Professional Documents
Culture Documents
Proposal 1,2,3,4 Febri
Proposal 1,2,3,4 Febri
NIM:1811142010055
PRODI SI KEPERAWATAN
BUKITTINGGI
TP 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
darah yang tidak memenuhi kriteria diabetes mellitus namun cukup tinggi untuk bisa
dikatakan normal (ADA, 2016). Istilah prediabetes diperkenalkan pertama kali tahun
2002 oleh Departement of Health and Human Service (DHHS) dan the American
glukosa terganggu (TGT) dan gula dardah puasa terganggu (GDPT). Setiap tahunnya
seseorang dikatakan prediabetes atau tergolong prediabetes yaitu kadar gula darah
puasa antara 126-140 mg/dl dan gula darah 2 jam setelah makan 140 - <200 mg/dl
sekitar 398 juta orang di dunia akan mengalami prediabetes. Menurut Aschner
(2017) mengatakan prevalensi tolensi glukosa terganggu mencapai 16,7% dan pada
tahun 2045 diperkirakan angkanya akan turun hingga menjadi 15,9%. Data
yaitu pada keadaan glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sebesar 26,3% dan pada
keadaan toleransi glukosa terganggu (TGT) sebesar 30,8% dan di Sumatera Barat
Usia produktif adalah rentang usia dimana seseorang dapat bekerja dan
penduduk yang telah memasuki usia 15-64 tahun ( Badan Pusat Statistik, 2020).
Akan tetapi, seseorang dengan usia produktif tidak dapat bekerja dan membiayai
kehidupannya jika mereka menderita DM. Sebuah survey tentang gaya hidup
mengatakan bahwa kasus prediabetes pada pekerja usia 15 tahun sebanyak 1,2% dan
penderita prediabetes pada usia produktif juga meningkat yaitu sebesar 20% (IDF,
2017).
Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan prediabetes dibagi menjadi dua
yaitu modified factor dan unmodified factor. Modified factor terdiri dari pola makan,
pola istirahat, pola aktivitas, merokok dan manajemen stress (Putri & Rustam, 2021).
Menurut Lorga, dkk (2012) modified factor terdiri dari indeks masa tubuh (IMT),
serta pola diet. Menurut Abdussalam (2021) modified factor terdiri dari tekanan
darah sistolik, tekanan darah diastolik, indeks massa tubuh, dan aktivitas fisik .
Sementara itu menurut Putri dan Rustam (2021) unmodified factor terdiri dari usia,
diubah. Menurut American Diabetes Association (2012) usia merupakan salah satu
faktor risiko yang sangat berperan aktif dalam kejadian prediabetes. Seiring
bertambahnya usia seseorang disertai jumlah faktor risiko tambahan maka semakin
akan fisiologis seperti fungsi hati, fungsi pankreas dalam memproduksi insulin,
adenohipofisis dan adrenal yang mana dapat menganggu pengaturan kadar gula
dalam darah.
glukosa dalam darah (Babanejad et al., 2015). Riwayat DM pada keluarga dilihat
dari saudara sedarah seseorang yang didiagnosis mengidap DM baik yang hidup
maupun sudah meninggal, seperti ayah, ibu, saudara laki-laki, saudara perempuan
dan anak. Seseorang yang memiliki riwayat DM di keluarga memiliki 3 – 4 kali lebih
riwayat pada keluarganya dan resiko ini akan meningkat seorang dengan jumlah
Jenis kelamin adalah salah satu faktor yang mempengaruhi resistensi insulin
(Heine et al., 2019). Dalam penelitian Amalia, dkk (2021) mengatakan bahwa dari
faktor penyebab prediabetes yang dapat kita ubah dan dapat dikendalikan. Menurut
penelitian Noventi dan Khafid (2019) menyebutkan bahwa orang dengan obesitas
Lorga, dkk (2012) memperlihatkan data sebesar 24,5 % responden dengan IMT lebih
dari normal yang mengalami prediabates dan berdasarkan uji bivariat yang
prediabetes. Perokok mengalami paparan radikal bebas yang tinggi dan kandungan
Menurut Zhang, dkk (2015) mengatakan bahwa pola diet yang berhubungan
dengan prediabetes adalah pola konsumsi buah dan sayur, dan pola memakan jeroan
dan juga memakan makanan cepat saji. Menurut Boeing, dkk (2012) pola diet buah
dan sayur bisa menurunkan risiko diabetes mellitus yang dikarenakan kelompok
pangan tersebut memiliki serat yang tinggi hingga menurunkan risiko berat badan
berlebih yang mana obesitas termasuk faktor risiko untuk mengalami prediabetes.
Sedangkan menurut Naughton, dkk (2019) menunjukkan data proporsi kejadian
prediabetes pada seseorang yang pola dietnya tidak beragam yaitu sebesar 14,5%.
Aktivitas fisik merupakan salah satu dari faktor risiko independen untuk penyakit
kondisi berkurangnya kondisi sensitif pada insulin yang mana dalam menurunkan
kadar glukosa darah dengan menstimulasi glukosa yang dipakai di jaringan otot dan
lemak dan glukosa produksinya di tekan oleh hati. Resistensi insulin yang berikatan
Stress psikologi merupakan salah satu faktor risiko dari diabetes mellitus yang
dapat dimodifikasi dan harus menjadi sebuah perhatian besar untuk masa depan
(ADA, 2018). Menurut Siregar dan Hidajat (2017) mengatakan bahwa setiap
jangka waktu tertentu, hingga akibat dari stress psikologis dalam jangka waktu yang
panjang ini dapat menyebabkan terjadinya prediabetes (Siregar & Hidajat, 2017).
Kota Padang Panjang merupakan salah satu kota dengan angka kejadian
unit kerja lembaga hukum yang mana rata – rata memiliki umur dalam rentang usia
produktif. Polres Padang Panjang terletak di Pusat Kota Padang Panjang yang
memiliki 4 polsek. Anggota dari Polres Padang Panjang rata-rata dalam rentang usia
produktif. Dari studi pendahuluan yang dilakukan di Polres Kota Padang Panjang
terhadap 7 orang anggota kepolisian yang umumnya berjenis kelamin laki – laki.
Memiliki usia antara 25-40 tahun dan tidak memiliki riwayat keturunan DM.
Didapatkan hasil bahwa 3 responden yaitu dalam rentang 100-125 mg/dl. Sedangkan
itu 4 dari 7 anggota kepolisan tersebut memiliki IMT ≥ 25 kg/m 2 dan 3 dari 7
mengatakan memiliki aktivitas yang kebanyakan duduk dan tidak berolahraga secara
teratur dan memiliki pola diet yang salah dan memiliki dan mengatakan memiliki
stress psikologis. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merasa perlu untuk
melakukan penelitian dengan judul ”Gambaran Faktor Risiko Prediabetes pada Usia
B. Rumusan Masalah
tertarik meneliti tentang bagaimana gambaran Faktor Risiko Prediabetes pada Usia
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
D. Manfaat penelitian
1. Bagi responden
Melalui penelitian ini dapat menambah wawasan responden dan
3. Bidang penelitian
penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Prediabetes
1. Definisi Prediabetes
glukosa atau gangguan glukosa puasa yang mana kondisi di mana nilai
glukosa darah lebih tinggi dari biasanya, tetapi tidak cukup tinggi untuk
(TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT) atau kadar HbA1c sesuai
konkrit, dan sehingga angka dari morbiditas dan mortalitas terkait akan
akan tetapi tidak cukup tinggi untuk memenuhi kriteria diabetes dimana
keadaan toleransi glukosa terganggu (TGT) dan / atau glukosa darah puasa
hingga angka morbiditas dan mortalitas dengan diabetes dan juga beserta
komplikasinya.
2. Epidemiologi Prediabetes
terganggu mencapai 16,7% dan pada tahun 2045 diperkirakan angkanya akan
glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sebesar 26,3% dan pada keadaan
3. Kriteria Prediabetes
plasma puasa atau toleransi glukosa oral. Glukosa plasma puasa sering
glukosa oral diukur setelah puasa semalam dan 75 g glukosa dalam air.
Prediabetes didefinisikan sebagai gula darah puasa antara 100 dan 125 mg/dl
dan / atau kadar toleransi glukosa oral antara 140 dan 199 mg/dl (Okosun &
Lyn, 2015)..
plasma puasa antara 100-125 mg/dl dan pemeriksaan TTGO glukosa plasma
2 jam <140 mg/dL dan Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) adalah hasil
pemeriksaan glukosa plasma 2 jam setelah TTGO antara 140-199 mg/dl dan
5,7-6,4% .
klinis seperti DM. pada DM didapati keluhan yang khas seperti polifagia,
glukosa darah 2 jam setelah makan diatas normal tetapi tidak sampai pada
5. Screening Prediabetes
Screening pada individu prediabetes sangat penting dilakukan untuk
2020). Screening yang dilakukan pada kelompok yang berisiko tinggi pada
(ADA, 2019):
Kelompok dengan IMT ≥ 23kg/m2 dan disertai dengan satu atau lebih
a. Faktor keturunan DM
d. Hipertensi
kadar yang tinggi dan kerja insulin tidak bekerja dengan maksimal
aatau glukosa tidak dapat diserap oleh tubuh maka akan dapat
darah.
telur yang diproduksi kecil dan tidak dapat matang atau yang
prediabetes
tahun.
dalam rentang normal. Akan tetapi dalam lama-kelamaan sel –sel tersebut
peningkatan kadar gula darah dan menurunnya fungsi sekresi sel (Eikenberg
tubuh sudah mampu untuk mengkompensasi pada fase prediabetes, tidak ada
tanda dan gejala yang khusus yang dialami penderita prediabetes akan tetapi
jika sudah berlanjut ke tahap diabetes mellitus makan akan timbul keluhan
Menurut Putri dan Rustam (2021) beberapa faktor risiko yang dapat
menyebabkan prediabetes dibagi menjadi dua yaitu, modified factor dan unmodified
factor. Seperti pola makan, pola istirahat, pola aktivitas dan manajemen stress. serta
unmodified factor seperti usia, jenis kelamin, riwayat DM dalam keluarga. Menurut
Lorga, dkk (2012) faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian prediabetes
terdiri menjadi 2 faktor yaitu faktor yang dapat diubah dan yang tidak dapat diubah,
dimana faktor yang dapat diubah seperti indeks masa tubuh (IMT), lingkar pinggang,
hipertensi, perilaku merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik serta pola diet.
Sementara itu menurut Putri dan Rustam (2021) unmodified factor terdiri dari usia,
jenis kelamin dan riwayat DM dalam keluarga. Berikut merupakan penjelasan dari
1. Unmodified factor
a. Usia
merupakan salah satu faktor risiko yang sangat berperan aktif dalam
b. Riwaya keluarga DM
orang yang tidak memiliki riwayat pada keluarganya dan resiko ini
c. Jenis Kelamin
lebih besar atau obesitas dibandingkan dengan laki –laki dan juga
dan ERβ pada sel β pancreas, yang mana meningkatkan insulin. Ini
2. Modified factor
masa tubuh (IMT) lebih dari 24 dianggap kelebihan berat badan dan
b. Aktivitas Fisik
Perkeni, 2019)
dan juga kadar glukosa darah (Ng Chee Ping, 2013). Sementara
DM sebesar 76,7%
c. Riwayat Merokok
dan ini sebagai pencetus resistensi insulin dan apabila tidak terkontrol
Menurut Frank, dkk (2014) pola diet adalah salah satu faktor
lihat dari jenis-jenis makanan atau pangan yang kita konsumsi pada
bahwa pola diet daging jeroan dan makanan cepat saji berhubungan
berat badan berlebih yang mana obesitas termasuk faktor risiko untuk
mengalami prediabetes.
e. Stres Psikologi
tubuh melepaskan energi yang lebih dalam bentuk glukosa dan lemak
untuk sel.
Menurut Putri dan Rustam (2021) dalam penelitiannya
pada kuartil 2 dan 3 yang memiliki risiko 4,12 kali dan 5,64 kali lebih
bahwa wanita dengan tingkat stress sedang dan juga tinggi memiliki
penduduk yang telah memasuki usia 15-64 tahun ( Badan Pusat Statistik,
2020). Menurut KBBI usia produktif adalah usia ketika seseorang masih
mampu bekerja dan menghasilkan sesuatu yang memiliki rentang usia 15-64
tahun.
2. Prediabetes pada Usia Produktif
pada usia produktif meningkat dan sebanyak 1,2% adalah pekerja usia
produktif berusia 15 tahun (IDF, 2017). Menurut data dari Riskesdas (2018)
prevalensi penderita prediabetes pada umur 15-24 tahun sebesar 21,2 pada
umur 25-34 tahun sebesar 27,2 pada umur 45-54 tahun sebesar 32,4 dan pada
umur 55-64 tahun adalah sebesar 34,2 dari yang melakukan tes toleransi
Unmodiefied
Modiefied faktor
faktor
Sensitivitas insulin
terganggu
Prediabetes
DM
Gambar 2.1. Kerangka Teori
Sumber: Zhang, dkk (2015); Riskesdas (2018); Tabák, dkk ( 2012); Eikenberg dan Davy ( 2013)
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sebuah uraian tentang hubungan atau variabel terkait
dengan masalah penelitian dan hubungannya berdasarkan kerangka teori atau hasil
dari studi sebelumnya sebagai pedoman dari penelitian. Kerangka konsep penelitian
merupakan visualisasi hubungan antara satu konsep dengan konsep yang lainnya,
atau juga variabel yang satu dengan variabel yang lainnya dari masalah yang diteliti.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
1. Populasi
Populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
produktif yang aktif berkerja di Polres Padang Panjang tahun 2022 yang
2. Sampel
sampel dimana sampel yang dipilih melalui penetapan kriteria tertentu oleh
n= NZ(1-α/2)2P(1-P)
Nd2+Z(1-α/2)2P(1-P)
Z(1-α/2) = nilai sebaran normal baku dengan tingkat kepercayaan 95% (1,96)
293(0,05)2+(1,96)2.0,5(1-0,5)
D. Kriteria Sampel
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Ekslusi
Kriteria eksklusi adalah kriteria yang digunakan sehingga mereka yang sudah
memenuhi syarat inklusi terpaksa dikeluarkan karena tidak tepat untuk diteliti
lebih lanjut.
E. Definisi Operasional
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui individu sehat yang berisiko
kuisioner baku Riskesdas 2018 dan Food Frequency Questionnaire (FFQ) untuk
pola diet, dimana jenis makanan yang dipilih disini berdasarkan peneitian yang
menunjukkan alat ukur itu benar- benar mengukur apa yang di ukur.
sebuah alat ukur, meskipun digunakan secara berulang-ulang pada subjek yang
sama atau berbeda. Instrument yang akan dibagikan pada responden sudah di uji
oleh Fujiati dkk 2017 didapatkan hasil konsistensi validitas atau validitas baik
dengan nilai 0,693 sedangkan reliablitas dengan nilai 0,646 dan sudah dinyatakan
H. Etika Penelitian
Peneliti mengambil surat pengantar dari Universitas Mohammad Natsir
tentang tujuan penelitian, dampak dari penelitian, serta kerahasian data yang
dijawab sehingga terjadi suatu kerjasama yang baik antara peneliti dengan
berikut:
1. Informed concent
menghormati itu.
2. Anonymity
3. Confidentiality
penelitian.
4. Maleficiency
Penelitian ini menggunakan keamanan prosedur yang tidak membahayakan
5. Kejujuran
penelitian sesuai dengan proposal yang sudah disetujui, serta jujur dalam
dengan baik.
6. Autonomy
menjadi responden dalam penelitian ini atau tidak. Peneliti tidak memaksa
7. Justice
1. Jenis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berasal dari data primer
yaitu data yang didapat dari wawancara pada responden dengan instrument
Panjang.
disediakan.
kuisioner
f. Penyebaran kuisioner
informed concent
3. Alur Penelitian
berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Koding
koningensi.
entri, apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan mungkin terjadi pada
J. Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat
keturunan DM, IMT, aktivitas fisik, merokok, pola diet, dan stress psikologi.
Hasil dari analisis ini ditampilkan dalam bentuk presentasi yang disajikan dalam
tabel
DAFTAR PUSTAKA
Alonso-Magdalena, P., Ropero, A. B., Carrera, M. P., Cederroth, C. R., Baquié, M.,
Gauthier, B. R., Nef, S., Stefani, E., & Nadal, A. (2008). Pancreatic insulin
content regulation by the Estrogen receptor ERα. PLoS ONE, 3(4).
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0002069
Amalia, N., Purwanti, O., Ns, M., & Kep, N. (2021). Gambaran Prediabetes Pada
Pegawai Kantor Kementerian Agama Di Boyolali.
http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/94864
American Diabetes Association. (2018). Standard medical care in diabetes 2018. The
Journal of Clinical and Applied Research and Education, 41(January).
https://doi.org/10.2337/dc18-Sint01
Ardiani, H., Hadisaputro, S., Lukmono, D. T., Nugroho, H., & Suryosaputro, A.
(2018). Beberapa Faktor yang Berpengaruh terhadap Kejadian Diabetes
Mellitus Tipe 2 pada Wanita Usia Subur (WUS) di RSUD Kota Madiun. Jurnal
Epidemiologi Kesehatan Komunitas, 3(2), 81.
https://doi.org/10.14710/jekk.v3i2.4026
Aschner, P. (2017). New IDF clinical practice recommendations for managing type 2
diabetes in primary care. Diabetes Research and Clinical Practice, 132, 169–
170. https://doi.org/10.1016/j.diabres.2017.09.002
Astuti, A. (2019). Usia, Obesitas dan Aktifitas Fisik Beresiko Terhadap Prediabetes.
Jurnal Endurance, 4(2), 319. https://doi.org/10.22216/jen.v4i2.3757
BermAdez, V., & Salazar, J. (2016). Prevalence and Risk Factors associated with
Impaired Fasting Glucose in Adults from Maracaibo City, Venezuela. Journal
of Diabetes & Metabolism, 7(6). https://doi.org/10.4172/2155-6156.1000683
Boeing, H., Bechthold, A., Bub, A., Ellinger, S., Haller, D., Kroke, A., Leschik-
Bonnet, E., Müller, M. J., Oberritter, H., Schulze, M., Stehle, P., & Watzl, B.
(2012). Critical review: Vegetables and fruit in the prevention of chronic
diseases. European Journal of Nutrition, 51(6), 637–663.
https://doi.org/10.1007/s00394-012-0380-y
Care, D., & Suppl, S. S. (2019). 3. Prevention or delay of type 2 diabetes: Standards
of medical care in diabetesd2019. Diabetes Care, 42(January), S29–S33.
https://doi.org/10.2337/dc19-S003
Eikenberg, J. D., & Davy, B. M. (2013). Prediabetes: A Prevalent and Treatable, but
Often Unrecognized, Clinical Condition. Journal of the Academy of Nutrition
and Dietetics, 113(2), 213–218. https://doi.org/10.1016/j.jand.2012.10.018
Frank, L. K., Kröger, J., Schulze, M. B., Bedu-Addo, G., Mockenhaupt, F. P., &
Danquah, I. (2014). Dietary patterns in urban Ghana and risk of type 2 diabetes.
British Journal of Nutrition, 112(1), 89–98.
https://doi.org/10.1017/S000711451400052X
Harreiter, J., & Kautzky-Willer, A. (2018). Sex and gender differences in prevention
of type 2 diabetes. Frontiers in Endocrinology, 9(MAY), 1–15.
https://doi.org/10.3389/fendo.2018.00220
Heine, P. A., Taylor, J. A., Iwamoto, G. A., Lubahn, D. B., & Cooke, P. S. (2000).
Increased adipose tissue in male and female estrogen receptor-alpha knockout
mice. Proceedings of the National Academy of Sciences, 97(23), 12729–12734.
https://doi.org/10.1073/pnas.97.23.12729
I D F Diabetes. (2017). Eighth Edition 2017. In IDF Diabetes Atlas, 8th edition.
https://www.idf.org/aboutdiabetes/type-2-diabetes.html
Ii, B. A. B., Indeks, K., Tubuh, M., Indeks, D., & Tubuh, M. (2018). Tabel 2 . 1
Klasifikasi Status Berat Badan Berdasarkan IMT. 8–27.
IZ, A., & Maindi, E. J. (2015). Behavior Smoking as Modification Effects of Type 2
DM Events. Jurnal Mkmi, 118–124.
J, V., P, N., V, G., A.M, J., & P, M. (2021). A Global Review of Obesity.
International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research, 68(1),
63–68. https://doi.org/10.47583/ijpsrr.2021.v68i01.011
Kacker, S., Saboo, N., & Professor, A. (2018). Prediabetes: Pathogenesis and
Adverse Outcomes. Int J Med Res Prof, 4(2), 1–6.
https://doi.org/10.21276/ijmrp.2018.4.2.001
Karot, A., Manggarai, K., Ahmad, J., & No, Y. (2020). Screening Prediabetes Dan
Diabetes Melitus Tipe 2 Bagi Masyarakat Di Stasi Watu Alo , Paroki Santo
Fransiskus Prediabetes Screening and Type 2 Diabetes Melitus in Watu Alo
Station , Karot Parish , Manggarai. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(1), 23–
32. http://jurnal.unikastpaulus.ac.id/index.php/jrt/article/view/262/278
Kasengke, J., Assa, Y. A., & Paruntu, M. E. (2015). Gambaran Kadar Gula Sesaat
Pada Dewasa Muda Usia. Jurnal E-Biomedik (EBm), 3(3), 851–855.
Kemenkes RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian
Kesehatan RI, 53(9), 1689–1699.
Lorga, T., Aung, M. N., Naunboonruang, P., Thinuan, P., Praipaksin, N., Deesakul,
T., Inwan, U., Yingtaweesak, T., Manokulanan, P., Suangkaew, S., &
Payaprom, A. (2012). Predicting prediabetes in a rural community: A survey
among the Karen ethnic community, Thasongyang, Thailand. International
Journal of General Medicine, 5, 219–225.
https://doi.org/10.2147/IJGM.S27876
McNaughton, S. A., Dunstan, D. W., Ball, K., Shaw, J., & Crawford, D. (2009).
Dietary quality is associated with diabetes and cardio-metabolic risk factors.
Journal of Nutrition, 139(4), 734–742. https://doi.org/10.3945/jn.108.096784
Mihardja, L., Alwi, Q., Ghani, L., & Nainggolan, O. (2014). Follow-Up Toleransi
Glukosa Terganggu Riskesdas 2007 di DKI Jakarta pada Tahun 2009. Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan, 17(3), 233–239.
Mihardja, L., Soetrisno, U., & Soegondo, S. (2014). Prevalence and clinical profile
of diabetes mellitus in productive aged urban Indonesians. Journal of Diabetes
Investigation, 5(5), 507–512. https://doi.org/10.1111/jdi.12177
Quang Binh, T., Tran Phuong, P., Thi Nhung, B., Dinh Thoang, D., Van Thang, P.,
Khanh Long, T., & Van Thanh, D. (2012). Prevalence and correlates of
hyperglycemia in a rural population, Vietnam: Implications from a cross-
sectional study. BMC Public Health, 12(1), 1. https://doi.org/10.1186/1471-
2458-12-939
Riskesdas. (2018). Riset Kesehatan Dasar Provinsi Sumatera Barat Tahun 2018. In
Laporan Riskesdas Nasional 2018.
Sipayung, R., Siregar, F. A., & Nurmaini. (2017). Hubungan Aktivitas Fisik dengan
Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 pada Perempuan Usia Lanjut di Wilayah
Kerja Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2017. Jurnal Muara Sains,
Teknologi, Kedokteran, Dan Ilmu Kesehatan, 2(1), 78–86.
Siregar, L. B., & Hidajat, L. L. (2017). Faktor yang berperan terhadap depresi,
kecemasan kasus puskesmas Kecamatan Gambir Jakarta Pusat. Jurnal Ilmiah
Psikologi MANASA, 6(1), 15–22.
Sovia, S., Damayantie, N., & Insani, N. (2020). Determinan Faktor Prediabetes di
Kota Jambi Tahun 2019. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(3),
983. https://doi.org/10.33087/jiubj.v20i3.1088
Abdussalam (2021). Skripsi faktor risiko glukosa darah puasa terganggu pada
masyarakat usia produktif di kota palembang.
Sukenty, N. T., Shaluhiyah, Z., & Suryoputro, A. (2018). Faktor Perilaku dan Gaya
Hidup yang Mempengaruhi Status Prediabetes Pasien Puskesmas Pati II. Jurnal
Promosi Kesehatan Indonesia, 13(2), 129.
https://doi.org/10.14710/jpki.13.2.129-142
Syafitri, H., Agustina, T., Sutrisna, E. M., & Dasuki, M. S. (2019). Body mass index
affects the incidence of Impaired Glucose Tolerance In Senior. 440–447.
Tabák, A. G., Herder, C., Rathmann, W., Brunner, E. J., & Kivimäki, M. (2012).
Prediabetes: a high-risk state for diabetes development. The Lancet, 379(9833),
2279–2290. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(12)60283
Vu, C. U., Siddiqui, J. A., Wadensweiler, P., Gayen, J. R., Avolio, E.,
Bandyopadhyay, G. K., Biswas, N., Chi, N.-W., O’Connor, D. T., & Mahata, S.
K. (2014). Nicotinic Acetylcholine Receptors in Glucose Homeostasis: The
Acute Hyperglycemic and Chronic Insulin-Sensitive Effects of Nicotine
Suggest Dual Opposing Roles of the Receptors in Male Mice. Endocrinology,
155(10), 3793–3805. https://doi.org/10.1210/en.2014-1320
Zhang, M., Zhu, Y., Li, P., Chang, H., Wang, X., Liu, W., Zhang, Y., & Huang, G.
(2015). Associations between dietary patterns and impaired fasting glucose in
Chinese men: A cross-sectional study. Nutrients, 7(9), 8072–8089.
https://doi.org/10.3390/nu7095382