Professional Documents
Culture Documents
PPK - Induksi Persalinan
PPK - Induksi Persalinan
INDUKSI PERSALINAN
1. Pengertian Induksi persalinan merupakan tindakan atau cara tertentu untuk
(definisi) melakukan inisiasi kontraksi pada wanita hamil yang belum dalam
persalinan agar tercapai persalinan dalam waktu 24 – 48 jam.
3. Pemeriksaan Fisik Dilakukan konfirmasi indikasi dan tidak ada kontraindikasi Induksi
Persalinan:
- Bila servik masih belum “mature” (Bishop Score ≤ 6)
- Bila servik sudah “mature” (Bishop Score ≥ 6)
SKOR FAKTOR
Dilatasi Pendataran Stasion - Konsistensi Posisi
(cm) (%) 3 s/d +3 serviks serviks
0 Tertutu 0-30 -3 Kaku Posterior
p
1 1-2 40-50 -2 Medium Tengah
2 3-4 60-70 -1 Lunak Anterior
3 ≥5 >80 +1,+2 - -
4. Kriteria Diagnosis Dilakukan konfirmasi indikasi dan tidak ada kontraindikasi Induksi
Persalinan:
- Bila servik masih belum “mature” (Bishop Score ≤ 6 )
- Bila servik sudah “mature” ( Bishop Score ≥ 6 )
Ditentukan indikasi dilakukan induksi persalinan yaitu:
1. Indikasi darurat (emergency):
- Hipertensi gestasional yang berat
- Diduga adanya komplikasi janin yang akut
- Penyakit maternal signifikan yang tidak ada respon
dengan terapi
- Perdarahan antepartum dalam kondisi stabil
- Korioamnionitis
- Ketuban pecah dini pada kehamilan prematur
2. Indikasi segera (urgent):
- KPD saat aterm atau dekat aterm
- Intrauterine Growth Restriction (IUGR) tanpa bukti
adanya komplikasi akut.
- DM yang tidak terkontrol
- Penyakit iso-imun saat aterm atau dekat aterm
3. Indikasi tidak segera (non-urgent):
- Kehamilan lewat waktu (postdate (>41 minggu) atau
postterm (>42 minggu).
- Kehamilan kembar tanpa komplikasi
- Ibu dengan Diabetes Melitus
- Oligohidramnion
- Intrauterine Fetal Death
- Masalah logistik seperti riwayat partus prematurus, jarak
tempat tinggal ke rumah sakit.
5. Diagnosis Kerja Disesuaikan dengan diagnosis utama
6. Diagnosis Banding Disesuaikan dengan diagnosis utama
7. Pemeriksaan Pemeriksaan darah lengkap : darah rutin, CT, BT, Golongan darah,
Penunjang HbSAg.
8. Tata Laksana : A. Pada serviks yang belum matang:
1. Stripping of membranes: dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan vaginal. Masukkan telunjuk kedalam ostium uteri
internum dan pisahkan selaput ketuban dengan dinding segmen
bawah uterus.
2. Foley catheter : dilakukan dengan memasukan kateter foley no
18 secara perlahan melalui servik dengan menggunakan cunam
tampon, pastikan ujung kateter telah melewati ostium uteri
internum selanjutnya balon kateter diisi dengan agua sebanyak
30 – 60 cc. Kateter ditinggal sampai terlepas dengan sendirinya
dalam 24 jam, dan dapat ditambah dengan traksi.
3. Prostaglandin (intraserviks atau vaginal): dapat digunakan
untuk pematangan servik dan stimulasi kontraksi uterus
Prostaglandin E2 (PGE 2) dan cytotec (methyl ester
Prostaglandin E1) 25 µg di letakkan pada fornix posterior dan
di evaluasi 6 jam kemudian ; bila BS masih < 7 dapat diberikan
pemberian ulangan dan BS di evaluasi 12 – 18 jam kemudian.
Bila BS > 6 , lakukan amniotomi dan dilanjutkan dengan
oksitosin infus
4. Amniotomi: Dekompresi uterus dan Pelepasan prostaglandin