Professional Documents
Culture Documents
Jurnal-Cano-Ike-Betria Tabel
Jurnal-Cano-Ike-Betria Tabel
2 Tahun 2021
Abstrak
Di era globalisasi seperti sekarang ini, yang berperan sebagai seorang pekerja tidak
hanya laki-laki saja tapi banyak perempuan yang juga bekerja. Hampir sebagian besar
perempuan di Indonesia memiliki peran ganda yaitu selain sebagai seorang ibu dan istri bagi
keluarganya juga merupakan seorang karyawan disebuah kantor atau perusahaan dan hal
tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa akan semakin banyak juga karyawan perempuan
yang akan mengalami stres dalam bekerja. Dengan melihat latar belakang seperti di atas
maka penulis tertarik untuk mengangkat judul penelitian Konflik Peran Ganda dan Stres
Kerja pada karyawan perempuan.metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif dengan menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan
oleh peneliti memperoleh (r) = 0,312 dan p = 0,007 (p < 0,01). Berdasarkan hasil penelitian,
terbukti bahwa hipotesis dalam penelitian ini sesuai dengan hasil yang didapatkan yaitu
konflik peran ganda memiliki hubungan positif yang signifikan dengan stres kerja.
2
Vol . 10 No. 2 Tahun 2021
3
Vol . 10 No. 2 Tahun 2021
4
Vol . 10 No. 2 Tahun 2021
5
Vol . 10 No. 2 Tahun 2021
ternacam. Stres atau ketegangan tersebut seseorang memiliki beberapa peran yang
akan timbul sebagai suatu hasil ketidak menimbulkan tuntutan yang bertentangan.
seimbangan antara persepsi seseorang Katz dan Khan (Kusumaputri,
mengenai tuntutan yang dihadapinya dan 2008) mendefinisikan konflik peran (roles
persepsinya mengenai kemampuannya conflict) sebagai gabungan dua atau lebih
untuk menanggulangi tuntutan tersebut peran yang diharapkan, sehingga
(Rice,1992). pemenuhan peran yang satu akan
Beberapa para ahli diatas sama-sama menghalangi peran yang lain. Dalam hal
menunjukan bahwa stres kerja merupakan ini konflik peran yang dimiliki oleh wanita
suatu kondisi yang dirasakan oleh individu yang berperan ganda adalah pertentanan
(karyawan) yang mempengaruhi kondisi antara peran sebagai seorang istri atau ibu
individu dalam melakukan pekerjaan. yang harus mengurus keluarga dengan
Sehingga penenliti dapat menarik peran sebagai seorang wanita karir yang
kesimpulan bahwa stres kerja adalah ingin mencapai tujuan pekerjaannya
sebagai suatu kondisi atau reaksi terhadap dengan baik. Konflik peran ganda muncul
situasi yang mempengaruhi seseorang apabila wanita merasakan ketegangan
dalam bekerja dimana kondisi tersebut antara peran pekerjaan dengan peran
akan membuat seorang karyawan merasa keluarga.
tertekan. Konflik peran ganda memiliki
Stres kerja terjadi disebabkan oleh beberapa aspek menurut Sekaran dalam
beberapa faktor menurut Handoko (2008) (Weda, 2008) yaitu pengasuhan anak,
antara lain, faktor individu yaitu masalah- bantuan pekerjaan rumah tangga,
masalah yang menyangkut pada masalah komunikasi dan interaksi dengan suami
pribadi yang dialami seseorang dan sifat- dan anak, waktu untuk keluarga,
sifat atau kepribadian yang dimiliki oleh menentukan prioritas, tekanan karir dan
orang tersebut. Faktor kedua adalah faktor tekanan keluarga. Hal ini berkaitan dengan
lingkungan yaitu lebih kepada kondisi faktor yang mempengaruhi stres kerja
kerja dan lingkungan sosial yang terjadi yaitu faktor individu, lingkungan dan
dalam situasi pekerjaan. Terakhir adalah organisasi.
faktor organisasi yaitu budaya dan Ketika seorang perempuan
manajemen dalam organisasi yaitu berupa memiliki dua peran sekaligus yaitu sebagai
tuntutan kerja, promosi, gaya seorang ibu dan istri dirumah juga sebagai
kepemimpinan, pengembangan karier dan seorang yang bekerja disebuah perusahaan
lain-lain. pastilah memiliki banyak konflik.
Sementara menurut Robbin (2008) Beberapa aspek yang mempengaruhi
konflik adalah suatu proses dimana terjadi konflik peran tersebut, yaitu aspek
pertentangan dari suatu pemikiran yang pertama adalah pengasuhan anak.
dirasa akan membawa suatu pengaruh Bagaimana cara individu tersebut dalam
yang negatif. Sedangkan Santrock (2002) mengasuh anak akan sangat
menjelaskan bahwa peran ganda mempengaruhi. Sibuknya dalam bekerja
menggambarkan pernikahan antara suami dapat membuat seorang ibu tidak terlalu
dan istri kemudian keduanya memiliki memperhatikan sang anak, termasuk pola
pekerjaan tempat mereka dapat berkarir. asuh yang diberikan pada sang anak.
Sedangkan konflik peran ganda sendiri Kesibukan di kantor dapat saja membuat
menurut Paden dan Buchler (Simon, 2002) ibu lupa dengan apa yang dilakukan sang
merupakan konflik peran yang muncul anak, hal ini dapat berdampak negatif
antara harapan dari dua peran berbeda ketika sang anak akhirnya membuat
yang dimiliki seseorang. Menurut Weda masalah di sekolah dan ketika hal tersebut
(2008) konflik peran ganda muncul ketika terjadi akan berdampak pada pemikiran
6
Vol . 10 No. 2 Tahun 2021
ibu yang tidak fokus pada pekerjaan waktu yang dimilikinya ini akan
karena memiliki pemikiran yang menimbulkan banyak hal seperti jarang
bercabang sehingga dapat membuat berkomunikasi dengan keluarga, kurang
karyawan tersebut akhirnya stres karena memiliki kedekatan dengan anak dan lain
tidak bisa fokus kesalah satunya. sebagainya. Konflik diatas menurut
Aspek kedua yang dapat Jacobus dan Ruswanti (2013) dapat
menimbulkan konflik adalah banyaknya menimbulkan stres bagi karyawannya,
pekerjaan rumah tangga yang harus dimana ada perasaan tertetekan yang
dikerjakan oleh seorang ibu. Bisa dilihat dialami oleh karyawan dalam menghadapi
bahwa banyaknya pekerjaan seorang ibu pekerjaannya ketika karyawan mengalami
ketika di rumah mulai dari bangun pagi, hal di atas.
menyiapkan sarapan untuk keluarga, Aspek kelima yaitu menentukan
menyiapkan peralatan sekolah anak dan prioritas. Ketika seorang individu
kantor suami, mencuci dan lain menghadapi dua peran seperti ini dituntut
sebagainya, menuntut seorang ibu untuk untuk memilih mana yang harus
selalu bisa melakukan semua hal tersebut. diutamakan, dan mana yang harus kerjakan
Sementara banyaknya tuntutan dan terlebih dahulu. Ketika salah
tanggung jawab di kantor terkadang memperioritaskan sesuatu, sangat mungkin
membuat seorang ibu tersebut merasa akan timbulnya konflik, misalnya ketika
kelelahan. Menurut Indriyani (2009) seorang ibu lebih memperioritaskan
tekanan untuk mengembangkan dua peran pekerjaanya, seorang anak dan suaminya
tersebut dapat menyebabkan timbulnya bisa saja tidak mengerti kenapa hal
stres. Hal-hal diatas sangat mempengaruhi tersebut bisa dipilih oleh sang ibu atau
bagaimana individu tersebut berperilaku di istri. Hal diatas akan mempengaruhi
lingkungan organisasi yaitu ketika individu dalam menghapi pekerjaannya.
menghadapi tuntutan kantor, berhadapan Hal tersebut dipertegas dengan hasil
dengan rekan kerja dan lain sebagainya. penelitian Indriani (2009) yang
Komunikasi dan interaksi dengan menyatakan bahwa tekanan untuk
suami dan anak menjadi aspek ketiga yang menyeimbangkan peran yaitu sebagai
mempengaruhi terjadinya konflik. ketika seorang ibu atau sebagai seorang wanita
seorang istri mengalami masalah karir dapat menimbulkan stres dalam
komunikasi dengan suami atau anaknya bekerja sehingga dapat mempengaruhi
akan membuat individu ini merasakan individu dalam mengahadapi pekerjaannya
tidak nyaman dalam melakukan sesuatu saat di kantor.
termasuk ketika individu ini bekerja dan Aspek terakhir adalah tekanan karir
menhadapi lingkungan dan tuntutan dan tekanan keluarga. Hal ini sangat
pekerjaannya. mungkin terjadi ketika banyak tekanan
Aspek keempat adalah waktu untuk yang terjadi di dalam keluarga, dimana
keluarga, waktu untuk keluarga yang ketika konflik keluarga tersebut tidak
dimiliki oleh seorang wanita yang dapat diatasi dengan baik maka tidak
memiliki peran ganda pasti akan relatif menutup kemungkinan akan
lebih sedikit dari pada wanita yang hanya mempengaruhi cara individu tersebut
berperan sebagai seorang ibu rumah dalam menjalankan tuntukan pekerjaan di
tangga. Seorang wanita karir memiliki kantor. Begitu juga sebaliknya ketika
tanggung jawab dikantor, wanita ini individu tidak dapat menyelasaikan
menghabiskan hampir setengah atau lebih tuntutan pekerjaan dengan baik maka tidak
dari harinya untuk berada di kantor menutup kemungkinan akan
sehingga hanya memiliki sedikit waktu mempengaruhi cara individu tersebut
untuk anak dan suaminya. Sedikitnya dalam menjalankan tuntutan keluarga. Hal
7
Vol . 10 No. 2 Tahun 2021
8
Vol . 10 No. 2 Tahun 2021
percentil. Kategorisasi menurut norma pada kategori sangat rendah. Hal ini
percentil dapat dilihat pada Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar subjek
sebagai berikut. memiliki tingkat stres kerja yang tinggi.
sehingga dapat dikatakan sebagian besar
Tabel 3 subjek mengalami stres kerja.
Kategorisasi Normal Percentil
Percentil Kategorisasi B. Konflik Peran Ganda
X < P20 Sangat Rendah Hasil kategorisasi skor skala
P20 ≤ X < P40 Rendah konflik peran ganda dapat dilihat pada
P40 ≤ X < P60 Sedang Tabel 5 dibawah ini.
P60 ≤ X ≤ P80 Tinggi
X > P80 Sangat Tinggi Tabel 5
Kategorisasi Skor Konflik Peran Ganda
A. Stres Kerja Rentan Kategori Freku Prose
Hasil kategorisasi skor skala stres g Nilai ensi ntase
kerja dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah X < Sangat 19,6
12
ini. 4,07 Rendah 7%
4.07 ≤
18,0
Tabel 4 X< Rendah 11
3%
Kategorisasi Skor Skala Stres Kerja 4,36
4,36 ≤
22,9
Rentang Kategori Frekue Prosent X< Sedang 14
5%
Nilai nsi ase 5,11
5,11 ≤
19,6
X <5,0 Sangat 10 16,39 X≤ Tinggi 12
7%
Rendah % 5,87
5,0 ≤ X < Rendah 11 18,03 X> Sangat 19,6
12
5,5 % 5,87 Tinggi 7%
5,5 ≤ X Sedang 17 27,86 TOTAL 100
61
<5,8 % %
5,8 ≤ X ≤ Tinggi 11 18,03
6,26 % Hasil kategorisasi pada konflik peran
X >6,1 Sangat 12 19,67 ganda menjelaskan bahwa semakin tinggi
Tinggi % skor yang dimiliki oleh subjek akan
TOTAL 61 100% menunjukkan semakin tinggi tingkat
konflik peran ganda pada subjek dan
Hasil kategorisasi menjelaskan begitu juga sebaliknya. Berdasarkan tabel
bahwa semakin tinggi skor yang dimiliki kategorisasi di atas, dapat dilihat bahwa
oleh subjek akan menunjukkan semakin jumlah subjek berada pada kategori sangat
tinggi pula stres kerja yang dimiliki oleh tinggi yaitu 12 (19,67%), 11 (18,03%)
subjek. Berdasarkan tabel kategorisasi di subjek berada pada kategori tinggi, 14
atas, dapat dilihat bahwa jumlah subjek (22,95%) subjek berada pada kategori
yang berada pada kategori sangat tinggi sedang, 12 (19,67%) subjek berada pada
yaitu 12 (19,67%), 11 (18,03%) subjek kategori rendah dan 12 (19,67%) subjek
berada pada kategori tinggi, 17 (27,86%) berada pada kategori sangat rendah. Hal
subjek berada pada kategori sedang, 11 ini menunjukkan bahwa sebagian besar
(18,03%) subjek berada pada kategori subjek memiliki tingkatkonflik peran
rendah dan 10 (16,39%) subjek berada ganda yang sedang, dengan kata lain
9
Vol . 10 No. 2 Tahun 2021
10
Vol . 10 No. 2 Tahun 2021
dan 90,3% sisanya dipengaruhi oleh faktor produktifitas kerja, dan yang terakhir dapat
lain. menurunkan pemasukan dan keuntungan
perusahaan. Sedangkan dampak negatif
bagi individu itu sendiri menurut Rini
Tabel 7 (2002) adalah munculnya masalah yang
Hasil Uji Hipotesis berhubungan dengan kesehatan, psikologis
Variabel R Sig. r2 dan interaksi interpersonal individu itu
sendiri.
1. Konflik 0,3 0,0 0,0 Salah satu faktor yang dapat memicu
Peran 12 07 97 terjadinya stres kerja pada karyawan
Gandadan adalah dengan adanya konflik peran ganda.
Stres Kerja Konflik peran ganda sendiri menurut
Paden dan Buchler (Simon, 2002)
merupakan konflik peran yang muncul
antara harapan dari dua peran berbeda
Pembahasan
yang dimiliki seseorang.Dalam hal ini
Penelitian ini bertujuan untuk
konflik peran yang dimiliki oleh wanita
melihat hubungan positif antara konflik
yang memiliki peran ganda adalah
peran ganda terhadap peningkatan stres
pertentanan antara peran sebagai seorang
kerja pada karyawan perempuan. Stres
istri atau ibu yang harus mengurus
kerja sendiri adalah ketegangan atau
keluarga dengan peran sebagai seorang
tekanan emosional yang dialami oleh
wanita pekerja yang ingin mencapai tujuan
seseorang yang sedang menghadapi
pekerjaannya dengan baik.
tuntutan yang sangat besar, hambatan-
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang
hambatan, dan adanya kesempatan -
dilakukan oleh peneliti memperoleh (r) =
kesempatan yang sangat penting yang
0,312 dan p = 0,007 (p < 0,01).
dapat mempengaruhi emosi, fikiran dan
Berdasarkan hasil penelitian, terbukti
kondisi seseorang menurut Efendi
bahwa hipotesis dalam penelitian ini sesuai
(Tunjungsari, 2011).Stress kerja ini
dengan hasil yang didapatkan yaitu konflik
tampak dari simptom, antara lain emosi
peran ganda memiliki hubungan positif
tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka
yang signifikan dengan stres kerja.
menyendiri, sulit tidur, merokok yang
Hasil diatas sesuai dengan hasil
berlebihan, tidak bisa rileks, cemas,
penelitian yang dilakukan Almasitoh
tegang, gugup, tekanan darah meningkat,
(2011) yang menunjukkan bahwa adanya
dan mengalami gangguan pencernaan
hubungan positif yang signifikan antara
Mangkunegara (2008).
konflik peran ganda dengan peningkatan
Stres kerja merupakan hal yang sangat
stres kerja. Selain itu hasil penelitian ini
perlu untuk dibahas karena ketika para
juga didukung oleh penelitian yang
karyawan mengalami stres kerja akan
dilakukan oleh Indriani (2009) yang
banyak dampak negatif bagi pihak
menyatakan semakin tinggi konflik peran
perusahaan maupun bagi individu itu
yang dimiliki maka semakin tinggi pula
sendiri. Hal ini didukung oleh teori yang
tingkat stres kerja yang dimiliki oleh
dikemukakan oleh Rini (2002) yang
karyawan perempuan.
menyatakan bahwa dampak negatif yang
Beberapa penelitian sebelumnya juga
akan ditimbulkan oleh stres kerja bagi
mendukung hasil penelitian ini yaitu
perusahaan adalah akan terjadinya
penelitian yang dilakukan Murtiningrum
kekacauan, hambatan baik manajemen
(2005), Nart dan Batur (2013) dan Jamadin
maupun operasional kerja, mengganggu
et all (2015) yang menyatakan bahwa ada
aktifitas kerja, menurunkan tingkat
hubungan yang positif antara konflik peran
11
Vol . 10 No. 2 Tahun 2021
ganda dengan peningkatan stres kerja pada Anoraga, Pandji. 2006. Psikologi Kerja.
karyawan, yang artinya ketika karyawan Jakarta: Rineka Cipta.
memiliki konflik peran yang tinggi maka
stres kerja yang dimiliki karyawan juga Almasitoh, U.H. 2011. Stres Kerja
akan tinggi. Ditinjau dari Konflik Peran Ganda
Secara keseluruhan, penelitian ini dan Dukungan Sosial pada Perawat.
masih memiliki kelemahan. Penggunaan Jurnal Psikologi Islam, 1, 63-82.
subjek pada penelitian ini dirasa masih Alves, Et. All. 2004. Short Version of the
kurang banyak, ada baiknya jika peneliti “Job Stress Scale”: a Portuguese-
menambahkan jumlah subjek agar Language Adaptation. Jurnal Rev
mendapatkan hasil yang lebih baik. Selain Saude Publica,2,38.
itu, sebagian proses dan situasi
Azwas, S. 2013. Reliabilitas dan Validitas
pengambilan data yang kurang kondusif
Ed IV. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
yaitu kebanyakan karyawan mengisi
angket ketika berada dilingkungan kerja Baskoro, A. 2015. Peluang, Tantangan,
yang kemungkinan tidak fokus saat dan Resiko Bagi Indonesia dengan
mengerjakan karena masih kepikiran pada Adanya Masyarakat Ekonomi Asean.
pekerjaan yang belum diselesaikan CRSM Indonesia.
sebelumnya. Kemudian saat pengambilan http://www.crsmindonesia, Diakses
data tidak adanya peneliti disamping tanggal 28 Februari 2015.
subjek pada saat mengisi kuesioner
membuat subjek tidak dapat menanyakan Batur, O. Nart, S. 2013. The relation
hal apa yang tidak dipahami dari between work-family conflict, job
pertanyaan yang ada dalam kuesioner stress, organizational commitment
sehingga memungkinkan ketika mengisi and job performance: A study on
subjek mempersepsikan sendiri maksud turkish primary teachers. Journal of
dari pertanyaan tersebut, hal ini Research on Education, 2, 72-81.
mempengaruhi keakuratan jawaban yang
dipilih subjek. Benyamin. 2013. Hubungan Konflik
Dari beberapa penjabaran dan Peran Ganda dengan Stres Kerja
penjelasan diatas menunjukkan bahwa Pada Karyawati di CV. Semoga Jaya
ketika konflik peran ganda yang dialami Samarinda. Skripsi (Tidak
seseorang itu tinggi makanya tingkat stres Diterbitkan). Samarinda: Fakultas
kerjanya juga akan tinggi. Begitu juga Psikologi.
sebaliknya ketika ketika seseorang
memiliki konflik peran yang rendah maka Budiarti. 2011. Hubungan Antara stres
tingkat stres kerja yang dimilikinya juga Kerja dan Work Family Conflict
rendah. Kemudian Peneliti mengharapkan Pada Ibu Berperan Ganda. Skripsi
agar peneliti selanjutnya menggali lebih (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta:
dalam tentang subjek penelitian . Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial
Kemudian melakukan uji beda apakah ada Budaya.
perbedaan stres kerja pada karyawan laki-
laki dan perempuan dalam berbagai Cahyandaru, P. Prawira, Y. 2013.
macam setting pekerjaan. Implementasi Prinsip-Prinsip
CEDAW Dalam Penenganan
Kekerasan Pada Perempuan di Spek-
Ham Solo. Jurnal Hukum UNS.
DAFTAR PUSTAKA
12
Vol . 10 No. 2 Tahun 2021
Dhania, D.R. 2010. Pengaruh Stres Kerja, of Applied Management Studies, Vol
Beban Kerja Terhadap Kepuasan 8, No 1.
Kerja (Studi Pada Medical
Representatif di Kota Kudus). Junal Mangkunegara. 2005. Sumber Daya
Psikologi Universitas Muria, Manusia perusahaan. Bandung:
Vol 1, No 1. Remaja Rosdakarya.
13
Vol . 10 No. 2 Tahun 2021
14