48 :
‫ان هللا ال يَغفر اَن يُشرك به و يغفر ما دون ذلك لمن يشاء ومن ُيشرك باهلل فقدافترى اِثما عظيما‬
“sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni
segala dosa yang lain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang
siapa yang mempersekutukan Allah maka sungguh ia telah berbuat dosa yang
besar. ” (Q.S An-Nisa’ : 48)

5
b. Akidah harus dipelajari terus menerus dan diamalkan sampai akhir hayat
kemudian di da’wakan kepada orang lain.
c. Scope pembhasan akidah tentang Tuhan dibatasi dengan larangan
memperbincangkan atau memperdebatkan eksistensi Dzat Tuhan. Sebagaimana
pada hadis Nabi saw. Berikut ini :
)‫ (روه ابو نعيم‬.‫تف ّكروا في خلق هللا وال تف ّكروا في هللا فانكم لن تقدروا قدره‬
d. Akal dipergunakan manusia untuk memperkuat akidah, bukan untuk mencari
akidah

B. RUANG LINGKUP DAN PEMBIDANGAN STUDI ISLAM BIDANG AKHLAK


Akhlak secara etimologis berasal dari kata “khuluq” dan jama’nya “akhlaq”,
yang berarti budi pekerti, etika, moral. Menurut ibnu Maskawih, akhlak adalah
keadaan gerak jika yang mendorong ke arah melakukan perbuatan dengan tidak
memerlukan pikiran. Sedangkan menurut Imam Al-Ghazali dalam “Ihya’ulumuddin
” membatasi arti akhlak dengan sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari sifat itu
timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan
pikiran terlebih dahulu.
Dari pengertian di atas mengandung ciri-ciri akhlak sebagai berikut :
a. Akhlak sebagai ekspresi sifat dasar seseorang yang konstan dan tetap
b. Akhlak selalu dibiasakan seseorang sehingga selalu dilakukan berulang-ulang
dan tanpa disertai pertimbangan pikiran terlebih dahulu.
c. Apa yang diekpresikan dari akhlak merupakan keyakinan seseorang dalam
menempuh keinginan sesuatu, sehingga pelaksanaanya tidak ragu-ragu.
Dalam menggapai akhlak islam yang sempurna, ada beberapa metode
pendakian yang harus dilakukan, yaitu :
a. Metode Takholli, yakni mengosongkan diri dari sifat-sifat yang tercela dan
maksiat lahir-batin.
b. Metode Tahalli , yaitu mengisi diri dengan sifat-sifat mahmudah secara lahir-
batin.
c. Metode Tajalli, yaitu merasakan akan keagungan Allah SWT.
Dalam bidang akhlak islam juga terdapat prinsip-prinsip yang terkandung
didalamnya, yaitu :
a. Akhlak yang baik dan benar harus didasarkan atas Al-Qu’an atau As-Sunnah,
bukan tradisi dan aliran-aliran tertentu yag sudah nampak tersesat
b. Adanya keseimbangan antara berakhlak kepada Allah, kepada sesama manusia,
dan kepada makhluk lain.
c. Pelaksanaan akhlak harus bersamaan dengan pelaksanaan akidah dan syariah.
d. Akhlak dilakukan semata-mata karena Allah, wlaupun objek Akhlak kepada
makhluk
e. Akhlak dilakukan menurut proporsinya

C. RUANG LINGKUP DAN PEMBIDANGAN STUDI ISLAM BIDANG SYARI’AH


Secara etimologi, syariah adalah jalan yang lurus (thoriqatun mustaqimun)
yang di isyaratkan dalam Q.S. al-Jatsiyah :18. Sedangkan menurut At-Tahanawi
dalam bukunya “ Al-Kasysyaf Ishthihatil funun” menjelaskan bahwa syariah adalah
hukum-hukum yang diadakan oleh Allah yang dibawa oleh salah satu Nabi-Nya,

6
termasuk Nabi Muhammad Saw., baik hukum yang berkaitan dengan cara berbuat
yang disebut “far’iyah Amaliyah” (ilmu Fiqh) atau yang berkaitan dengan
kepercayaan yang disebut dengan “ashliyah atau I’tiqadiyah” (ilmu kalam).
Definisi diatas secara umum menggambarkan adanya otoritas Allah SWT.
Dalam memberikan okum kepada hamba-Nya, otoritas tersebut sama sekali
meniadakan campur tangan manusia. Dari definisi diatas memunculkan beberapa ciri
khusus terhadap Syariah islam, yang diantaranya adalah :
a. Syari’ atau pembuat hukum adalah Allah SWT.
b. Adanya syariah tidak lepas dari pembawanya yaitu rasul,
c. Isi syariah menacakup semua dimensi asasi kehidupan, baik berkaitan dengan
kepercayaan (i’tiqod), tingkah perbuatan (‘amali) maupun kode etik kepercayaan
dan perbuatan (akhlak)
Dalam Syariah islam ada yang Namanya mabadiut tasyri atau prinsip-
prinsip Syariah islam., yang merupakan cita-cita yang menjadi dasar pokok dan
landasan bagi okum islam. Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah :
a. Semua tindakan termasuk ibadah harus berdasarkan “at-tauhid”
b. Ibadah dalam syariah islam harus berkomunikasi kepada Allah secara langsung
tanpa mengunakan perantara seperti orang jahiliyah mekkah dahulu yang
menyembah Allah dengan pearntar berhala.
c. Ibadah yang dititahkan oleh Allah relevan dengan akal manusia sehingga
manusia dalam beribadah diharuskan menggunakan fungsi akal.
d. Syariah islam hadir dengan prinsip keadilan dan persamaan
e. Syariah islam berprinsip pada toleransi (tasamuh), yaitu adanya kebebasan
pemilihan agama bagi antar umat serta kebebasan memilih aliran atau cara
pandang terhadap al-Islam sendiri
f. Syariah islam berprinsip pada kemerdekaan dan kebebasan
g. Syariah islam menghargai prinsip “musyawarah” yang berimplikasi adanya
prinsip penentuan hukum berdasarkan ijma’ (kesepakatan bersama).
Dalam terminologi hukum islam terdapat asas-asas (da’aimul tasyri) yang
menjadi tiang-tiang pokok dan pijakan opersiaonal dalam pengambilan atau
pengamalan hukum islam, karena semua hasil ijtijtihad ulama harus berpijak
padanya. Muhammad Khudlori bik dalam bukunya “tarikh tasyri’
islam”menyebutkan beberapa asas syariah islam, yaitu :
a. Meniadakan kesulitan (‘adamul haraj) dengan cara menghilangkan semua beban
hukum yang tidak mungkin dilakukan oleh mukallaf
b. Penyederhanaan dan menyedikitkan beban dengan cara membuang segala taklif
yang dirasa tidak mampu dikerjakan oleh mukallaf dan menggantikan hukum
baru yang mudah dikerjakan
c. Berangsur-angsur atau bertahap dalam memberikan hukum sehingga hukum itu
mudah dilakukan
d. Hukum islam sejalan dengan kemaslahatan umat
e. Hukum islam menghendaki adanya realisasi keadilan (tahqiqul ‘adalah)
Syariah islam memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda dengan ciri-ciri hukum
yang lain. Syariah islam melambangkan karekteristik yang mampu berdialog dengan
berbagai kondisi tanpa mengenal waktu. Fatihi Ridlwan menyebutkan 3 ciri khas
syariah islam, yaitu :

7
a. Hukum islam (syariah) bercirikan manusiawi
b. Hukum islam( syariah) bercirikan bermoral
c. Hukum islam( syariah) bercirikan universal (‘alami)

D. RUANG LINGKUP DAN PEMBIDANGAN STUDI ISLAM BIDANG


TASAWWUF
Tasawuf (Tasawuf) atau Sufisme berasal dari bahasa arab: ‫وف‬ww‫ تص‬yang
berarti ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan
akhlaq, membangun dhahir dan batin, untuk memperoleh kebahagian yang abadi.
Adapun pengertian tasawuf dari segi istilah, bergantung dari sudut pandang yang
digunakan. Ada tiga sudut pandang yang biasa digunakan para ahli, yaitu:
(1) Dari sudut pandang manusia sebagai makhluk terbatas, tasawuf didefinisikan
sebagai upaya menyucikan diri dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan
dunia.
(2) Dari sudut pandang manusia sebagai makhluk yang berjuang, tasawuf merupakan
upaya memperindah diri dengan akhlak yang bersumber dari ajaran agama dalam
rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT
(3) dari sudut pandang manusia sebagai makhluk yang bertuhan, tasawuf merupakan
kesadaran fitrah (ketuhanan) yang dapat mengarahkan jiwa agar tertuju kepada
kegiatan-kegiatan yang dapat menghubungkan manusia dengan Tuhan.
Tasawwuf merupakan cabang ilmu dalam Islam yang penerapannya
menekankan pada pembersihan diri melalui pembentukan akhlak yang baik. Dalam
tasawwuf terdapat terdapat 3 ajaran pokok yang menjadi bagian penting darinya,
yaitu
a. Tasawuf Akhlaki
Tasawuf ini diarahkan tuk menjadikan manusia bersih jiwanya dalam rangka
mencapai tujuan untuk mendekatkan diri dan beribadah kepada Allah. Dan Tasawuf
merupakan sebuah upaya penyucian diri dari hal-hal yang dapat melalaikannya dari
kewajiban dan tugas-tugasnya sebagai hamba Allah.. Adapun sisitem dari ajaran
tasawwuf tersebut adalah :
1) Takhalli berarti mengosongkan diri dari perangai yang tercela. Seperti menjaga
diri dari perbuatan maksiat.
2) Tahalli berarti menghiasi diri dengan akhlak terpuji, dan
3) Tajalli berarti mengalami kenyataan ketuhanan.37 Pada tahap ini seorang sufi
telah mencapai derajat ma‘rifah sehingga semua perbuatannya (amalan-amalan)
yang ia dilakukan semata-mata karena rasa cintanya pada sang kholik, tanpa
mengharap pamrih berupa apapun seperti halnya surga.
b. Tasawuf Amali
Tasawuf ini menekankan pada amalan-amalan dan ibadah. Dan para
penganutnya membagi ajaran agama kepada ilmu lahir dan ilmu batin. Lahiriyah
adalah amalan-amalan yang mengikuti aturan-aturan syari‘ah, sedangkan bathiniyah
mengikuti aturan-aturan ahli tasawuf.
c. Tasawuf Falsafi
Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara
visi mistis dengan visi rasional. Tasawuf yang berawal dari zuhud kemudian pada

8
perkembangannya bermuara pada filsafat, yang pada awalnya adalah aplikasi kepada
perilaku terpuji kemudian berlanjut kepada teori.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari makalah yang sudah di paparkan diatas oku ditarik kesimpulan
bahwasanya ruang lingkup dan pembidangan studi Islam meliputi : dalam bidang akidah,
bidang akhlak, bidang Syariah, bidang tasawwuf.
Bidang akidah adalah sesuatu yang seharusnya hati membenarkannya, sehingga
menjadi ketenangan jiwa, yang menjadi kepercayaan bersih dari kebimbangan dan
keragu-raguan. Bidang akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari sifat itu
timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan
pikiran terlebih dahulu. Bidang Syariah adalah okum-hukum yang diadakan oleh Allah
yang di bawah oleh salah satu Nabi-Nya, termasuk Nabi Muhammad Saw., baik okum
yang berkaitan dengan cara berbuat yang disebut “ far’iyah Amaliyah” (ilmu fiqh) atau
yang berkaitan dengan kepercayaan yang disebut dengan “ashliyah atau I’tiqadiyah”
(ilmu kalam). Bidang tasawwuf adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana menyucikan
jiwa, menjernihkan akhlak, membangun dhahir dan batin, untuk memperoleh
kebahagiaan abadi

B. SARAN

Dengan memahami dan menguasai ruang lingkup dan pembidangan studi Islam.
Diharapkan pembaca dapat menguasai pengertian dan pembagian bidang studi Islam.
Setidaknya dengan menguasai pembahasan makalah, pembaca tidak akan salah
pemahaman.

10
DAFTAR PUSTAKA

Tadjab M.A, Drs. Dkk. Dimensi- Dimensi Studi Islam, Surabaya : Karya Abditama,
1994

INTERNET

https://doi.org/10.31538/almada.v3i2.632

Pendekatan Studi Islam: Sejarah Awal Perkenalan Islam dengan Tasawuf | Al-Mada: Jurnal
Agama, Sosial, dan Budaya (ikhac.ac.id)

11

You might also like