You are on page 1of 2

Kehancuran dinasti abbasiyyah

Dalam sejarah Islam, jatuhnya Daulah Abbasiyyah pada tahun 1258 M dianggap berakhirnya
zaman keemasan Islam. Serangan militer hulagu khan, penguasa Kerajaan Mongolndan Asia
Tengah, menjadi peristiwa sejarah yang dianggap sebagai berakhirnya masa kejayaan kaum
muslim. Pada fase kehancuran Daulah Abbasiyyah tidaklah semata-mata disebabkan oleh
serangan mangsa bangsa Mongol saja akan tetapi terdapat beberapa faktor yang menjadi akar
kemunduran dinasti ini. Dan diantara faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor Internal
Faktor internal kemunduran Dinasti Abbasiyyah adalah faktor yang berasal dari dalam
pemerintahan Islam itu sendiri. Adanya pergeseran orientasi watak peradaban yang
berkembang di dunia Islam pada masa itu, kecendrungan militerisme dan ekspetasi wilayah
kekuasaan muncul sebagai ciri utama peradaban Islam menyusul tampilnya supremasi politik
bangsa Mongol.1 Faktor internal itu diantara lain adalah :
a. Konflik Internal Keluarga Istana
Perebutan kekuasaan di kalangan anak-anak khalifah sering membawa kemunduran
dan kehancuran pemerintahan mereka sendiri, bahkan menjurus kepada persaingan
antarbangsa.
b. Tampilnya Dominasi Militer
Pada masa khalifah al-Mu’tasim banyak direkrut jajaran militer dari budak-budak
turki. Dan terkadang golongan elit dari mereka diangkat menjadi gubernur di beberapa
wilayah dinasti abbasiyyah. Hal ini menjadikan dominasi militer semakin kuat
sehingga khalifah Al Mu’tasam memindahkan pusat pemerintahan dari Baghdad ke
Sammara 80 mil sebelah Utara kota Baghdad.
c. Permasalahan Keuangan
Dalam bidang keuangan Dinasti Abbasiyyah juga mengalami kemunduran yang
bersamaan dengan bidang politik. Pada periode pertama pemerintahan dinasti
abbasiyyah merupakan dinasti yang kaya. Sehingga dana yang masuk lebih banyak
dari dana keluar sehingga baitul mal penuh dengan harta. Dana besar diperoleh dari al
kharaj (pajak hasil bumi).2
d. Berdirinya Dinasti – dinasti kecil
Berbagai hal yang terjadi di pusat pemerintahan bani Abbasiyyah memberikan
pengaruh yang besar terhadap daerah – daerah kekuasaan daulah ini. Karena
pemerintahan khalifah yang lemah banyak muncul pemberontakan – pemberontakan
diberbagai daerah yang ingin membentuk dinasti – dinasti kecil yang melepaskan diri
dari bani abbasiyyah.
e. Luasnya wilayah
Luasnya wilayah yang harus dikendalikan, merupakan suatu penyebab lambatnya
penyampaian informasi dan komunikasi. Ini semua bukan tidak dapat diatasi, tetapi
suatu syarat untuk menyatukan wilayah yang sangat luas, ialah harus ada suatu tingkat
saling percaya yang ditinggi dikalangan penguasa – penguasa utama dan para
pelaksanaan pemerintahan.

1
Taufik Abdullah dkk. (ed.), Senja Masa Keemasan, Jakarta: PT Ichtiar Baru Van
2
Philip K. Hitti, History of Arab, London; Macmilan Ltd, 1970, h. 471.
f. Fanatisme keagamaan
Fanatisme keagamaan berkaitan persoalan kebangsaan. Karena tidak semua cita – cita
orang persia tidak tercapai, maka kekecewaan mendorong sebagian orang – orang
persia mempropogandakan Zoroastris-me dan Mazdakisme dengan munculnya
gerekan Zindik.

2. Faktor Eksternal
Selain ancaman dari dalam juga terdapat ancaman dari luar atau faktor eksternal yang
menyebabkan dinasti Abbasiyyah hancur. Diantara faktor itu adalah :

You might also like