You are on page 1of 14

Vol . 10 No.

2 Tahun 2021

KONFLIK PERAN GANDA DAN STRES KERJA PADA


KARYAWAN PEREMPUAN

Tri Yulian Pratiwi, Ike Betria

Abstrak

Di era globalisasi seperti sekarang ini, yang berperan sebagai seorang pekerja tidak
hanya laki-laki saja tapi banyak perempuan yang juga bekerja. Hampir sebagian besar
perempuan di Indonesia memiliki peran ganda yaitu selain sebagai seorang ibu dan istri bagi
keluarganya juga merupakan seorang karyawan disebuah kantor atau perusahaan dan hal
tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa akan semakin banyak juga karyawan perempuan
yang akan mengalami stres dalam bekerja. Dengan melihat latar belakang seperti di atas
maka penulis tertarik untuk mengangkat judul penelitian Konflik Peran Ganda dan Stres
Kerja pada karyawan perempuan.metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif dengan menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan
oleh peneliti memperoleh (r) = 0,312 dan p = 0,007 (p < 0,01). Berdasarkan hasil penelitian,
terbukti bahwa hipotesis dalam penelitian ini sesuai dengan hasil yang didapatkan yaitu
konflik peran ganda memiliki hubungan positif yang signifikan dengan stres kerja.

Keywords: Karyawan Perempuan, Konflik Peran Ganda, Stress Kerja

PENDAHULUAN karyawan tidak mengalami stres dalam


Stres adalah suatu kondisi yang bekerja karena stres kerja memiliki
selalu dihindari oleh individu. Namun dampak negatif bagi individu dan juga
seringkali pekerjaan seseorang justru perusahaan, namun hal ini berbeda dengan
menimbulkan stres bagi dirinya. Seperti hasil asessmen awal dari ketiga dinas
yang di kemukakan oleh Handoko (2008), pemerintahan yang telah dilakukan oleh
stress adalah suatu kondisi ketegangan peneliti.
yang mempengaruhi emosi, proses berfikir Asessmen awal dilakukan peneliti
dan kondisi seseorang. Stres pasti pernah pada 6 karyawan perempuan yang berada
dialami oleh setiap individu apalagi jika di departemen
dihubungkan dengan pekerjaan yang yang berbeda di Dinas X Kota Yogyakarta
dijalaninya sehari-hari. Stres atau dengan menggunakan kuesioner, hasil
ketegangan tersebut akan timbul sebagai analisis tersebut menunjukan bahwa 5 dari
suatu hasil ketidakseimbangan antara 6 karyawan sering mengalami stres kerja.
persepsi seseorang mengenai tuntutan yang Begitu pula pada Kedua dinas yang
dihadapinya dan persepsinya mengenai menjadi subjek dalam penelitian ini yaitu
kemampuannya untuk menanggulangi pada Dinas Y dan Z, hasil analisis kepada
tuntutan tersebut (Rice, 1992). Terkadang 8 karyawan perempuan di Y tersebut
stres yang dialami seseorang itu adalah hal menunjukkan bahwa 7 dari 8 sering
kecil dan hampir tidak berarti, namun bagi mengalami stres kerja, kemudian ketika
yang lainnya dianggap sangat mengganggu analisis diberikan kepada Dinas Z Kota
dan berlanjut dalam waktu yang relatif Yogyakarta menunjukkan bahwa 6 dari 12
lama (Efendi, 2001). Idealnya seorang

© 2018 The Authors. Published by Cano Ekonomos


1
Vol . 10 No. 2 Tahun 2021

karyawan perempuan menunjukkan sering Stres yang dihadapi oleh karyawan


mengalami stres kerja. akan mempengaruhi penurunan prestasi
Banyak karyawan yang setiap kerja, peningkatan ketidakhadiran kerja,
tahunnya harus mengambil cuti untuk serta kemungkinan mengelami kecelakaan
meredakan stres dalam kehidupannya. Hal kerja akan lebih besar. Secara singkat
ini dapat dilihat sebagai hal yang positif menurut Rini (2002) dampak negatif yang
atau negatif tergantung dari sudut mana akan ditimbulkan oleh stres kerja bagi
memandangnya. Hal tersebut dapat perusahaan adalah akan terjadinya
dipandang sebagai hal yang positif ketika kekacauan, hambatan baik manajemen
dilihat dampaknya setelah karyawan itu maupun operasional kerja, mengganggu
cuti. Namun hal ini juga dapat dipandang aktifitas kerja, menurunkan tingkat
sebagai hal yang negatif ketika melihat produktifitas kerja, dan yang terakhir dapat
penyebab-penyebab dari cuti itu terjadi, menurunkan pemasukan dan keuntungan
karena bisa saja cuti tersebut terjadi karena perusahaan.
beberapa faktor seperti kelelahan, Di era globalisasi seperti sekarang
kebosanan dalam bekerja, dan bahkan juga ini, yang berperan sebagai seorang pekerja
dapat diakibatkan oleh stres kerja yang tidak hanya laki-laki saja tapi banyak
dialami karyawan tersebut. Dampak stres perempuan yang juga bekerja. Tenaga
itu sendiri bagi subjek penelitian yaitu kerja perempuan terus meningkat dari
banyak karyawan yang sering tahun ke tahun, menurut Dewi (2010)
menghabiskan jatah cutinya setiap tahun dalam pusat penelitian politik mengatakan
dengan alasan lelah ketika harus bekerja bahwa prosentase tertinggi pekerja
terus menerus. Kemudian dampak stres perempuan di daerah perkotaan bekerja
yang terlihat lagi pada subjek adalah sebagai buruh atau pegawai yaitu sebesar
seringnya karyawan tidak produktif ketika 52.98 %, lebih tinggi dibanding prosentase
berada dikantor seperti datang terlambat pekerja laki-laki pada jenis pekerjaan
dan pulang lebih awal dari jam kantor. yang sama yaitu 50.14 % (BPS 2010).
Dampak negatif yang akan timbul Disamping itu terdapat isu mengenai
ketika seorang karyawan mengalami stres CEDAW dimana CEDAW merupakan
kerja tidak hanya bagi individu tersebut konvensi penghapusan segala bentuk
melainkan juga bagi perusahaan tempat diskriminasi terhadap perempuan. Dalam
karyawan itu bekerja. Menurut Rini (2002) arti lain, CEDAW adalah konvensi yang
dampak bagi individu sendiri yaitu akan menetapkan secara universal prinsip-
munculnya masalah-masalah yang prinsip persamaan hak antara laki-laki dan
berhubungan dengan kesehatan, psikologis perempuan terlepas dari status perkawinan
dan interaksi interpersonal. Sedangkan mereka di semua bidang (politik, ekonomi,
bagi perusahaan menurut Rini (2002) jika sosial, budaya, dan sipil). Konvensi
banyak diantara karyawan perusahaan mengenai hal tersebut sudah berlaku sejak
mengalami stres kerja maka kesehatan dan tanggal 3 Desember 1981, yang terus
produktifitas organisasi itu akan terganggu berlanjut hingga tanggal 18 Maret 2005
sehingga akan mengakibatkan organisasi lebih dari 90% negara-negara anggota
tersebut tidak akan berfungsi secara PBB (180 negara) merupakan Negara
optimal. Oleh karena itu sudah seharusnya Peserta Konvensi dimana salah satunya
permasalahan tentang stres kerja ini adalah negara Indonesia (Cahyandaru dan
penting untuk dibahas. Prawira, 2013).

© 2018 The Authors. Published by Cano Ekonomos

2
Vol . 10 No. 2 Tahun 2021

Berdasarkan kasus diatas, maka ini, masalah ketenaga-kerjaan wanita ada


dapat dikatakan bahwa perempuan akan berbagai kesenjangan di mana-mana
mencoba untuk berkarir dalam hidupnya walaupun telah ditetapkan oleh Undang-
meskipun sudah menikah dan memiliki Undang Ketenaga-kerjaan khususnya
anak. Terkait dengan konvensi CEDAW dalam Undang-Undang Nomor 13 tahun
dalam Cahyandaru dan Prawira (2013) itu 2003 tentang tenaga kerja wanita. Berikut
sendiri memiliki protokol opsional terkait ini adalah penjelasan dari Undang –
hak-hak wanita yang menyadari bahwa Undang No 13 Tahun 2003 Pasal 76 ayat
peran perempuan dalam melahirkan anak 2, 3, dan 4 dalam (Benyamin, 2013):
tidak bisa dijadikan dasar dari diskriminasi Pertama, pengusaha dilarang
tetapi bahwa pengasuhan anak mewajibkan mempekerjakan pekerja atau buruh
pembagian tanggung jawab antara laki-laki perempuan hamil yang menurut
dan perempuan dan masyarakat pada keterangan dokter berbahaya bagi
umumnya. Topik ini semakin menarik kesehatan dan keselamatan kandungannya
ketika melihat persaingan tenaga kerja maupun dirinya apabila bekerja antara
akan semakin meningkat setelah pukul 23.00 s/d pukul 07.00. Kedua,
pemberlakuan pasar bebas Asean (MEA) pengusaha yang memperkerjakan pekerja
pada tahun 2015. MEA (Masyarakat atau buruh perempuan antara pukul 23.00
Ekonomi ASEAN) itu sendiri merupakan s/d pukul 07.00 wajib: memberikan
bentuk realisasi dari tujuan akhir integrasi makanan dan minuman bergizi menjaga
ekonomi di kawasan Asia Tenggara yang kesusilaan dan keamanan selama di tempat
akan menciptakan kesempatan besar bagi kerja. Ketiga, pengusaha wajib
para pencari kerja karena dapat banyak menyediakan angkutan antar jemput bagi
tersedia lapangan kerja dengan berbagai pekerja atau buruh perempuan yang
kebutuhan akan keahlian yang beraneka berangkat dan pulang bekerja antara pukul
ragam. Adanya MEA juga tidak akan 23.00 s/d pukul 07.00.
menutup kemungkinan bahwa seorang Faktanya masih banyak
wanita akan semakin tertarik untuk perusahaan-perusahaan yang
mencoba berkarir ke kancah atau wilayah memperkerjakan wanita di luar peraturan
yang lebih luas, karena MEA sendiri selain yang ada. Mereka masih diperlakukan
dapat menciptakan jutaan lapangan kerja tidak adil dan hak-haknya sebagai pekerja
baru, skema ini juga dapat meningkatkan dilanggar seperti terjadi diskriminasi.
kesejahteraan 600 juta orang yang hidup di Peningkatan jumlah tenaga kerja wanita
Asia Tenggara (Baskoro, 2015). dimana mereka menjadi lebih berpengaruh
Kasus di atas menggambarkan dan memiliki kontribusi yang cukup besar
bahwa hampir sebagian besar perempuan terhadap kinerja perusahaan menyebabkan
di Indonesia memiliki peran ganda yaitu keseimbangan antara kehidupan pekerjaan
selain sebagai seorang ibu dan istri bagi dan keluarga menjadi sesuatu tuntutan.
keluarganya juga merupakan seorang Kesuksesan dari kinerja perusahaan dapat
karyawan disebuah kantor atau perusahaan dilihat dari kinerja yang dicapai oleh
dan hal tersebut tidak menutup karyawannya oleh sebab itu perusahaan
kemungkinan bahwa akan semakin banyak menuntut agar para karyawannya mampu
juga karyawan perempuan yang akan menampilkan kinerja yang optimal karena
mengalami stres dalam bekerja. Terkait baik buruknya kinerja yang dicapai oleh
dengan fenomena yang berkembang saat karyawan akan berpengaruh pada kinerja

© 2018 The Authors. Published by Cano Ekonomos

3
Vol . 10 No. 2 Tahun 2021

dan keberhasilan perusahaan secara tempatnya bekerja. Beberapa dampak


keseluruhan. Oleh karena beberapa hal negatif secara individual diantaranya
diatas bahwa konflik peran ganda yang adalah berkurangnya kepuasan baik dalam
dialami oleh karyawan perempuan ini bekerja maupun dalam kehidupan rumah
penting untuk dibahas. Masalahnya, wanita tangga, ketegangan dan stress pada diri
yang bekerja menghadapi konflik peran wanita bekerja, gangguan kesehatan, dan
sebagai wanita karir sekaligus ibu rumah ketidakharmonisan hubungan dengan
tangga. Terutama dalam kebudayaan anggota keluarga lain. Sedangkan dari sisi
Indonesia, wanita sangat dituntut perannya organisasi konflik peran ganda akan
sebagai ibu rumah tangga yang baik mengakibatkan berkurangnya komitmen
sehingga banyak wanita karir yang merasa karyawan pada pekerjaan yang akhirnya
bersalah ketika harus bekerja. Perasaan dapat mendorong perputaran tenaga kerja
bersalah ditambah dengan tuntutan dari yang tinggi pada organisasi (Poelmans,
dua sisi, yaitu pekerjaan dan ekonomi 2001).
rumah tangga, kedua hal tersebut sangat
berpotensi menyebabkan wanita yang Shelton (2006) dalam jurnalnya
bekerja lebih rentan mengalami stres yang menawarkan penggunaan strategi yang
lebih tinggi daripada pria yang bekerja. lebih terstruktur dengan memanfaatkan
Kemudian berdasarkan hal diatas terkait beberapa strategi yaitu diantaranya adalah
dengan kajian yang dilakukan oleh dengan cara memanipulasi peran
(Sandra, Gary & Cooper, 2001) bahwa ada (manipulating roles) tergantung tuntutan
perbedaan dampak stres yang dialami oleh dan dukungan yang diperoleh dari peran
karyawan laki-laki dan perempuan. perannya. Peneliti tertarik untuk
Dampak stres yang mengacu pada domain menggunakan hasil penelitian shelton
mental lebih tinggi terjadi pada perempuan karena sangat memungkinkan untuk dapat
dibandingkan pada laki-laki (Nelson & melakukannya. Manipulasi peran ditujukan
Burke, 1955). untuk mengurangi tingkat konflik antara
Terkait dengan konflik peran ganda pekerjaan dan keluarga dengan cara
(work family conflict) menurut Paden dan mengordisi, strategi ini disebutkan sebagai
Buchler (Simon, 2002) merupakan konflik strategi eksternal.
peran yang muncul antara harapan dari dua Sama halnya seperti penjelasan di
peran berbeda yang dimiliki seseorang. atas bahwa ketika seorang karyawan
Menurut Paden dan Buchler (Simon, 2002) perempuan ini sebagai individu tidak dapat
Dalam pekerjaan, seorang wanita yang dengan segera menyesuaikan diri maka
profesional dituntut untuk agresif, karyawan tersebut dapat mempersepsikan
kompetitif, dan dapat menjalankan bahwa peran ganda yang dimilikinya
komitmennya dalam pekerjaan. Sedangkan merupakan sebuah tekanan yang
di rumah, wanita sering sekali diharapkan mengancam dirinya dan lama kelamaan
untuk merawat anak, menyayangi, dan dapat menimbulkan stres bagi karyawan
menjaga suami dan anaknya. Fenomena yang bersangkutan.
konflik peran ganda ini juga semakin Dengan melihat latar belakang
menarik untuk diteliti karena banyaknya seperti di atas maka penulis tertarik untuk
dampak negatif yang ditimbulkan, baik mengangkat judul penelitian Konflik Peran
terhadap wanita bekerja itu sendiri, Ganda dan Stres Kerja pada karyawan
keluarganya maupun bagi organisasi perempuan. Dalam hal ini peneliti ingin

© 2018 The Authors. Published by Cano Ekonomos

4
Vol . 10 No. 2 Tahun 2021

mengetahui seberapa besar pengaruh pekerjaan tinggi-regangan, telah dikaitkan


konflik peran ganda terhadap stress kerja dengan psikologis (depresi, ketidakpuasan
pada karyawan perempuan. pekerjaan), psysiological (sakit kepala,
Permasalahan tentang stres kerja ini telah Penyakit jantung) dan perilaku (absensi,
banyak diteliti oleh beberapa peneliti. konsumsi obat) . Metode yang dilakukan
Tunjungsari (2011) melakukan penelitian dalam penelitian ini cukup berbeda dengan
yang berkaitan dengan pengaruh stres penelitian 2 sebelumnya yaitu penelitian
kerja terhadap kepuasan kerja karyawan ini menggunakan metode cross-sectional
yang dilakukannya pada kantor pusat PT. social survei. Responden dalam penelitian
POS Indonesia (PERSERO) Bandung. ini adalah 300 orang dewasa yang bekerja
Menurut Handoko (2008) stres adalah di kota Koahsiung Taiwan. Sedangkan alat
suatu kondisi ketegangan yang ukur yang digunakan dalam penelitian ini
mempengaruhi emosi, proses berfikir dan adalah kuesioner yang dikemukakan oleh
kondisi seseorang. Pendekatan yang Karasek (1997).
digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dan menggunakan
responden dari karyawan PT. POS TINJAUAN PUSTAKA
Indonesia (PERSERO) Bandung itu Stres adalah suatu kondisi yang tidak
sendiri. Kemudian teknik pengumpulan disenangi oleh setiap orang atau bahkan
data yang digunakan yaitu dengan dihindari oleh kebanyakan orang, namun
menggunakan kuesioner. stres merupakan suatu kondisi yang tidak
Penelitian kedua dilakukan oleh bisa di hindari. Setiap orang pasti pernah
dhania, penelitian yang dilakukan Dhania mengalami stres baik itu stres diluar
pekerjaan apalagi jika dihubungkan
(2010) berkaitan dengan pengaruh stres
dengan pekerjaan yang dijalaninya sehari-
kerja, beban kerja terhadap kepuasan kerja
hari. Stres sendiri berarti suatu kondisi
yang dilakukannya di kota Kudus. ketegangan yang mempengaruhi emosi,
Menurut Patricia (2006) ada beberapa proses berfikir dan kondisi seseorang
indikator stres yaitu fisiologis, kognitif, Handoko (2008). Sementara stres kerja
subyektif, perilaku, dan keorganisasian. menurut Robbins dan Judge (2008) adalah
Responden dalam penenlitian ini adalah suatu kondisi yang dinamis saat individu
para karyawan. Metode yang digunakan dihadapkan pada suatu peluang, tuntutan,
dalam peneltian ini yaitu kuantitatif dan atau sumber daya yang terkait dengan apa
alat ukur yang digunakan dalam penelitian yang dihasratkan oleh individu tersebut
ini yaitu dengan menggunakan kuesioner dan hasilnya dipandang tidak pasti dan
yang di dasari oleh indikator yang penting.
dikemukakan oleh Patricia (2006). Mangkunegara (2005) mengatakan
bahwa stres merupakan suatu perasaan
Sama dengan 2 penelitian diatas
yang menekan atau perasaan yang
penelitian tentang stres kerja juga menekan yang dialami keryawan saat
dilakukan oleh Lu (1999) melakukan menghadapi pekerjaannya. Sedangkan
penelitian ini di kota Koahsiung Taiwan. menurut Anoraga (2006), stres di tempat
Topik penelitian ini adalah motivasi kerja, kerja merupakan suatu tanggapan yang
stres kerja dan kesejahteraan karyawan. diberikan karyawan, baik secara fisik
Karasek dan Theorell (1990) maupun mental terhadap suatu perubahan
mengemukakan bahwa stres kerja yang lingkungan kerja yang dirasakan
tinggi, dianggap lebih menonjol dalam mengganggu danmengakibatkan dirinya

© 2018 The Authors. Published by Cano Ekonomos

5
Vol . 10 No. 2 Tahun 2021

ternacam. Stres atau ketegangan tersebut seseorang memiliki beberapa peran yang
akan timbul sebagai suatu hasil ketidak menimbulkan tuntutan yang bertentangan.
seimbangan antara persepsi seseorang Katz dan Khan (Kusumaputri,
mengenai tuntutan yang dihadapinya dan 2008) mendefinisikan konflik peran (roles
persepsinya mengenai kemampuannya conflict) sebagai gabungan dua atau lebih
untuk menanggulangi tuntutan tersebut peran yang diharapkan, sehingga
(Rice,1992). pemenuhan peran yang satu akan
Beberapa para ahli diatas sama-sama menghalangi peran yang lain. Dalam hal
menunjukan bahwa stres kerja merupakan ini konflik peran yang dimiliki oleh wanita
suatu kondisi yang dirasakan oleh individu yang berperan ganda adalah pertentanan
(karyawan) yang mempengaruhi kondisi antara peran sebagai seorang istri atau ibu
individu dalam melakukan pekerjaan. yang harus mengurus keluarga dengan
Sehingga penenliti dapat menarik peran sebagai seorang wanita karir yang
kesimpulan bahwa stres kerja adalah ingin mencapai tujuan pekerjaannya
sebagai suatu kondisi atau reaksi terhadap dengan baik. Konflik peran ganda muncul
situasi yang mempengaruhi seseorang apabila wanita merasakan ketegangan
dalam bekerja dimana kondisi tersebut antara peran pekerjaan dengan peran
akan membuat seorang karyawan merasa keluarga.
tertekan. Konflik peran ganda memiliki
Stres kerja terjadi disebabkan oleh beberapa aspek menurut Sekaran dalam
beberapa faktor menurut Handoko (2008) (Weda, 2008) yaitu pengasuhan anak,
antara lain, faktor individu yaitu masalah- bantuan pekerjaan rumah tangga,
masalah yang menyangkut pada masalah komunikasi dan interaksi dengan suami
pribadi yang dialami seseorang dan sifat- dan anak, waktu untuk keluarga,
sifat atau kepribadian yang dimiliki oleh menentukan prioritas, tekanan karir dan
orang tersebut. Faktor kedua adalah faktor tekanan keluarga. Hal ini berkaitan dengan
lingkungan yaitu lebih kepada kondisi faktor yang mempengaruhi stres kerja
kerja dan lingkungan sosial yang terjadi yaitu faktor individu, lingkungan dan
dalam situasi pekerjaan. Terakhir adalah organisasi.
faktor organisasi yaitu budaya dan Ketika seorang perempuan
manajemen dalam organisasi yaitu berupa memiliki dua peran sekaligus yaitu sebagai
tuntutan kerja, promosi, gaya seorang ibu dan istri dirumah juga sebagai
kepemimpinan, pengembangan karier dan seorang yang bekerja disebuah perusahaan
lain-lain. pastilah memiliki banyak konflik.
Sementara menurut Robbin (2008) Beberapa aspek yang mempengaruhi
konflik adalah suatu proses dimana terjadi konflik peran tersebut, yaitu aspek
pertentangan dari suatu pemikiran yang pertama adalah pengasuhan anak.
dirasa akan membawa suatu pengaruh Bagaimana cara individu tersebut dalam
yang negatif. Sedangkan Santrock (2002) mengasuh anak akan sangat
menjelaskan bahwa peran ganda mempengaruhi. Sibuknya dalam bekerja
menggambarkan pernikahan antara suami dapat membuat seorang ibu tidak terlalu
dan istri kemudian keduanya memiliki memperhatikan sang anak, termasuk pola
pekerjaan tempat mereka dapat berkarir. asuh yang diberikan pada sang anak.
Sedangkan konflik peran ganda sendiri Kesibukan di kantor dapat saja membuat
menurut Paden dan Buchler (Simon, 2002) ibu lupa dengan apa yang dilakukan sang
merupakan konflik peran yang muncul anak, hal ini dapat berdampak negatif
antara harapan dari dua peran berbeda ketika sang anak akhirnya membuat
yang dimiliki seseorang. Menurut Weda masalah di sekolah dan ketika hal tersebut
(2008) konflik peran ganda muncul ketika terjadi akan berdampak pada pemikiran

© 2018 The Authors. Published by Cano Ekonomos

6
Vol . 10 No. 2 Tahun 2021

ibu yang tidak fokus pada pekerjaan waktu yang dimilikinya ini akan
karena memiliki pemikiran yang menimbulkan banyak hal seperti jarang
bercabang sehingga dapat membuat berkomunikasi dengan keluarga, kurang
karyawan tersebut akhirnya stres karena memiliki kedekatan dengan anak dan lain
tidak bisa fokus kesalah satunya. sebagainya. Konflik diatas menurut
Aspek kedua yang dapat Jacobus dan Ruswanti (2013) dapat
menimbulkan konflik adalah banyaknya menimbulkan stres bagi karyawannya,
pekerjaan rumah tangga yang harus dimana ada perasaan tertetekan yang
dikerjakan oleh seorang ibu. Bisa dilihat dialami oleh karyawan dalam menghadapi
bahwa banyaknya pekerjaan seorang ibu pekerjaannya ketika karyawan mengalami
ketika di rumah mulai dari bangun pagi, hal di atas.
menyiapkan sarapan untuk keluarga, Aspek kelima yaitu menentukan
menyiapkan peralatan sekolah anak dan prioritas. Ketika seorang individu
kantor suami, mencuci dan lain menghadapi dua peran seperti ini dituntut
sebagainya, menuntut seorang ibu untuk untuk memilih mana yang harus
selalu bisa melakukan semua hal tersebut. diutamakan, dan mana yang harus kerjakan
Sementara banyaknya tuntutan dan terlebih dahulu. Ketika salah
tanggung jawab di kantor terkadang memperioritaskan sesuatu, sangat mungkin
membuat seorang ibu tersebut merasa akan timbulnya konflik, misalnya ketika
kelelahan. Menurut Indriyani (2009) seorang ibu lebih memperioritaskan
tekanan untuk mengembangkan dua peran pekerjaanya, seorang anak dan suaminya
tersebut dapat menyebabkan timbulnya bisa saja tidak mengerti kenapa hal
stres. Hal-hal diatas sangat mempengaruhi tersebut bisa dipilih oleh sang ibu atau
bagaimana individu tersebut berperilaku di istri. Hal diatas akan mempengaruhi
lingkungan organisasi yaitu ketika individu dalam menghapi pekerjaannya.
menghadapi tuntutan kantor, berhadapan Hal tersebut dipertegas dengan hasil
dengan rekan kerja dan lain sebagainya. penelitian Indriani (2009) yang
Komunikasi dan interaksi dengan menyatakan bahwa tekanan untuk
suami dan anak menjadi aspek ketiga yang menyeimbangkan peran yaitu sebagai
mempengaruhi terjadinya konflik. ketika seorang ibu atau sebagai seorang wanita
seorang istri mengalami masalah karir dapat menimbulkan stres dalam
komunikasi dengan suami atau anaknya bekerja sehingga dapat mempengaruhi
akan membuat individu ini merasakan individu dalam mengahadapi pekerjaannya
tidak nyaman dalam melakukan sesuatu saat di kantor.
termasuk ketika individu ini bekerja dan Aspek terakhir adalah tekanan karir
menhadapi lingkungan dan tuntutan dan tekanan keluarga. Hal ini sangat
pekerjaannya. mungkin terjadi ketika banyak tekanan
Aspek keempat adalah waktu untuk yang terjadi di dalam keluarga, dimana
keluarga, waktu untuk keluarga yang ketika konflik keluarga tersebut tidak
dimiliki oleh seorang wanita yang dapat diatasi dengan baik maka tidak
memiliki peran ganda pasti akan relatif menutup kemungkinan akan
lebih sedikit dari pada wanita yang hanya mempengaruhi cara individu tersebut
berperan sebagai seorang ibu rumah dalam menjalankan tuntukan pekerjaan di
tangga. Seorang wanita karir memiliki kantor. Begitu juga sebaliknya ketika
tanggung jawab dikantor, wanita ini individu tidak dapat menyelasaikan
menghabiskan hampir setengah atau lebih tuntutan pekerjaan dengan baik maka tidak
dari harinya untuk berada di kantor menutup kemungkinan akan
sehingga hanya memiliki sedikit waktu mempengaruhi cara individu tersebut
untuk anak dan suaminya. Sedikitnya dalam menjalankan tuntutan keluarga. Hal

© 2018 The Authors. Published by Cano Ekonomos

7
Vol . 10 No. 2 Tahun 2021

diatas didukung oleh Murtiningrum (2005)


yang menyatakan konflik pekerjaan dan N Variabel Deskriptif Jumlah
keluarga tersebut terjadi ketika kehidupan o
seseorang berbenturan dengan .
tanggungjawabnya di tempat kerja, seperti 1 Posisi Staff / 50
masuk kerja tepat waktu, menyelesaikan . Pegawai
tugas harian, atau kerja lembur. Demikian Kasie 4
juga tuntutan kehidupan keluarga yang Kabid 2
menghalangi seseorang untuk meluangkan Pengawas 5
waktu untuk pekerjaannya atau kegiatan 2 Gaji ≤ Rp. 1,5 7
yang berkenaan dengan karirnya. . juta
Rp. 1,6 16
juta s/d
METODE PENELITIAN 2,5 juta
Metode penelitian yang digunakan Rp. 2,6 15
dalam penelitian ini adalah metode juta
kuantitatif. Karakteristik subjek nya adalah Rp. 3 juta 20
seorang wanita yang sudah menikah, selain s/d 4,5
menjadi seorang ibu dan istri dirumah Juta
tangganya juga sebagai wanita karir di ≥ Rp. 4,5 3
lingkungan kerjanya. Kemudian seorang juta
wanita ini merupakan ibu yang memiliki 3 Jumlah Anak 1 18
minimal 1 orang anak. . 2 27
Metode yang digunakan dalam 3 14
pengumpulan data adalah dengan teknik 4 2
kuesioner yaitu penulis melakukan yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak
pengumpulan data dengan membagikan 61 orang, yang terdiri dari 16 orang
kuesioner kepada karyawan perempuan karyawan Dinas Y serta 45 orang
yang sesuai dengan karakteristik subjek karyawan Dinas Z kota Yogyakarta.
penelitian. Ada 2 macam skala yang Tabel 1
digunakan yaitu skala stres kerja dan skala Deskripsi Subjek Penelitian
konflik peran ganda.
Deskripsi Data Penelitian
Berdasarkan analisis data, maka
HASIL DAN PEMBAHASAN diperoleh norma deskripsi data penelitian.
Deskripsi Subjek Penelitian Norma deskripsi data ini diperoleh dengan
Subjek dalam penelitian ini adalah menggunakan norma percentil. Norma
Variabel Percentil percentil skala stres kerja dankonflik peran
gandadapat dilihat pada Tabel 6 dibawah
20 40 60 80 ini.

1. Stres Kerja 5,0 5,5 5,8 6,26


Tabel 2
2. Konflik Peran 4,07 4,36 5,11 5,87 Percentil
Ganda
seorang karyawan di Dinas Y serta Dinas Berdasarkan penormaan pada tabel
Z kota Yogyakarta yang berjenis kelamin di atas, selanjutnya data akan dibagi
perempuan, sudah menikah dan memiliki menjadi lima kategori berdasarkan
minimal 1 orang anak . Jumlah subjek

© 2018 The Authors. Published by Cano Ekonomos

8
Vol . 10 No. 2 Tahun 2021

percentil. Kategorisasi menurut norma pada kategori sangat rendah. Hal ini
percentil dapat dilihat pada Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar subjek
sebagai berikut. memiliki tingkat stres kerja yang tinggi.
sehingga dapat dikatakan sebagian besar
Tabel 3 subjek mengalami stres kerja.
Kategorisasi Normal Percentil
Percentil Kategorisasi B. Konflik Peran Ganda
X < P20 Sangat Rendah Hasil kategorisasi skor skala
P20 ≤ X < P40 Rendah konflik peran ganda dapat dilihat pada
P40 ≤ X < P60 Sedang Tabel 5 dibawah ini.
P60 ≤ X ≤ P80 Tinggi
X > P80 Sangat Tinggi Tabel 5
Kategorisasi Skor Konflik Peran Ganda
A. Stres Kerja Rentan Kategori Freku Prose
Hasil kategorisasi skor skala stres g Nilai ensi ntase
kerja dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah X < Sangat 19,6
12
ini. 4,07 Rendah 7%
4.07 ≤
18,0
Tabel 4 X< Rendah 11
3%
Kategorisasi Skor Skala Stres Kerja 4,36
4,36 ≤
22,9
Rentang Kategori Frekue Prosent X< Sedang 14
5%
Nilai nsi ase 5,11
5,11 ≤
19,6
X <5,0 Sangat 10 16,39 X≤ Tinggi 12
7%
Rendah % 5,87
5,0 ≤ X < Rendah 11 18,03 X> Sangat 19,6
12
5,5 % 5,87 Tinggi 7%
5,5 ≤ X Sedang 17 27,86 TOTAL 100
61
<5,8 % %
5,8 ≤ X ≤ Tinggi 11 18,03
6,26 % Hasil kategorisasi pada konflik peran
X >6,1 Sangat 12 19,67 ganda menjelaskan bahwa semakin tinggi
Tinggi % skor yang dimiliki oleh subjek akan
TOTAL 61 100% menunjukkan semakin tinggi tingkat
konflik peran ganda pada subjek dan
Hasil kategorisasi menjelaskan begitu juga sebaliknya. Berdasarkan tabel
bahwa semakin tinggi skor yang dimiliki kategorisasi di atas, dapat dilihat bahwa
oleh subjek akan menunjukkan semakin jumlah subjek berada pada kategori sangat
tinggi pula stres kerja yang dimiliki oleh tinggi yaitu 12 (19,67%), 11 (18,03%)
subjek. Berdasarkan tabel kategorisasi di subjek berada pada kategori tinggi, 14
atas, dapat dilihat bahwa jumlah subjek (22,95%) subjek berada pada kategori
yang berada pada kategori sangat tinggi sedang, 12 (19,67%) subjek berada pada
yaitu 12 (19,67%), 11 (18,03%) subjek kategori rendah dan 12 (19,67%) subjek
berada pada kategori tinggi, 17 (27,86%) berada pada kategori sangat rendah. Hal
subjek berada pada kategori sedang, 11 ini menunjukkan bahwa sebagian besar
(18,03%) subjek berada pada kategori subjek memiliki tingkatkonflik peran
rendah dan 10 (16,39%) subjek berada ganda yang sedang, dengan kata lain

© 2018 The Authors. Published by Cano Ekonomos

9
Vol . 10 No. 2 Tahun 2021

bahwa konflik peran ganda pada karyawan B. Uji Linearitas


tidak terlalu rendah tidak juga terlalu Uji linearitas dilakukan untuk
tinggi. mengetahui hubungan linier yang
terbentuk antara kedua variabel. Hubungan
1. Uji Asumsi kedua variabel dapat dikatakan linier
Uji asumsi dilakukan sebagai apabila nilai linearity menunjukkan p <
prasyarat yang harus dipenuhi sebelum 0,05 dan devisiation from linearity
pengambilan keputusan atau uji hipotesis, menunjukkan p > 0,05. Uji linieritas ini
yang meliputi uji normalitas dan uji menggunakan tes Compare Means dari
korelasi. Uji asusmsi ini dilakukan dengan SPSS versi 17.0 for windows.
bantuan program statistik dalam SPSS Berdasarkan uji linieritas yang telah
version 17.0 for windows. dilakukan oleh peneliti, dapat dilihat
bahwa variabel konflik peran ganda dan
A. Uji Normalitas stres kerja memiliki F = 6,058 dan p =
Uji normalitas dilakukan untuk 0,024 (p < 0,05), sehingga kedua variabel
melihat data yang digunakan dalam memiliki hubungan yang linier.
penelitian memiliki penyebaran atau 2. Uji Hipotesis
distribusi yang normal atau tidak. Peneliti Setelah dilakukan uji normalitas dan
melakukan uji normalitas dengan uji linieritas, maka selanjutkan dilakukan
menggunakan Test of Normality uji hipotesis. Uji hipotesis ini bertujuan
Kolmogorov-Smirnov. Kaidah yang untuk melihat pembuktian dari hipotesis
digunakan untuk mengetahui normal atau yang telah diajukan oleh peneliti yaitu
tidaknya sebaran data adalah jika p > 0,05 adanya hungan positif antara konflik peran
maka sebarannya dinyatakan normal, ganda dengan stres kerja. Berdasarkan uji
sebaliknya jika p < 0,05 maka sebarannya normalitas diketahui bahwa salah satu
dinyatakan tidak normal. Hasil uji variabel memiliki ditribusi data tidak
normalitas dapat dilihat pada Tabel 6 normal, sehingga uji hipotesis ini
dibawah ini. menggunakan teknik korelasi Non-
Parametrik Spearman’s Rho.
Tabel 6 Hasil Uji Normalitas Analisis korelasi antara konflik
peran ganda dengan stres kerja
Variabel P Kategori menghasilkan nilai koefisien korelasi (r) =
1. Stres Kerja 0,200 Normal 0,312 dan p = 0,007 (p < 0,01). Hasil ini
* menunjukkan bahwa terdapat korelasi
2. Konflik Peran 0,015 Tidak positif yang sangat signifikan antara
Ganda Normal konflik peran ganda dengan stres
kerjapada karyawan perempuan, sehingga
dapat diartikan bahwa semakin tinggi
Hasil uji normalitas dengan teknik tingkat konflik peran ganda maka akan
Kolmogorov-Smirnov Test pada skala stres semakin tinggi stres kerja pada karyawan
kerja menunjukkan nilai p = 0,200 (p > perempuan, demikian pula sebaliknya.
0,05). Adapun pada skala konflik peran Oleh karena itu, hipotesis penelitian dalam
ganda menunjukkan nilai p = 0,015 (p < penelitian ini dapat diterima. Adapun
0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa koefisien determinasi (r2) = 0,097 atau
variabel stres kerja memiliki distribusi data 9,7%. Hal ini menunjukkan bahwa 9,7%
yang normal, namun pada variabel konflik perubahan tingkat stres kerja pada
peran ganda memiliki distribusi data yang karyawan perempuan ditentukan oleh
tidak normal. faktor konflik peran ganda yang dimiliki

© 2018 The Authors. Published by Cano Ekonomos

10
Vol . 10 No. 2 Tahun 2021

dan 90,3% sisanya dipengaruhi oleh faktor produktifitas kerja, dan yang terakhir dapat
lain. menurunkan pemasukan dan keuntungan
perusahaan. Sedangkan dampak negatif
bagi individu itu sendiri menurut Rini
Tabel 7 (2002) adalah munculnya masalah yang
Hasil Uji Hipotesis berhubungan dengan kesehatan, psikologis
Variabel R Sig. r2 dan interaksi interpersonal individu itu
sendiri.
1. Konflik 0,3 0,0 0,0 Salah satu faktor yang dapat memicu
Peran 12 07 97 terjadinya stres kerja pada karyawan
Gandadan adalah dengan adanya konflik peran ganda.
Stres Kerja Konflik peran ganda sendiri menurut
Paden dan Buchler (Simon, 2002)
merupakan konflik peran yang muncul
antara harapan dari dua peran berbeda
Pembahasan
yang dimiliki seseorang.Dalam hal ini
Penelitian ini bertujuan untuk
konflik peran yang dimiliki oleh wanita
melihat hubungan positif antara konflik
yang memiliki peran ganda adalah
peran ganda terhadap peningkatan stres
pertentanan antara peran sebagai seorang
kerja pada karyawan perempuan. Stres
istri atau ibu yang harus mengurus
kerja sendiri adalah ketegangan atau
keluarga dengan peran sebagai seorang
tekanan emosional yang dialami oleh
wanita pekerja yang ingin mencapai tujuan
seseorang yang sedang menghadapi
pekerjaannya dengan baik.
tuntutan yang sangat besar, hambatan-
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang
hambatan, dan adanya kesempatan -
dilakukan oleh peneliti memperoleh (r) =
kesempatan yang sangat penting yang
0,312 dan p = 0,007 (p < 0,01).
dapat mempengaruhi emosi, fikiran dan
Berdasarkan hasil penelitian, terbukti
kondisi seseorang menurut Efendi
bahwa hipotesis dalam penelitian ini sesuai
(Tunjungsari, 2011).Stress kerja ini
dengan hasil yang didapatkan yaitu konflik
tampak dari simptom, antara lain emosi
peran ganda memiliki hubungan positif
tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka
yang signifikan dengan stres kerja.
menyendiri, sulit tidur, merokok yang
Hasil diatas sesuai dengan hasil
berlebihan, tidak bisa rileks, cemas,
penelitian yang dilakukan Almasitoh
tegang, gugup, tekanan darah meningkat,
(2011) yang menunjukkan bahwa adanya
dan mengalami gangguan pencernaan
hubungan positif yang signifikan antara
Mangkunegara (2008).
konflik peran ganda dengan peningkatan
Stres kerja merupakan hal yang sangat
stres kerja. Selain itu hasil penelitian ini
perlu untuk dibahas karena ketika para
juga didukung oleh penelitian yang
karyawan mengalami stres kerja akan
dilakukan oleh Indriani (2009) yang
banyak dampak negatif bagi pihak
menyatakan semakin tinggi konflik peran
perusahaan maupun bagi individu itu
yang dimiliki maka semakin tinggi pula
sendiri. Hal ini didukung oleh teori yang
tingkat stres kerja yang dimiliki oleh
dikemukakan oleh Rini (2002) yang
karyawan perempuan.
menyatakan bahwa dampak negatif yang
Beberapa penelitian sebelumnya juga
akan ditimbulkan oleh stres kerja bagi
mendukung hasil penelitian ini yaitu
perusahaan adalah akan terjadinya
penelitian yang dilakukan Murtiningrum
kekacauan, hambatan baik manajemen
(2005), Nart dan Batur (2013) dan Jamadin
maupun operasional kerja, mengganggu
et all (2015) yang menyatakan bahwa ada
aktifitas kerja, menurunkan tingkat
hubungan yang positif antara konflik peran

© 2018 The Authors. Published by Cano Ekonomos

11
Vol . 10 No. 2 Tahun 2021

ganda dengan peningkatan stres kerja pada Anoraga, Pandji. 2006. Psikologi Kerja.
karyawan, yang artinya ketika karyawan Jakarta: Rineka Cipta.
memiliki konflik peran yang tinggi maka
stres kerja yang dimiliki karyawan juga Almasitoh, U.H. 2011. Stres Kerja
akan tinggi. Ditinjau dari Konflik Peran Ganda
Secara keseluruhan, penelitian ini dan Dukungan Sosial pada Perawat.
masih memiliki kelemahan. Penggunaan Jurnal Psikologi Islam, 1, 63-82.
subjek pada penelitian ini dirasa masih Alves, Et. All. 2004. Short Version of the
kurang banyak, ada baiknya jika peneliti “Job Stress Scale”: a Portuguese-
menambahkan jumlah subjek agar Language Adaptation. Jurnal Rev
mendapatkan hasil yang lebih baik. Selain Saude Publica,2,38.
itu, sebagian proses dan situasi
Azwas, S. 2013. Reliabilitas dan Validitas
pengambilan data yang kurang kondusif
Ed IV. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
yaitu kebanyakan karyawan mengisi
angket ketika berada dilingkungan kerja Baskoro, A. 2015. Peluang, Tantangan,
yang kemungkinan tidak fokus saat dan Resiko Bagi Indonesia dengan
mengerjakan karena masih kepikiran pada Adanya Masyarakat Ekonomi Asean.
pekerjaan yang belum diselesaikan CRSM Indonesia.
sebelumnya. Kemudian saat pengambilan http://www.crsmindonesia, Diakses
data tidak adanya peneliti disamping tanggal 28 Februari 2015.
subjek pada saat mengisi kuesioner
membuat subjek tidak dapat menanyakan Batur, O. Nart, S. 2013. The relation
hal apa yang tidak dipahami dari between work-family conflict, job
pertanyaan yang ada dalam kuesioner stress, organizational commitment
sehingga memungkinkan ketika mengisi and job performance: A study on
subjek mempersepsikan sendiri maksud turkish primary teachers. Journal of
dari pertanyaan tersebut, hal ini Research on Education, 2, 72-81.
mempengaruhi keakuratan jawaban yang
dipilih subjek. Benyamin. 2013. Hubungan Konflik
Dari beberapa penjabaran dan Peran Ganda dengan Stres Kerja
penjelasan diatas menunjukkan bahwa Pada Karyawati di CV. Semoga Jaya
ketika konflik peran ganda yang dialami Samarinda. Skripsi (Tidak
seseorang itu tinggi makanya tingkat stres Diterbitkan). Samarinda: Fakultas
kerjanya juga akan tinggi. Begitu juga Psikologi.
sebaliknya ketika ketika seseorang
memiliki konflik peran yang rendah maka Budiarti. 2011. Hubungan Antara stres
tingkat stres kerja yang dimilikinya juga Kerja dan Work Family Conflict
rendah. Kemudian Peneliti mengharapkan Pada Ibu Berperan Ganda. Skripsi
agar peneliti selanjutnya menggali lebih (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta:
dalam tentang subjek penelitian . Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial
Kemudian melakukan uji beda apakah ada Budaya.
perbedaan stres kerja pada karyawan laki-
laki dan perempuan dalam berbagai Cahyandaru, P. Prawira, Y. 2013.
macam setting pekerjaan. Implementasi Prinsip-Prinsip
CEDAW Dalam Penenganan
Kekerasan Pada Perempuan di Spek-
Ham Solo. Jurnal Hukum UNS.
DAFTAR PUSTAKA

© 2018 The Authors. Published by Cano Ekonomos

12
Vol . 10 No. 2 Tahun 2021

Dhania, D.R. 2010. Pengaruh Stres Kerja, of Applied Management Studies, Vol
Beban Kerja Terhadap Kepuasan 8, No 1.
Kerja (Studi Pada Medical
Representatif di Kota Kudus). Junal Mangkunegara. 2005. Sumber Daya
Psikologi Universitas Muria, Manusia perusahaan. Bandung:
Vol 1, No 1. Remaja Rosdakarya.

Diansari, E. 2006. Hubungan Antara Matondang, Z. 2009. Validitas dan


Konflik Pada Wanita Peran Ganda Reabilitas Suatu instrumen
Dengan Aspirasi Karier. Skripsi Penelitian. Jurnal Tabularasa
(Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: PPS Unimed Vol.6 No.1.
Fakultas Psikologi dan Ilmu
Sosial Budaya Munandar. 2008. Psikologi Industri dan
Organisasi. Jakarta : UI-Press.
Fratiwi,W. 2010. Work-Family Conflik
Ditinjau Dari Tuntutan Pekerjaan Murtiningrum, A. 2005. Analisis Konflik
Pada Perempuan Berperan Ganda DI Pekerjaan-Keluarga Terhadap Stres
Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Kerja Dengan Dukungan Sosial
Bengkalis. Skripsi (Tidak Sebagai Variabel Moderasi. Tesis
Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas (Tidak Diterbitkan). Semarang:
Psikologi dan Ilmu Sosial Program Studi Magister Manajemen
Budaya. Program Pascasarjana
Handoko, T.H. 2008. Manajemen Nelson & Burke. 1995. Gender Work
Personalia dan Sumber Daya Stress And Health. Amerika:
Manusia Ed 2. Yogyakarta: BPFE. American Psychological
Association.
Indriyani, A. 2009. Pengaruh Konflik
Peran Ganda dan Stres Kerja
Poelmans, Stevens. 2001. Individual and
Terhadap Kinerja Perawat Wanita
OrganizationalIssues in Work-
Rumah Sakit. Tesis (Tidak
FamilyConflict.Research
Diterbitkan). Semarang: Program
Paper.University of Navarra.
Studi Magister Manajemen Program
Pascasarjana.
Rice, P.L. (1992). Stress and Health 2nd.
Jacobus, O.A. Rusnawati, E. 2013. Konflik California: Wadsworth, Inc.
Antara Pekerjaan dan Keluarga,
Stres Kerja Terhadap Kinerja Rini, Jacinta F. 2002. Stres Kerja. Jakarta:
Perawat Wanita Pada Rumah Sakit Team e-psikologi.com.
Bhetesda Yogyakarta. Jurnal http://www.epsikologi.com/masalah/
Forum Ilmiah, Vol 10, No 1. stres.htm, diakses 15 april 2014.

Jamadin, Et All. 2015. Work - Family Robbins, Judge. 2008. Perilaku


Conflict and Stress: Evidence from Organisasi. Buku 2.Jakarta: Salemba
Malaysia. Journal of Economics, Empat.
Business and Management, Vol. 3, Robbins, S. P. 2006. Perilaku Organisasi.
No. 2. Edisi 10. Alih Bahasa Tim Indeks.
Jakarta: PT. Indeks Kelompok
Lu, l. 1999. Work motivation, job stress Gramedia.
and employees' well-being. Journal

© 2018 The Authors. Published by Cano Ekonomos

13
Vol . 10 No. 2 Tahun 2021

Sandra, Gary, & Cooper. 2005. Menageral


Stress Are Women More At Risk?.
Amerika: American Psychological
Association.
Santrock, J. W.. 2002. Perkembangan
Masa Hidup. Jakarta : Erlangga.
Triaryati, N. 2003. Pengaruh Adaptasi
Kebijakan Mengenai Work Family
Issue Terhadap Absen Dan
Turnover. Jurnal Manajemen
&Kewirausahaan Vol. 5, No.
1.
Tunjungsari, P. 2011. Pengaruh Stress
Kerja Terhadap Kepuasan Kerja
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
Pada Kantor Pusat PT. Pos Indonesia
(PERSERO). Jurnal Universitas
Komputer Indonesia, Vol 1, No 1.

Weda. 2008. Hubungan Antara


Kecerdasan Emosi Dengan Konflik
Peran Ganda Pada Wanita Karir.
Skripsi (Tidak Diterbitkan).
Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan
Ilmu sosial budaya.

© 2018 The Authors. Published by Cano Ekonomos

14

You might also like