You are on page 1of 11

[PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN WISATA BAWAH

JEMBATAN BARITO KAB. BARITO KUALA] TA. 2022

BAB 2 METODOLOGI
PENDEKATAN
2.1. DASAR HUKUM
Adapun dasar hukum dalam penyusunan Masterplan Kawasan Wisata Bawah Jembatan Barito sebagai
berikut:
• Undang-undang No 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman
• Undang-undang No 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya
• Undang-undang No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
• Undang-undang No : 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
• Undang-Undang No : 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
• Undang-undang No : 18 Tahun 1999, tentang Jasa Konstruksi
• Undang-undang No : 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
• PP No : 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No : 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung
• PP No : 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/PRT/M/2014 tentang Penyelengaraan Sistem
Drainase Perkotaan
• Kepmen PU Nomor 378/KPTS/1987 Tentang Pengesahan 33 Standar Konstruksi Bangunan
Indonesia
• Kepmen PU Nomor : 441/KPTS/1998 Tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
• Kepmen PU No : 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Aksesibilitas Pada Bangunan
Umum dan Lingkungan
• Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor
23/PER/M.KOMINFO/04/ 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Urusan Pemerintah Sub
Bidang POS dan Telekomunikasi
• Perda No 6 : Tahun 2006 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

LAPORAN PENDAHULUAN 2-1


[PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN WISATA BAWAH
JEMBATAN BARITO KAB. BARITO KUALA] TA. 2022
• Perda No 7 : Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Bangunan

2.2. METODOLOGI PENDEKATAN


2.2.1. PENDEKATAN LOKASI DENGAN SURVEY
Survei adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur yang sama
pada setiap orang, kemudian semua jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis.
Survei juga merupakan metode menjaring data penduduk dalam beberapa peristiwa demografi atau
ekonomi dengan tidak menghitung seluruh responden yang ada di suatu negara, melainkan dengan
cara penarikan sampel (contoh daerah) sebagai kawasan yang bisa  mewakili  karakteristik  negara 
tersebut. Pertanyaan terstruktur disebut kuesioner. Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan
diberikan kepada responden untuk mengukur variabel-variabel, berhubungan diantara variabel yang
ada, serta dapat berupa pengalaman dan pendapat dari responden. Metode survei biasanya digunakan
untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah, namun peneliti melakukan perlakuan dalam
pengumpulan data (kuesioner, test, wawancara, dan sebagainya), perlakuan yang diberikan tidak sama
pada eksperimen (Sugiyono :2014).

A. DESAIN SURVEI
Mencakup semua aspek dari rancangan survei (perencanaan, persiapan, pengumpulan,
pengolahan, penyajian / diseminasi)
Kriteria desain survei yang baik:
1. Goal orientation
2. Measurability
3. Practically
4. Economy

PERENCANAAN SURVEI / DESAIN SURVEI:


1. Penentuan objek dan tujuan survei
2. Perencanaan
3. Persiapan
4. Pelaksanaan lapangan
5. Pengolahan
6. Penyajian / analisa

LAPORAN PENDAHULUAN 2-2


[PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN WISATA BAWAH
JEMBATAN BARITO KAB. BARITO KUALA] TA. 2022
1. PENENTUAN OBJEK DAN TUJUAN SURVEI
 Secara menyeluruh : Meliputi seluruh aspek dari desain survei serta melihat adanya hubungan
timbal balik antara desingner survey,produsen dan konsumen agar survei berhasil guna dan
berdaya guna.
 Penentuan skala prioritas.: Tidak dapat memenuhi seluruh keinginan konsumen karena
keterbatasan biaya, tenaga, waktu dan desaian  sample

2. PERSIAPAN
 Menjabarkan rinci obyek dan tujuan survei
a. Informasi yang diinginkan  ( Informasi jenis-jenis variable)
b. Domain penelitian, (daerah penelitian yg datanya akan disajikan)
c. Tabulasi, menyajikan data sampai wilayah/menentukan level penyajian data
d. Derajat akurasi/ tingkat ketelitian. (Total error, ditinjau dari sampling error dan non
sampling error)
 Survei mengarah ke longitudinal / crossectional atau repetitive survey
a. Longitudinal survey bertujuan untuk melihat trend.
b. Crossectional Survey bertujuan untuk membandingkan antar variable
 Desain Sampel
a. berkaitan dengan teknik sampling Metode Pengumpulan Data
b. Sebelum menentukan teknik sampling yang sesuai, maka secara menyeluruh perlu
mempunyai gambaran terlebih dahulu tentang :
 Tersedianya kerangka sample yang memenuhi
 Gambaran metode sampling yg diperkirakan dapat diterapkan. (Teknik sampling yang
efisien termasuk cara penarikan sample dan bentuk daftar sample)
 Penentuan prosedur estimasi dan penghitungan sampling error
 Mengkaji antara populasi survei dan target poulasi yang dapat dicapai
 Penentuan Variabel dan Daftar Isian
 Penentuan Organisasi Survei
 Penentuan Jadwal Kegiatan
 Penentuan Biaya
 Pilot Survei
a. Pilot Survei biasanya dilakukan untuk survei dengan skala besar atau sensus.
b. Pilot Survei umumnya terdiri atas:

LAPORAN PENDAHULUAN 2-3


[PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN WISATA BAWAH
JEMBATAN BARITO KAB. BARITO KUALA] TA. 2022
 Uji Coba  kuesioner /materi survei
 Uji coba organisasi lapangan
 Uji coba pengolahan data

3. PERENCANAAN LAPANGAN
Sebelum dimulai pelaksanaan lap.perlu dipersiapkan yg berkaitan dengan pelaksanaan survei,
yaitu:
 Telah ditentukan organisasi survei secara menyeluruh baik lapangan maupun non lapangan
 Telah dipersiapkan berbagai persyaratan petugas, pemilihan petugas,& penentuan beban
tugas.
 Telah ditentukan tahapan kegiatan secara rinci berikut jadwalnya
 Telah disiapkan semua berkaitan dengan materi survei, termasuk persiapan

4. PELAKSANAAN
 Sesuai prosedur dan kriteria ditentukan
 Menentukan daftar sampel
 Mematuhi jadwal waktu
 Meneliti akurasi
 Meneliti nonresponse
 Meneliti kelengkapan dokumen dan daftar isian
 Penyampaian hasil survei

5. PENGOLAHAN
 Menetapkan mekanisme dan prosedur pengolahan termasuk petugasnya
 Membuat panduan pengolahan Koding berdasarkan klasifikasi yang ditentukan
             Editing : pemeriksaan kewajaran data dan konsistensi isian antar variable
 Pengecekan pra komputer (ketelitian data/validasi) dan pemberian kode sesuai panduan
 Perekaman data ke media computer
 Pengecekan pasca komputer (langsung komputerisasi atau dibantu manual)
 Tabulasi dan pengecekannya (termasuk penentuan faktor pengali dan penimbang) dan dikaji
secara khusus termasuk efeknya

LAPORAN PENDAHULUAN 2-4


[PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN WISATA BAWAH
JEMBATAN BARITO KAB. BARITO KUALA] TA. 2022
6. PENYAJIAN / ANALISA
 Publikasi
 Penyajian akurasi hasil survei
 Analisis: Deskriptif, inferensia

2.3. METODOLOGI PELAKSANAAN PERENCANAAN


Metodologi pelaksanaan kegiatan penyusunan Masterplan Kawasan Wisata Bawah Jembatan
Barito, dilaksanakan dengan mekanisme kegiatan sebagai berikut:
1. Survey kondisi
Survey kondisi dilakukan dengan metode pengamatan, pengukuran, pencatatan dan
pendokumentasian.
2. Identifikasi kebutuhan Perencanaan :
 Identifikasi kebutuhan Perencanaan dilakukan dengan metode pengamatan, pengukuran,
pencatatan dan pendokumentasian.
 Penggambaran denah rinci dan identifikasi kebutuhan .
3. Referensi harga material, upah dan peralatan
Dilakukan dengan metode pengumpulan data sekunder (Harga Bahan dan Analisa Harga
Satuan).
4. Optimalisasi dan prioritisasi kebutuhan dengan ketersediaan dana
 Komparasi (perbandingan) nilai total estimasi kebutuhan dengan alokasi dana
 Pelingkupan (Optimasi dan prioritisasi) kebutuhan Perencanaan pembangunan Gua
Baramban.
5. Pembuatan & penyusunan gambar rencana teknis & spesifikasi
 Pembuatan gambar rencana teknis rinci, lengkap dengan dimensi/ukuran, spesifikasi bahan
dan skala gambar yang jelas.
 Penyusunan spesifikasi teknis pelaksanaan dan jadwal rencana kerja
6. Penghitungan Bill Of Quantity (BOQ)/Estimate Engineer (EE)
 Identifikasi semua item pekerjaan
 Estimasi dengan cermat volume setiap item kegiatan
 Perhitungan Bill Of Quantity (BQ)/Estimate Engineer (EE)
yang tersedia.
Di samping perletakan massa bangunan yang didasarkan kepada sumbu-
sumbu pengatur seperti disebutkan diatas, peletakan bangunan juga

LAPORAN PENDAHULUAN 2-5


[PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN WISATA BAWAH
JEMBATAN BARITO KAB. BARITO KUALA] TA. 2022
memperhatikan sky line dan orientasi sinar matahari. Hal ini dimaksudkan
supaya terjadi kesatuan massa solid dan void serta pemanfaatan energi
matahari.
a) Taman dan Ruang Terbuka
Dari analisa tapak terhadap posisi bangunan apabila ada sisa tapak yang tidak
terbangun maka akan dimanfaatkan sebagai ruang luar (taman). Penataan
ruang luar diprioritaskan untuk mempertegas dan memperkuat visual
bangunan sekaligus sebagai elemen yang mendukung kenyamanan visual
dan thermal (khususnya lantai dasar). Kenyamanan visual berupa permainan
level lantai dasar untuk menyesuaikan diri terhadap topografi tapak,
sedangkan ruang luar yang terjadi dimaksudkan sebagai elemen pengikat dan
orientasi bangunan dalam tapak untuk memperjelas integritas dari masing-
masing massa bangunan yang tersebar.
b) Penampilan Bangunan
Penampilan bangunan diarahkan memiliki nuansa kesatuan massa bangunan
agar tidak terjadi kekacauan secara visual. Adapun kesatuan dapat dicapai
melalui penataan elemen :
 Bahan
 Tekstur
 Warna
 Alignment
 Bentuk dan raut
 Padat dan Rongga (Solid – Void)
Sedangkan harmoni secara keseluruhan dapat dicapai melalui :
 Proporsi
 Balance
 Ritme
 Skala
A. PENDEKATAN INTERNAL
1) Deskripsi Kebutuhan Ruang
 Ruang
Dengan kapasitas yang telah ada pertimbangan utama yang harus
diperhatikan adalah kemampuan sirkulasi vertical dalam menampung

LAPORAN PENDAHULUAN 2-6


[PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN WISATA BAWAH
JEMBATAN BARITO KAB. BARITO KUALA] TA. 2022
pengguna bangunan, kemampuan struktur bangunan dalam menerima beban
orang yang banyak, kemampuan penghawaan alami dan buatan dalam
mensuplai udara bersih ke dalam ruangan, serta akustik ruangan juga perlu
diperhatikan.
2) Konsep Pembentukan Ruang
a. Bentuk Ruang
Bangunan Gedung tidak terlepas dari efisiensi dan efektivitas penggunaan
lahan, namun tetap dapat memberikan suasana nyaman. Untuk efisiensi dan
efektivitas hubungan ruang maka sirkulasi one way (satu selasar dapat
melayani dua sisi), maka bentuk persegi empat akan mempermudah lay-out.
b. Besaran Ruang
Besaran ruang untuk ruang-ruang ini didasarkan pada kebutuhan ruang
minimal yang harus dipenuhi terhadap pertimbangan aktivitas, peralatan dan
perlengkapan yang digunakan serta persyaratan kenyamanan fisik dan psikis.
c. Hubungan Ruang
Ruang-ruang yang ada dihubungkan dengan sirkulasi yang ada di setiap lantai
yang diatur agar tidak mengganggu kenyamanan user, baik secara visual
maupun auditif. Sirkulasi ini diletakkan di tengah untuk memudahkan
pencapaian serta efektivitas sirkulasi, jarak capai harus sesingkat mungkin.
d. Organisasi Ruang
Sesuai bentuk site yang ada maka dengan pertimbangan efisiensi dan
efektivitas penggunaan lahan dipilih organisasi ruang linier.
e. Sirkulasi
Sirkulasi yang utama adalah sirkulasi untuk pengguna bangunan, ruang
sirkulasi ini dipertimbangkan terhadap pergerakan pengguna bangunan serta
peralatan-peralatan yang ada.
f. Penghawaan, Cahaya dan Akustik
g. Sistem penghawaan digunakan pada ruang-ruang tertentu sesuai kebutuhan
dengan system penghawaan buatan (AC) dan alami. Volume udara dalam
ruangan harus tercukupi sehingga mendukung tingkat kenyamanan dalam
melakukan kegiatan di dalamnya, untuk itu dimensi bukaan harus sesuai
dengan kebutuhan. AC yang digunakan adalah model Split dengan

LAPORAN PENDAHULUAN 2-7


[PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN WISATA BAWAH
JEMBATAN BARITO KAB. BARITO KUALA] TA. 2022
meletakkan outdoors unit pada tempat yang tidak mengganggu performance
bangunan.
h. Analisis ruang secara komprehensif tidak terlepas dari kebutuhan atas ruang
berdasarkan atas analisis jumlah personil, analisis pola mekanisme kerja
instansi, karakteristik kerja, termasuk juga pola sosial budaya dan faktor
religius (ruang mushalla / tempat ibadah) adalah masukan yang harus di
apresiasi oleh perencana dalam mendesain perencanaan.
2.3.1. STRUKTURAL
A. Sruktur Design
Struktur bangunan yang direncanakan harus memenuhi persyaratan stabilitas, kekuatan dan
kekaluan. Persyaratan ini akan menghasilkan suatu yang memiliki fungsi dan life time yang
optimal, dengan tetap mempertahankan faktor ekonomis
B. Struktur mampu memikul semua beban diperhitungkan berdasarkan Pedoman Perencanaan
Pembebanan untuk Gedung serta Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah
dan Gedung.
Komponen struktur untuk memenuhi persyaratan kekuatan dan layak pakai terhadap berbagai
kombinasi pembebanan memperhitungkan pengaruh antara lain beban mati (D), beban
hidup(L), beban angin (W), dan beban Gempa (E).
C. Beban lateral akibat gempa tidak perlu analisis dinamis karena ketinggian kurang dari 40
meter. Analisis gempa memperhitungkan faktor lokasi bangunan, yaitu letak daerah zona peta
daerah gempa di Indonesia.
D. Analisis Struktur
Menggunakan cara-cara mekanika teknik yang baku, dengan didukung perhitungan komputer.
E. Type Struktur
Bangunan yang bertingkat akan direncanakan dengan struktur beton bertulang adalah yang
terdiri dari portal-portal dengan arah melintang maupun membujur.

2.3.2. ELEKTRIKAL
1. SUMBER DAYA LISTRIK
 Klasifikasi Beban Listrik
Perencanaan sistem kelistrikan harus diawali dengan memperhatikan besaran dan
sifat-sifat beban yang dilayani, termasuk kemungkinan pertumbuhan beban akibat perluasan
bangunan serta jenis peralatan yang ada.

LAPORAN PENDAHULUAN 2-8


[PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN WISATA BAWAH
JEMBATAN BARITO KAB. BARITO KUALA] TA. 2022
 Beban Penerangan
Standar VA/m2 untuk penerangan tergantung pada tingkat iluminasi dan
efensiensi dan perangkat pelengkapnya. Berdasarkan pada IEEE no. 241,
standar tersebut berkisar antara 10 VA/m2 sampai dengan 120 VA/m2. Harga
ini terlalu tinggi dan berdasarkan perkiraan rata-rata penerangan di Indonesia,
diambil standar antar 10 VA/m2 sampai 50 VA/m2, atau rata-rata 25 VA/m2
untuk seluruh bangunan.

2.4. TUGAS PERENCANAAN TIM TEKNIS


Tugas Tim Perencanaan Teknik mencakup hal-hal di bawah ini namun tidak terbatas pada :
 Konsultan perencana harus bertanggung jawab secara professional atas jasa perencanaan
yang berlaku dengan dilandasi dengan pasal 65 Undang-undang Nomor 2 tahun 2017 tentang
jasa konstruksi.
 Secara umum tanggung jawab konsultan perencana adalah :
1. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar hasil
karya perencanaan yang berlaku mekanisme pertanggungan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodir batasan-batasan
yang telah diberikan oleh melakui Kerangka Acuan Kerja dari segi pembiayaan, waktu
penyelesaian dan mutu bangunan yang akan diwujudkan.
3. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi peraturan, standard dan
pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung pada umumnya
dan yang khusus untuk bangunan gedung Negara.
 Koordinasi dan hubungan kerja
Dalam pelaksanaan pekerjaan Perencanaan, Konsultan Perencana wajib melakukan
koordinasi secara aktif dengan Pengguna Jasa atau Tim yang ditunjuk oleh Pengguna Jasa,
baik dalam pendataan maupun perumusan rencana.
 Mereview atau menganalisis semua data yang ada, memberi koreksi-koreksi seperlunya serta
mengambil kuputusan yang harus dilakukan. Desain Bangunan dibuat dengan memanfaatkan
semaksimal mungkin data termasuk studi-studi yang telah ada dan hasil survei data-data yang
telah dilakukan.

LAPORAN PENDAHULUAN 2-9


[PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN WISATA BAWAH
JEMBATAN BARITO KAB. BARITO KUALA] TA. 2022
 Menyiapkan gambar rencana, perhitungan teknik, estimasi volume perkejaan, estimasi biaya,
dokumen tender lengkap dan jadwal setiap pekerjaan dengan mendiskusikan bersama
Pengguna Jasa.
 Membuat rekomendasi dan alternatif disain dalam rangka mengefisienkan biaya fisik konstruksi
nantinya.
 Menyiapkan dan menyusun laporan-laporan lengkap mengenai pekerjaan disain, termasuk
pekerjaan rincikan.

2.5. KERANGKA PEMIKIRAN


Kegiatan jasa konsultansi ini dilaksanakan di Objek Wisata Bawah Jembatan Barito Kab. Barito Kuala
Provinsi Kalimantan Selatan;

2.6. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Ruang Lingkup pekerjaan Penyusunan Masterplan Kawasan Wisata Bawah Jembatan Barito  terbagi
atas lingkup lokasi dan lingkup kegiatan.
 

LAPORAN PENDAHULUAN 2 - 10
[PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN WISATA BAWAH
JEMBATAN BARITO KAB. BARITO KUALA] TA. 2022
Tahap I

PERSIAPAN

Tahap III
Tahap II

DETAIL DESAIN
SURVEI PENDAHULUAN

SURVEY DATA PERENCANAAN DESAIN


BANGUNAN
Konsep
Tampilan
SURVEY DATA Struktur
KONSEP DETAIL PERENCANAAN
Denah dan Siteplan
Potongan memanjang
SURVEY DATA KEBUTUHAN Potongan melintang
UTILITAS Penggambaran
Perhitungan biaya pelaksanaan
fisik

SURVEY TOPOGRAFI DAN


LINGKUP TAPAK

FINAL DESIGN
(DETAIL PERENCANAAN
AKHIR)

PELAPORAN
Tahap IV

Gambar 2.1. Ruang Lingkup Pekerjaan

LAPORAN PENDAHULUAN 2 - 11

You might also like