Professional Documents
Culture Documents
Ektum C-1
Ektum C-1
KELOMPOK 1
Arzy Rizqy Putri Az-Zahra (A22120027)
Winanda (A22120064)
Muhammad Arihidayat (A22120065)
Susanti (A22120074)
Anni Batu (A22120110)
Faktor biotik adalah faktor yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, seperti
tumbuhan, hewan, mikroorganisme, dan manusia. Adapun faktor abiotik merupakan faktor yang
meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor-faktor abiotik yang memengaruhi faktor biotik dalam
ekosistem antara lain cahaya, suhu, air, udara, topografi, dan tanah. Sinar matahari berpengaruh
terhadap proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan dan adaptasi hewan dalam beraktivitas.
Suhu lingkungan memengaruhi adaptasi beberapa makhluk hidup, misalnya pohon jati akan
menggugurkan daunnya untuk mengurangi penguapan saat suhu lingkungannya tinggi. Air
dibutuhkan oleh organisme untuk kelangsungan hidupnya, misalnya dalam proses pertumbuhan
dan sebagai habitat. Udara dapat berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu. Topografi
atau ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di suatu tempat karena
ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda. Tanah
merupakan tempat hidup bagi makhluk hidup dan menyediakan unsur-unsur penting bagi
pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Bentuk Hubungan Antara Tumbuhan
Interaksi antara dua makhluk hidup, sering disebut dengan istilah simbiosis.
Dimana simbiosis merupakan hubungan timbal balik antara dua makhluk hidup yang saling
berdampingan. Ternyata hubungan timbal balik antara kedua makhluk hidup ii dapat
menimbulkan dampak bagi kedua makhluk hidup, baik itu hal yang menguntungkan
maupun merugikan. Simbiosis atau proses interaksi ini, dapat dibagi menjadi 3 simbiosis:
1. Simbiosis parasitisme, merupakan hubungan makhluk hidup dimana satu pihak mendapat
keuntungan dan pihak yang lain akan dirugikan. Contohnya, hubungan antara bunga
raflesia dan inangnya.
2. Simbiosis mutualisme, merupakan hubungan antara makhluk hidup yang saling
menguntungkan. Jadi dari kedua pihak tidak ada yang dirugikan. Contohnya, hubungan
antara jamur dan pohon yang ditumpanginya.
3. Simbiosis komensalisme, merupakan hubungan yang menguntungkan satu pihak,
sedangkan pihak yang lain tidak mendapat keuntungan dan tidak juga dirugikan.
Contohnya, hubungan antara tanaman anggrek dengan tumbuhan inangnya.
Habitat makhluk hidup adalah tempat tinggal berbagai jenis organisme hidup
melaksanakan kehidupannya. Semua makhluk hidup yang ada dimuka bumi ini, saling
membutuhkan organisme yang lain dalam melangsungkan kehidupannya.
C. Tumbuhan Karnivora
Kebanyakan tumbuhan karnivora memakan serangga terbang, mencari makan, atau
merayap. Mereka yang hidup didalam atau disekitar air menangkap mangsa air yang sangat
kecil seperti jentik nyamuk dan ikan kecil. Pada kesempatan langka, beberapa tumbuhan
karnivora tropis bahkan dilaporkan menangkap katak, atau bahkan tikus dan burung.
Tanaman karnivora cenderung tumbuh ditempat yang tanahnya tipis atau kurang nutrisinya
dengan cara menjebak dan mencerna hewan, terutama serangga. Lebih dari 600 spesies dan
subspesies tumbuhan karnivora telah diidentifikasi, meskipun beberapa kini telah punah.
Sama seperti tumbuhan lain yang perlu menarik makhluk lain untuk hal-hal seperti
penyerbukan, tumbuhan karnivora menggunakan strategi berbeda untuk menarik
mangsanya. Beberapa beraroma harum, yang lain berwarna cerah, yang lain memiliki
bagian yang lengket atau licin atau dirancang sedemikian rupa sehingga mangsa sulit
melarikan diri. Tanaman karnivora menggunakan lima strategi dasar penangkap:
1. Perangkap lubang (seperti tanaman kantong semar), dimana mangsanya jatuh ke dalam
gulungan daun yang berisi kumpulan enzim pencernaan dan/atau bakteri dibagian bawah.
2. Perangkap kertas lalat, yang menggunakan bahan lem lengket untuk menahan serangga
yang tidak menaruh curiga.
3. Jebakan jepret (seperti penangkap lalat venus), dimana daunnya benar-benar tertutup untuk
membuat penjara tanaman.
4. Perangkap kandung kemih, yang menggunakan kandung kemih untuk menyedot makhluk
air.
5. Perangkap lobster-pot, yang menggunakan rambut yang mengarah ke dalam untuk
memaksa mangsa menuju enzim pencernaan.
Salah satu contoh tanaman karnivora adalah genus Nepenthes (kantong semar,
bahasa Inggris: Tropical pitcher plant), yang termasuk dalam familia monotipik, terdiri dari
130 spesies dan belum termasuk hibrida alami maupun buatan. Genus ini merupakan
tumbuhan karnivora di kawasan tropis. Tumbuhan ini dapat mencapai tinggi 15-20 m
dengan cara memanjat tanaman lainnya, walaupun ada beberapa spesies yang tidak
memanjat. Pada ujung daun terdapat sulur yang dapat termodifikasi membentuk kantong,
yaitu alat perangkap yang digunakan untuk memakan mangsanya (misalnya serangga,
pacet, anak kodok) yang masuk kedalam, yaitu kantong atas, kantong bawah, dan kantong
roset. Kantong atas adalah kantong dari tanaman dewasa, biasanya berbentuk corong atau
silinder, tidak memiliki sayap, tidak mempunyai warna yang menarik, bagian sulur
menghadap ke belakang dan dapat melilit ranting tanaman lain, kantong atas lebih sering
menangkap hewan yang terbang seperti nyamuk atau lalat, kantong jenis ini jarang bahlan
tidak ditemui pada beberapa spesies.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faktor-faktor abiotik yang memengaruhi faktor biotik dalam ekosistem antara lain
cahaya, suhu, air, udara, topografi, dan tanah. Sinar matahari berpengaruh terhadap proses
fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan dan adaptasi hewan dalam beraktivitas. Suhu
lingkungan memengaruhi adaptasi beberapa makhluk hidup, misalnya pohon jati akan
menggugurkan daunnya untuk mengurangi penguapan saat suhu lingkungannya tinggi. Air
dibutuhkan oleh organisme untuk kelangsungan hidupnya, misalnya dalam proses
pertumbuhan dan sebagai habitat.
Interaksi antara dua makhluk hidup, sering disebut dengan istilah simbiosis.
Dimana simbiosis merupakan hubungan timbal balik antara dua makhluk hidup yang saling
berdampingan. Habitat makhluk hidup adalah tempat tinggal berbagai jenis organisme
hidup melaksanakan kehidupannya. Semua makhluk hidup yang ada dimuka bumi ini,
saling membutuhkan organisme yang lain dalam melangsungkan kehidupannya.
Kebanyakan tumbuhan karnivora memakan serangga terbang, mencari makan, atau
merayap. Mereka yang hidup didalam atau disekitar air menangkap mangsa air yang sangat
kecil seperti jentik nyamuk dan ikan kecil. Pada kesempatan langka, beberapa tumbuhan
karnivora tropis bahkan dilaporkan menangkap katak, atau bahkan tikus dan burung.
Tanaman karnivora cenderung tumbuh ditempat yang tanahnya tipis atau kurang nutrisinya
dengan cara menjebak dan mencerna hewan, terutama serangga. Lebih dari 600 spesies dan
subspesies tumbuhan karnivora telah diidentifikasi, meskipun beberapa kini telah punah.
Sama seperti tumbuhan lain yang perlu menarik makhluk lain untuk hal-hal seperti
penyerbukan, tumbuhan karnivora menggunakan strategi berbeda untuk menarik
mangsanya.
DAFTAR PUSTAKA