You are on page 1of 18

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOLOGI

BLOK SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLISME

Nama : Lalu Anzuru Wahiyal Qamaru


NIM : 021.06.0049
Kelompok :3
Kelas :A
Bok : Sistem Endokrin dan Metabolisme
Tutor : Rusmiatik, S.Si, M.Biomed
dr. Rizki Mulianti, S.Ked

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM

2020/2021

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................3

1.1 Latar Belakang............................................................................................3


1.2 Tujuan.........................................................................................................3
1.3 Manfaat.......................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................4

BAB III METODELOGI..............................................................................................6

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum....................................................................6

3.2 Alat dan Bahan............................................................................................6

3.3 Cara Kerja.....................................................................................................

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN...........................................

4.1 Hasil Pengamatan.........................................................................................


4.2 Pembahasan..................................................................................................

BAB V PENUTUP.........................................................................................................

5.1 Kesimpulan...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Semua hewan vertebrata (ikan, amfibi, reptil, burung dan mamalia, termasuk manusia)
memiliki kelenjar endokrin yang sama dan melepaskan hormon yang mirip dengan
pengendalian pembangunan, pertumbuhan, reproduksi dan tanggapan lainnya. Berikut
adalah beberapa kelenjar utama.Hipotalamus, Kelenjar pineal, Anterior kelenjar pituitary,
Posterior kelenjar hipofisis, Kelenjar gondok (tiroid) Kelenjar paratiroid, Timus, Kelenjar
adrenal (medula dan korteks), Pankreas, Ovarium (dan corpus luteum folikel), Testis,
Hipotalamus. Tidak semua kelenjar endokrin berada dibawah kendali kelenjar hipofisis,
beberapa diantaranya memberikan respon, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap
konsentrasi zat-zat di dalam darah Sel-sel penghasil insulin pada pankreas memberikan
respon terhadap gula dan asam lemak, Sel-sel paratiroid memberikan respon terhadap
kalsium dan fosfat, Medulla adrenal (bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon
terhadap perangsangan langsung dari sistem saraf parasimpatis.
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu.
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga sekresinya akan
masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh. Apabila sampai pada
suatu organ target, maka hormon akan merangsang terjadinya perubahan. Pada umumnya
pengaruh hormon berbeda dengan saraf. Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya
merupakan perubahan yang memerlukan waktu panjang. Contohnya pertumbuhan dan
pemasakan seksual.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan mengidentifikasi jaringan jaringan
pada sistem endokrin
2. Mahasiswa mampu menyebutkan bagian-bagian pada manfaat sistem
endokrin
1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui susunan jaringan jaringan pada sistem endokrin
2. Dapat mengetahui bagian-bagian dari jaringan jaringan pada sistem
endokrin
3. Dapat memahami histologi sistem endokrin.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelenjar-kelenjar di Dalam Sistem Endokrin


Macam-macam kelenjar di dalam sistem endokrin, antara lain adalah:

 Kelenjar tiroid
Tiroid adalah kelenjar endokrin besar yang terletak di pangkal leher bagian depan, di
bawah lapisan kulit dan otot. Kelenjar tiroid berbentuk kupu-kupu dengan dua sayap yang
merupakan lobus tiroid kiri dan kanan di sekitar trakea. Fungsi tunggal tiroid adalah
memproduksi hormon tiroid (tiroksin dan triiodotironin) yang berperan meningkatkan aktivitas
metabolisme pada hampir semua jaringan tubuh. Kelenjar tiroid dikontrol oleh kelenjar pituitari,
yang mengeluarkan hormon pemacu tiroid (TSH).

 Kelenjar paratiroid
Kelenjar ini melepaskan hormon paratiroid yang tugasnya adalah mengatur
kadar kalsium dalam darah. Tugas hormon ini dibantu oleh hormon kalsitonin yang
dihasilkan tiroid.

 Kelenjar pituitari
Kelenjar pituitari atau hipofisis dikenal dengan sebutan “Master of Gland”.
Sebagai “Master Gland” dari sistem endokrin, hipofisis mengontrol semua kelenjar pada
sistem endokrin. Sistem ini mengatur fungsi-fungsi yang penting untuk tubuh seperti
mengatur homeostasis. Hipofisis ini akan mensekresikan hormon langsung ke aliran
darah. Hormon-hormon ini mempunyai efek terhadap metabolisme, tekanan darah,
seksualitas, reproduksi, dan fungsi vital tubuh yang lain. Hipofisis ini akan memberikan
sinyal ke kelenjar yang lain seperti hormon tiroid, kortisol, estrogen, testosteron dan
yang lainnya.

 Kelenjar adrenal
Kelenjar adrenal terbagi menjadi dua bagian. Pertama, bagian korteks yang
memproduksi hormon kortikostreroid. Hormon ini bertugas

4
mengatur keseimbangan cairan dan kadar garam di dalam tubuh. Hormon ini juga
memengaruhi metabolisme, sistem imun, respons tubuh terhadap stres, serta
perkembangan dan fungsi seksual. Kedua, bagian medulla yang memproduksi hormon
epinefrin atau adrenalin. Ketika tubuh mengalami stres, epinefrin meningkatkan tekanan
darah dan detak jantung.

 Kelenjar pankreas
Pankreas adalah suatu organ yang terdiri dari jaringan eksokrin dan endokrin.
Diantara sel-sel eksokrin di seluruh pankreas tersebar kelompok-kelompok atau “pulau” sel
endokrin yang dikenal sebagai pulau (islets) Langerhans. Sel endokrin pankreas yang
terbanyak adalah sel β (beta), tempat sintesis dan sekresi insulin, dan sel α (alfa) yang
menghasilkan glukagon. Sel D (delta), yang lebih jarang adalah tempat sintesis somatostatin.

 Kelenjar reproduksi
Kelenjar reproduksi pada pria (testis) terdapat di skrotum, sedangkan kelenjar
reproduksi wanita (indung telur atau ovarium) terdapat di rongga panggul. Testis
memproduksi hormon testosteron, sedangkan indung telur memproduksi hormon
wanita, yaitu estrogen dan progesteron.

Tubuh terdiri dari begitu banyak unsur dan senyawa kimia. Jika terjadi gangguan
yang menyebabkan kondisi berbagai senyawa tersebut menjadi tidak seimbang,
misalnya terlalu sedikit atau terlalu banyak, dapat mengakibatkan berbagai masalah
kesehatan. Umumnya, dokter akan menangani masalah pada sistem kelenjar endokrin
dengan mengendalikan produksi hormon atau menggantikan hormon tertentu dengan
obat-obatan.

5
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan tempat praktikum


a. Praktikum histologi sistem endokrin

Hari/tanggal : Selasa, 12 Oktober 2021


Waktu : 10.30-12.10 WITA
Tempat : Laboratorium terpadu 1 Fakultas Kedokteran Universitas

Islam Al-Azhar Mataram.

3.2 Alat dan Bahan

1. Mikroskop cahaya binokuler


2. Preparat Histologi
1. H12/50 Tiroid dan Paratiroid
2. H09/ 290 Pankreas
3. H12/60 Adrenal Glands
4. 85C Hipofise
5. 86C Epyphyse
6. 65B Glandula Supra Renal
7. 66B Glandula Thyroidea
8. 83C Paratiroid Gland

6
3.3 Cara Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang telah di sediakan di laboratorium terpadu 1

2. Periksa keadaan mikroskop yang akan di gunakan, cek pencahayaan, lensa


okuler dan binokulernya.
3. Siapkan preparat histologi yang telah di sediakan .
4. Mula-mula lihat jaringan epitel dan jaringan ikat dengan pembesaran
lemah (10x4) kemudian ( 10x10) setelah itu ke perbesaran yang lebih kuat
( 10 x 40)
5. Dokumentasikan hasil pengamatan
6. Buat laporan sementaranya dengan memakai pedoman pada atlas histologi
yang telah di siapkan.
7. Rapikan seluruh alat dan bahan setelah selesai di gunakan.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil Pengamatan

NO. Nama Preparat Gambar Mikroskopis Preparat


1 H12/50 Thyroid dan Parathyroid

2 H09/290 Pancreas

3 H12/60 Adrenal Glands

8
4 85 C Hypofise

5 86 C Ephyse

6 65 B Glandula Supra Renal

7 66 B Glandula Tyhroidea

9
8 83 C Parathyroid Gland

1.2 Pembahasan

1. H12/50 Tiroid dan 66 B Glandula Tyhroidea

Kelenjar Tiroid

Secara mikroskopik, parenkim tiroid disusun oleh struktur epithelial berbentuk


lingkaran yang disebut folikel tiroid. Setiap folikel berisi koloid yang terdiri dari
glikoprotein tiroglobulin, prekursor untuk hormon yang aktif. Kelenjar tiroid merupakan
satu-satunya kelenjar dengan simpanan terbanyak. Pada manusia, simpanan tersebut
cukup untuk digunakan lebih dari tiga bulan tanpa adanya sintesis yang baru.
10
Bentuk sel folikular yang gepeng dan lumen penuh berisi koloid menandakan
bahwa kelenjar inaktif. Sebaliknya, jika sel folikular berbentuk kuboid dan lumen
kosong maka kelenjar aktif. Selain itu, sel folikular memiliki inti yang bulat dengan
daerah basal yang kaya dengan retikulum endoplasma kasar dan apikal (yang
menghadap ke lumen), terdapat kompleks Golgi dan granul sekretorik berisi koloid.
Selain sel folikular, terdapat sel parafolikular yang berasal dari krista neuralis
yang berukuran lebih besar dan terpulas lebih pucat. Disamping itu, sel ini lebih
sedikit mengandung retikulum endoplasmik kasar dan granul hormon polipeptida.
Sel tipe ini menghasilkan kalsitonin yang menghambat resorpsi tulang oleh
osteoklas.

2. H12/50 Paratiroid dan 83C Parathyroid Gland

Kelenjar Paratiroid
Dua jenis sel yang menyusun kelenjar paratiroid adalah:

a. sel principal (chief cells): jumlahnya banyak, berbentuk poligonal kecil dengan
inti bulat, sitoplasma sedikit, dan pucat. Sel ini menghasilkan PTH (parathyroid
hormone) yang mengatur kadar kalsium, magnesium, dan fosfat.
b. sel oksifil: terkadang dijumpai dalam jumlah sedikit, berukuran lebih besar
dengan sitoplasma asidofilik dan bentuk mitokondria abnormal. Beberapa sel
oksifil menunjukkan kadar PTH yang rendah.

3. H09/ 290 Pankreas

Kelenjar pankreas merupakan kelenjar endokrin maupun kelenjar eksokrin. Unit


sekretori eksokrin atau asinus mengandung sel-sel berbentuk piramid yang atasnya terdiri oleh
granules sekretorik. Granula granula Ini mengandung prekursor beberapa enzim pencernaan
pankreas yang disekresikan ke dalam lumen usus melalui duktus ekskretorik dalam bentuk
inaktif.

Asinus sekretori pankreas dibagi menjadi beberapa lobus dan disatukan dengan
jaringan ikat longgar. Duktus ekskretorius di pankreas eksokrin berawal dari bagian

11
tengah hasil sebagai sel sentroasinar pucat yang bersambung dengan sel pelapis duktus
interkalaris pendek yang terletak diluar assinus. Duktus interkalaris dari berbagai asinus
menyatu untuk membentuk duktus interlobularis di jaringan ikat yang kemudian
menyatu untuk membentuk duktus interlobularis yang lebih besar dan mengalirkan
isinya ke duktus pankreatikus utama . Duktus ekskretorius pankreas tidak
memperlihatkan gambaran bergaris pada sel selnya dan tidak terdapat duktus striata

Jenis Sel Penghasil Hormon di Pulau-pulau Langerhans:

a. Sel Alfa Pankreas, merupakan sel yang berfungsi untuk menghasilkan


Hormon Glukagon. Hormon Glukagon berfungsi untuk meningkatkan
kadar gula dalam darah, dan memecah cadangan gula dalam hati lalu
membawanya ke darah. Sel Alfa berjumlah sekitar 25% dari pulau
langerhans.
b. Sel Beta Pankreas, merupakan sel yang berfungsi untuk menghasilkan hormon
Insulin. Hormon Insulin berfungsi untuk menurunkan kadar gula dalam darah,
apabila kadar gula dalam darah berlebihan, maka insulin akan menyimpan gula
berlebih tersebut dalam hati. Apabila hormon insulin tidak ada, atau sedikit
maka orang tersebut akan terkena penyakit diabetes melitus. Sel Beta
berjumlah sekitar 70% dari pulau langerhans.

c. Sel F Pankreas (Sel Gamma Pankreas), merupakan sel yang berfungsi


menghasilkan Polipeptida Pankreas. Polipeptida ini dapat berfungsi untuk
memperlambat penyerapan makanan, namun fungsi utamanya masih belum
diketahui. Sel Gamma berupa sel renik (sangat kecil) dan berjumlah kurang dari
1% dari pulau langerhans.
d. Sel Delta Pankreas, merupakan sel yang berfungsi untuk menghasilkan
somatostatin. Hormon Somatostatin berfungsi untuk menghambat sekresi
Glukagon oleh sela Alfa pankreas, dan menghambat sekresi Insulin oleh sel
beta pankreas, serta menghambat produksi polipeptida oleh Sel F pankreas.
Intinya Hormon Somatostatin akan menghambat sekresi sel lainnya. Jumlah sel
Delta kurang dari 5% dari pulau langerhans.

4. H12/60 Adrenal Gland dan 65 B Glandula Supra Renal

Secara organ histologi, kelenjar adrenal dibungkus oleh suatu kapsula fibrosa

12
padat. Secara histologis dan fungsional, kelenjar ini mempunyai dua daerah yang
berbeda. Bagian luar berwarna lebih kekuningan dan menempati 80-90 % kelenjar,
disebut korteks. Sedangkan bagian medulla merupakan bagian dalam organ yang
berwarna lebih gelap dan kecil. Kedua bagian organ ini berfungsi endokrin, namun
berasal dari asal embriologi berbeda dan mempunyai peran yang berbeda-beda pula.

Korteks

Korteks adrenal terdiri dari sel parenkim yang langsung mensintesis dan
mensekresikan beberapa hormon steroid tanpa menyimpannya terlebih dahulu. Korteks
kelenjar ini terbagi menjadi 3 zona, dari kapsul ke arah tengah, yaitu:

a. Zona glomerulosa
Zona glomerulosa adalah daerah berbentuk cincin konsentris yang terletak tepat
di bawah kapsul adrenal. Zona ini menempati kurang lebih 13% total volume kelenjar.
Sel-sel silindris kecil menyusun daerah ini dalam bentuk korda dan kelompokan.
Kelompokan ini bentuknya mirip dengan glomerulus pada ginjal, sehingga daerah ini
disebut sebagai zona glomerulosa. Selsel ini mempunyai inti kecil terwarna gelap
dengan 1-2 anak inti. Sitoplasmanya asidofilik dengan banyak retikulum endoplasma
halus, mitokondria pendek, kompleks Golgi yang berkembang dengan baik, banyak
retikulum endoplasma kasar, dan ribosom bebas. Droplet lemak juga tersebar pada
sitoplasma. Terkadang dijumpai desmosom dan gap junction kecil yang
menghubungkan sel satu sama lain. Beberapa sel memiliki mikrovili pendek.

b. Zona fasikulata

Zona fasikulata merupakan daerah terbesar di korteks. Zona ini mencakup diatas
80% total volume kelenjar. Daerah ini mengandung kapiler sinusoid yang tersusun
longitudinal di antara kolumna-kolumna sel-sel parenkim. Sel-sel polihedral daerah ini
lebih besar ukurannya dibandingkan dengan sel daerah zona glomerulosa. Sel-selnya
tersusun kolumna radial, dan terwarna sedikit asidofilik. Sel ini mengandung banyak
sekali droplet lemak pada sitoplasmanya. Droplet lemak akan larut saat pembuatan
preparat histologis, yang akan mengakibatkan sel tampak mempunyai vakuola. Hal ini
13
yang menyebabkan sel-sel zona fasikulata disebut spongiosit. Spongiosit mempunyai
mitokondria yang berbentuk seperti bola dengan krista tubular dan vesikular, banyak
retikulum endoplasma halus, lisosom, dan granula yang berisi pigmen lipofuchsin.

c. Zona Retikularis

Zona retikularis adalah daerah korteks yang berbatasan dengan medulla. Zona
retikularis menyusun hanya 7% total volume kelenjar. Sel-selnya sangat asidofilik dan
tersusun dalam korda yang saling beranastomosis. Selselnya sama dengan spongiosit
zona fasikulata, hanya lebih kecil dan lebih sedikit droplet lemak. Sel-selnya sering
mengandung granula pigmen lipofuchsin dalam jumlah besar. Beberapa sel yang berada
dekat dengan medulla adrenal tampak gelap, dengan sitoplasma padat elektron dan inti
piknotik, yang menandakan pada zona ini mengandung sel parenkim yang
berdegenerasi.

Korteks adrenal berfungsi mensintesis hormon kortikosteroid yang disintesis dari


kolesterol. Hormon yang disekresi oleh kelenjaqr adrenal terdiri atas 3 golongan yaitu:
1. Glukokortikoid berasal dari sel-sel zona fasikulata, terhadap metabolisme
protein, karbohidrat dan lipid.
2. Mineralkortikoid, berasal dari dari sel-sel zona glomerulosa, berperan dalam
transport/ keseimbangan elektrolit dan distribusi air dalam jaringan.
3. Androgen dan esterogen, bearasal dari sel-sel zona retikularis dan zona
fasikulata, berperan dalam terhadap sifat seks sekunder

Medulla

Medula kelenjar adrenal tersusun dari dua macam sel yaitu sel kromafin yang
berfungsi mensekresi katekolamin (epinefrin & norepinefrin) dan sel-sel ganglion
simpatik yang tersebar di sepanjang jaringan ikat.

a. Sel Kromafin

Sel kromafin adalah sel epiteloid besar yang yang terdapat berkelompok atau
dalam korda pendek. Sel ini mengandung granula yang dapat terwarna dengan baik
menggunakan garam kromafin. Granula akan berwarna coklat gelap jika diwarnai
14
dengan garam kromafin, yang menandakan bahwa sel tersebut mengandung
katekolamin. Katekolamin adalah transmitter yang diproduksi oleh sel postganglion
sistem saraf simpatik.

b. Sel-sel Ganglion

Medulla adrenal mensintesis hormon dengan pengaturan sistem saraf simpatik.


Hormon yang dihasilkan adalah katekolamin. Katekolamin terdiri atas epinefrin dan
norepinefrin. Sumber katekolamin berasal dari sel kromafin. Mekanime pembentukan
katekolamin di atur oleh saraf preganglion, simpatik dan splanknik. Fungsi epinefrin
yaitu mengoperasikan mekanisme “flight or fight” untuk persiapan tubuh dari stress dan
ketakutan, meningkatkan denyut dan out put jantung, meningkatkan aliran darah ke
organ, melepaskan glukosa dari hepar untuk pembentukan energi. Norepinefrin
berfungsi meningkatkan tekanan darah pada saat vasokonstriksi.

4. 85C Hipofise
Kelenjar hipofisis terdiri dari sel, jaringan, dan organ yang menghasilkan bahan-
bahan kimia yang disalurkan melalui darah dan dari kelenjar tanpa saluran, tersusun
dalam korda dan gumpalan, dan dikelilingi oleh kapiler. Karena berasal dari dua
sumber, hipofisis sebenarnya terdiri dari dua kelenjar yang bersatu secara anatomis
tetapi mempunyai fungsi yang berbeda:

a. Neurohipofisis yang berkembang dari jaringan saraf, terdiri dari bagian yang


besar, pars nervosa, dan yang lebih kecil infundibulum. Infundibulum terdiri atas
stem dan eminentia mediana.

b. Adenohipofisis merupakan bagian dari hipofisis yang muncul dari oral ectoderm


dan terdiri dari tiga bagian: pars distalis, atau lobus anterior; bagian cranial, pars
tuberalis, yang mengelilingi infundibulum; serta pars intermedia. Dari studi
mikroskopik terhadap adenohipofisis, ditemukan tiga jenis sel
yaitu asidofil, basofil dan kromofob.

15
5. 86C Epyphyse

Ciri khas dari kelenjar ini adalah adanya corpora arenacea yang terbentuk dari
matriks kalfisikasi (dari garam kalsium dan magnesium).

Kelenjar ini tersusun atas beberapa sel, yaitu sebagai berikut :

a. Pinealosit: basofilik, berukuran besar, inti ireguler, banyak mitokondria. Sel ini
menghasilkan melatonin (derivat triptofan) yang berfungsi menciptakan irama
sikardian, antioksidan, dan mengatur onset pubertas serta kematangan seksual.
b. astroglia: memiliki prosesus sitoplasmik yang panjang, ditemukan pada area
perivaskular, dan di antara pinealosit.

16
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kelenjar endokrin berfungsi untuk mensekresi hormon yang berfungsi
sebagai pengendalian, pembangunan, pertumbuhan, reproduksi dan lain-lain.
Berikut adalah beberapa kelenjar utama. Hipotalamus, Kelenjar pineal, Anterior
kelenjar pituitary, Posterior kelenjar hipofisis, Kelenjar gondok (tiroid) Kelenjar
paratiroid, Timus, Kelenjar adrenal (medula dan korteks), Pankreas, Ovarium (dan
corpus luteum folikel), Testis, Hipotalamus.

Kelenjar hipofisis terdiri dari sel, jaringan, dan organ yang menghasilkan
bahan-bahan kimia yang disalurkan melalui darah dan dari kelenjar tanpa saluran,
tersusun dalam korda dan gumpalan, dan dikelilingi oleh kapiler.
Kelenjar tiroid terdiri dari folikel-folikel yang dikelilingi oleh sel folikular
yang mengisi lumen dengan koloid. Sedangkan pada kelenjar paratiroid sel-selnya
tidak membentuk folikel tetapi tersusun dalam korda atau gumpalan yang
dikelilingi oleh gumpalan kapiler
Kelenjar adrenal terdiri dari bagian korteks dan medula. Korteks adrenal
memiliki Zona glomerulosa, zona fasikulata, dan retikularis. Sel-sel di zona
glomerulosa mensekresi hormo mineralokortikoid. Sedangkan sel-sel di zona
fasikulata mengeluarkan glukokortikoid terutama kortisol dan kortison dan zona
retikularis mengandung androgen lemah. Di bagian medula adrenal sel selnya
adalah neuron simpatis pascaganglion yang mengalami modifikasi dan menjadi
sekretaris dapat dianggap sebagai sel ganglion tanpa dendrit dan akson.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sherwood, Lauralee. 2018. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Edisi 9. Jakarta:
EGC.
Aster Abbas Kumar. 2016. Buku Ajar : Patologi dasar Robbins. Edisi Ke-10. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Eroschenko, VP. 2015. Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi Fungsional .

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.


Mescher, AL. 2011. Histologi Dasar Junqueira: Teks & Atlas. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Paporo, Leeson. 2003. Buku Ajar Histologi. Edisi 5. Jakarta :EGC.

18

You might also like