You are on page 1of 5

Literasi Digital Guna Memerangi Hoax di Internet pada Era Post-Truth

Fadli Dzil Ikram

Pengembangan Masyarakat Islam

Fakultas Dakwah dan Komunikasi

ABSTRACT: Along with the development pesan, maupun berita. Interaksi yang
of technology, an accelerated hampir tak terbatas ini jelas
transformation of information also occurs, memperlihatkan kepada kita tentang dua
which causes problems for the community sisinya, yaitu sisi positif dan sisi negatif.
as well as the disadvantages. Call it the Sisi positifnya adalah masyarakat kini
Post Truth Phenomenon, with the dapat mendapatkan informasi-informasi
acceleration of this information, where the guna mengembangkan diri kapanpun,
public can freely receive and disseminate dimanapun selama dia terkoneksi dengan
information to the general public that is internet. Sedangkan sisi negatifnya tak lain
not limited by place, there are many ialah kebebasan menyebar informasi itu
people who take advantage of this for their sendiri, para penjahat-penjahat internet
own interests or group interests. Hoaxes melalui dengan informasi yang mereka
that are spread everywhere, Information sebar bisa dengan mudah membuat
that is absorbed without any filtering is propaganda-propaganda lantas mengadu
something we usually experience or find in domba satu kaum dengan kaum lain,
other individuals. This paper was created misalnya. Siapapun yang tidak ahli dalam
as reading material so that readers can bidangnya dapat memberikan statement
minimize the error in obtaining yang terlihat seperti kebenaran akan tetapi
information in this digital era. itu hanyalah sebuah penipuan terhadapt
logika dan menyesatkan. Hal ini tentu
Keyword: Post-Truth, Information, digital
sangat berbahaya apalagi jika informasi
era.
menyesatkan yang disebar ada sangkut
PENDAHULUAN pautnya dengan agama. Perpecahan di

Percepatan informasi merupakan dalam umat bisa terjadi dan merusak

salah satu kemajuan teknologi yang mana persaudaraan umat beragama didalamnya.

orang -orang yang berada jauh di ujung Penyebaran informasi negatif di


barat dapat memperoleh informasi yang internet pun merupakan suatu hal yang
ada di ujung timur, baik itu berbentuk sulit dihentikan, hingga saat ini tidak ada
suatu sistem yang bisa mendeteksi secara Post-truth
otomatis kebenaran suatu informasi yang
Seperti yang disebutkan
tersebar. Cara manual yang digunakanpun
sebelumnya dalam pendahuluan, secara
memerlukan waktu yang begitu lama
garis besar Post Truth adalah fenomena
untuk mengetahui kebenaran suatu
dimana sebuah kebohongan atau suatu hal
informasi. Kejelian dan kecermatan
yang palsu atau suatu hal yang bersifat
menerima informasi sangat penting dalam
manipulatif disulap menjadi suatu yang
mencegah dampak-dampak negatif terjadi.
terlihat seperti kebenaran, sehingga orang
Dari data KOMINFO yang saya dapatkan
yang melihatnya menganggap bahwa hal
pada tahun 2017 ada sebanyak 800.000
itu adalah sebuah kebenaran tanpa
akun palsu yang sering menyebarkan
melakukan penyaringan terkait hak
informasi yang palsu pula. Fenomena ini
tersebut.
biasa disebut oleh orang-orang dengan
fenomena post-truth. Post-truth sendiri Fenomena yang kini terjadi

sering dimaknai sebagai fenomena dimana dimasyarakat dimana dianggapnya dunia

semua seolah-olah terjadi nyata padahal itu maya sebagai suatu realitas juga

hanya manipulasi, seperti hoax, fake news, merupakan pengertian lain dari post-truth.

atau sebutan lainnya. Atau dengan kata Penyamaan antara dunia maya dengan

lain fenomena dimana sebuah kebohongan dunia nyata ini terjadi karena pada

dibungkus serapih mungkin sehingga perkembangan teknologi saat ini hanya

terlihat seperti suatu kebenaran. dengan berselancar di dunia maya (atau


dalam buku Cevi Mohammad Taufik
METODE
disebut sebagai cyberspace)
Pendekatan dalam penulisan ilmiah memungkinkan kita untuk melakukan
ini ialah dengan menggunakan pendekatan sesuatu yang tadinya hanya bisa dilakukan
kualitatif denga metode deskriptif, dan di dunia nyata, seperti berbelanja, bertatap
pengumpulan data menggunakan teknik muka, dan lain-lain. Dengan kata lain,
studi pustaka. Metode kualitatif dan studi Cyberspace membangun suatu ekosistem
pustaka dilakukan agar mendapatkan yang modelnya merupakan dari kehidupan
sebuah penjelasan yang relevan sehingga nyata yang nantinya akan dimediasi oleh
memudahkan dalam mengambil teknologi. Yang mana, Hal ini
kesimpulan. memungkinkan membuat orang-orang
menganggap bahwa semua yang ada di
HASIL DAN PEMBAHASAN
dunia maya adalah sama dengan yang ada
di dunia nyata, termasuk informasi- 2. Kebutuhan masyarakat terhadap
informasi yang tersebar. Mereka dengan situs mesin pencari. Faktanya, saat
mudahnya menerima satu informasi yang ini masyarakat selalu menggunakan
beredar tanpa mencari tahu kebenaran situs mesin pencari untuk
dibaliknya. Pencegahan sangat sulit mendapatkan informasi yang
dilakukan mengingat bebas dan luasnya mereka cari. Sehingga peran dari
internet itu, salah satu yang bisa literasi digital sangat diperlukan,
menanggulangi penyalahan informasi mengingat siapapun bisa
dalam era post-truth ini adalah literasi menyebarkan informasi apapun
digital. terlepas informasi tersebut
bermaksud positif, ataupun negatif
Literasi Digital
di situs mesin pencari.
Saat ini literasi digital memiliki 3. Tersedianya aneka macam
peran penting, guna melawan informasi- informasi di internet maka
informasi hoax yang beredar di internet diperlukan kecakapan, dalam hal
pada era post-truth. Setidaknya ada tiga ini kecakapan literasi digital.
alasan yang membuat literasi digital ini Literasi digital sangat berguna
penting tuk dikembangkan: untuk menyaring segala informasi

1. Penggunaan intens Masyarakat yang beredar di cyberspace,

terhadap jejaring internet sehingga bisa mendapatkan suatu

khususnya media sosial yang mana informasi yang akurat dan terjamin
didalamnya terdapat perputaran kebenarannya.

informasi yang sangat cepat Lantas apakah yang dimaksud


bahkan pembaruannya bisa terjadi dengan literasi digital? Gilster dalam
dalam hitungan detik. Hal ini bukunya mendefinisikan literasi digital
menjadi riskan karena dengan merupakan sebuah kemampuan guna
kurangnya literasi digital maka mencermati dan menggunakan berbagai
informasi yang diterima di media informasi dalam berbagai format yang
sosial yang belum jelas berasal dari Komputer{internet).
kebenarannya dapat menjadi
Keterkaitan Post truth, Literasi Digital,
malapetaka jika langsung diterima
dan Internet
tanpa melakukan penyaringan.
Internet sebagai penyedia informasi Penyebaran informasi negatif di
terbesar saat ini menjadi acuan masyarkat internet pun merupakan suatu hal yang
untuk mendapatkan informasi. Cepat, sulit dihentikan, hingga saat ini tidak ada
mudah dan efisien, itulah yang menjadi suatu sistem yang bisa mendeteksi secara
nilai beli internet dalam penyediaan otomatis kebenaran suatu informasi yang
informasi. Akan tetapi, dengan banyaknya tersebar. Dengan banyaknya informasi
informasi yang tersebar tanpa adanya yang tersebar tanpa adanya penyaringan
penyaringan informasi-informasi palsu informasi-informasi palsu dapat dengan
dapat dengan mudah bersebaran, sehingga mudah bersebaran, sehingga banyak
banyak menimbulkan kekisruhan di dalam menimbulkan kekisruhan di dalam dunia
dunia nyata. Sebut saja pada Pemilu di nyata. Adapun literasi digital bertujuan
tahun 2014, dimana informasi-informasi agar agar masyarakat dapat menguasai
yang tidak jelas kebenarannya banyak penyaringan informasi yang diterima di
tersebar di internet sehingga membuat internet dengan lebih kritis dan tidak
masyarakat di Indonesia banyak termakan mudah mengikuti arus tren informasi yang
oleh informasi-informasi itu, dan akhirnya belum tentu kebenarannya.
berperang satu-sama lain karena
DAFTAR PUSTAKA
informasi-informasi tersebut. Begitulah
dampak kurangnya literasi digital dalam Taufik, Cevi Muhammad. 2022. Media

bermedia sosial di era post truth. kebenaran dan Post-Truth. Bandung:


Widina.
Pada era ini, literasi digital
memiliki peran sentral dalam media sosial. Adiputra, Wisnu Martha. 2008. Literasi

Bila kontrol arus informasi yang tersebar Media dan Interpretasi atas bencana.

di media sosial tidak bisa dikontrol oleh Jurnal ilmu sosial dan ilmu politik.

pemilik media, pemerintah, ataupun Fauzi, Ahmad. 2007. Fenomena Post


lembaga lain, maka literasi digital Truth di era keterbukaan Informasi.
merupakan solusinya. Adapun literasi
Thadi, Roobet. 2021. Literasi Dakwah di
digital bertujuan agar agar masyarakat
Era Post-Truth. Jurnal ilmu komunikasi
dapat menguasai penyaringan informasi
islam.
yang diterima di internet dengan lebih
kritis dan tidak mudah mengikuti arus tren Wera, Marz. 2020. Meretas Makna Post-
informasi yang belum tentu kebenarannya. Truth: Analisis Kontekstual Hoaks, Emosi

KESIMPULAN
Sosial, dan Populisme Agama. Jurnal
Agama dan Masyarakat.

You might also like