Professional Documents
Culture Documents
Kajian Fragmentasi Hasil Peledakan Komod
Kajian Fragmentasi Hasil Peledakan Komod
SKRIPSI
Program Studi Teknik
Pertambangan Jurusan Teknik Sipil
OLEH:
BAGUS EKO NUGROHO
NIM D 1101 14 1014
Bismillahirrahmanirrahiim.
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat, rahmat,
kemudahan, kekuatan serta kelapangan yang tak hentinya diberikan kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini. Tidak lupa Sholawat dan Salam
selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah, Muhammad SAW.
Adapun skripsi ini ku persembahkan kepada orang yang sangat kukasihi
dan kusayangi, yaitu antara lain :
1. Terima Kasih kepada Almarhum Papah yang telah memberikan kasih
sayang, didikan serta motivasi sehingga Saya dapat menjadi pribadi seperti
sekarang ini.
2. Terima Kasih banyak kepada Mamah yang tak henti-hentinya
mencurahkan semangat, kasih sayang, doa dan motivasinya serta selalu
mengingatkan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Terima Kasih banyak kepada Adik - Adikku yang selalu mengingatkan,
memberi semangat serta doanya dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Terima Kasih banyak kepada keluarga besar Tantijono yang telah
menyemangati dan mendoakan dalam pengerjaan skripsi ini.
5. Terima Kasih kepada Dekan Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
yang memberikan waktu dan kesempatan untuk terus berjuang.
6. Terima kasih kepada Kaprodi Teknik Pertambangan yang hampir selalu
ada di setiap penulis membutuhkan saran, TTD dan arahan.
7. Terima Kasih banyak kepada Dosen Pembimbing I, Bapak Dr. Ir Marsudi,
MT., Pembimbing II Bapak M. Khalid Syafrianto, ST., MT., Penguji I
Bapak Budhi Purwoko, ST., MT., dan Penguji II Ibu Fitriana Meilasari,
S.Si., MT. yang penuh sabar dan tak henti-hentinya memberikan saran,
arahan, bimbingan dan nasehat kepada penulis dalam penulisan Skripsi ini.
8. Terima Kasih kepada seluruh Dosen di lingkup Prodi Teknik
Pertambangan yang telah mengajarkan dan membantu penulis secara
langsung ataupun tidak dalam penulisan skripsi ini.
iv
9. Terima Kasih kepada Pak Bollang selaku Kepala Teknik Tambang
PT. Total Optima Prakarsa yang telah mengizinkan dan memberikan
kesempatan, waktu, arahan, bimbingan, nasehat, ilmu, pembelajaran serta
motivasi dalam membantu penulis menyusun skripsi ini.
10. Terima Kasih kepada Pak Donald Reeves selaku Instruktur Pelatihan
Blasting Academy yang dengan sabar, ketenangan, dan semangatnya
dalam memberikan arahan, bimbingan, ilmu dan pembelajaran baru
kepada penulis sehingga penulis memahami dan dapat menyusun skripsi
ini.
11. Terima kasih kepada seluruh staf PT. Total Optima Prakarsa dan Pimpinan
perusahaan yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di
perusahaan tersebut.
12. Terima Kasih kepada pihak Laboratorium Bahan dan Konstruksi Fakultas
Teknik Universitas Tanjungpura yang telah mengijinkan untuk dapat
menggunakan peralatan Laboratorium dan memberikan bimbingan pada
saat pengujian sampel.
13. Terima Kasih kepada Pak Fathor Rozi karena telah membantu saya dalam
pengerjaan preparasi sampel Uji Kuat Tekan.
14. Terima Kasih kepada seluruh keluarga tambang 2014 “mining
enjoyneering 2014” yaitu teman-temanku yang selalu memberikan
semangat, motivasi dan selalu mengingatkan serta membantu dalam
penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
15. Terima Kasih kepada keluarga besar Tambang UNTAN yang
menyemangati dan mengingatkan penulis untuk terus menyelesaikan
skripsi ini.
16. Terima Kasih kepada keluarga besar teknik angkatan 2014 STONE, yang
memberikan semangat dan motivasinya dalam pelaksanaan dan
penyusunan skripsi ini.
17. Terima Kasih Kepada Bang Edo, selaku direktur CV. Mitra Quarindo
Perkasa tempat saya bekerja sambil menyusun skripsi yang sudah
memberikan waktu, kesempatan, pembelajaran, nasehat, arahan dan
motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripi ini.
v
18. Terima Kasih Kepada Kedua rekan-rekan yang dari zaman kerja di
Sarikaton sampai sekarang, Fadhil dan Briyan yang selalu menasehati,
mendoakan, menyemangati dan memberikan kesempatan serta bantuannya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
19. Terima Kasih Kepada Sahabat – sahabat ku Fadhil, Igo, Handi, Bryan,
Shyntia, Jessica, Valentina, Fanny, Chyntia, dan Putri yang selama masa
kuliah selalu senantiasa menemani ku pada saat senang dan susah.
20. Terima Kasih kepada kawan – kawan yang selalu mengajak rekreasi,
Ichsanudin, Sopyan, Nadhif, Arie, Femi, Dita, Rio, Ully, Rama, Syarip,
Regi, Yopi, Norman dan Frananta.
21. Terima kasih kepada Fahmy, serta tim Blasting PT Total Optima Prakarsa
yang sudah membantu dan memotivasi dalam pelaksanaan dan
penyusunan skripsi ini.
22. Terima Kasih kepada abang kakak dan segenap pengurus PERHAPI
KALBAR yang secara tidak langsung membantu penulis dalam menyusun
skripsi ini.
23. Terima Kasih kepada keluarga besar Dari Mamah dan Dari Papah yang
selalu mendoakan dan menyemangati penulis.
24. Terima Kasih kepada seluruh pihak dan rekan yang sudah sangat
membantu penulis dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan
satu persatu.
Semoga, apa yang sudah kalian berikan kepada saya dibalas dengan rezeki
yang berlimpah dari Allah SWT, aamiin ya Rabbal alaamiin.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puja dan Puji hanya layak tercurahkan kepada Allah SWT.
karena atas limpahan karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
penulisan skripsi dengan judul “Kajian Fragmentasi Hasil Peledakan Komoditas
Batuan Granodiorit Pada PT. Total Optima Prakarsa".
Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan kajian terhadap metode
peledakan yang dilaksanakan oleh PT. Total Optima Prakarsa dalam upaya
mendapatkan fragmentasi yang optimal dengan cara membandingkan hasil nilai
aktual dan hasil nilai teoritis.
Banyak kesulitan dan hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan
penelitan ini, tapi dengan semangat dan kegigihan serta arahan, bimbingan dari
berbagai pihak sehingga Penulis mampu menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.
Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dr.
Ir. Marsudi, MT. sebagai pembimbing utama dan M. Khalid Syafrianto, ST., MT.
sebagai pembimbing pendamping yang telah banyak memberikan bimbingan,
motivasi, serta masukan mengenai penelitian yang dilaksanakan oleh Penulis.
Terima kasih pula kepada PT. Total Optima Prakarsa yang telah menerima dan
membimbing Penulis selama kegiatan penelitian berlangsung.
Penulis berharap, penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi
referensi yang dipercaya. Penulis mengharapkan masukan yang konstruktif agar
dapat menyempurnakan penelitian ini.
Penulis
vii
ABSTRAK
PT. Total Optima Prakarsa merupakan salah satu perusahaan pertambangan yang bergerak
di bidang penambangan komoditas batuan granodiorit dengan menggunakan sistem penambangan
quarry. Kegiatan peledakan merupakan salah kegiatan utama dalam kegiatan penambangan,
namun hasil fragmentasi yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan ukuran maksimal
crusher yaitu lebih dari 60 cm dan harus dihancurkan terlebih dahulu sebelum dimasukkan
kedalam crusher. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
fragmentasi dan mengetahui perbandingan hasil fragmentasi secara teoritis maupun secara aktual.
Dalam penelitian ini, terdapat dua metode yang digunakan untuk menganalisa fragmentasi batuan
yaitu dengan menggunakan software split dekstop version 4.0 dan menggunakan metode Kuz-
Ram. Hasil dari analisa tersebut akan menghasilkan perbandingan ukuran batuan untuk geometri
peledakan akutal dan geometri peledakan secara teoritis. Faktor – faktor yang mempengaruhi
fragmentasi berdasarkan hasil analisa kondisi lapangan serta metode pengeboran dan peledakan
yang dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, disimpulkan bahwa pada saat
melakukan perencanaan geometri peledakan, metode geometri peledakan secara teoritis akan
menghasilkan ukuran fragmentasi yang lebih baik dibandingkan dengan metode geometri aktual.
Faktor yang mempengaruhi fragmentasi dipengaruhi oleh struktur diskontuinitas pada lokasi
peledakan, sifat dan kekuatan batuan, geometri peledakan serta pengisian bahan peledak.
viii
ABSTRACT
PT. Total Optima Prakarsa is one of the mining companies engaged in the mining of
granodiorite rock commodities using a quarry mining system. Blasting activities are one of the
main activities in mining activities, but the resulting fragmentation results are greater than the
maximum size of the crusher which is more than 60 cm and must be destroyed before being
inserted into the crusher. The purpose of this study is to determine the factors that influence
fragmentation and to compare the results of theoretical and actual fragmentation results. In this
study, there are two methods used to analyze rock fragmentation by using split desktop version 4.0
software and using the Kuz-Ram method. The results of the analysis will produce a comparison of
rock sizes for acute blasting geometry and theoretical blasting geometry. Factors that influence
fragmentation are based on the analysis of field conditions and the drilling and blasting methods
carried out. Based on the results of the research conducted, it was concluded that when planning
blasting geometry, the blasting geometry method would theoretically produce a better measure of
fragmentation compared to the actual geometry method. Factors that affect fragmentation are
influenced by diskontinity structures at blasting sites, rock properties and strengths, blasting
geometries and filling explosives.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN............................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN..........................................................................iv
KATA PENGANTAR........................................................................................vii
ABSTRAK..........................................................................................................viii
DAFTAR ISI.......................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiv
DAFTAR TABEL...............................................................................................xvi
DAFTAR PERSAMAAN...................................................................................xviii
DAFTAR ISTILAH DAN SIMBOL..................................................................xx
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xxi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................1
1.2. Perumusan Masalah............................................................................1
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................2
1.4. Manfaat Penelitian..............................................................................2
1.5. Pembatasan Masalah...........................................................................2
x
2.3. Pengertian Umum Batuan...................................................................15
2.3.1. Proses Pembentukan Batuan.......................................................15
2.3.2. Klasifikasi Batuan.......................................................................16
2.4. Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Batuan.................................................19
2.4.1. Sifat Fisik....................................................................................19
2.4.2. Sifat Mekanik Batuan.................................................................20
2.5. Sampling.............................................................................................21
2.5.1. Metode Pengambilan Sampel.....................................................22
2.6. Pengertian Batuan Granodiorit...........................................................23
2.7. Pengertian Peledakan..........................................................................24
2.7.1. Reaksi dan produk peledakan.....................................................25
2.7.2. Mekanisme pecahnya batuan akibat peledakan..........................27
2.7.3. Klasifikasi bahan peledak...........................................................29
2.7.4. Klasifikasi bahan peledak industri..............................................30
2.8. Karakteristik Bahan Peledak..............................................................31
2.8.1. Sifat fisik bahan peledak.............................................................31
2.9. Jenis dan Tipe Bahan Peledak Industri...............................................34
2.9.1. Agen peledakan (blasting agent)................................................34
2.9.2. Bahan peledak berbasi nitrogliserin............................................38
2.9.3. Bahan peledak permissible.........................................................39
2.10. Geometri Peledakan..........................................................................40
2.11. Powder Factor..................................................................................48
2.12. Faktor Batuan...................................................................................49
2.13. Fragmentasi......................................................................................50
2.14. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fragmentasi............................51
2.15. Split Dekstop version 4.0..................................................................56
2.16. Penelitian Terdahulu.........................................................................59
xi
3.1. Alat dan Bahan......................................................................................66
3.1.1. Alat dan Software..........................................................................66
3.1.2. Bahan Penelitian............................................................................67
3.1.3. Peralatan Kegiatan Peledakan.......................................................67
3.1.4. Perlengkapan Kegiatan Peledakan................................................68
3.2. Prosedur Penelitian...............................................................................68
3.2.1. Pengamatan Kondisi Lapangan dan Pengamatan Pengeboran......68
3.2.2. Pengamatan Metode Peledakan.....................................................71
3.2.3. Pengambilan Sampel.....................................................................71
3.2.4. Preparasi Batuan dan Pengujian Sampel Batuan...........................73
3.2.5. Hasil dan Pembahasan...................................................................78
3.2.6. Kesimpulan dan Saran...................................................................81
3.3. Diagram Alir.........................................................................................82
xii
4.2.2. Perhitungan Geometri Peledakan Berdasarkan Teori R.L.Ash.....107
4.2.3. Fragmentasi Batuan Hasil Peledakan Menggunakan Aplikasi
Split Desktop..................................................................................113
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
Gambar 3.3. Diagram Alir Penelitian.................................................................82
Gambar 4.1. Sampel batu PT. Total Optima Prakarsa........................................83
Gambar 4.2. Lokasi titik bor peledakan PT. Total Optima Prakarsa..................94
Gambar 4.3. Sketsa pola pemboran PT. Total Optima Prakarsa.........................95
Gambar 4.4. Pola desain dan rangkaian peledakan
PT. Total Optima Prakarsa.............................................................96
Gambar 4.5. Lokasi shelter PT. Total Optima Prakarsa.....................................97
Gambar 4.6. Lokasi pengambilan sampel batuan...............................................98
Gambar 4.7. Blok pengukuran fragmentasi batuan.............................................99
Gambar 4.8. Hasil pengolahan data pengukuran fragmentasi............................114
Gambar 4.9. Ukuran distribusi fragmentasi geometri aktual..............................119
Gambar 4.10. Grafik fragmentasi geometri R.L.Ash secara teoritis...................122
Gambar 4.11. Grafik Perbandingan Fragmentasi secara Aktual dan Teoritis.....123
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Tabel Koordinat Batas IUP OP PT. Total Optima Prakarsa..............5
Tabel 2.2. Pembagian Satuan Morfologi Berdasarkan Van Zuidam, 1979........6
Tabel 2.3. Klasifikasi batuan beku menurut Hughes..........................................19
Tabel 2.4. Klasifikasi bahan peledak menurut Anon (1977)..............................30
Tabel 2.5. Penentuan KbSTD menurut R.L.Ash....................................................41
Tabel 2.6. Potensi yang terjadi akibat variasi stiffness ratio...............................44
Tabel 2.7. Pembobotan Massa Batuan................................................................49
Tabel 3.1. Alat dan Software Penelitian..............................................................66
Tabel 3.2. Daftar gradasi dan berat benda uji.....................................................73
Tabel 4.1. Hasil pengukuran jarak kekar............................................................84
Tabel 4.2. Hasil pengamatan orientasi kekar......................................................86
Tabel 4.3. Koordinat titik lubang bor PT. Total Optima Prakarsa......................87
Tabel 4.4. Data aktual geometri peledakan.........................................................91
Tabel 4.5. Koordinat pengambilan sampel batuan..............................................92
Tabel 4.6. Koordinat blok pengukuran fragmentasi batuan hasil
peledakan 17 Juli 2018.......................................................................92
Tabel 4.7. Hasil uji kuat tekan............................................................................100
Tabel 4.8. Hasil pengujian abrasi los angeles.....................................................102
Tabel 4.9. Hasil pengujian specific gravity.........................................................103
Tabel 4.10. Geometri peledakan aktual...............................................................107
Tabel 4.11. Hasil perhitungan geometri peledakan secara teoritis......................112
Tabel 4.12. Perbandingan geometri aktual dan teoritis.......................................112
Tabel 4.13. Ukuran fragmentasi aktual pada hasil peledakan 17 juli 2018........114
Tabel 4.14. Pembobotan massa batuan...............................................................116
Tabel 4.15.Ukuran fragmentasi yang lolos menggunakan software
split desktop dan perhitungan teoritis...............................................118
xvi
Tabel 4.16. Persentase lolos ayakan geometri R.L.Ash......................................121
Tabel 4.17.Perbandingan fragmentasi aktual dan teori.......................................122
xvii
DAFTAR PERSAMAAN
xviii
Persamaan 2.27. Karakteristik ukuran (Xc)........................................................51
Persamaan 2.28. Indeks keseragaman (n)...........................................................51
Persamaan 3.1. Volume.......................................................................................75
Persamaan 3.2. Berat jenis..................................................................................75
Persamaan 3.3. Beban P......................................................................................75
Persamaan 3.4. Nilai Newton..............................................................................75
Persamaan 3.5. Kuat tekan..................................................................................75
Persamaan 3.6. Keausan......................................................................................76
Persamaan 3.7. Berat jenis semu.........................................................................77
Persamaan 3.8. Berat jenis kondisi kering..........................................................77
Persamaan 3.9. Berat jenis kondisi kering SSD..................................................77
Persamaan 3.10. Burden......................................................................................78
Persamaan 3.11. Spacing.....................................................................................78
Persamaan 3.12. Stemming..................................................................................78
Persamaan 3.13. Sub-drilling..............................................................................79
xix
DAFTAR ISTILAH DAN SIMBOL
Bahan peledak Bahan peledak yang telah lulus uji keselamatan yang ketat
permissible sebelum dipasarkan
Dekomposisi Proses perubahan bentuk menjadi lebih sederhana;
penguraian
Eksotermis Kalor yang dihasilkan oleh suatu proses
pembakaran dipindahkan dari sistem ke
lingkungannya
Emulsi Campuran dari dua cairan yang biasanya tidak
bergabung, seperti minyak dan air
Emulsifier Zat untuk membantu menjaga kestabilan emulsi minyak
dan air
Ferrosilicon Suatu paduan besi dan silikon dengan kandungan
silikon rata-rata antara 15 dan 90 persen berat
Kekar Struktur rekahan pada batuan dimana tidak ada atau relative
tanpa mengalami pergeseran pada bidang rekahannya
Kiieselguhr Adsorben yang lebih lemah dari silika gel dan alumunia
Gliserin Cairan kental yang tidak berwarna dan jika
dicicipiterasa
manis.
Nitroglikol Senyawa kimia berwarna kekuningan, cairan berminyak
yang mudah meledak, diperoleh dengan cara nitrasi
etilena glikol
Nitrocotton Senyawa yang sangat mudah terbakar yang dibentuk
oleh nitrat selulosa melalui paparan asam nitrat atau zat
nitrasi kuat lainnya
Nitrogliserin Sebuah senyawa kimia, cairan peledak yang berat, tak
berwarna, beracun, berminyak, dan diperoleh dari
menitratkan glycerol
Selulosa Molekul yang terdiri dari karbon, hidrogen, dan oksigen,
dan ditemukan dalam struktur selular hampir seluruh materi
tanaman
Viskositas Ukuran kekentalan suatu fluida yang menunjukkan besar
kecilnya gesekan internal fluida
xx
DAFTAR LAMPIRAN
xxi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1. Bagaimana hasil fragmentasi PT. Total Optima Prakarsa dalam satu kali
peledakan baik secara teoritis maupun secara aktual?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi fragmentasi pada kegiatan
peledakan PT. Total Optima Prakarsa ?
IUP Operasi Produksi dapat dilihat pada gambar 2.3. (Dokumen UKL-UPL
PT. TOTAL OPTIMA PRAKARSA Semester I, 2017)
2.2.2. Geologi
1. Stratigrafi
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Singkawang skala 1 : 250.000 yang
diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung
Tahun 1993 (peta geologi lembar singkawang dan peta geologi lokal
lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 2.5 dan gambar 2.6),
stratigrafi yang
7
8
Sumber : Laporan Triwulan PT TOP IV, 2017
9
Sumber : Laporan Triwulan PT TOP IV, 2017
Gambar 2.3. Peta batas IUP OP PT. Total Optima Prakarsa
1
Sumber : Laporan Triwulan PT TOP IV, 2017
1
Sumber : N. Suwarna dan R.P.Langford, 1993
Gambar 2.5. Lembar Geologi Singkawang
1
Sumber : N. Suwarna dan R.P.Langford, 1993
1
1
dari batuan sedimen dapat berupa batuan beku, batuan metamorf atau
batuan sedimen (yang telah ada sebelumnya) dan telah mengalami
rombakan sehingga menjadi batuan sedimen.
3. Batuan Metamorf (Metamorphic rock ) : adalah batuan yang berasal
dari suatu batuan induk yang mengalami perubahan tekstur dan
komposisi mineral pada fase padat sebagai akibat adanya perubahan
fisika ( tekanan, temperatur atau akibat keduanya yaitu tekanan dan
temperatur ( HGF Winkler, 1967 , 1979 ).
Sumber : Hughes,1962
σc = F/A............................................................................(2.1)
Keterangan :
σc = Kuat tekan uniaksial batuan (MPa)
F = Gaya yang bekerja pada saat contoh batuan hancur (kN)
A = Luas penampang awal contoh batuan yang tegak lurus
arah gaya (mm)
b. Modulus Young ( E )
Modulus Young atau modulus elastisitas merupakan faktor
penting dalam mengevaluasi deformasi batuan pada kondisi
pembebanan yang bervariasi. Nilai modulus elastisitas batuan
bervariasi dari satu contoh batuan dari satu daerah geologi ke
daerah geologi lainnya karena adanya perbedaan dalam hal
formasi batuan dan genesa atau mineral pembentuknya. Modulus
elastisitas dipengaruhi oleh tipe batuan, porositas, ukuran partikel,
dan kandungan air. Modulus elastisitas akan lebih besar nilainya
apabila diukur tegak lurus perlapisan daripada diukur sejajar arah
perlapisan (Jumikis, 1979). Modulus elastisitas dihitung dari
perbandingan antara tegangan aksial dengan regangan aksial.
Modulus elastisitas dapat ditentukan berdasarkan persamaan :
Δ𝜎
Е = Δ𝗌a ……………………………………………………(2.2)
Keterangan:
E = Modulus elastisitas (MPa)
Δσ. = Perubahan tegangan (MPa)
Δεa = Perubahan regangan aksial (%)
2.5. Sampling
Sampel (contoh) merupakan satu bagian yang representatif atau satu bagian
dari keseluruhan yang bisa menggambarkan berbagai karakteristik untuk tujuan
inspeksi atau menunjukkan bukti-bukti kualitas, dan merupakan sebagian dari
populasi stastistik dimana sifat-sifatnya telah dipelajari untuk mendapatkan
informasi keseluruhan.
2
2. Bulk Sampling
Bulk sampling (contoh ruah) ini merupakan metode sampling dengan
cara mengambil material dalam jumlah (volume) yang besar, dan umum
dilakukan pada semua fase kegiatan (eksplorasi sampai dengan
pengolahan). Pada kegiatan eksplorasi, salah satu penerapan metode bulk
sampling ini adalah dalam pengambilan contoh dengan sumur uji.
3. Chip Sampling
Chip sampling (contoh tatahan) adalah salah satu metode sampling
dengan cara mengumpulkan pecahan batuan (rock chip) yang dipecahkan
melalui suatu jalur (dengan lebar 15 cm) yang memotong zona
mineralisasi dengan menggunakan palu atau pahat.
4. Channel Sampling
Channel sampling adalah suatu metode (cara) pengambilan contoh
dengan membuat alur (channel) sepanjang permukaan yang
memperlihatkan jejak bijih (mineralisasi). (Akbar, 2015)
2. Deflagrasi CH
adalah
3(CHproses
2)10CH3kimia
+ 18½eksotermis
O2 → 12 COdi 2 mana
+ 13 transmisi dari
reaksi dekomposisi didasarkan pada konduktivitas termal (panas).
Deflagrasi merupakan fenomena reaksi permukaan yang reaksinya
meningkat menjadi ledakan dan menimbulkan gelombang kejut
(shock wave) dengan kecepatan rambat rendah, yaitu antara
300 – 1000 m/s atau lebih rendah dari kecepatan suara (subsonic).
Contohnya pada reaksi peledakan low explosive (black
powder) sebagai berikut:
a) Potassium nitrat + charcoal + sulfur
3. Ledakan,
20KNOmenurut
3 + 30C +Berthelot,
10S → 6K2COadalah ekspansi
3 + K2SO seketika
4 + 3K2S +14CO yang+10N
2 +10CO cepat
2
b) ANFO :
d) NG +CAN
3H5N
: 3O9 → 3 CO2 + 2,5 H2O + 1,5 N2 + 0,25
Sumber : Buku pendidikan dan pelatihan juru ledak penambangan, 2004
2 C3H5N3O9 + NH4NO3 → 6 CO2 + 7 H2O + 4 N4 +
2.7.2. Mekanisme pecahnya batuan akibat peledakan
Prinsip pecahnya batuan akibat energi peledakan (gambar 2.11) dapat
dibagi dalam 3 tahap yaitu : dynamic loading, quasi-static, dan release of
loading.( Sunaryadi, 2011)
1. Proses pemecahan batuan tingkat I (dynamic loading)
Pada saat bahan peledak diledakkan di dalam lubang ledak, maka
terbentuk temperatur dan tekanan yang tinggi. Hal ini mengakibatkan
hancurnya batuan di sekitar lubang ledak serta timbulnya gelombang
kejut (shock wave) yang merambat menjauhi lubang ledak dengan
kecepatan antara 3000 – 5000 m/detik, sehingga menimbulkan
tegangan tangensial yang mengakibatkan adanya rekahan menjari
mengarah keluar di sekitar lubang ledak.
2. Proses pemecahan batuan tingkat II (quasi-static loading)
Tekanan yang meninggalkan lubang ledak pada proses pemecahan
tingkat II adalah positif. Apabila shock wave mencapai bidang bebas
(free face) akan dipantulkan kemudian berubah menjadi negatif
sehingga menimbulkan gelombang tarik (tensile wave). Karena
gelombang tarik ini lebih besar dari kekuatan tarik batuan, maka
batuan akan pecah dan terlepas dari batuan induknya (spalling) yang
dimulai dari tepi bidang bebasnya.
2
: Tegangan tangensial
: Tegangan radial
: Tegangan tarik
Lubang ledak
ASAM PENGOKSIDA
CAMPURAN LAIN UNTUK MENINGKATKAN DENSITAS PARIFIN, ZAT GULA, KARBON, DLL TNT, TEPUNG NITROSTARCH TAK BERASAP
ALUMINIUM (oxidizing acid) (sensitizier bukan bahan peledak) (sensitizier bahan peledak)
ALUMINIUM
AGEN PELEDAKAN KERING ATAU ANFO BAHAN PELEDAK LUMPUR BAHAN PELEDA LUMPUR BERALUMINIUM
(dry blasting agent - ANFO) (slurry explosives) (aluminized slurry explosives)
37
3
1. Burden
Berdasarkan Modul Simulasi Peledakan tahun 2013 burden dapat didefinisikan
sebagai jarak terpendek yang diukur secara tegak lurus dari lubang bor
terhadap bidang bebas atau free face pada saat peledakan. Jarak burden
haruslah lebih kecil daripada kedalaman lubang untuk mencegah terjadinya
kawah permukaan (cratering). Burden merupakan variabel yang sangat penting
dan krisis dalam mendesain peledakan karena terhadap jenis bahan peledak
yang dipakai dan batuan yang dihadapi terdapat jarak optimum burden agar
peledakan sukses. Berikut ini merupakan metode untuk mencari nilai burden
menurut R.L.Ash :
Tabel 2.5. Penentuan KbSTD menurut R.L.Ash
Rock Group
Keterangan :
KbSTD = burden ratio standar (20-40)
SGeSTD = standar densitas bahan peledak (gr/cm3 atau ton/m3)
SGe = densitas bahan peledak (gr/cm3 atau ton/m3)
VODSTD = standar cepat rambat detonasi (fps)
VOD = cepat rambat dilapangan (fps)
KdSTD = koreksi deposisi batuan
KsgSTD = koreksi struktur geologi
SGrSTD = standar densitas batuan (gr/cm3 atau ton/m3)
4
3. Stemming
Berdasarkan Modul Simulasi Peledakan tahun 2013, bagian lubang ledak yang
tak terisi oleh bahan peledak – antara isian bahan peledak dengan muka lubang
ledak – biasanya diisi oleh material stemming. Kedalaman stemming tidak
boleh kurang dari jarak burden sehingga dapat mengurangi bahaya flyrock
dan
4
pembentukan kawah bagian atas dari lubang ledak. Fungsi stemming adalah
supaya terjadi keseimbangan tekanan dalam lubang tembak dan mengurung
gas – gas hasil ledakan sehingga dapat menekan batuan dengan energi yang
maksimal. Panjang pendeknya serta pada atau tidaknya stemming sangat
mempengaruhi hasil peledakan, hal ini dilihat dari segi ground vibration, flying
rock, air blast, dan hasil fragmentasi batuannya. Apabila stemming terlalu
panjang akan menyebabkan ground vibration tinggi, flying rock kurang,
artinya lemparan batuannya tidak banyak terjadi, air blast (suara) yang
dihasilkan tidak keras, fragmentasi daerah bawah hasil peledakan kurang bagus
atau jelek. Sedangkan apabila stemming terlalu pendek, maka kemungkinan
terjadinya flying rock, air blast (suara/noise) yang dihasilkan besar,
fragmentasi di daerah bawah hasil peledakan kurang bagus, ground vibration
rendah.
Rumus untuk menghitung stemming menurut R.L.Ash adalah sebagai berikut :
T = Kt x B..........................................................................................(2.7)
Keterangan :
T = stemming (ft)
Kt = stemming ratio (0,5-1)
B = burden (ft)
4. Sub-drilling
Berdasarkan Modul Simulasi Peledakan tahun 2013, tujuan dari sub-drilling
adalah agar batuan dapat meledak secara keseluruhan dan terbongkar tepat
pada batas lantai jenjang, sehingga tonjolan-tonjolan pada lantai jenjang dapat
dihindari. Besarnya Kj tergantung dari struktur dan jenis batuan, serta arah
lubang bor. Nilai subdrilling dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
menurut R.L. Ash sebagai berikut :
J = Kj x B.........................................................................................(2.8)
Keterangan :
J = subdrilling (ft)
Kj = subdrilling ratio (0,2 - 0,3)
B = burden (ft)
4
7. Loading Density
Berdasarkan Modul Simulasi Peledakan tahun 2013, Loading Density
merupakan jumlah bahan peledak per satuan panjang yang digunakan dalam
kolom isian. Loading Density dapat dihitung menggunakan rumus :
LD = 0,508 x De2 x (SGe).......................................................................(2.11)
Keterangan :
LD = Loading Density (Kg/m)
De = Diameter lubang (mm)
SGe = Specific Gravity Bahan peledak (gr/cm3 atau ton/m3)
4
8. Powder Collumn
Berdasarkan Modul Simulasi Peledakan tahun 2013, Powder Collumn
merupakan kolom isian bahan peledak pada lubang ledak.
PC = H - T...............................................................................................(2.14)
Keterangan :
PC = Powder Collumn (m)
H = Kedalaman lubang ledak/tembak (m)
T = Stemming (m)
W= PC x LD...........................................................................................(2.15)
Keterangan :
W = Berat handak (Kg)
PC = Powder Collumn (m)
LD = Loading Density (Kg/m)
W TOTAL = LD x PC x Nlubang...............................................................(2.16)
Keterangan :
W Total = Total Berat handak (Kg)
PC = Powder Collumn (m)
LD = Loading Density (Kg/m)
Vs = B x S x L.........................................................................................(2.17)
Keterangan :
Vs = Volume Solid (m3)
B = Burden (m)
S = Spasi (m)
L = Tinggi Jenjang (m)
VsTotal = Vs x Nlubang........................................................................................................................(2.18)
Keterangan :
VsTotal = Total Volume Solid (m3)
Vs = Volume Solid (m3)
Nlubang = Jumlah lubang ledak
4
13. Tonase
Berdasarkan Modul Simulasi Peledakan tahun 2013, tonase adalah volume
batuan yang terbongkar yang telah dikalikan densitas batuan tersebut.
Keterangan :
SGr = Specific Gravity batu granodiorit (ton/m3)
Vs = Volume Solid (m3)
Keterangan :
SGr = Specific Gravity batu granodiorit (ton/m3)
Vs Total = Total Volume Solid (m3)
Keterangan :
SGr = densitas batu granodiorit (ton/m3)
Target Produksi = merupakan target batuan yang diledakkan pada saat itu (m3)
𝖶 𝑃ow𝑑e𝑟ℎ𝑎𝑛𝑑𝑎k
Powder Factor = (2.22)
𝑉 𝑀𝑎𝑡e𝑟i𝑎𝑙................................................................
2.13. Fragmentasi
3 = 𝐴 (𝑉o)0,80,1𝑥𝑄0,1........................................................................... (2.23)
Q
3 = 𝐴𝑥 (𝑉o)0,80,1 𝑥 𝑄0,1667( 𝐸
)−0,63...................................................... (2.24)
Q 115
Q adalah berat bahan peledak tiap lubang ledak (kg), E adalah RWS bahan
peledak, untuk ANFO = 100 dan TNT = 115. Volume batuan yang hendak
terbongkar ditentukan dengan persamaan 2.25 dengan syarat adanya penentuan
ukuran rata-rata fragmentasi yang dikehendaki, sehingga didapat persamaan 2.25.
0,1669
𝑄= X
1 0,8 𝐸 −0,63
√𝐴𝑥 ( ) 𝑥( )
𝑃𝐹 115
𝑄
𝑃𝐹 =
𝑉o
𝑉o = 𝐵𝑥𝑆𝑥𝐿........................................................(2.25)
5
R adalah persentase massa batuan yang lolos dengan ukuran X(cm), Xc adalah
karakteristik ukuran (cm), X adalah ukuran ayakan (cm) dan n adalah Indeks
Keseragaman. Xc dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini :
X𝑐 = 𝑋
..................................................................................... (2.27)
(0,693) 1𝑛
𝑛 = (2,2 − 14 𝐵
)(1 − 𝖶)(1 + Æ−1)(𝑃𝐶)........................................................(2.28)
𝐷 𝐵 2 𝐻
Dimana :
B = Burden (m)
D = Diameter (mm)
W = Standar deviasi lubang bor (m)
A = Ratio spasi/burden
PC = Panjang muatan handak (m)
H = Tinggi jenjang (m)
hal ini disebabkan karena prosesnya terjadi secara alamiah. Yang termasuk
faktor-faktor ini adalah :
a. Geologi
Batuan yang menyusun kerak bumi dikelompokkan menjadi tiga
kelompok besar yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
Proses terbentuknya suatu jenis batuan berbeda dengan jenis batuan lain.
Tiap-tiap tipe batuan tersusun dari mineral-mineral dalam berbagai
komposisi, ukuran, tekstur, dan struktur yang berlainan. Batuan yang
tersingkap di permukaan bumi akan mengalami proses pelapukan dan
proses pelapukan untuk tiap-tiap batuan juga berbeda. Hal ini sangat
berpengaruh pada sifat fisik dan mekanik dari batuan. Batuan yang masih
segar umumnya mempunyai kekuatan yang lebih besar, dan akan
berkurang sejalan dengan proses pelapukan yang dialami (Sunaryadi,
2011).
b. Struktur Diskontinuitas
Sejauh menyangkut penggalian, massa batuan dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu segar dan lapuk. Untuk batuan segar, sifat diskontinuitas
berperan penting, karena melalui zona diskontinuitas ini proses pelapukan
akan berlangsung secara intensif. Diskontinuitas ini dapat berupa kekar,
retakan, sesar, dan bidang bidang perlapisan. Kekar merupakan rekahan-
rekahan dalam batuan yang terjadi karena tekanan atau tarikan yang
disebabkan oleh gaya-gaya yang bekerja dalam kerak bumi atau
pengurangan bahkan kehilangan tekanan dimana pergeseran dianggap
sama sekali tidak ada. Struktur kekar ini sangat penting diketahui dan
merupakan pertimbangan utama dalam operasi peledakan, dengan adanya
struktur kekar ini maka energi gelombang tekan dari bahan peledak akan
mengalami penurunan yang disebabkan adanya gas-gas hasil reaksi
peledakan yang menerobos melalui rekahan, sehingga mengakibatkan
penurunan daya tekan terhadap batuan yang akan diledakkan. Penurunan
daya tekan ini akan berdampak terhadap batuan yang diledakkan sehingga
dapat mengakibatkan terjadinya bongkah pada batuan hasil peledakan
bahkan batuan hanya mengalami keretakan. (Sunaryadi, 2011)
5
Geologi
Sifat dan kekuatan batuan
Struktur diskontinuitas
Kondisi cuaca
Air tanah
HASIL PELEDAKAN
Fragmentasi
Perpindahan material hasil peledakan
Profil tumpukan hasil peledakan
Getaran tanag (ground vibration)
Ledakan udara (air blast)
Batu terbang (fly rock)
misfires
5
satuan kg. Kemudian akan dihitung variabel produksi berbentuk logaritma dengan
batuan andesit yang model persamaan TI2 = TI1 – 20 log(r2/r1), dan
diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran TI bunyi ledakan yang terjadi
dimensi blok batuan andesit masih di bawah baku mutu SNI 7570: 2010.
yang akan diledakkan, lalu dikalikan dengan massa 3. Persepsi responden terkait dampak kegiatan
jenis batuan andesit dan peledakan yang paling
mining recovery. Dan juga akan diukur jarak dan dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58%),
variabel tingkat getaran getaran tanah (19%),
peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah tertutupnya akses jalan pada saat peledakan
dalam satuan mm/detik serta (11%), intensitas bunyi ledakan
taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang (4%), dan menyatakan bahwa tidak ada yang
dicatat oleh instrumen dikahawatirkan dari kegiatan
seismograf yang dipasang di dekat pemukiman peledakan (8%).
masyarakat. Sedangkan untuk
mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji
melalui data yang terkumpul
dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang
bermukim di sekitar Gunung
Sudamanik.
6
3. Heri Wiratmoko Kajian Teknis Pengaruh Metode yang digunakan yaitu studi literatur untuk 1. Hasil peledakan dengan geometri lubang miring
Pengeboran Miring Pada mendapatkan referensi, serta pengumpulan data primer pada daerah collar yang diterapkan saat
Peledakan Lapisan Tanah di lapangan dan data sekunder milik perusahaan. Dan ini telah mampu meningkatkan produktifitas
Penutup Terhadap dilakukan juga interview (tanya jawab kepada operator untuk alat muat yang melakukan kegiatan
Produktivitas Alat Muat dilapangan dan Group Leader yang menangani loading yaitu SH01A sebesar 23,15% dan SH02A
Shovel Liebherr kegiatan peledakan pada PT.SIS beserta staf dan sebesar 40,85%.
9350 Di Collar 2 -3 Pt. kontraktornya. 2. Peledakan dengan menggunakan pemboran
Saptaindra Sejati miring lantai yang lebih rata dan
Tutupan Kalimantan mengurangi terbentuknya tonjolan pada toe atau
Selatan biasa disebut candi.
3. Dari hasil pengamatan diperoleh penurunan
cycletime sebesar 89,07 detik, dan dengan
geometri peledakan menggunakan lubang miring
didapat waktu edar rata-rata sebesar
88,2 detik. Sedangkan waktu edar rata-rata
Shovel Liebherr 9350 SH02A adalah 91,89
detik pada peledakan dengan pemboran tegak dan
86,22 detik pada peledakan dengan
pemboran miring sehingga akan meningkatkan
produktifitas alat.
6
4. Meningkatkan nilai recovery peledakan sebesar
13,55% dari 1,65 meter tinggi material
yang tersisa menjadi hanya 0,35 meter.
4. Santika Adi Kajian Teknis Peledakan Metode penelitan yang dilakukan adalah studi literatu, 1. Penerapan burden di lapangan sebesar 8,5 m – 9
Pradhana / 2012 Pada Kegiatan observasi lapangan dan pengambilan data sekunder. m, spasi sebesar 9,5 m - 10 m, stemming sebesar
Pembongkaran 7,5
Lapisan Penutup Untuk m, panjang kolom isian sebesar 8 m, tinggi
Meningkatkan jenjang sebesar 8-15 meter, subdrilling sebesar
Produktivitas Alat Muat 0,5 m dan
Di Pt. Thiess Contractors kedalaman lubang ledak sebesar 15,5 meter, serta
Indonesia menghasilkan powder factor 0,23kg/m3
Melak, Kalimantan Timur 2. Berdasarkan perhitungan fragmentasi secara
teoritis dengan model Kuznetsov, material hasil
peledakan yang memiliki ukuran > 80 cm sebesar
24,59 %, sedangkan perhitungan boulder di
lapangan dengan metode produktivitas alat muat
alat angkut, material hasil peledakan yang
memiliki
ukuran > 80 cm (boulder) sebesar 33% - 37,42%.
Penambahan lubang ledak miring mengurangi
6
presentase boulder dilapangan menjadi 23,60
tetap tidak sesuai dengan ketetapan perusahaan
yaitu
boulder < 20%.
3. Perhitungan geometri peledakan berdasarkan teori
RL. Ash adalah burden sebesar 8 m, spasi 9 m,
stemming sebesar 8,3 m, panjang kolom isian 8,2
m, tinggi jenjang 15 m, subdrilling sebesar 1,6 m,
dan kedalaman lubang ledak sebesar 16,6 m serta
powder factor 0,3 kg/m3.
4. Berdasarkan perhitungan fragmentasi secara
teoritis dengan model Kuznetsov, material hasil
peledakan memiliki ukuran > 80 cm sebesar
kurang dari 16,19%, diharapkan boulder
dilapangan dapat
< 20 % seiring diterapkannya penambahan lubang
ledak miring.
5. Produktivitas alat muat meningkat dengan
penambahan lubang miring dari 1245 m3/jam
6
menjadi
1383,32 m3/jam pada potongan terakhir.
6. Arah peledakan dilapangan tidak memperhatikan
struktur yang ada, dengan memperhatikan
struktur
yang ada, arah peledakan yang diusulkan adalah
N 225,50 E atau N 45,50 E.
5. Rudi Frianto, Kajian Teknis Geometri Metode penelitan yang dilakukan adalah studi literatur, 1. Geometri peledakan yang optimum, yaitu
Nurhakim, Riswan / Peledakan observasi lapangan, simulasi rancangan geometri geometri dengan burden 7m x spasi 8m hal ini
2017 Pada Keberhasilan peledakan. dikarenakan pada geometri ini menghasilkan
Pembongkaran ukuran fragmen>800mm sebesar 8,14%,
Overburden digging time alat gali muat rendah 10,99 detik
Berdasarkan Fragmentasi dan bucket fill factor 69,76 %.
Hasil Peledakan 2. Faktor-faktor teknis yang mempengaruhi
fragmentasi hasil peledakan adalah prepare lokasi
yang tidak maksimal sehingga menyebabkan
deviasi-deviasi, antara lain ketidaktepatan titik
bor, arah pemboran dan deviasi pengisian jumlah
bahan peledak per lubang, serta penggunaan
tamper saat pemadatan material stemming.
6
3. Simulasi rancangan geometri peledakan minimum
yang direkomendasikan, sesuai dengan toleransi
adanya ukuran fragmen>800 mm sebesar 15%
adalah diameter lubang ledak 6,56 inci, burden 5
m, spasi 7,6 m, tinggi jenjang 10 m, kedalaman
lubang ledak 11,5 m, panjang kolom isian bahan
peledak 4,71 m, panjang
stemming 6,79 m, subdrilling 1,5 m dengan PF
sebesar 0,31 kg/m3.
6
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai metode penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti, guna untuk mengkaji fragmentasi yang dihasilkan pada sebuah
kegiatan peledakan yang dilakukan oleh PT. Total Optima Prakarsa. Dalam
kegiatan tersebut, peneliti memerlukan suatu metode yang sistematis dan
berdasarkan konsep ilmiah agar hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat
diselesaikan dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan.
66
6
crimper sebanyak 2 unit, dan blasting ohm meter Kobla BR503N sebanyak
1 unit (Gambar alat peralatan blasting dapat dilihat pada lampiran A).
Gambar 3.1. Pengkuran kekar yang memiliki orientasi kekar yang sama
Setelah mendapatkan nilai jarak kekar pada ketiga blok tersebut, untuk
mendapatkan rata-rata jarak kekar maka perhitungan dilakukan dengan
cara menambahkan ketiga nilai blok kekar dan kemudian dibagi 3.
7
Jumlah sample yang terdapat pada masing masing karung sebanyak 3 buah
batuan dengan ukuran sample > 15 cm. Penliti melakukan pengambilan
sampel pada 3 lokasi berbeda dan waktu yang berbeda yaitu pada saat
sebelum kegiatan peledakan dan pada saat setelah kegiatan peledakan
dilakukan. Pengambilan sampel pada 3 lokasi dan waktu yang berbeda
diharapkan mampu menggambarkan kondisi batuan pada lokasi penelitian.
Kegiatan pengukuran fragmentasi dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Persiapan
a. Menyiapkan pita warna dengan panjang 5 meter.
b. Mengukur diameter benda pembanding, dikarenakan peneliti
menggunakan 2 buah basket maka kedua basket tersebut harus
diukur diameternya.
2. Pelaksanaan dilapangan
a. Peneliti berdiri di tempat yang tinggi untuk dapat menentukan areal
atau blok yang akan dilakukan pengukuran fragmentasi.
b. Setelah itu, lakukan pengukuran dengan menggunakan pita warna
yang telah disiapkan, tujuan pengukuran dengan pita warna ini
adalah untuk membuat batas areal yang akan diukur menjadi 5 x 5
meter, dan lakukan pencatatan koordinat di GPS.
c. Kemudian letakkan 2 buah bola basket dengan diameter 25 cm di
dalam areal yang telah dibatasi. Jarak antar basket adalah 1 meter.
d. Setelah lokasi sudah siap untuk dilakukan pengambilan foto.
e. Lakukan pemotoan dengan jarak 5 x 5 meter, 3 x 3 meter dan 0,5 meter.
f. Lakukan tahap 2 s/d 5 pada areal selanjutnya.
g. Setelah semua foto blok telah didapat, maka langkah selanjutnya
adalah dengan menyimpan foto – foto masing blok kedalam folder
masing masing blok.
7
Peneliti menggunakan daftar gradasi dan berat benda uji A. Hal ini
dikarenakan, untuk daftar gradasi A, memiliki ukuran dan berat yang
lebih baik dibandingkan dengan daftar gradasi lain. Hal ini juga
diperkuat dengan hasil konsultasi dengan Laboran Lab. Proses
preparasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Hancurkan agregat kasar menggunakan palu, dan kemudian
saring menggunakan ayakan 25 mm, 19 mm, 12,5 mm dan 9,5
mm.
b. Kemudian timbang masing-masing agregat yang tertahan pada
nomor saringan diatas.
c. Berat masing masing agregat yang tertahan haru mencapai 1.250
gram.
e. Setelah itu masukkan sampel A di atas lempeng pada alat uji tekan
dan atur posisi sampel. Kemudian tekan tombol generator untuk
menyalakan mesin.
f. Ketika mesin menyala, lempeng (pelat baja) atas akan menekan
sampel.
g. Ketika sampel telah hancur, makan tekan tombol off pada generator
untuk mematikan, dan lihat jarum pengukur beban dan catat nilai
beban dalam satuan kN.
h. Lakukan langkah 4 sampai dengan langkah 7 pada sampel B dan
sampel C.
i. Setelah didapat nilai Beban P, maka langkah selanjutnya
melakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai kuat tekan batuan
PT. Total Optima Prakarsa.
Setelah data pengujian dilakukan, maka pengolahan data
menggunakan rumus sebagai berikut :
Volume = Panjang x Lebar x Tinggi.........................................(3.1)
Berat Jenis = m/V......................................................................(3.2)
Beban P = kN x 1000................................................................(3.3)
Kemudian dikali dengan nilai gravitasi (9,81 m/s2),
1 N = 1 Kg.m/s2.........................................................................(3.4)
Kuat Tekan = Beban / Penampang............................................(3.5)
2. Prosedur pengujian abrasi
a. Setelah benda uji telah dipreparasi sesuai dengan tabel gradasi
dan berat benda uji, maka seluruh sampel dimasukkan ke dalam
satu wadah dan ditimbang berat benda uji dengan menggunakan
timbangan digital;
b. Kemudian benda uji dan bola baja dimasukkan ke dalam mesin
abrasi Los Angeles;
c. Putaran mesin dengan kecepatan 30 rpm sampai dengan 33 rpm.
Jumlah putaran gradasi A, B, C, dan D 500 putaran dan untuk
gradasi E, F, dan G 100 putaran;
7
𝑎−𝑏
Keausan = 𝑥 100% .............................................. 3.6
𝑎
Keterangan :
a = berat benda uji semula
b = berat benda uji setelah dilakukan pengujian
3. Prosedur pengujian specific gravity
a. Setelah benda uji dicuci dan direndam di dalam air selama ± 24
jam, maka langkah selanjutnya adalah mengeluarkan benda uji
dari rendaman air, kemudian didiamkan selama ± 5 jam untuk
menghilangkan selaput air pada permukaan. Agregat ini
dinyatakan dalam keadaan jenuh kering permukaan atau SSD.
b. Timbang berat keranjang.
c. Timbang berat benda uji dalam keadaan jenuh air kering
permukaan atau SSD sebanyak ± 5.000 gram.
d. Masukkan keranjang (kosong) ke dalam bak perendam dan
timbang kembali berat keranjang dalam air sampai berat tetap.
e. Keluarkan keranjang dari dalam bak air, dan kemudian isi bak air
hingga menyentuh kail pada bak air.
7
Keterangan :
B = burden (ft)
Kb = burden ratio
d = diameter mata bor (inch)
b. Spacing
S = Ks.B................................................................................3.11
Keterangan :
S = spacing (ft)
Ks = spacing ratio
B = burden (ft)
c. Stemming
T = Kt.B................................................................................3.12
7
Keterangan :
T = stemming (ft)
Kt = stemming ratio
B = burden (ft)
d. Sub-drilling
J = Kj.B................................................................................3.13
Keterangan :
J = subdrilling (ft)
Kj = subdrilling ratio
B = burden (ft)
82
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Penyelesaian :
( Q + A ) = 44+12 = 56
% Kuarsa (Q) = Q / (Q+A) x 100 % = 44 / 56 x 100% = 78,57=> 79% ,
83
8
Dari hasil pengukuran jarak antar kekar, maka dapat dilakukan perhitungan
sebagai berikut untuk mengetahui jarak rata – rata antar kekar.
Jarak Rata-rata Blok D :
D = Total Jarak Kekar Blok D : jumlah pengukuran
= 486 cm : 10
= 48,6 cm
Jarak Rata-rata Blok F :
F = Total Jarak Kekar Blok F : n
= 463 cm: 10
= 46,3 cm
Jarak Rata-rata Blok D :
H = Total Jarak Kekar Blok H : n
= 550 cm : 10
= 55 cm
Jarak Rata-rata Jarak Kekar :
(D + F + H)
Rata-rata Jarak Kekar = 𝑛
(48,6 + 46,3 + 55)
` = 3
(149,9)
= 3
= 49,97 cm
= 50 cm
Berikut ini adalah tabel koordinat lokasi pengeboran PT. Total Optima
Prakarsa pada tanggal 17 juli 2018, dan Peta lokasi titik bor dapat dilihat
pada gambar 4.2.
Tabel 4.3. Kordinat Titik Lubang Bor PT. Total Optima Prakarsa
Garis Bujur (BT) Garis Lintang (LU)
No LU/LS
Derajat Menit Detik Derajat Menit Detik
1 109 7 55,62 0 13 48,34 LU
2 109 7 55,56 0 13 48,28 LU
3 109 7 55,67 0 13 48,28 LU
4 109 7 55,50 0 13 48,23 LU
5 109 7 55,62 0 13 48,23 LU
6 109 7 55,72 0 13 48,23 LU
7 109 7 55,46 0 13 48,18 LU
8 109 7 55,56 0 13 48,18 LU
9 109 7 55,67 0 13 48,18 LU
10 109 7 55,78 0 13 48,18 LU
11 109 7 55,50 0 13 48,13 LU
12 109 7 55,61 0 13 48,13 LU
13 109 7 55,72 0 13 48,12 LU
14 109 7 55,82 0 13 48,13 LU
15 109 7 55,45 0 13 48,08 LU
16 109 7 55,56 0 13 48,08 LU
17 109 7 55,67 0 13 48,08 LU
18 109 7 55,77 0 13 48,08 LU
8
dan celah untuk dapat melihat atau memantau proses peledakan apabila
peledakan telah selesai dilakukan. Dikarenakan kondisi shelter PT. Total
Optima Prakarsa sedang rusak, maka tempat perlindungan pada saat
peledakan menggunakan alat berat berupa excavator merek Cat 320 D2.
Jarak lokasi shelter dengan lubang ledak terdekat adalah 154 m. Lokasi
berlindung blaster terdapat garis Bujur Timur 1090 7’54,94” dan
00 13’53,29 “ garis Lintang Utara dan lokasi shelter ditunjukkan pada
gambar 4.5.
4. Peringatan Sebelum Peledakan
Sebelum melakukan proses peledakan, hal pertama yang harus
diperhatikan yaitu keamanan, maka sebelum proses kegiatan peledakan
dimulai, daerah yang akan diledakkan harus dilakukan checking dan
dipastikan tidak ada manusia, maupun binatang. Jarak aman untuk
manusia dalam proses peledakan yaitu minimal 500 meter dari area
peledakan, sedangkan untuk jarak aman alat yaitu 300 meter dari
peledakan. Peringatan sebelum peledakan dilakukan dengan memblokir
jalan menuju site tambang yang akan dilakukan peledakan, selain
memblokir jalan menuju lokasi site tambang, peringatan juga dilakukan
dengan menyalakan sirine di wilayah PT. Total Optima Prakarsa hal ini
dilakukan agar dapat memperingati masyarakat sekitar maupun pekerja
PT. Total Optima Prakarsa bahwa kegiatan peledakan akan dilaksanakan.
Kegiatan peledakan pada tanggal 17 Juli 2018 dilaksanakan pada pukul
12:55 WIB, setelah menerima perintah dari Kepala Juru Ledak, bahwa
areal sudah aman untuk dilakukan kegiatan peledakan.
5. Pemeriksaan Setelah Peledakan
Setelah kegiatan peledakan selesai dilakukan, maka yang harus dilakukan
oleh crew peledakan PT. Total Optima Prakarsa adalah melakukan
checking ke lokasi peledakan untuk pengecekan tahap akhir. Hal – hal
yang harus dilakukan dalam pengecekan yaitu mengecek ada atau
tidaknya missfire dan fumes pada kegiatan peledakan, dan serta
pengecekan terhadap fragmentasi hasil peledakan. Perlu digaris
bawahi, untuk
9
9
Gambar 4.3. Sketsa pola pemboran PT. Total Optima Prakarsa
9
Gambar 4.4. Pola desain peledakan V-Cut PT. Total Optima Prakarsa
9
Gambar 4.5. Lokasi shelter PT. Total Optima Prakarsa
9
Gambar 4.6. Lokasi pengambilan sampel batuan
9
Gambar 4.7. Blok pengukuran fragmentasi
9
10
Pengujian kuat tekan batuan yang dilakukan untuk mengetahui nilai kuat
tekan batuan di PT. Total Optima Prakarsa memiliki hasil pengujian kuat
tekan batuan sebagai berikut :
Tabel 4.7. Hasil Uji Kuat Tekan
Kuat Kuat
Beban
Luas Beban Tekan Tekan
Berat Beban P Maksimum Kuat Tekan
No. Kode Tanggal Test Penampang P Rata – Rata –
(Kg) (N) Load (Kg/cm2)
(cm2) (KN) rata rata
(Kg) (Kg/cm2) ( MPa)
1. A 6/08/2018 0,3695 25 415 415.000 42.303,77 1.692,1508
2. B 6/08/2018 0,3699 25 410 410.000 41.794,09 1.671,7636 1.712,54 142,141
3. C 6/08/2018 0,3798 25 435 435.000 44.342,51 1.773,7004
∑ = 5.137,61
1. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan berdasarkan hasil data yang telah didapat,
berikut adalah pengolahan data yang dilakukan :
Sampel A.
Diketahui :
= 5 cm x 5 cm x 5 cm
= 125 cm3
= 0,000125 m3
= 0,3695 Kg : 0,000125 m3
10
= 2956 Kg/m3
Beban P = 415 kN
= 415.000 N
= 42.303,77 Kg
= 42.303,77 Kg : (5 cm x 5 cm)
= 42.303,77 Kg : 25 cm2
= 1.692,1508 Kg/cm2
= 1.712,538 Kg/cm2
Kuat Tekan yang didapat merupakan masih dalam bentuk kubus (K),
untuk dijadikan kedalam MPa, maka nilai K harus menjadi nilai f’c
dengan faktor koreksi 0,83 sebagai berikut :
= 142,141 MPa
Saringan I
Berat Sebelum Berat Sesudah
Lolos Tertahan
(gram) (gram)
mm’ mm’ (a) (b)
37,5 25 1.250
25 19 1.250
19 12,5 1.250 3.989,4
12,5 9,5 1.250
Jumlah Berat Benda Uji 5.000 3.989,4
Jumlah dan Berat Bola 12 4.773,6 4.773,6
𝑎−𝑏
Keausan = 𝑥 100%
𝑎
Analisa Perhitungan :
Berat Jenis Semu (Apparent Specific) :
𝑐
=
𝑐−𝑏
4.721,2 g𝑟𝑎𝑚
=
4.721,2 g𝑟𝑎𝑚 − 2.966 g𝑟𝑎𝑚
4.721,2 g𝑟𝑎𝑚
=
1.755,2 g𝑟𝑎𝑚
= 2,69
1. Loading Density
Loading Density yang digunakan oleh PT. Total Optima Prakarsa
adalah 4,23 Kg/m
6. Volume (Vs)
Vs = B x S x L
= 3,2 m x 3,3 m x 6 m
= 63,36 BCM
7. Vs TOTAL
Vs TOTAL = Vs x Nlubang
= 63,36 x 58
= 3674,88 BCM
8. Tonase (ton)
Tonase = SGr x Vs
= 2,68 ton/m3 x 63,36 m3
= 169,805 ton
KsgSTD = 0,95
SGe (Densitas Handak) = 1,25 gr/cc
SGeSTD (Densitas Handak Standar) = 1,2 gr/cc
L =6m
SGr (Specific Gravity Batuan) = 167,31 lb/ft3 = 2,68 ton/m3
SGrSTD (Specific Gravity Batuan Standar) = 160 lb/ft3 = 2,56 ton/m3
VoD (Kecepatan Detonasi) = 11.482 fps
VoDSTD (Kecepatan Detonasi Standar) = 12.000 fps
De (Diameter lubang ledak) = 3 inch = 76,2 mm
TP = 3700 BCM
1. Burden (B)
Pada perhitungan burden, nilai KbSTD 30 dikarenakan batuan yang akan
diledakkan merupakan batuan massif serta bahan peledak yang
digunakan merupakan bahan peledak kuat.
𝑆𝐺e 𝑥 𝑉0𝐷2
Kb = Kb x ( 1/ 𝑆𝐺𝑟𝑠𝑡𝑑 1/
STD
𝑆𝐺e𝑆𝑇𝐷 𝑥 𝑉0𝐷2𝑆𝑇𝐷 ) 3 𝑥 ( 𝑆𝐺𝑟 ) 3
= 30 x 0,984 x 0,985
= 29,08
Maka,
Burden = 𝐾𝑏 𝑥 𝐷e 𝑥 sin 90
12
= 29,08 𝑥 3 𝑥 sin 90
12
2. Spacing (S)
Spacing Ratio (Ks) standar yang digunakan adalah 1,15 dikarenakan
peledakan dilakukan beruntun tiap lubang ledak dan pola pemboran yang
digunakan adalah pola slighty rectangular staggered pattern.
Spacing (S) = KsSTD x B
= 1,15 x 2,5 m
= 2,88 meter ≈ 3 meter
3. Stemming
Stemming Ratio (Kt) yang digunakan adalah 1 dikarenakan nilai stemming
tidak boleh lebih kecil dibandingkan nilai burden.
Stemming (T) = Kt x B
= 1 x 2,5 m
= 2,5 meter
4. Subdrilling
Subdrilling ratio (Kj) yang digunakan adalah 0,3 dikarenakan batuan yang
akan diledakkan adalah batuan massif.
Maka,
Subdrilling (J) = Kj x B
= 0,30 x 2,5 m
= 0,75 meter ≈ 0,8 meter
5. Jenjang (L)
Tinggi jenjang tidak berubah, sehingga tinggi jenjang sama dengan tinggi
jenjang saat ini dilapangan, yakni sebesar 6 meter. Dengan usulan
perubahan ukuran burden menjadi 2,5 meter, maka harga stifness ratio
menjadi :
Stifness ratio = Tinggi Jenjang : Burden
= 6 m : 2,5 m
= 2,4
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa nilai stifness ratio geometri R.L.
Ash lebih baik dibanding dengan nilai stifness ratio geometri aktual yaitu
:
11
8. Volume (Vs)
Vs = B x S x L
= 2,5 m x 3 m x 6 m
= 45 BCM
9. Tonase (ton)
Tonase (ton) = SGr x Vs
= 2,68 ton/m3 x 45 m3
= 120,60 ton
= 82,22 lubang
Dikarenakan kegiatan peledakan adalah corner cut maka jumlah lubang
ledak ditambah 1 maka jumlah lubang ledak menjadi 83 lubang ledak.
= 1.428 Kg : 25 Kg
= 57,12 karung ≈ 57 karung
17. Powder Factor (PF)
PF = W TOTAL : V TOTAL
= 1.428 Kg : 3.735 m3 = 0,3823293173 Kg/BCM
Size Distribution
Percen
Size (cm)
5. Hardness (H)
Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan batuan, maka didapat nilai
kuat tekan batuan yaitu 142,141 MPa. Nilai hardness didapat
berdasarkan hasil perhitungan sebagai berikut :
H = 0,05 x MPa
H = 0,05 x 142,141
H = 7,11
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka nilai hardness batuan
yang berada di lokasi penelitian memiliki nilai pembobotan massa
batuan yaittu 7,11.
3,2
= (2,2 − 14 ) 𝑥 (1+1,03)0,5𝑥 (1 − 0
) 𝑥 (3) 𝑥 (1,1)
76,2 2 3,2 6
= 68,42 cm
Untuk mencari persentase bongkah, menggunakan perhitungan sebagai
berikut :
𝑛
Rx = e−(𝑋/𝑋𝑐)
Dimana :
Rx = persentase material yang tertahan pada ayakan (%)
X = ukuran ayakan (cm)
n = Indek keseragaman
a) Ayakan 10 Cm
Rx = e−(𝑋/𝑋𝑐)𝑛 x 100 %
0,89
= e−(10/68,42) x 100 %
= 0,8347 x 100 %
= 83,48 % (≥ 10 cm)
= 16,52 % (< 10 cm)
Perhitungan fragmentasi untuk ukuran ayakan 20 sampai dengan 100
cm terdapat pada lampiran L.
110%
100%
90%
80%
Persen Lolos
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
0102030405060708090100110
Ukuran Ayakan (Cm)
= 28,47 cm
= 36,73 cm
Untuk mencari persentase bongkah, menggunakan perhitungan sebagai
berikut :
𝑛
Rx = e−(𝑋/𝑋𝑐)
Dimana :
Rx = persentase material yang tertahan pada ayakan (%)
X = ukuran ayakan (cm)
n = Indek keseragaman
a) Ayakan 10 Cm
Rx = e−(𝑋/𝑋𝑐)𝑛 x 100 %
1,44
= e−(10/36,73) x 100 %
= 0,8576 x 100 %
= 85,76 % (≥ 10 cm)
= 14,24 % (< 10 cm)
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
0 102030405060708090100
Ukuran Ayakan (Cm)
Geometri Teoritis
Ukuran Geometri Aktual
R.L. Ash
Ayakan
(Cm) Aktual (Split Aktual Teoritis
Desktop) (Kuz-Ram) (Kuz-Ram)
100 98,78% 75,38% 98,35%
90 97,42% 72,09% 97,00%
80 95,04% 68,31% 94,71%
70 91,68% 63,96% 90,98%
60 87,49% 58,92% 85,18%
50 82,09% 53,07% 76,59%
40 75,23% 46,22% 64,62%
12
Geometri Teoritis
Ukuran Geometri Aktual
R.L. Ash
Ayakan
(Cm) Aktual (Split Aktual Teoritis
Desktop) (Kuz-Ram) (Kuz-Ram)
30 66,95% 38,13% 49,08%
20 55,40% 28,44% 30,75%
10 40,98% 16,52% 12,18%
10%
0%
0102030405060708090100110
Ukuran Ayakan (Cm)
subdrilling 0,8 meter dan kolom isian 4,3 meter menghasilkan ukuran
fragmentasi yang harus dihancurkan dengan breaker sebanyak 16,70
dari 3.735 BCM. Berdasarkan hasil analisa fragmentasi dengan
metode Kuz-Ram, dengan menggunakan geometri teoritis akan
menghasilkan rata – rata fragmentasi sebesar 28,47 cm dan terdapat
ukuran fragmentasi yang paling banyak ditemukan sebesar 36,73 cm.
4. Pengisian bahan peledak
Kolom isian pada saat kegiatan peledakan pada tanggal 17 Juli 2018
adalah 3 meter, dengan jumlah lubang ledak yang digunakan pada
setiap lubang ledak adalah 12,7 Kg ANFO, sedangkan dengan metode
R.L.Ash akan menghasilkan kolom isian sebesar 4,4 meter dengan
jumlah bahan peledak 17,6 Kg ANFO. Kolom isian dipengaruhi oleh
oleh kedalaman lubang ledak dan stemming. Semakin dalam lubang
ledak yang digunakan akan membutuhkan jumlah lubang ledak yang
lebih besar, begitu juga stemming sebagai penahan energi hasil
peledakan agar gelombang tekan, gelombang radial dan gelombang
geser dapat secara optimum terdistribusi didalam lubang ledak maka
akan memerlukan kedalaman stemming yang sesuai.
BAB V
KESIMPULAN DAN
SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT Total Optima Prakarsa,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kegiatan pengujian sampel batuan yang dilakukan di Laboratorium
Bahan dan Konstruksi, menghasilkan nilai kuat tekan batuan yaitu
142,141 MPa, nilai specific gravity yaitu 2,68 ton/m3.
2. Pengukuran geometri aktual di lapangan didapat nilai burden 3,2 meter
dan spasi 3, 3 meter, kedalaman lubang ledak 6 meter, tinggi jenjang 6
meter, subdrilling 0 meter, stemming 3 meter, isian kolom bahan peledak
12,7 kg, jumlah lubang ledak 58 lubang.
3. Fragmentasi yang dianalisa menggunakan software split desktop version
4.0 dimana akan menghasilkan persen lolos untuk ukuran ayakan 10 cm
sebesar 40,98%, ukuran ayakan 20 cm sebesar 55,40%, ukuran ayakan 30
cm sebesar 66,95%, ukuran ayakan 40 cm sebesar 75,23%, ukuran
ayakan 50 cm sebesar 82,09%, ukuran ayakan 60 cm sebesar 87,49%,
ukuran ayakan 70 cm sebesar 91,68%, ukuran ayakan 80 cm sebesar
95,04%, ukuran 90 cm sebesar 97,42%, dan ukuran ayakan 100 cm
sebesar 98,78%.
4. Geometri aktual yang dihitung menggunakan metode Kuz-Ram
menghasilkan persen lolos untuk ukuran ayakan 10 cm sebesar 16,52%,
ukuran ayakan 20 cm sebesar 28,44%, ukuran ayakan 30 cm sebesar
38,13%, ukuran ayakan 40 cm sebesar 46,22%, ukuran ayakan 50 cm
sebesar 53,07%, ukuran ayakan 60 cm sebesar 58,92%, ukuran ayakan 70
cm sebesar 63,96%, ukuran ayakan 80 cm sebesar 68,31%, ukuran 90 cm
sebesar 72,09%, dan ukuran ayakan 100 cm sebesar 75,38%.
5. Perhitungan geometri teoritis menggunakan metode R.L. Ash didapat nilai
burden 2,5 meter dan spasi 3 meter, kedalaman lubang ledak 6,8 meter,
126
12
tinggi jenjang 6 meter, subdrilling 0,8 meter, stemming 2,5 meter, isian
kolom bahan peledak 17,2 kg, jumlah lubang ledak 83 lubang.
6. Fragmentasi yang dihasilkan dengan menggunakan geometri peledakan
teoritis menghasilkan nilai persen lolos untuk ukuran ayakan 10 cm
sebesar 14,24%, ukuran ayakan 20 cm sebesar 34,08%, ukuran ayakan 30
cm sebesar 52,63%, ukuran ayakan 40 cm sebesar 67,72%, ukuran
ayakan 50 cm sebesar 78,97%, ukuran ayakan 60 cm sebesar 86,83%,
ukuran ayakan 70 cm sebesar 92,04%, ukuran ayakan 80 cm sebesar
95,35%, ukuran 90 cm sebesar 97,36%, dan ukuran ayakan 100 cm
sebesar 98,55%.
7. Berdasarkan perbandingan ukuran fragmentasi geometri aktual dan
geometri teoritis, dapat disimpulkan bahwa untuk geometri peledakan
dengan geometri aktual memiliki ukuran fragmentasi diatas 60% sebesar
17,08% dan untuk geometri peledakan dengan teori R.L.Ash
menghasilkan ukuran fragmentasi yang tertahan yaitu 16,70%.
8. Faktor yang mempengaruhi ukuran fragmentasi dilapangan adalah
sebagai berikut :
a. Struktur diskontinuitas
b. Sifat dan kekuatan batuan
c. Geometri peledakan
d. Pengisian bahan peledak
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT Total Optima Prakarsa,
terdapat beberapa saran yang ditujukan kepada perusahan dan peneliti selanjutnya
sebagai berikut :
1. Sebaiknya pada peledakan selanjutnya, PT Total Optima Prakarsa
melakukan perhitungan secara teoritis untuk menentukan geometri
peledakan. Dikarenakan akan menghasilkan nilai fragmentasi yang lebih
baik dibandingkan dengan ukuran fragmentasi sekarang.
2. Sebaiknya perlu dipertimbangkan untuk menggunakan subdrilling dalam
setiap peledakan agar dapat menghasilkan lantai jenjang yang rata.
12
Anonim. 2009. “Diktat Kursus Juru Ledak XIV pada Kegiatan Penambangan
Bahan Galian”. Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara, Bandung.
Akbar. 2015. “Teknik Sampling”. Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas
Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia : Makassar.
Anon., 1977, Blasters’ Handbook, Du Pont, 16th ed, Sales Development Section,
Explosives Products Division, E.I. du Pont de Nemours & Co.(Inc),
Wilmington, Delaware, pp. 87 – 142.Ash, R.L., 1963, The Mechanics of
Rock Breakage, Pit & Quarry Magazine, Sept and Oct.
Azzharry. 2013. Laporan Uji Sifat Fisik Batuan.
https://www.scribd.com/document/134315278/Laporan-Uji-Sifat-Fisik-
Batuan-Mekanika-Batuan-pdf (20 Maret 2018).
Bollang Mardanie. 2018. Kondisi Peledakan PT. Total Optima Prakarsa.
Wawancara oleh Bagus Eko Nugroho pada tanggal 24 April 2018.
Cunningham, C.V.B, 1983, “The Kuz-Ram Model For Prediction of Fragmentation
From Blasting”, Symposium on Rock Fragmentation by Blasting, Sweden.
Duna, B. I. 2010b. Panduan Split Desktop. Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarbaru.
Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral R.I. 2004. “Pendidikan dan
Pelatihan Juru Ledak Penambangan Bahan Galian”.Bandung.
Effendi Kadir, Desrizal. 2013. Modul Simulasi Teknik Peledakan. Jurusan Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknik,Universitas Sriwijaya.
Frianto, Nurhakim, Riswan. 2014. “Kajian Teknis Geometri Peledakan Pada
Keberhasilan Pembongkaran Overburden Berdasarkan Fragmentasi Hasil
Peledaan”. Jurnal Fisika Flux, Vol. 11. No. 1. Program Studi Teknik
Pertambangan, Universitas Lambung Mangkurat.
Hariyanto, R. Sudarsono, dan Widodo Priyo, 2017. “ Buku Penuntun Pengujian
Mekanika Batuan”. Program Studi Teknik Pertambangan FTM-UPN
‘Veteran’ Yogyakarta.
129
13
Huang W. T., 1962 Petrology, Mc Graw-Hill Book Company, New York, San
Fransisco, Toronto London.
Hoek E, Bray JW. 1981. Rock Slope Engineering. Ed rev ke-3. London: The
Institution of Mining and Metalurgy.
Jimeno, C.L. dan Jimeno, E.L. (1995). Drilling and Blasting of Rocks.
Neterhlands: Balkema/Rotterdam/Brookfield.
Jumikis, A. R., 1979, Rock Mechanics, United Stated of America: Trans Tech
Publications.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Buku SMK
Kelas X Semester 2 “Batuan”. Jakarta
Koesnaryo S., 1988, Bahan Peledak dan Metode Peledakan, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran”, Yogyakarta.
Koesnaryo, S. (2001). Teori Peledakan. Bandung: Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Teknologi Mineral dan Batubara.
Langefors U., and Kihlstrom, B., “The Modern Technique of Rock” Blasting”,
Second Edition, A Heelsted Press Book John Willey & Sons, New
York,1973.
Lilly, PA.: An empirical method of assessing rock muss blastability
Julius KnittschnittMineral Research Center, 1986.
Moelhim Karthodharmo, Irwandy Arif, Suseno Kramadibrata., “Teknik
Peledakan”, Diktat Kuliah Jilid I, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas
Teknologi Mineral, Institut Teknologi Bandung, 1984.
Mottana, A., Crespi, R., dan Liborio G., 1988, Simon and Schuster’s Guide to
Rocks and Minerals, Simon and Schuster, New York, 607 p.
Pettijohn, F.J., Potter, P.E., Siever, R., 1972, Sand and Sandstone, Springer-
Verlag, Berlin. 620 p.
Pratama Dian Septa, Djuki Sudarmono, Hartini Iskandar. 2015. Pengaruh Powder
Factor Peledakan Terhadap Produktivitas Backhoe Komatsu PC 2000 Di PT.
Bukit Asam (Persero) Tbk. Vol. 3 No. 1. Jurusan Teknik Pertambangan,
Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya.
13
Software Google Earth Pro Software Split Desktop Alat uji kuat tekan batuan
version 4.0
Timbangan
Bola – bola besi Ayakan
digital
Bak air Mesin gerinda Pita warna
Kompas geologi
Kamera DSRL Kamera Handphone
BAHAN
Sampel batuan
Strike Dip
No No No Orientasi Kekar
(Arah Kekar) (Kemiringan Kekar)
1 N 1580 E 1 660 1 Strike Normal to Face
2 N 1660 E 2 760 2 Strike Normal to Face
3 N 1760 E 3 830 3 Strike Normal to Face
4 N 1730 E 4 810 4 Strike Normal to Face
5 N 900 E 5 840 5 Horizontal
6 N 1550 E 6 830 6 Strike Normal to Face
7 N 880 E 7 700 7 Dip Out to Face
8 N 550 E 8 670 8 Dip Into to Face
9 N 1560 E 9 770 9 Strike Normal to Face
10 N 1420 E 10 790 10 Strike Normal to Face
11 N 1400 E 11 830 11 Strike Normal to Face
12 N 1530 E 12 650 12 Strike Normal to Face
13 N 1770 E 13 670 13 Strike Normal to Face
14 N 1530 E 14 710 14 Strike Normal to Face
15 N 1030 E 15 520 15 Strike Normal to Face
16 N 1610 E 16 820 16 Strike Normal to Face
17 N 1310 E 17 830 17 Strike Normal to Face
18 N 1360 E 18 810 18 Strike Normal to Face
19 N 1450 E 19 740 19 Strike Normal to Face
20 N 1440 E 20 830 20 Strike Normal to Face
21 N 1240 E 21 580 21 Strike Normal to Face
22 N 2340 E 22 800 22 Strike Normal to Face
23 N 2550 E 23 730 23 Strike Normal to Face
24 N 2880 E 24 650 24 Dip Out to Face
25 N 880 E 25 740 25 Dip Into to Face
26 N 1100 E 26 880 26 Strike Normal to Face
27 N 1020 E 27 710 27 Strike Normal to Face
28 N 1730 E 28 860 28 Strike Normal to Face
29 N 1600 E 29 870 29 Strike Normal to Face
30 N 1960 E 30 750 30 Strike Normal to Face
Orientasi Kekar Strike Normal to Face
Jarak Kekar
No Kekar
(Cm)
1 D1-D2 39
2 D2-D3 36
3 D3-D4 31
4 D4-D5 43
5 D5-D6 44
6 D6-D7 63
7 D7-D8 56
8 D8-D9 66
9 D9-D10 53
10 D10-D11 55
Total Jarak Kekar Blok D 486
11 F1-F2 57
12 F2-F3 54
13 F3-F4 44
14 F4-F5 65
15 F5-F6 53
16 F6-F7 15
17 F7-F8 34
18 F8-F9 54
19 F9-F10 53
20 F10-F11 34
Total Jarak Kekar Blok F 463
21 H1-H2 54
22 H2-H3 76
23 H3-H4 64
24 H4-H5 44
25 H5-H6 64
26 H6-H7 54
27 H7-H8 45
28 H8-H9 42
29 H9-H10 53
30 H10-H11 54
Total Jarak Kekar Blok H 550
PERHITUNGAN
= 49,97 cm
= 50 cm
Pengukuran jarak antar kekar
LAMPIRAN D
JARAK BURDEN AKTUAL
Tabel D.1. Data Pengukuran Jarak Burden Aktual PT Total Optima Prakarsa
14 Juli 2018
Tujuan pelaksanaan pengujian kuat tekan adalah untuk mengetahui nilai kuat tekan batuan
PT Total Optima Prakarsa
Dilaksanakan oleh :
a. Diuji oleh : Bagus Eko Nugroho
b. Diperiksa oleh : Kasim Jambi
c. Penanggung Jawab : Kasim Jambi
Diketahui :
Beban P : 415 KN
Perhitungan :
= 5 cm x 5 cm x 5 cm
= 125 cm3
= 0,000125 m3
= 0,3695 Kg : 0,000125 m3
= 2956 Kg/m3
Beban P = 415 kN
= 415.000 N
Kemudian dibagi dengan nilai gravitasi (9,81 m/s2), 1 N = 1 Kg.m/s2 maka beban
maksimum load adalah sebagai berikut :
= 42.303,77 Kg
= 42.303,77 Kg : 25 cm2
= 1.692,1508 Kg/cm2
SAMPEL B
Diketahui :
Beban P : 410 KN
Perhitungan :
= 5 cm x 5 cm x 5 cm
= 125 cm3
= 0,000125 m3
= 0,3699Kg : 0,000125 m3
= 2959,2 Kg/m3
Beban P = 410 kN
= 410.000 N
Kemudian dibagi dengan nilai gravitasi (9,81 m/s2), 1 N = 1 Kg.m/s2 maka beban
maksimum load adalah sebagai berikut :
= 41.794,09 Kg
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM BAHAN DAN KONSTRUKSI
Untuk mendapatkan Nilai Kuat Tekan, maka :
= 41.794,09 Kg : (5 cm x 5 cm)
= 41.794,09 Kg : 25 cm2
= 1.671,7636 Kg/cm2
SAMPEL C
Diketahui :
Beban P : 435 KN
Perhitungan
= 5 cm x 5 cm x 5 cm
= 125 cm3
= 0,000125 m3
= 0,3798Kg : 0,000125 m3
= 3038,4 Kg/m3
Beban P = 435 kN
= 435.000 N
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM BAHAN DAN KONSTRUKSI
Kemudian dibagi dengan nilai gravitasi (9,81 m/s2), 1 N = 1 Kg.m/s2 maka beban
maksimum load adalah sebagai berikut :
= 44.342,51 Kg
= 44.342,51 Kg : (5 cm x 5 cm)
= 44.342,51 Kg : 25 cm2
= 1.773,7004 Kg/cm2
= 5137,6148
3
= 1.712,538 Kg/cm2
Kuat Tekan yang didapat merupakan masih dalam bentuk kubus (K), untuk dijadikan kedalam
MPa, maka nilai K harus menjadi nilai f’c dengan faktor koreksi 0,83 sebagai berikut :
= 142,141 MPa
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM BAHAN DAN KONSTRUKSI
LAMPIRAN FOTO
PENGUJIAN ABRASI
LABORATORIUM BAHAN DAN KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
PROSEDUR PENGUJIAN ABRASI
Tujuan pelaksanaan pengujian Abrasi adalah untuk mengetahui nilai persen keausan batuan
pada PT Total Optima Prakarsa
Dilaksanakan oleh :
a. Diuji oleh : Bagus Eko Nugroho
b. Diperiksa oleh : Kasim Jambi
c. Penanggung Jawab : Kasim Jambi
Benda uji
Benda uji dipersiapkan dengan cara sebagai berikut :
a) Berat dan gradasi benda uji sesuai dengan daftar
b) Bersihkan benda uji dan keringkan dalam oven pada suhu (110±5)oC sampai berat tetap
b) Timbang dan catat berat benda uji dengan menggunakan timbangan digital;
c) Kemudian benda uji dan bola baja dimasukkan ke dalam mesin abrasi Los Angeles;
d) Putaran mesin dengan kecepatan 30 rpm sampai dengan 33 rpm. Jumlah putaran
gradasi A, B, C, dan D 500 putaran dan untuk gradasi E, F, dan G 100 putaran;
e) Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin kemudian benda uji disaring
menggunakan saringan No.12 Untuk memisahkan debu, dan kemudian dicuci bersih
untuk menghilangkan debu yang masih tersisa, selanjutnya dikeringkan dalam oven
pada suhu (110 ±5)oC selama 24 jam.
f) Setelah dikeringkan dalam oven selama 24 jam, keluarkan benda uji dari oven dan
didinginkan selama 20 - 30 menit (sampai wadah tidak panas).
g) Setelah itu timbang benda uji menggunakan timbangan digital.
LABORATORIUM BAHAN DAN KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
PERHITUNGAN
Diketahui :
Berat benda uji semula (a) = 5.000 gram
Berat benda uji setelah diuji (b) = (berat wadah + benda uji) – berat wadah
= 4.271,2 gram – 281,8 gram
= 3.989,4 gram
𝑎−𝑏
Keausan = 𝑥 100%
𝑎
Berat total benda uji Diameter bola besi 4,6 cm Berat bola besi
LABORATORIUM BAHAN DAN KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
Tujuan pelaksanaan pengujian Spesific Gravity adalah untuk menentukan berat jenis dan
persentase berat air yang diserap agregat kasar yang berada di PT Total Optima Prakarsa,
dihitung terhadap agregat kering.
Dilaksanakan oleh :
a. Diuji oleh : Bagus Eko Nugroho
b. Diperiksa oleh : Kasim Jambi
c. Penanggung Jawab : Kasim Jambi
Teori
Pada prinsipnya dasar-dasar teori berat jenis dan penyerapan air untuk agregat kasar dan
agregat halus adalah sama termasuk pengertian absorpsi, hanya pengukuran dilaksanakan
dalam dua metode yaitu metode Thawlors dengan cara kerucut terpancung sedangkan berat
jenis dan penyerapan agregat kasar dilakukan dengan cara penimbangan diluar dan didalam air.
a) Berat jenis curah adalah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang
isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 25oC;
b) Berat jenis kering permukaan jenuh yaitu perbandingan antara berat agregat kering
permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan
jenuh pada suhu 25oC;
c) Berat jenis semu adalah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang
isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu 25oC;
d) Penyerapan adalah perbandingan berat air yang dapat diserap quarry terhadap berat agregat
kering, dinyatakan dalam persen.
LABORATORIUM BAHAN DAN KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
Langkah pelaksanaan
a) Cuci benda uji untuk menghilangkan debu dan bahan-bahan lain yang melekat pada
permukaan agergat dengan cara merendam agregat didalam air selama ± 24 jam.
b) Keluarkan benda uji dari rendaman air, kemudian didiamkan selama ± 5 jam untuk
menghilangkan selaput air pada permukaan hilang. Agregat ini dinyatakan dalam keadaan
jenuh kering permukaan atau SSD.
c) Timbang berat keranjang.
d) Timbang berat benda uji dalam keadaan jenuh air kering permukaan atau SSD sebanyak ±
5.000 gram.
e) Masukkan keranjang (kosong) ke dalam bak perendam dan timbang kembali berat
keranjang dalam air sampai berat tetap.
f) Keluarkan keranjang dari dalam bak air, dan kemudian isi bak air hingga menyentuh kail
pada bak air.
g) Masukkan agregat (benda uji) beserta keranjang ke dalam bak air, hingga air yang
memenuhi bak berhenti keluar dari bak air dan tertampung pada ember.
h) Kemudian timbang kembali sampai berat tetap.
i) Kemudian tiriskan benda uji beserta keranjang selama beberapa menit.
j) Setelah itu masukkan ke dalam oven ± 24 jam dengan suhu (110±5)oC,
k) Setelah 24 jam, keluarkan benda uji dari oven dan diamkan selama beberapa menit dan
kemudian benda uji beserta keranjang ditimbang untuk mendapatkan berat kering.
LABORATORIUM BAHAN DAN KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
PERHITUNGAN
Diketahui :
Analisa Perhitungan :
Berat Jenis Semu (Apparent Specific)
𝑐
=
𝑐−𝑏
4.721,2 g𝑟𝑎𝑚
=
4.721,2 g𝑟𝑎𝑚 − 2.966 g𝑟𝑎𝑚
4.721,2 g𝑟𝑎𝑚
=
1.755,2 g𝑟𝑎𝑚
= 2,69
= 0,157 %
LABORATORIUM BAHAN DAN KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
LAMPIRAN FOTO
Berat Keranjang kering didalam air dan didapat nilai 416 gram
Pada timbangan diberi 2 Berat Keranjang + benda uji didalam air adalah 3.382
buah pemberat yaitu 1.000 gram
gram dan 2.000 gram
LABORATORIUM BAHAN DAN KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
Keranjang + benda uji yang telah di oven selama ± 24 jam dan sedang
didinginkan selama beberapa menit
Blok 1 BL 1 (5 m) BL 1 (3 m) BL 1 (0,5m)
Size[cm]
% Passing % Passing % Passing % Passing
100 97,25 98,50 93,90 100,00
90 94,18 95,49 89,15 100,00
80 90,62 91,75 84,02 100,00
70 85,61 86,36 77,01 100,00
60 79,42 79,53 68,63 100,00
50 73,22 72,10 61,11 100,00
40 67,65 65,07 55,11 99,67
30 61,67 57,97 51,02 93,36
20 52,10 48,81 45,36 74,99
10 36,54 38,03 36,68 31,79
Total Blok
Size[cm]
% Passing
100 98,78
90 97,42
80 95,04
70 91,68
60 87,49
50 82,09
40 75,23
30 66,95
20 55,40
10 40,98
Perhitungan prediksi fragmentasi yang dihasilkan dari suatu kegiatan peledakan dapat
menggunakan persamaan Kuz-Ram, dimana untuk kegiatan pengolahan data
menggunakan nilai Faktor Batuan yang berdasarkan dari parameter pembobotan massa
batuan dan nilai blastability Index (BI).
A. Perhitungan Prediksi Fragmentasi Geometri Peledakan Aktual
1. Ukuran rata – rata fragmentasi (Xm)
Burden (B) = 3,2 m
Spasi (S) = 3,3 m
Tinggi Jenjang (L) = 6 m
Panjang Isian Bahan Peledak (PC) = 3 m
Diameter lubang ledak (De) = 3 inch = 76,2 mm
Faktor Batuan (A) = 6,546
Volume batuan yang diledakkan (V) = B x S x L
= 3,2 m x 3,3 m x 6 m
= 63,36 m3
Jumlah bahan peledak setiap lubang ledak (Q) = 12,7 Kg
Standart deviasi lubang bor (W) = 0
Nisbah spasi dan burden (A’) = Spasi : burden
= 3,3 m : 3,2 m
= 1,03
E = 100 (karena menggunakan ANFO)
Staggered Factor = 1,1
Jadi,
𝑉 𝐸 −0,63
Xm = A x ( )0,8 𝑥 𝑄0,17 𝑥 ( )
Q 115
63,36 0,8 100 −0,63
= 6,546 x ( ) 𝑥 12,70,17 𝑥 ( )
= 68,42 cm
Untuk mencari persentase bongkah, menggunakan perhitungan sebagai berikut :
𝑛
Rx = e−(𝑋/𝑋𝑐)
Dimana :
Rx = persentase material yang tertahan pada ayakan (%)
X = ukuran ayakan (cm)
n = Indek keseragaman
a) Ayakan 10 Cm
Rx = e−(𝑋/𝑋𝑐)𝑛 x 100 %
0,89
= e−(10/68,42) x 100 %
= 0,8347 x 100 %
= 83,48 % (≥ 10 cm)
= 16,52 % (< 10 cm)
b) Ayakan 20 Cm
Rx = e−(𝑋/𝑋𝑐)𝑛 x 100 %
0,89
= e−(20/68,42) x 100 %
= 0,7156 x 100 %
= 71,56 % (≥ 20 cm)
= 28,44 % (< 20 cm)
c) Ayakan 30 Cm
Rx = e−(𝑋/𝑋𝑐)𝑛 x 100 %
0,89
= e−(30/68,42) x 100 %
= 0,6187 x 100 %
= 61,87 % (≥ 30 cm)
= 38,13 % (< 30 cm)
d) Ayakan 40 Cm
Rx = e−(𝑋/𝑋𝑐) x 100 %
0,89
= e−(40/68,42) x 100 %
= 0,5378 x 100 %
= 53,78 % (≥ 40 cm)
= 46,22 % (< 40 cm)
e) Ayakan 50 Cm
Rx = e−(𝑋/𝑋𝑐)𝑛 x 100 %
0,89
= e−(50/68,42) x 100 %
= 0,4693 x 100 %
= 46,93 % (≥ 50 cm)
= 53,07 % (< 50 cm)
f) Ayakan 60 Cm
Rx = e−(𝑋/𝑋𝑐)𝑛 x 100 %
1,874
= e−(60/68,42) x 100 %
= 0,4108 x 100 %
= 41,08 % (≥ 60 cm)
= 58,92 % (< 60 cm)
g) Ayakan 70 Cm
Rx = e−(𝑋/𝑋𝑐)𝑛 x 100 %
0,89
= e−(70/68,42) x 100 %
= 0,3604 x 100 %
= 36,04 % (≥ 70 cm)
= 63,96 % (< 70 cm)
h) Ayakan 80 Cm
Rx = e−(𝑋/𝑋𝑐)𝑛 x 100 %
0,89
= e−(80/68,42) x 100 %
= 0,3604 x 100 %
= 31,69 % (≥ 80 cm)
= 68,31 % (< 80 cm)
i) Ayakan 90 Cm
Rx = e−(𝑋/𝑋𝑐)𝑛 x 100 %
0,89
= e−(90/68,42) x 100 %
= 0,2390 x 100 %
= 27,91 % (≥ 90 cm)
= 72,09 % (< 90 cm)
j) Ayakan 100 Cm
Rx = e−(𝑋/𝑋𝑐)𝑛 x 100 %
0,89
= e−(100/68,42) x 100 %
= 0,2462 x 100 %
= 24,62 % (≥ 100 cm)
= 75,38 % (< 100 cm)
110%
100%
90%
80%
70%
Persen Lolos
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
0102030405060708090100110
Ukuran Ayakan (Cm)
= 28,47 cm
= (2,2 − 14 2,5
) 𝑥 (1+1,2)0,5 𝑥 (1 − 0
) 𝑥 (4,30) 𝑥 (1,1)
76,2 2 2,5 6
= 36,73 cm
Untuk mencari persentase bongkah, menggunakan perhitungan sebagai berikut :
𝑛
Rx = e−(𝑋/𝑋𝑐)
Dimana :
Rx = persentase material yang tertahan pada ayakan (%)
X = ukuran ayakan (cm)
n = Indek keseragaman
a) Ayakan 10 Cm
Rx = e−(𝑋/𝑋𝑐)𝑛 x 100 %
1,44
= e−(10/36,73) x 100 %
= 0,8576 x 100 %
= 85,76 % (≥ 10 cm)
= 14,24 % (< 10 cm)
b) Ayakan 20 Cm
Rx = e−(𝑋/𝑋𝑐)𝑛 x 100 %
1,44
= e−(20/36,73) x 100 %
= 0,6592 x 100 %
= 65,92 % (≥ 20 cm)
= 34,08 % (< 20 cm)
c) Ayakan 30 Cm
Rx = e−(𝑋/𝑋𝑐)𝑛 x 100 %
1,44
= e−(30/36,73) x 100 %
= 0,4737 x 100 %
= 47,37 % (≥ 30 cm)
= 52,63 % (< 30 cm)
d) Ayakan 40 Cm
Rx = e−(𝑋/𝑋𝑐)𝑛 x 100 %
1,44
= e−(40/36,73) x 100 %
= 0,3228 x 100 %
= 32,28 % (≥ 40 cm)
= 67,72 % (< 40 cm)
e) Ayakan 50 Cm
Rx = e−(𝑋/𝑋𝑐)𝑛x 100 %
1,44
= e−(50/36,73) x 100 %
= 0,2103 x 100 %
= 21,03 % (≥ 50 cm)
= 78,97 % (< 50 cm)
f) Ayakan 60 Cm
Rx = e−(𝑋/𝑋𝑐)𝑛 x 100 %
1,44
= e−(60/36,73) x 100 %
= 0,1317 x 100 %
= 13,17 % (≥ 60 cm)
= 86,83% (< 60 cm)
g) Ayakan 70 Cm
Rx = e−(𝑋/𝑋𝑐)𝑛 x 100 %
1,44
= e−(70/36,73) x 100 %
= 0,0796 x 100 %
= 7,96 % (≥ 70 cm)
= 92,04 % (< 70 cm)
h) Ayakan 80 Cm
Rx = e−(𝑋/𝑋𝑐)𝑛 x 100 %
1,44
= e−(80/36,73) x 100 %
= 0,0465 x 100 %
= 4,65 % (≥ 80 cm)
= 95,35 % (< 80 cm)
i) Ayakan 90 Cm
Rx = e−(𝑋/𝑋𝑐)𝑛 x 100 %
1,44
= e−(90/36,73) x 100 %
= 0,0264 x 100 %
= 2,64 % (≥ 90 cm)
= 97,36 % (< 90 cm)
j) Ayakan 100 Cm
Rx = e−(𝑋/𝑋𝑐)𝑛 x 100 %
1,44
= e−(100/36,73) x 100 %
= 0,0145 x 100 %
= 1,45 % (≥ 100 cm)
= 98,55% (< 100 cm)
50%
40%
30%
20%
10%
0%
0 102030405060708090100
Ukuran Ayakan (Cm)
Geometri Teoritis
Ukuran Geometri Aktual
R.L. Ash
Ayakan
(Cm) Aktual (Split Aktual Teoritis
Desktop) (Kuz-Ram) (Kuz-Ram)
100 98,78% 75,38% 98,35%
90 97,42% 72,09% 97,00%
80 95,04% 68,31% 94,71%
70 91,68% 63,96% 90,98%
60 87,49% 58,92% 85,18%
50 82,09% 53,07% 76,59%
40 75,23% 46,22% 64,62%
30 66,95% 38,13% 49,08%
20 55,40% 28,44% 30,75%
10 40,98% 16,52% 12,18%
Perbandingan Fragmentasi Geometri Aktual dan Geometri Teoritis
Geometri Aktual Aktual (Split Desktop) Geometri Aktual Aktual (Kuz-Ram) Geometri Teoritis (R.L.Ash)
110%
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
Persen Lolos
10%
0%
0102030405060708090100110
Ukuran Ayakan (Cm)
We very much appreciate for your purchase our blastiing machines and it is our proud that our blasting machines has
been contributed to industrial developement of the national for almost 30 years. And on the basis of the accumulation of the
skill and experience during that time. Our blasting machine have just come into the world with defects of the former
products eliminated. You are now kindly recommended to read this manual carefully, to use it for long time without any
KOBLA BL - 500
Straight series circuit 1 ohm resistance per cap maximum 500 shorts.
PILOT
S A F E T Y K E Y I N S E R T H O L E
CH ARGING SWITCH
FEATURE
GOOD DESIGN
The case made of the abs synthetic resin is beautiful and so light and small that it is easy to carry.
Moreover it is a waterproof good to last under any bad situation and prevent possible
RELIABILITY
Since the blasting machine are capable of transforming electrically from a low voltage to a high with a transistor dc-dc
The electric detonators will be charged by an instantaneous discharge and the blasting machine will be operated thus,
EASY TO HANDLE
For the purpose of preventing possible accident during operating, these blasting machines are designed to be short
circuited instantaneously without the terminal hole charged, when hands are taken off.
After the lamp is lit, push the fire push button switch under the condition of pushing the charge switch and then
Therefore it is free from poor operation caused by corrosion of contacting parts of the key has been problem of
other products. And the machines are equipped with the circuit to prevent overcharge.
OPERATION MANUAL
Connect blasting circuit wire to the terminal hole.
(recommed you to use ohm meter (BR-503 or AR-1) and stray current detector(SD-200) at this time).
Push the charging button switch until “tac” sound comes up.
V O L T A G E ( V
DANGER HIGH VOLTAGE 1500
1200
PILOT 800
CHARGE B A T T E C H A R G F I R E 400
R Y E
NEE D TO RE PLACE RED LAMP IS LIT, RED LAMP IS LIT
Push the charging button switch and charge red lamp is lit while charging. When the charging
After fire red lamp is lit, push the fire button switch under the condition of pushing the charge switch and then
the terminal hole is charged and the blasting will be completed.
FIRE
CAUTION
THE TIME TO REPLACE THE BATTERY
The battery red lamp is lit while charging, need to replace the battery. Unscrew fore bolts of the machine and after
(Before your repair request, please change it with new “battery” and make it sure if it work properiy.)
Electric spark between both terminal holes, cause the decreasing the machine operating life.
Don’t dismantle the machine , whle operating, because so dangerous, 1500v high voltage is coming
from inside of the machine.
(it is very convenient feature , for emergency stop the blasting while the charging)
규격 표시 (SPECIFICATION)
MODEL NO. BL-500 RATED CONDENSER CAPACITY 45 (uf)
ROWER SOURCE DC 6 VOLTS OUTPUT VOLTAGE DC 1400 50 VOLTS
CHARGING TIME 25± 5 (SECONDS ) SIZE (mm) 165×95×170(mm)
DESCRIPTION BLASTING MACHINE WEIGHT(g) 1900 (g)
Straight series circuit 1 ohm resistance per cap maximum 500
shorts. MFR. KOREA ELECTRONICS. TEL : 822-704-0669 , FAX : 822-713-
Bagus Eko Nugroho adalah nama penulis skripsi ini. Penulis lahir dari
orang tua (Alm) Drs. Sularsono dan Dra. Ratna Endah Sutanti sebagai
anak pertama dari 4 bersaudara. Penulis dilahirkan di Yogyakarta, pada
tanggal 31 Maret 1997. Penulis menempuh pendidikan formal dari TK
Permatasari Pontianak (tahun 2001-2002), SDN 024 Parit Masigi, Sui
Ambawang ,Pontianak (tahun 2002 -2003), SDN 02 Ngabang,
Kabupaten Landak (tahun 2003-2004), SDN 03 Pontianak (tahun
2004), SDN 020 Ngabang, Kabupaten Landak (tahun 2004-2008), kemudian penulis
melanjutkan di SMPN 01 Ngabang, Kabupaten Landak (lulus tahun 2011) dan SMAN 01
Ngabang, Kabupaten Landak (lulus pada tahun 2014). Setelah lulus dari SMAN 01 Ngabang,
Penulis mengikuti SNMPTN dan diterima di Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura pada
Tahun 2014 dan terdaftar dengan NIM. D 1101 14 1014.
Penulis mengambil Program Studi Teknik Pertambangan. Penulis sempat aktif di
beberapa kegiatan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Pertambangan
baik akademik maupun non akademik, serta menjadi Kepala Bidang Komunikasi dan
Informasi tahun 2016/2017 dan pada kepengurusan Himpunan Mahasiswa Teknik
Pertambangan Tahun 2017/2018, Penulis masih aktif menjadi Sekretaris Umum
Penulis juga meraih prestasi di beberapa perlombaan baik skala nasional maupun
regional. Adapun prestasi yang diraih oleh penulis selama menjadi Mahasiswa Teknik
Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura adalah Juara 2 Panning KSMC IV
2017, Juara 3 Exploration Drilling KSMC IV 2017, Juara 3 Mine Ventilation KSMC IV 2017
dan menjadi semifinalis dalam Lomba Karya Tulis ilmiah Green Scientific Competition 2017.
Penulis juga menjadi salah satu tim yang lolos dalam kegiatan Program Kreativitas
Mahasiswa yang dibiayai oleh RISTEKDIKTI pada tahun 2017. Penulis juga sempat menjadi
Narasumber dalam Acara Career Day yang dilaksanakan pada tanggal 10 Februari 2018 di
SMAN 01 Ngabang, Kabupaten Landak
Akhir kata, penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar besarnya atas
terselesaikannya skripsi yang berjudul “Kajian Fragmentasi Hasil Peledakan Komoditas
Batuan Granodiorit Pada PT. Total Optima Prakarsa”.