Professional Documents
Culture Documents
Sejarah Musik Keroncong
Sejarah Musik Keroncong
David Sumenda
Asal Usul. Akar keroncong berasal dari sejeni musik Portugis yang di kenal sebagai
fado yang diperkenalkan oleh para pelaut dan budak kapal niaga bangsa itu sejak abad ke 16
ke Nusantara. Dari daratan India (Goa) masuklah musik ini pertama kali di malaka dan
kemudian dimainkan oleh para budak dari maluku
Musik Keroncong berasal dari tarian Moresco Arab Moor yang dibawa oleh para pelaut
Portugis bersama gitar cavaquinho sejenis ukulele
Dalam musik keroncong terdapat empat jenis lagu yaitu :
1. Keroncong Asli
2. Langgam Keroncong
3. Keroncong Stambul I/II
4. Lagu ekstra
Keroncong asli
Adalah bentuk lagu yang dimana harmoni dan pergerakan akornya mempunyai
susunan yang sudah baku pakem serta jumlah bar yang baku yaitu dua puluh delapan
bar. apabila dimainkan dua kali Keroncong asli terkadang juga diawali oleh voorspel
terlebih dahulu. Voorspel adalah seperti intro yang mengarah ke nadachord awal lagu,
yang dilakukan oleh alat musik melodi seperti biola, flute, atau gitar.
Keroncong Stamboel
adalah salah satu bentuk dari jenis musik langgam keroncong yang merupakan hasil
dari akulturasi budaya asing yang masuk ke Indonesia dan beradaptasi dengan budaya
lokal, kemudian berkembang dan menjadi satu bentuk seni pertunjukan musik baru
Keroncong stambul diperkirakan ada di Indonesia setelah orang gujarat datang di
perairan Indonesia. Kedatangan mereka masuk ke tanah air sangat mengundang
simpati masyarakat pribumi terutama yang tergabung dalam partai-partai Islam.
Mereka sangat menghormati kerajaan Turki dengan ibukotanya Istambul. Sejak itulah
dinamakan Stambul yang berasal dari kata "Istambul
Musik keroncong biasanya berlirik, akan tetapi berbeda dengan keroncong stambul.
Gitar keroncong stambul dapat dimainkan sebagai instrument tunggal.
Instrumen yang menjadi ciri khas keroncong stambul ini adalah instrumen Banyo
yang merupakan instrumen khas negara Timur Tengah
Pebedaannya terletak pada jumlah barnya, pada Stambul I terdiri dari 16 bar
sedangkan pada Stambul II terdiri dari 32
Stambul diawali oleh penyanyi itu sendiri, atau intro lagu bukan dari alat musik
melainkan dari penyanyi tanpa iringan instrumen terlebih dahulu. Lagu jenis Stambul
ini berkembang di Jawa Timur dengan adanya teater rakyat komedi Stambul dengan
menggunakan lagu-lagu keroncong di atas panggung pertunjukan sebagai selingan
maupun bagian dari drama itu sendiri.
Biasanya dalam lagu Stambul I ini liriknya berupa pantun.
Langgam Keroncong
langgam adalah sebuah adaptasi music keroncongterhadap music gamelan jawa yang
sering disebut jugadengan “langgam jawa”.
Lagu Ekstra
Pengertian ekstra adalah khusus untuk menampung semua jenis irama Keroncong
yang bentuknya menyimpang dari ketiga jenis Keroncong yang telah diuraikan diatas
contohnya adalah lagu “jail-jali”, lagu-lagu daerah dan sebagainya yang mempunyai
bentuk khusus. Atau dapat juga diartikan iramanya Keroncong namun lagunya berupa
Pop, Dangdut, Rock dll.
Musik Keroncong menggunakan beragam alat musik didalam pentas atau pertunjukkannya.
Alat musik dari Musik Keroncong dibagi menjadi 2 jenis, yaitu alat musik Keroncong
Musik “Pribumi” dan Alat Musik Keroncong Orkes.
Alat Musik Keroncong “Pribumi” adalah jenis alat musik asli Asia dan kawasan Nusantara.
Berikut ini adalah jenis dan beberapa instrumen alat musik Keroncong “Pribumi”.
1. Sitar India; adalah jenis alat musik petik khas musik klasik Hindustan yang
menggunakan dawai atau senar.
2. Rebab; adalah jenis alat musik petik dan gesek.
3. Suling Bambu; adalah jenis alat musik tiup yang terbuat dari bambu.
4. Set Gamelan; terdiri dari instrument alat musik
berupa Gendang, Kenong dan Saron.
5. Gong, adalah jenis alat musik perkusi yang dimainkan dengan cara dipukul.
Sementara itu alat musik untuk Musik Keroncong Orkes adalah jenis alat musik yang
dipengarui oleh budaya Eropa. Berikut ini adalah jenis dan beberapa instrumen alat musik
Keroncong Orkes.
1. Ukulele Cuk; merupakan jenis alat musik petik dengan 3 dawai nilon yang bersuara
“crong-crong”.
2. Ukulele Cak; merupakan jenis alat musik petik dengan 4 dawai baja.
3. Gitar Akustik; adalah jenis alat musik petik yang umum ditemukan diberbagai di
pentas musik.
4. Biola; alat musik gesek dan petik yang menggantikan alat musik rebab.
5. Flute; alat musik tiup yang menggantikan alat musik seruling bambu.
6. Cello; alat musik gesek dan petik yang menggantikan alat musik kendang.
7. Kontrabas; alat musik gesek dan petik yang menggantikan alat musik alat musik
Gong.
Musik Keroncong dikenal oleh masyarakat luas dengan alunan musik yang lambat dan
syahdu. Ciri khas tersebut menjadi ciri-ciri yang sangat populer secara umum. Berikut ini
adalah deskripsi dari ciri-ciri dan karakteristik dari Musik Keroncong.
Musik Fado adalah bentuk nyanyian Portugis yang sering dikaitkan dengan pub, kafe,
dan restoran. Genre musik ini secara resmi berasal dari Portugal sekitar tahun 1820-an,
meskipun diperkirakan memiliki asal-usul yang jauh lebih awal. Fado dikenal karena
ekspresif dan sangat melankolisnya. Dalam musik fado, pemusik akan menyanyikan tentang
kenyataan pahit kehidupan sehari-hari, menyeimbangkan antara kepasrahan dan harapan
bahwa resolusi atas penderitaannya masih dapat terjadi. Hal ini dapat dijelaskan dengan
menggunakan kata Portugis “saudade,” yang berarti “kerinduan” dan berarti perasaan
kehilangan. Kerugian ini umumnya permanen dan konsekuensi jangka panjang. Musik Fado
sering memiliki satu atau dua gitar 12 senar, satu atau dua biola, dan terkadang bass 8 senar
kecil.
Lisboa
Lisbon fado adalah yang lebih terkenal dari dua gaya. Gaya ini berakar pada konteks
sosial yang diatur dalam marginalitas dan pelanggaran. Itu sering ditemukan di lokasi
pelaut dan pelacur. Pada awal 1900-an, ia menemukan pengikut populer yang akan
berlanjut hari ini. Itu datang di beberapa masa sulit pada tahun 1926, ketika
penyensoran menyebabkan perubahan besar pada hiburan perkotaan dan
menempatkan persyaratan besar dan kuat pada setiap pertunjukan dan tempat. Berkat
popularitas radio, fado menemukan tempatnya di rumah-rumah di seluruh
Portugal. Pada 1990-an, ia segera menemukan tempatnya di sirkuit Musik Dunia.
Coimbra
Ada beberapa perbedaan lain antara Lisbon dan Coimbra, selain dari kelompok orang yang
disukai musiknya. Gaya Lisbon dapat dinyanyikan oleh siapa saja tanpa memandang jenis
kelamin, sedangkan gaya Coimbra hanya dinyanyikan oleh laki-laki. Gaya Coimbra
umumnya adalah tentang menemukan harapan dalam kesulitan sehari-hari yang dialami
orang. Sebaliknya, gaya Lisbon akan menyarankan untuk menyerah ketika menghadapi
kesulitan itu. Gaya Lisbon sering menampilkan improvisasi selama pertunjukan, sedangkan
gaya Coimbra terus-menerus dilatih sebelum pertunjukan.