Professional Documents
Culture Documents
Essay Latihan Hukum Internasional
Essay Latihan Hukum Internasional
MODUL 9-11
KELOMPOK 2 :
Sebagai negara berkembang yang bukan merupakan aktor utama dalam dunia
perantariksaan (non-space faring nation) serta masih sibuk bergulat dengan
pemberantasan korupsi dan kemiskinan, sangat wajar jika hukum angkasa (space
law) masih terasa asing bagi Indonesia. Baik kegiatan maupun riset Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) memang bukanlah tandingan
NASA, European Space Agency (ESA), atau perusahaan swasta milik Elon Musk
dan Richard Branson yang telah melakukan penerbangan sub-orbital (sub-orbital
flights) dengan SpaceShipTwo dan akan mengeksplorasi Bulan dan Mars (space
mining) dalam waktu dekat. Sebagai gambaran singkat kita penting mempelajari
hukum udara agar kita mengetahui peraturan tudak hanya berlaku di darat tetapi
juga di udara pun ada , dengan keberhasilan penyelenggaraan penerbangan sub-
orbital berpotensi untuk dikembangkan menjadi penerbangan komersial
berjadwal; dimana rute London-Sydney dapat ditempuh hanya dalam waktu dua
jam.
Saat ini kegiatan antariksa yang berhubungan erat dengan Indonesia adalah
pengoperasian satelit. Berdasarkan ketinggian, terdapat empat ruang bagi satelit di
ruang angkasa; Geo Stationary Orbit (GSO) adalah yang paling spesial mengingat
periode rotasinya sama dengan bumi. Berada di ketinggian sekitar 35.787 km di
atas garis khatulistiwa, satelit seolah-olah membayangi suatu wilayah secara
statis. Hal ini menjadikan GSO sangat vital bagi negara kepulauan untuk merajut
jaringan komunikasinya maka dari itu kita harus menpelajari Hukum udara lebih
dalam.
Hukum udara adalah hukum dan regulasi yang mengatur penggunaan ruang udara
yang bermanfaat bagi penerbangan, kepentingan umum, dan bangsa-bangsa di
dunia.
3. Paris Convention (Tahun 1919) adalah instrumen hukum pertama tentang hukum
udara, mengapa diadakan di paris Convention ?
Bermula penemuan alat transportasi udara berawal pada tahun 1783, ketika Pilatre
De Rozier meluncurkan penerbangan balon udara panas pertama di Paris yang dua
bulan kemudian diikuti dengan percobaan penerbangan balon udara pertama yang
dinaiki oleh manusia yang dibuat oleh Montgolfier bersaudara. Kemudian pada
tahun 1785, Jean Pierre Blanchard, bersama rekannya yang berkewarganegaraan
Amerika, John Jeffries melakukan pernerbangan yang dianggap sebagai langkah
pertama dalam penerbangan jarak jauh dengan menggunakan balon udara panas.
maka dari itu seluruh negara menyetujui Konvensi Paris tahun 1919 berusaha
untuk menentukan pertanyaan ini sebagai bagian dari proses pembingkaian asumsi
konvensi, dan diputuskan bahwa setiap negara memiliki kedaulatan mutlak atas
wilayah udara di atas wilayah dan perairannya.
5. Apa yang dimaksud dengan “freedom of tahune air” di manakah prinsip tersebut
ditentukan ?
Salah satu cara yang dapat dimanfaatkan pemerintah adalah memberikan 8th &
9th Freedom of the Air kepada maskapai asing untuk terbang di Indonesia.
Freedom of the Air atau Hak Kebebasan Udara adalah salah satu bentuk manfaat
dari hubungan bilateral ataupun multilateral antarnegara di dalam dunia
penerbangan yang dibagi menjadi 9 hak.
prinsip ini di tentukan pada saat prinsip convention chicago
KB 2
Jawaban
1. A. Dalam hukum udara berlaku prinsip kedaulatan wilayah udara sedangkan dalam
hukum angkasa tidak diakui adanya kedaulatan di ruang angkasa.
B. Dalam hukum angkasa tidak atau belum ada definisi Space Aircraft sebagaimana
halnya dalam hukum udara terdapat pengertian tentang pesawat udara
3. Definisi hukum angkasa yang diberikan Priatna Abdul rasyad adalah hukum ruang
angkasa adalah seperangkat ketentuan hasil dari penerapan yang berlaku atau
penganalogian maupun penciptaan hukum baru yang mengatur kegiatan manusia
dalam rangka eksplorasi dan eksploitasi ruang angkasa untuk kepentingan perdamaian
dan kemanusiaan
Jawab
1. Ciri-ciri yang dikemukakan oleh Leroy Bennet adalah:
a) A permanent organization to carry on a continuing set of functions
b) Voluntary membership of eligible parties
c) Basic instrument stating goals, structure and methods of operation
d) A broadly representative consultative conference organ
e) Permanent secretariat to carry on continous administrative, and information
functions.
2. Hubungan nya yaitu:
a) Sebagai subjek hukum internasional;
b) Membantu pembentukan hukum internasional;
c) Sebagai forum untuk membicarakan, mencari jalan yang dihadapi oleh
anggotanya;
d) Sebagai alat untuk memaksakan agar kaidah hukum internasional ditaati suatu
organisasi internasional.
3. Di dalam praktek prinsip-prinsip keanggotaan dari suatu organisasi internasional
tergantung pada maksud dan tujuan suatu organisasi internasional, fungsi yang akan
dilaksanakan dan apakah yang diharapkan dari organisasi internasional tersebut.
Prinsip keanggotaan dapat dibedakan antara yang universalis dan terbatas. Dalam
sistem universalis tidak membedakan antara sistem politik, ekonomi ataupun
pemerintahan anggotanya.
4. Masalah yang menyebabkan organisasi internasional itu bubar karena:
a) Tujuan organisasi internasional itu telah tercapai;
b) Berdirinya organisasi baru yang menggantikan tugas organisasi yang lama.
5. Setiap organisasi internasional mempunyai organ/alat perlengkapan utama yang
mempunyai tugas untuk mencapai tujuan organisasi internasional tersebut. Ada
organ/alat perlengkapan utama dimana semua anggota organisasi internasional
mempunyai wakilnya. Organ/alat perlengkapan utama ini biasanya disebut Majelis
Umum dari PBB, General Conference, Majelis. Disamping organ/alat perlengkapan
utama kalau dianggap perlu dapat dibentuk organ/alat perlengkapan tambahan untuk
membantu organ/alat perlengkapan utama.
6. Dalam suatu organisasi internasional yang mempunyai negara anggota yang banyak
maka utusan dari negara anggota harus dapat menunjukkan bahwa mereka mewakili
negaranya secara sah, yaitu dengan menunjukkan credential.
7. Bentuk-bentuk keputusan dari suatu organisasi internasional dapat berbentuk resolusi,
rekomendasi, deklarasi, konvensi dan peraturan yang mengikat.
8. Pembiayaan suatu organisasi internasional dapat berupa pembiayaan administrasi
(gaji pegawai, biaya percetakan, biaya untuk sidang telepon, alat komunikasi dll.
Selain itu ada biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan kebijakan organisasi).
KB 2
1. Menurut saudara usaha masyarakat internasional untuk meemlihara perdamaian dan
keamanan internasional dengan mendirikan LBB ternyata gagal. Menurut saudara
mengapa LBB gagal membawa misinya?
2. Apakah menurut saudara saat ini PBB memang dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat internasional untuk mencapai perdamaian dan keamanan internasional?
Bahasan saudara harus jelas apa yang menjadi dasar alasan saudara?
JAWAB
1. Liga Bangsa-Bangsa atau LBB gagal menciptakan perdamaian dan mencegah
terulangnya perang dunia karena tidak memiliki kekuatan untuk memaksakan
keputusannya kepada negara-negara yang melanggar ketentuan LBB. Selain itu juga
karena banyaknya benturan kepentingan antara negara anggotanya.
JAWAB
1. Keberadaan ASEAN selama lebih dari40 tahun (berusia 44 tahun pada 8 Agustus
2011) di satu sisi telah dianggap penting bagi kemajuan negara-negara anggotanya
dan terciptanya stabilitas kawasan Asia Tenggara, namun di sisi lain dianggap belum
menyentuh langsung kepada kepentingan masyarakat ASEAN. Hal ini dikarenakan
A$EAN dalam perjalanan keorganisasiannya dianggap elitis (hanya menekankan
hubungan antarpemerintah) dan kurang memerhatikan partisipasi masyarakatnya.
2. Masa depan ASEAN belum menggembirakan. Masa depan ASEAN belum bisa
diharapkan karena secara ekonomi dan militer belum mapan. Negara-negara ASEAN
masih memiliki ketergantungan yang tinggi dalam urusan ekonomi dan militer dari
kekuatan lain, seperti China dan Amerika Serikat. Hal inilah yang menyebabkan
masing-masing negara ASEAN juga memiliki kepentingan dan agenda sendiri-sendiri
terhadap kekuatan-kekuatan itu. Demi kepentingan dan agenda itu, para pemimpin
ASEAN sendiri rela melanggar kesepakatan diantara negara ASEAN yang sudah
diteken.
MODUL 11
KB 1
1. Jelaskan bagaimana penyelesaian sengketa melalui negosiasi dilakukan oleh
negara-negara untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi diantara mereka!
2. Jelaskan perbedaan penyelesaian sengketa melalui "komisi penyelidik" dan
melalui "kpmisi konsiliasi"!
3. Jelaskan bagaimana kekuatan mengikatnya hasil kerja komisi penyelidik atau
komisi konsiiliasi bagi para pihak yang bersengketa!
4. Jelaskan penyelesaian sengketa yang disarankan dalam piagam PBB, berikan
dasar hukumnya!
5. Berikan contoh kasus yang menerapkan cara negosiasi untuk menyelesaikan
sengketa internasional!
Jawab:
1. Negosiasi dapat dilakukan dengan bertemu muka dalam suatu pertemuan. Cara
penyelesaian sengketa melalui perundingan dapat dilakukan dengan cara
diplomatik dan saluran diplomasi lainnya, konsultasi dan pertukaran pandangan di
antara para pihak yang bersengketa.
4. Berdasarkan pasal 33 ayat (1) piagam PBB penyelesaian sengketa melalui jalur
diplomatik; cara penyelesaian sengketa melalui jalur hukum. Cara-cara
penyelesaian dengan jalur diplomatik mencakup negosiasi, jasa-jasa baik, mediasi,
pe penyelidikan dan konsiliasi
Jawaban:
1. penyelesaian suatu sengketa perdata diluar pengadilan umum yang didasarkan pada
perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa. Hal
ini dijelaskan dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.30/1999 tentang Arbitrase
(UU Arbitrase).
Jawab
Jawab
1. Kewajiban negara untuk membuat perintah dan instruksi kepala anggota angkatan
perangnya yang menunjukkan bahwa Negara “menjamin penghormatan” berarti
bahwa setiap kewajiban hukum yang diatur dalam Hukum Humaniter Internasional
harus menjadi bagian dari hukum positif negara anggota konvensi.
2. Pasal 2 ayat (2) menyatakan bahwa konvensi berlaku untuk semua peristiwa
pendudukan, sedangkan Pasal 3 berlaku saat terjadi konflik bersenjata
3. Dalam ketentuan bersama konvensi, diatur mengenai kewajiban bekerja sama dengan
Negara Perlindungan (Protecting Power). Komite internasional Palang Merah dan
organisasi humaniter lainnya juga diperbolehlan melakukan kegiatan-kegiatan
kemanusiaan saat terjadi konflik bersenjata internasional maupun noninternasional.
4. Ketentuan hukum dalam Konvensi I dan II berlaku untuk orang-orang yang sudah
luka dan sakit, yang termasuk dalam enam golongan seperti anggota angkatan perang
dari suatu pihak dalam pertikaian, juga anggota-anggota milisi atau barisan sukarela,
yang merupakan bagian dari angakatan perang
5. Jenewa 1949. Artinya secara normative Indonesia mengakui dan menjadi pihak dalam
perjanjian internasional itu sehingga terikat hak dan kewajibannya untuk mematuhi
Hukum Jenewa.