Professional Documents
Culture Documents
LP Gadar Nanda (Atonia Uteri)
LP Gadar Nanda (Atonia Uteri)
Disusun Oleh :
NIM. 200550010
Laporan berjudul:
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena penulisan Laporan ini
dapat diselesaikan dengan baik. diharapkan dapat memberi pengetahuan serta
menambah wawasan bagi siapapun yang membaca makalah ini.
Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun. Atas dukungan moral dan
materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Ibu Nurul Aini ,M.Kes , selaku Direktur Akademi Kebidanan Jember.
2. Ibu Nunik Hindrawati,M.MKes selaku pengajar mata kuliah Asuhan
persalinan Akademi Kebidanan Jember.
3. Ibu Nunik Hindrawati,M.Kes selaku Walikelas tingkat 2 Akademi
Kebidanan Jember.
4. Teman-teman tingkat 2 Akademi Kebidanan Jember.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, terutama bagi
penulis sendiri untuk mempermudah pemahaman dan peningkatan pengetahuan.
Tim Penulis
II
DATAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang………………..…………………………...……….….2
1.2 Tujuan Makalah….................................................................................3
1.2.1 tujuan Umum………………………………………………3
1.2.2 Tujuan Khusus…………………………………………….3
1.3 Manfaat …...………………………………………………...………...4
1.3.1 Bagi Institusi...........................................................................4
1.3.2 Bagi Lahan Praktek.................................................................4
1.3.3 Bagi Pasien..............................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA….........................................................................4
2.1 Tinjauan Teori…………...………………..…………………………...5
2.1.1 Pengertian Atonia Uteri…..……...………………….……..5
2.1.2 Klasifikasi Atonia Uteri…………….………………..…....8
2.1.3 Tanda Gejala Atonia Uteri…...……………….………….10
2.1.4 Etiologi Atonia Uteri.................………………………….20
2.1.5 Penatalaksanaan Atonia Uteri………...…………...……..23
2.2 Manajemen Varney…..........................................................................38
2.2.1 Pengkajian Data Subjektif dan Objektif.............................39
2.2.2 Interpretasi Data.................................................................41
2.2.3 Diagnosa Potensial.............................................................42
2.2.4 Antisipasi Penanganan Segera...........................................43
2.2.5 Intervensi............................................................................44
2.2.6 Implementasi......................................................................45
2.2.7 Evaluasi..............................................................................46
DAFTAR PUSTAKA…………………...………………………………………47
III
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Atonia Uteri adalah suatu kondisi dimana Myometrium tidak dapat
berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat
melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali. (Apri, 2017).
1
induksi oksitosin kategori berhasil, 11,1% diantaranya mengalami perdarahan
postpartumsedangkan 36% induksi oksitosin kategori kurang berhasil, 80%
diantaranya mengalami perdarahan postpartum.
Upaya yang dilakukan untuk meengurangi AKI dan AkB Melihat masih
banyaknya kasus persalinan dengan induksi dan pentingnya pemahaman ibu
terhadap usia dan paritas aman dalam kehamilan untuk mencegah terjadinya
perdarahan pascapersalinan yang dapat mengancam jiwa ibu, maka peneliti
akan melakukan penelitian mengenai usia, paritas dan induksi persalinan
terhadap kejadian atonia uteri periode Januari – Juni 2015
1.2 Tujuan
1.2.1 tujuan umum
Melakukan asuhan persalinan dan bayi baru lahir pada ibu bersalin dengan
Sasaran asuhan persalinan ditujukan kepada ibu bersalin dengan atonia uteri
2
1.3.2 tempat praktek
1.4 Manfaat
1.4.1 bagi institusi
Asuhan ini dapat memberikan pemahaman bagimahasiswa DIII Kebidanan
Akademi Kebidanan Jember mengenai Asuhan Persalinan Normal,
sehingga dengan adanya penyusunan laporan diharapkan siswa dapat
meningkatkan Kompetensinya , yang selanjutnya akan meningkatkan mutu
kualitas institusi Akademi Kebidanan Jember.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan teori
2.1.1 pengertian Atonia Uteri
4
2.1.2 Tanda dan Gejala Atonia Uteri
a. Perdarahan pervaginam
Perdarahan yang sangat banyak dan darah tidak merembes. Peristiwa sering
terjadi pada kondisi ini adalah darah keluar disertai gumpalan disebabkan
tromboplastin sudah tidak mampu lagi sebagai anti pembeku darah
b. Konsistensi rahim lunak
Gejala ini merupakan gejala terpenting/khas atonia dan yang membedakan
atonia dengan penyebab perdarahan yang lainnya
c. Fundus uteri naik
d. Terdapat tanda-tanda syok
1) nadi cepat dan lemah (110 kali/ menit atau lebih)
2) tekanan darah sangat rendah : tekanan sistolik < 90 mmHg
3) pucat
4) keriangat/ kulit terasa dingin dan lembap
5) pernafasan cepat frekuensi 30 kali/ menit atau lebih
6) gelisah, binggung atau kehilangan kesadaran
7) urine yang sedikit ( < 30 cc/ jam)
5
grandemultiparitas merupakan faktor resiko independen untuk terjadinya
perdarahan post partum.
6
i. Kesalahan penatalaksanaan kala III persalinan.
Faktor ini tetap menjadi penyebab perdarahan pasca partum yang
paling sering. Gesekan fundus atau manipulasi uterus dapat
mencetuskan terjadinya kontraksi aritmik sehingga plasenta hanya
sebagian terpisah dan kehilangan retraksi.
j. Kandung kemih penuh : kedekatannya dengan uterus di dalam
abdomen setelah kala II persalinan dapat mengganggu kerja uterus.
Hal ini juga merupakan kesalahan
k. Riwayat perdarahan pasca partum atau retensi plasentaTerdapat
resiko kekembuhan pada kehamilan berikutnya. riwayat obstetric
yang detail yang diperoleh pada pemeriksaan neonatal yang pertama
akan memastikan dilakukannya pengaturan agar ibu dapat
melahirkan di unit konsultan.
l. Paritas tinggi pada setiap kehamilan
Jaringan fibrosa menggantikan serat otot di dalam uterus. Hal ini
akan menurunkankontraktilitasnya dan pembuluh darah menjadi
lebih sulit dikompresi. Ibu yang pernah mengalami lima kelahiran
atau lebih, mengalami peningkatan resiko.
m. Fibroid (fibromiomata)
Fibroid normalnya adalah tumor benigna yang terdiri atas otot dan
jaringan fibrosa. Yang dapat mnggangu efektifitas kerja uterus.
n. Anemia
Ibu yang memasuki persalinan dengan konsentrasi hemoglobin yang
rendah (dibawah 10 gr/dl) dapat mengalami penurunan yang lebih
cepat lagi jika terjadi perdarahan, bagaimanapun kecilnya anemia
berkaitan dengan debilitas yang merupakan penyebab lebih
langsung terjadinya atonia uterus.
o. Ketosis
Pengaruh ketosis terhadap kerja uterus masih belum jelas. Fouleks
& Dumoulin mengemukakan bahwa dalam sejumlah orang yang
terdiri atas 3500 wanita, 40% mengalami ketonuria selama
persalinan. Mereka melaporkan bahwa jika persalinan mengalami
7
kemajuan yang baik, hal ini tampaknya tidak membahayakan
kondisi janin atau ibu. Namun demikian, terdapat hubungan yang
segnifikan antara ketosis dan kebutuhan penambahan oksitosin,
pelahiran dengan bantuan alat dan perdarahan pasca partum jika
persalinan berlangsung lebih dari 12 jam. Oleh karena itu, koreksi
ketosis dianjurkan dan dapat difasilitasi dengan memastikan bahwa
ibu mendapatkan asupan cairan dan nutrisi yang agak padat sesuai
toleransi selama persalinan. Tidak ada yang menunjukan bahwa
batasan makanan atau cairan perlu dilakukan perjalanan normal
p. Persalinan yang diinduksi atau dipercepat dengan oksitosin
q. Multiparitas yang sangat tinggi
r. Umur
Ibu dengan usia yang terlalu muda dan terlalu tua serta keadaan
umum ibu yang jelek, anemis, atau menderita penyakit menahun.
Terjadinya peningkatan kejadian atonia uteri sejalan dengan
meningkatnya umur ibu yang diatas 35 tahun dan usia yang
seharusnya belum siap untuk dibuahi. Hal ini dapat diterangkan
karena makin tua umur ibu, makin tinggi frekuensi perdarahan yang
terjadi (Prawirihardjo, 2016)
s. Jarak kehamilan yang dekat (kurang dari dua tahun).
t. Bekas operasi Caesar.
u. Pernah abortus (keguguran) sebelumnya.
Bila terjadi riwayat persalinan kurang baik, ibu sebaiknya
melahirkan dirumah sakit, dan jangan di rumah sendiri.Dapat terjadi
akibat melahirkan plasenta dengan memijat dan mendorong uterus
kebawah sementara uterus belum terlepas dari tempat implannya
atau uterus.Perdarahan yang banyak dalam waktu singkat dapat
diketahui. Tetapi, bila perdarahan sedikit dalam waktu banyak tanpa
disadari, pasien (ibu) telah kehilangan banyak darah sebelum ibu
tanpak pucat dan gejala lainnya. Perdarahan karena atonia uteri,
uterus tanpak lembek membesar (Anik-Yulianingsih 2019)
8
Banyaknya darah yang hilang akan mempengaruhi keadaan umum pasien.
Pasien bisa masih dalam keadaaan sadar, sedikit anemis, atau sampai syok
berat hipovolemik. Tindakan pertama yang harus dilakukan tergantung pada
keadaaan klinisnya.
9
7 Berikan ergometrin 0,2 mg IM Ergometrin dan misopostrol akan
(kontraindikasi hipertensi) atau bekerja dalam 5-7 menit dan
misopostrol 600-1000 mcg menyebabkan kontraksi uterus
8 Pasang infus menggunakan jarum Jarum besar memungkinkan
16 atau 18 dan berikan 500cc pemberian larutan IV secara cepat
ringer laktat + 20 unit oksitosin. atau tranfusi darah. RL akan
Habiskan 500 cc pertama secepat membantu memulihkan volume
mungkin cairan yang hilang selama
perdarahan.oksitosin IV akan cepat
merangsang kontraksi uterus.
9 Ulangi kompresi bimanual KBI yang dilakukan bersama
internal dengan ergometrin dan oksitosin
atau misopostrol akan membuat
uterus berkontraksi
10 Rujuk segera Jika uterus tidak berkontaksiselama
1 sampai 2 menit, hal ini bukan
atonia sederhana. Ibu membutuhkan
perawatan gawat darurat di fasilitas
yang mampu melaksanakan bedah
dan tranfusi darah
11 Dampingi ibu ke tempat rujukan. Kompresi uterus ini memberikan
Teruskan melakukan KBI tekanan langung pada pembuluh
darah dinding uterus dan
merangsang uterus berkontraksi
12 Lanjutkan infus RL +20 IU RL dapat membantu memulihkan
oksitosin dalam 500 cc larutan volume cairan yang hilang akibat
dengan laju 500 cc/ jam sehingga perdarahan. Oksitosin dapat
menghabiskan 1,5 I infus. merangsang uterus untuk
Kemudian berikan 125 cc/jam. berkontraksi.
Jika tidak tersedia cairan yang
cukup, berikan 500 cc yang kedua
10
dengan kecepatan sedang dan
berikan minum untuk rehidrasi
11
Agama : Untuk mengetahui kepercayaan yang
dianutnya dalam rangka memudahkan
dalam memberikan asuhan
2. Keluhan
Ibu dengan Atonia Uteri Akan tidak adanya Kontraksi, Perdarahan
pervaginam,Perdarahan yang sangat banyak dan darah tidak merembes,
Konsistensi rahim lunak,Fundus uteri naik, Terdapat tanda-tanda syok,
nadi cepat dan lemah
3. Riwayat kehamilan yang lalu
Ibu dengan jarak kehamilan kurang dari 2 tahun juga menjadi sebab
adanya Atonia uteri karena organ organ termasuk uterus belum kembali
sempurna
4. Riwayat Obstetri (Jika kehamilan kedua/lebih)
Ibu dengan paritas Tinggi akan menjadi salah satu factor Atonia
Uteri,karena jika melahirkan lebih dari 5x maka Rahim dan kontraksi
uterusnya menurun
5. Kegiatan terakhir
Nutrisi : dikaji ibu sudah makan dan minum atau tidak sebelum
bersalin agar tidak terjadi kekurangan tenaga saat
melahirkan
Eliminasi : dikaji ibu apakah sudah bak atau tidak karena kandung
kemih yang penuh mempengaruhi HIS
12
a. Macam Penyulit Kehamilan
Ibu yang pernah abortus, dan kelainan dalam placenta seperti placenta
previa , gemeli akan menjadi salah satu faktorAtonia uteri
b. Macam Penyulit Persalinan
Adanya retensio placenta, abrupsio placenta, perdarahan ,persalinan
lama dan partus presipitatus menjadi faktor adanya Atonia Uteri
6. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan ibu dikaji karena ibu dengan riwayat gemeli bisa
menjadi salah satu factor terjadinya Atonia uteri
Jantung Ginjal Asma Hepatitis
DM Hipertensi HIV TBC
Gemeli
B. Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Pada ibu dengan Atonia Uteri Keadaan nya lemah
karena kehilangan banyak darah saat persalinan
dengan Atonia Uteri
b. Kesadaran :Ibu dengan Atonia Kesadarannnya Apatis-
Somnolen karena Ibu sudah kehilangan banyak
darah dan syok
c. Keadaan emosional : Ibu dengan Atonia Uteri keadaan
Emosionalnya cemas ,dan termasuk pada tanda tanda syok akibat
perdarahan karena Atonia Uteri
d. TTV
13
1) TD : pada ibu dengan atonia uteri tekanan sistolik rendah
<90mmHg yang termasuk pada gejala syok akibat
perdarahan karena Adinia Uteri
2) Nadi : pada ibu dengan Atonia Uteri nadi cepat dan lemah
(110/menit atau lebih) yang termasuk pada gejala syok
akibat perdarahan karena Atinia Uteri
3) RR : pada ibu dengan Atonia uteri nafas cepat (30x/mnt atau
lebih) yang termasuk pada gejala syok akibat
perdarahan karena Atinia Uteri
2. Pemeriksaan fisik
a. Wajah : pada ibu dengan Atonia Uteri wajahnya pucat
karena sudah kehilangan banyak darah dan terjadi
syok
b. Mata : Konjungtiva pada ibu dengan atonia uteri pucat
karena tanda tanda syok akibat perdarahan
c. Abdomen : ibu dengan Atonia uteri ada riwayat bekas SC,
fundus uteri teraba semakin tinggi (naik) ,
konsistensi rahim lunak
Leopod : untuk menentukan tfu, jika tfu semakin nak maka
curiga adanya Atonia Uteri
HIS :ibu dengan Atonia Uteri yaitu his tidak ada karena
bisa disebabkan retensio placenta, partus
presipitatus , persalinan lama,kandung kemih penuh,
,bekas CS, riwayat Abortus
:
d. Ano-Genetalia
1) Keluaran : pada ibu dengan Atonia uteri mengalami
perdarahan karena Rahim tidak bisa
berkontraksi
3. Pemeriksaan Penunjang
14
a. Pemeriksaan ultrasonografi,menggambarkan keadaan janin dalam
kandungan
b. CTG : untuk memantau DJJ, pergerakan janin dan kontraksi rahim
c. Pemeriksaan laboratrium : gol.darah, Cek hemoglobin, urine (reduksi
dan protein urin)
Diagnosa :
G= Gravida
Masalah aktual adalah sebuah peristiwa atau hal yang benar benar
terjadi pada masa kini.
15
tekanan sistol<90 mMHg ,
pernapasan cepat ,
4. Konsistensi rahim lunak
5. Fundus Uteri naik
2.7.1 Diagnosa potensial
Bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan rangakaian masalah dan diagnosa yang sudah di
identifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengamati klien
bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah
potensial benar-benar terjadi.
16
Suntik oksitosin agar terjadi
kontraksi uterus
5 lakukan bimanual eksterna
Langkah ini kompresi
bimanual internal
memberikan tekanan
langsung pada pembuluh
darah dinding uterusdan juga
merangsang miometrium
untuk berkontraksi
6 berikan ergometrin
Berikan ergometrin 0,2 mg
IM (kontraindikasi hipertensi)
atau misopostrol 600-1000 m
7 jika placenta tidak lahir maka
lakukan rujukan
8 drip oksitosin 20 unit
dilakukan oleh dokter
2.7.5 Intervensi
Intervensi perencana adalah segala tindakan yang dikerjakan oleh
tenaga kesehatan yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian
klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang diharapkan.
Pengklasifikasian rencana dilakukan berdasarkan analisis kesehatan
(similiarity analysis) dan penilaian klinis (clinical judgement).
Rencana keperawatan yang bersifat multikategori
contoh intervensi :
Keluhan Intervensi
Atonia Uteri 1 Stabilisasi pasien
Untuk mengantisipasi jika terjadi syok karena
perdarahan
17
9 Masase fundus Uteri
Masase fundus merangsang adanya
kontraksi uterus
10 Suntik Oxitosin
Suntik oksitosin agar terjadi kontraksi
uterus
11 lakukan bimanual eksterna
Langkah ini kompresi bimanual internal
memberikan tekanan langsung pada
pembuluh darah dinding uterusdan juga
merangsang miometrium untuk
berkontraksi
12 berikan ergometrin
Berikan ergometrin 0,2 mg IM
(kontraindikasi hipertensi) atau
misopostrol 600-1000 m
13 jika placenta tidak lahir maka lakukan
rujukan
14 drip oksitosin 20 unit dilakukan oleh
dokter
2.7.6 Implementasi
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria
hasil yang diharapkan. (Hidayat, 2016)
Contoh implementasi :
Keluhan Implementasi
Atonia Uteri 1. Mengobservasi keadaan umum vital
sign
18
2. Mengobservasi kontraksi uterus dan
tfu
3. Mengobservasi pengeluaran
pervaginam
2.7.7 Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahapan terakhir dari proses
keperawatan untuk mengukur respons pasien terhadap tindakan
keperawatan dan kemajuan pasien ke arah pencapaian tujuan.
Contoh evaluasi :
Keuhan/komplikasi Evaluasi
Atonia Uteri 1. Ibu dan keluarga paham tentang
keadaan nya sekarang
19
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2017, persalinan, 1 rd edn, bumi medika, Jakarta , hh 1-128
Andriani, M, 2016, buku materi Atonia Uteri , vol. 1, No.1, mei 2016
Amlia, R, 2013, Persalinan normal pada ibu bersalin dengan pAtonia Uteri ,2019
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2004. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan
Ginekologi. Edisi 2. Jakarta: EGC. Manuaba, Ida Bagus Gde. 2001.
Penatalaksanaan Rutin Obstetri dan Ginekologi,dan Keluarga Berencana.
Jakarta: Arcan.
Norwitz, Errol. 2008. At a Glance Obstetri dan Ginekologi. Edisi kedua. Jakarta:
Erlangga.Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
20