You are on page 1of 7

TUGAS EKOLOGI TUMBUHAN

PENGARUH FAKTOR BIOTIK


Dosen Pengampu : Dr. Ir. Samsurizal M. Suleman, M.Si., C.EIA.

KELOMPOK 1
Arzy Rizqy Putri Az-Zahra (A22120027)
Winanda (A22120064)
Muhammad Arihidayat (A22120065)
Susanti (A22120074)
Anni Batu (A22120110)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

Faktor biotik adalah faktor yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, seperti
tumbuhan, hewan, mikroorganisme, dan manusia. Adapun faktor abiotik merupakan faktor yang
meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor-faktor abiotik yang memengaruhi faktor biotik dalam
ekosistem antara lain cahaya, suhu, air, udara, topografi, dan tanah. Sinar matahari berpengaruh
terhadap proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan dan adaptasi hewan dalam beraktivitas.
Suhu lingkungan memengaruhi adaptasi beberapa makhluk hidup, misalnya pohon jati akan
menggugurkan daunnya untuk mengurangi penguapan saat suhu lingkungannya tinggi. Air
dibutuhkan oleh organisme untuk kelangsungan hidupnya, misalnya dalam proses pertumbuhan
dan sebagai habitat. Udara dapat berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu. Topografi
atau ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di suatu tempat karena
ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda. Tanah
merupakan tempat hidup bagi makhluk hidup dan menyediakan unsur-unsur penting bagi
pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.

BAB 2
PEMBAHASAN
A. Bentuk Hubungan Antara Tumbuhan
Interaksi antara dua makhluk hidup, sering disebut dengan istilah simbiosis.
Dimana simbiosis merupakan hubungan timbal balik antara dua makhluk hidup yang saling
berdampingan. Ternyata hubungan timbal balik antara kedua makhluk hidup ii dapat
menimbulkan dampak bagi kedua makhluk hidup, baik itu hal yang menguntungkan
maupun merugikan. Simbiosis atau proses interaksi ini, dapat dibagi menjadi 3 simbiosis:
1. Simbiosis parasitisme, merupakan hubungan makhluk hidup dimana satu pihak mendapat
keuntungan dan pihak yang lain akan dirugikan. Contohnya, hubungan antara bunga
raflesia dan inangnya.
2. Simbiosis mutualisme, merupakan hubungan antara makhluk hidup yang saling
menguntungkan. Jadi dari kedua pihak tidak ada yang dirugikan. Contohnya, hubungan
antara jamur dan pohon yang ditumpanginya.
3. Simbiosis komensalisme, merupakan hubungan yang menguntungkan satu pihak,
sedangkan pihak yang lain tidak mendapat keuntungan dan tidak juga dirugikan.
Contohnya, hubungan antara tanaman anggrek dengan tumbuhan inangnya.
Habitat makhluk hidup adalah tempat tinggal berbagai jenis organisme hidup
melaksanakan kehidupannya. Semua makhluk hidup yang ada dimuka bumi ini, saling
membutuhkan organisme yang lain dalam melangsungkan kehidupannya.

B. Pengaruh Hewan Pada Tumbuhan


Salah satu manfaat hewan bagi lingkungan sekitar adalah, sebagai konsumen.
Hewan merupakan konsumen yang memakan tumbuhan, bahkan hewan lainnya dalam
rantai makanan. Apabila tidak ada hewan, maka tumbuhan akan hidup tidak terkendali.
Namun, hubungan antara hewan dan tumbuhan tidak sebatas pada rantai makanan saja,
berikut adalah beberapa manfaat hewan bagi tumbuhan yang dirangkum dari beberapa
sumber.
1. Membantu Proses Penyerbukan Bunga
Pada dasarnya, tumbuhan dan hewan sebenarnya saling bergantung satu dengan
yang lain. Bagi hewan, selain sebagai sumber makanan, tumbuhan merupakan sumber
kehidupan. Pasalnya, proses fotosintesis yang dihasilkan tumbuhan memasok oksigen bagi
manusia serta hewan. Selain itu, tumbuhan juga berfungsi menyediakan tempat tinggal,
serta habitat bagi hewan. Hewan yang berperan penting dalam proses penyerbukan adalah
kupu-kupu, lebah dan burung. Proses penyerbukan ini tergolong penting bagi tumbuhan,
agar bisa menghasilkan benih yang baru. Lebah, kupu-kupu dan juga serangga yang
hinggap pada satu bunga ke bunga yang lain, nantinya akan membuat serbuk sari dan
benang sari bunga.
2. Membantu Proses Pemupukan
Kotoran hewan sudah banyak digunakan sebagai pupuk selama berabad-abad.
Selain itu, banyak juga manfaat sumber daya alam hewani lainnya. Kotoran hewan
herbivora seperti kuda, sapi, kambing dan unggas bisa menambah bahan organik, nutrisi
juga mikroba ke tanah. Dalam prosesnya, tumbuhan bisa menggunakan nutrisi tersebut
seperti nitrogen agar bisa tumbuh serta menghasilkan buah dan biji. Mikroba tanah ini
sangatlah penting untuk melawan penyakit berbahaya yang bisa menyerang tanaman
sekaligus membersihkan kontaminan dari tanah tempat berbagai jenis tanaman tumbuh.
3. Merangsang pertumbuhan
Proses ini terjadi saat hewan mati dan ketika itu terjadi, maka bangkainya akan
terurai dan bercampur dengan tanah, yang membuat tanah tersebut semakin subur.
Nantinya, tanah yang kaya akan nitrat akibar penguraian bangkai hewan tersebut bisa
merangsang pertumbuhan tumbuhan semakin baik. Selain itu, keberadaan hewan yang ada
di dalam tanah, seperti cacing juga turut berperan aktif dalam kesuburan tanah. Ini pada
akhirnya membantu pertumbuhan tumbuhan.
4. Membantu Proses Perambatan
Hewan juga berperan penting menyebarkan biji tumbuhan ke wilayah yang baru.
Sebab, tumbuhan sendiri tidak bisa menyebarkan benihnya secara mandiri. Oleh karena
itu, butuh campur tangan dari beberapa jenis hewan. Pada saat hewan memakan tumbuhan
dan menelan bijinya, maka biji tersebut akan bergerak di sistem pencernaan hewan serta
akan dikeluarkan bersama kotoran pada area yang baru. Beberapa tanaman yang
menghasilkan biji lengket atau berduri, juga bisa menempel pada bulu hewan yang
kemudian jatuh ke area lain sehingga bisa menghasilkan tanaman yang baru dan mafaat
tumbuhan bisa digunakan lagi oleh hewan.
5. Membantu Proses Fotosintesis
Dalam proses fotosintesis, tumbuhhan membutuhkan karbondioksida (CO2) yang
dikeluarkan hewan. Dengan CO2 tersebut, tumbuhan bisa menjalankan proses fotosintesis
yang hasilnya juga bisa dirasakan kembali oleh hewan dan manusia dalam bentuk oksigen
(O2).

C. Tumbuhan Karnivora
Kebanyakan tumbuhan karnivora memakan serangga terbang, mencari makan, atau
merayap. Mereka yang hidup didalam atau disekitar air menangkap mangsa air yang sangat
kecil seperti jentik nyamuk dan ikan kecil. Pada kesempatan langka, beberapa tumbuhan
karnivora tropis bahkan dilaporkan menangkap katak, atau bahkan tikus dan burung.
Tanaman karnivora cenderung tumbuh ditempat yang tanahnya tipis atau kurang nutrisinya
dengan cara menjebak dan mencerna hewan, terutama serangga. Lebih dari 600 spesies dan
subspesies tumbuhan karnivora telah diidentifikasi, meskipun beberapa kini telah punah.
Sama seperti tumbuhan lain yang perlu menarik makhluk lain untuk hal-hal seperti
penyerbukan, tumbuhan karnivora menggunakan strategi berbeda untuk menarik
mangsanya. Beberapa beraroma harum, yang lain berwarna cerah, yang lain memiliki
bagian yang lengket atau licin atau dirancang sedemikian rupa sehingga mangsa sulit
melarikan diri. Tanaman karnivora menggunakan lima strategi dasar penangkap:
1. Perangkap lubang (seperti tanaman kantong semar), dimana mangsanya jatuh ke dalam
gulungan daun yang berisi kumpulan enzim pencernaan dan/atau bakteri dibagian bawah.
2. Perangkap kertas lalat, yang menggunakan bahan lem lengket untuk menahan serangga
yang tidak menaruh curiga.
3. Jebakan jepret (seperti penangkap lalat venus), dimana daunnya benar-benar tertutup untuk
membuat penjara tanaman.
4. Perangkap kandung kemih, yang menggunakan kandung kemih untuk menyedot makhluk
air.
5. Perangkap lobster-pot, yang menggunakan rambut yang mengarah ke dalam untuk
memaksa mangsa menuju enzim pencernaan.

Salah satu contoh tanaman karnivora adalah genus Nepenthes (kantong semar,
bahasa Inggris: Tropical pitcher plant), yang termasuk dalam familia monotipik, terdiri dari
130 spesies dan belum termasuk hibrida alami maupun buatan. Genus ini merupakan
tumbuhan karnivora di kawasan tropis. Tumbuhan ini dapat mencapai tinggi 15-20 m
dengan cara memanjat tanaman lainnya, walaupun ada beberapa spesies yang tidak
memanjat. Pada ujung daun terdapat sulur yang dapat termodifikasi membentuk kantong,
yaitu alat perangkap yang digunakan untuk memakan mangsanya (misalnya serangga,
pacet, anak kodok) yang masuk kedalam, yaitu kantong atas, kantong bawah, dan kantong
roset. Kantong atas adalah kantong dari tanaman dewasa, biasanya berbentuk corong atau
silinder, tidak memiliki sayap, tidak mempunyai warna yang menarik, bagian sulur
menghadap ke belakang dan dapat melilit ranting tanaman lain, kantong atas lebih sering
menangkap hewan yang terbang seperti nyamuk atau lalat, kantong jenis ini jarang bahlan
tidak ditemui pada beberapa spesies.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faktor-faktor abiotik yang memengaruhi faktor biotik dalam ekosistem antara lain
cahaya, suhu, air, udara, topografi, dan tanah. Sinar matahari berpengaruh terhadap proses
fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan dan adaptasi hewan dalam beraktivitas. Suhu
lingkungan memengaruhi adaptasi beberapa makhluk hidup, misalnya pohon jati akan
menggugurkan daunnya untuk mengurangi penguapan saat suhu lingkungannya tinggi. Air
dibutuhkan oleh organisme untuk kelangsungan hidupnya, misalnya dalam proses
pertumbuhan dan sebagai habitat.
Interaksi antara dua makhluk hidup, sering disebut dengan istilah simbiosis.
Dimana simbiosis merupakan hubungan timbal balik antara dua makhluk hidup yang saling
berdampingan. Habitat makhluk hidup adalah tempat tinggal berbagai jenis organisme
hidup melaksanakan kehidupannya. Semua makhluk hidup yang ada dimuka bumi ini,
saling membutuhkan organisme yang lain dalam melangsungkan kehidupannya.
Kebanyakan tumbuhan karnivora memakan serangga terbang, mencari makan, atau
merayap. Mereka yang hidup didalam atau disekitar air menangkap mangsa air yang sangat
kecil seperti jentik nyamuk dan ikan kecil. Pada kesempatan langka, beberapa tumbuhan
karnivora tropis bahkan dilaporkan menangkap katak, atau bahkan tikus dan burung.
Tanaman karnivora cenderung tumbuh ditempat yang tanahnya tipis atau kurang nutrisinya
dengan cara menjebak dan mencerna hewan, terutama serangga. Lebih dari 600 spesies dan
subspesies tumbuhan karnivora telah diidentifikasi, meskipun beberapa kini telah punah.
Sama seperti tumbuhan lain yang perlu menarik makhluk lain untuk hal-hal seperti
penyerbukan, tumbuhan karnivora menggunakan strategi berbeda untuk menarik
mangsanya.
DAFTAR PUSTAKA

IPA Ilmu Pengetahuan Alam. 2018. Gorontalo. 2018.


Muhammad Irfan Al-Amin. 2022. 5 Manfaat Hewan Bagi Tumbuhan, Dari Penyerbukan Hingga
Fotosintesis. Dilink https://katadata-co-
id.cdn.ampproject.org/v/s/katadata.co.id/amp/agung/berita/6257f9a599ac8/5-manfaat-
hewan-bagi-tumbuhan-dari-penyerbukan-hingga-
fotosintesis?amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%
3D#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16648043971505&referrer=https%3A%2F%2Fw
ww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fkatadata.co.id%2Fagung%2Fberita%2F6
257f9a599ac8%2F5-manfaat-hewan-bagi-tumbuhan-dari-penyerbukan-hingga-
fotosintesis
Syamsurizal. 2000. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Padang : UNP Press
Pratiwi, dkk. 2004. Buku Penuntun Biologi SMA untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Djamal, Irwan, Zoer’aini. 2007. Prinsip-prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan dan
Pelestariannya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Tim Abdi Guru. 2007. IPA Terpadu untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
Tim Ekologi Tumbuhan. 2011. Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan. Padang: STKIP PGRI
Sumbar: Padang.

You might also like