Professional Documents
Culture Documents
Kegiatan Belajar 4 Teori Belajar Konstruktivistik Dan Humanistik
Kegiatan Belajar 4 Teori Belajar Konstruktivistik Dan Humanistik
1. Kompetensi Mahasiswa
Penerapan Teori
Konstruktivistik dalam Proses
Pembelajaran PAK
Menurut Maslow
Penerapan Teori Humanistik
dalam Proses Pembelajaran PAK Menurut Carl R. Rogers
c. Mediasi
Mediasi merupakan tanda-tanda atau lambang-lambang yang digunakan
seseorang untuk memahami sesuatu di luar pemahamannya. Ada dua jenis mediasi
yang dapat mempengaruhi pembelajaran yaitu, (1) mediasi semiotik, di mana tanda-
tanda atau lambang-lambang yang digunakan seseorang untuk memahami sesuatu di
luar pemahamannya ini didapat dari hal yang belum ada di sekitar kita, kemudian
dibuat oleh orang yang lebih paham untuk membantu mengonstruksi pemikiran kita
dan akhirnya kita menjadi paham terhadap hal yang dimaksudkan, (2) Scoffalding di
David Allen Kolb seseorang mampu atau dapat mengalami suatu peristiwa
Sumber: www.toolshero.com
atau suatu kejadian sebagaimana adanya. Ia dapat melihat
dan merasakannya, dapat menceritakan peristiwa tersebut sesuai dengan apa yang
dialaminya. Namun dia belum memiliki kesadaran tentang hakikat dari peristiwa
tersebut. Ia hanya dapat merasakan kejadian tersebut apa adanya, dan belum dapat
memahami serta menjelaskan bagaimana peristiwa itu terjadi. Ia juga belum dapat
memahami mengapa peristiwa tersebut harus terjadi seperti itu. Kemampuan inilah
yang terjadi dan dimiliki seseorang pada tahap paling awal dalam proses belajar.
b. Tahap Pengamatan Aktif dan Reflektif
Tahap kedua dalam peristiwa belajar adalah bahwa seseorang makin lama akan
semakin mampu melakukan observasi secara aktif terhadap peristiwa yang
dialaminya. Ia mulai berupaya untuk mencari jawaban dan memikirkan kejadian
tersebut. Ia melakukan refleksi terhadap peristiwa yang dialaminya, dengan
mengembangkan pertanyaan-pertanyaan bagaimana hal itu bisa terjadi, dan mengapa
hal itu mesti terjadi. Pemahamannya terhadap peristiwa yang dialaminya semakin
berkembang. Kemampuan inilah yang terjadi dan dimiliki seseorang pada tahap
kedua dalam proses belajar.
c. Tahap Konseptualisasi
Tahap ketiga dalam peristiwa belajar adalah seseorang sudah mulai berupaya
untuk membuat abstraksi, mengembangkan suatu teori, konsep, atau hukum dan
prosedur tentang sesuatu yang menjadi objek perhatiannya. Berpikir induktif banyak
dilakukan untuk merumuskan suatu aturan umum atau generalisasi dari berbagai
contoh peristiwa yang dialaminya. Walaupun kejadian-kejadian yang diamati tampak
b. Kelompok Reflektor
Mereka yang termasuk dalam kelompok reflektor mempunyai kecenderungan
yang berlawanan dengan mereka yang termasuk kelompok aktivis. Dalam melakukan
suatu tindakan, orang-orang tipe reflektor sangat berhati-hati dan penuh
pertimbangan. Pertimbangan-pertimbangan baik-buruk dan untung-rugi, selalu
diperhitungkan dengan cermat dalam memutuskan sesuatu. Orang-orang demikian
tidak mudah dipengaruhi, sehingga mereka cenderung bersifat konservatif.
c. Kelompok Teoris
Kelompok ini adalah orang yang memiliki kecenderungan yang sangat kritis, suka
menganalisis, selalu berpikir rasional dengan menggunakan penalarannya. Mereka
tidak menyukai pendapat atau penilaian yang sifatnya subjektif. Dalam melakukan
atau memutuskan sesuatu, kelompok teoris penuh dengan pertimbangan, sangat
skeptis dan tidak menyukai hal-hal spekulatif. Mereka tampak lebih tegas dan
mempunyai pendirian yang kuat, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh pendapat
orang lain.
3.5.4 Teori Belajar Menurut Benjamin Samuel Bloom (1913-1999) dan David
Krathwohl (1921-2016)
Selain tokoh-tokoh di atas, Bloom dan Krathwohl juga
termasuk penganut aliran humanis. Benjamin Samuel Bloom
adalah seorang psikolog pendidikan Amerika yang
memberikan kontribusi pada klasifikasi tujuan pendidikan dan
teori pembelajaran penguasaan. Dia terkenal karena psikologi
pendidikan untuk mengembangkan sistem yang komprehensif
untuk menggambarkan dan menilai hasil pendidikan pada
Maslow berargumen bahwa seseorang tidak akan mencapai tingkat yang lebih
tinggi sebelum tercapai kebutuhan di bawahnya. Misalnya, perhatian dan motivasi
belajar tidak mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar peserta didik belum
terpenuhi.
Carl R. Rogers bersumber pada diri peserta didik. Guru bertugas untuk
Sumber:notesread.com membangkitkan motivasi belajar dalam diri siswa.
Roger membedakan dua ciri belajar, yaitu: (1) belajar yang bermakna dan (2)
belajar yang tidak bermakna. Belajar yang bermakna terjadi jika dalam proses
pembelajaran melibatkan aspek pikiran dan perasaan peserta didik, dan belajar yang
tidak bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran
akan tetapi tidak melibatkan aspek perasaan peserta didik.