Professional Documents
Culture Documents
Makalah Typoid - Suci Paradila
Makalah Typoid - Suci Paradila
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 LatarBelakang...........................................................................................1
1.2 RumusanMasalah......................................................................................8
1.3 Tujuan........................................................................................................9
BAB II....................................................................................................................10
TINJAUAN TEORI...............................................................................................10
2.1 Definisi Demam Tifoid...........................................................................10
2.2 Penyebab.................................................................................................10
2.3 Penyebaran Kuman..................................................................................11
2.4 Patologi....................................................................................................12
2.5 Gambaran Klinik.....................................................................................13
2.6 Gambaran Klasik Demam Tifoid............................................................14
2.7 Komplikasi..............................................................................................17
2.8 Pengobatan..............................................................................................18
2.9 Epidemiologi...........................................................................................20
BABIII...................................................................................................................23
Kesimpulan dan Saran...........................................................................................23
3.1 Kesimpulan..........................................................................................23
3.2 Saran....................................................................................................23
DAFTARPUSTAKA.............................................................................................24
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
typhi dan ditandai dengan demam atau kenaikan suhu tubuh, penyakit ini
sebagian besar menyerang pada anak- anak. Dan dapat di tularkan melalui
berbagai cara yaitu makanan, jari tangan/ kuku, muntah, lalat, dan feses.
yang terkontaminasi oleh feses dan urin dari orang yang terinfeksi kuman
dunia terdapat 12 juta anak meninggal setiap tahunnya akibat penyakit atau
malnutrisi dan paling sering gejala awal demam. Demam tifoid saat ini
pertama dalam jumlah demam tifoid pada usia 5–15 tahun sebesar 400–
500/100.000 penduduk, di susul oleh Asia pada anak usia 5–15 tahun
demam tifoid di Indonesia saat ini untuk kasus demam tifoid sejumlah
i
55.098 jiwa, dengan angka kematian 2,06 % darijumlahpenderita.
i
i
Provinsi Jawa Timur, dengan jumlah 1774 penderita. Sedangkan data dari
demam tifoid dalam kurun waktu tiga bulan terakhir (Agustus – Oktober)
terdapat sebanyak 172 penderita yang terdiagnosa demam tifoid klinis dan
penyakit demam tifoid merupakan salah satu penyakit yang cukup tinggi
Pada penderita Thypoid fever atau demam tifoid tanda dan gejala
yang sering muncul adalah demam, baik pada orang dewasa maupun anak-
anak. Pada anak-anak demam merupakan suatu hal yang membuat resah
orangtua, karena dengan adanya demam atau peningkatan suhu tubuh, anak
kebiasaan pada anak. Hal ini yang membuat orang tua menjadi khawatir
akan keadaan anak yang terkena demam tifoid (Widijanto, Juwono, &
Scheiber, 2011).
benar dan penanganan lebih lanjut yaitu akan menyebabkan dehidrasi yang
i
i
i
i
jumlah banyak untuk mencegah dehidrasi serta beristirahat yang cukup dan
adalah kompres cuka dan kompres air hangat, terapi kompres yang
diberikan adalah pada daerah aksila dan lipatan paha, dimana pada daerah
evaporasi. Dengan air hangat menyebabkan suhu tubuh di luar akan hangat
tidak meningkatkan suhu tubuh, dengan suhu di luar hangat akan membuat
i
v
v
v
kompres air hangat ini dilakukan di tempat tempat tertentu di bagian tubuh
(Mohamad, 2011).
penguapan yang lebih baik dan lebih aman untuk kulit, selain itu, rasa
menit dengan nilai kompres air hangat 0,71 0C. Sedangkan Hasil penelitian
pengobatan demam ketika kita perlu dengan cepat menurunkan suhu tubuh
pasien.
v
7
dengan demam, nilai mean kompres air hangat 25,09 > nilai mean kompres
v
8
kejadian pasien demam tifoid cukup tinggi. Maka dari itu peneliti
Typoid Fever.
8
9
dan kompres air hangat terhadap penurunan suhu tubuh anak pada
9
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.2 Penyebab
1
1
1
1
tifoid.
2.4 Patologi
1
1
Masa Inkubasi
1
1
- Anoreksia
- Rasa malas
- Sakit kepala bagian depan
- Nyeri otot
- Lidah kotor
- Gangguan perut (perut meragam dan sakit)
1
1
1
1
1
1
2.7 Komplikasi
1. Komplikasi Intestinal
- Perdarahan usus
- Perforasi usus
- Ileus paralitik
2. Komplikasi Ekstra –Intestinal~ Komplikasi Kardiovaskuler :
kegagalan sirkulasi perifer (renjatanseptik),miokarditis,trombosis
dan tromboflebitis
- Komplikasi darah : anemia hemolitik ,trombositopenia, dan /atau
DisseminatedIntravascular Coagulation (DIC) dan Sindrom uremia
hemolitik
- Komplikasi paru : Pneumonia,empiema,dan pleuritis
- Komplikasi hepar dan kandung empedu : hepatitis dan kolesistitis~
Komplikasi ginjal : glomerulonefritis,pielonefritis, dan perinefritis
- Komplikasi tulang : osteomielitis,periostitis,spondilitisdan Artritis
1
1
2.8 Pengobatan
1. Perawatan umum
Pasien demam tifoid perlu dirawat dirumah sakit untuk isolasi,
observasi dan pengobatan.Paasien harus tirah baring absolut sampai
minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebihselama 14 hari.
Maksud tirah baring adalah untuk mencegah terjadinya
komplikasi perdarahan usus atau perforasi usus. Mobilisasi pesien
harus dilakukan secara bertahap,sesuai dengan pulihnya kekuatan
pasien.Pasien dengan kesadaran menurun, posisi tubuhnya harus
diubah-ubah pada waktu-waktutertentu untuk menghindari
komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitus.Defekasi dan buang
air kecil harus dperhatikan karena kadang-kadang terjadi
obstipasidan retensi air kemih. Pengobatan simtomik diberikan untuk
menekan gejala-gejalasimtomatik yang dijumpai seperti demam,
diare, sembelit, mual, muntah, danmeteorismus. Sembelit bila lebih
dari 3 hari perlu dibantu dengan paraffin atau lavasedengan
glistering. Obat bentuk laksan ataupun enema tidak dianjurkan
karena dapatmemberikan akibat perdarahan maupun perforasi
intestinal.Pengobatan suportif dimaksudkan untuk memperbaiki
keadaan penderita, misalnya pemberian cairan, elektrolit, bila terjadi
gangguan keseimbangan cairan, vitamin, danmineral yang
dibutuhkan oleh tubuh dan kortikosteroid untuk mempercepat
penurunandemam.
2. Diet
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
BAB III
3.2 Saran
- Demam tifoid yang tersebar di seluruh dunia tidak tergantung
pada iklim. Kebersihan perorangan yang buruk merupakan
sumber dari penyakit ini meskipun lingkungan hidupumumnya
adalah baik.
- Dengan kasus demam typoid, semoga bisa menjadi acuan
pemahaman mengenai bagian-bagian yang terkait dengan
demam typoid, dan dapat mengetahui cara pencegahan yang
benar.
2
2
DAFTAR PUSTAKA
Aini, N.,& Inayah, Z. (2019). Biostatistika dan Aplikasi Program (M. R. Aqli (ed.); 1sted.).
Literasi Nusantara.
Akhtar, N. (2018). Knowledge , Attitude , and Practices of Community People Regarding Typhoid
Fever.
3, 379–383.
Al-aajem, B. M. R.(2020). Clinical and Hematological Manifestations of Typhoid Fever in Children
in Iraq. 1(1), 15–17. https://doi.org/10.1186/s12879-016-2074.Mezal
Ambarwati, E. R., & Prihastuti. (2019). Gerakan masyarakat hidup sehat
(germas) mencuci tanganmenggunakansabundanairmengalirsebagai
upayauntuk menerapkanperilaku hidup bersih dan sehat (phbs) sejak dini.
Celebes Abdimas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 45–52.
http://journal.lldikti9.id/CER/index
Budiharto. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan dengan Contoh Bidang Ilmu Kesehatan GIGI
(L. Juwono (ed.); 1st ed.). Penerbit Buku Kedokteran EGC.
https://books.google.co.id/books?id=KM5-oXu-
XCkC&pg=PT1&dq=metodologi+penelitian+kesehatan+notoatmodjo&hl=id&sa=X
&ved=2ahUKEwit3bHq0NHtAhUm5nMBHbrnCCIQ6AEwAXoECAEQAg#v=one
page&q=analisis univariat&f=false
Cholifah, N. S.(2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Dengan Kejadian Demam
Tifoid Pada Orang Dewasa Di Puskesmas Balerejo Kabupaten Madiun.
Dardi, N. S., & Ika, N. (2020). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Tifoid Di
RSUD Lanto DG Pasewang Jeneponto. 1(1), 20–48.
Das, S. (2020). Knowledge Regarding Typhoid Fever among Mothers of Under 5 Children in Selected
Community of Bhaktapur , 2019. 5(10), 505–522.
Tjipto, B. W., & Kristiana, L. (2012). Kajian Faktor Pengaruh Terhadap Penyakit
Demam Tifoid Pada Balita Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan,
12(4), 331–340. https://doi.org/10.22435/bpsk.v12i4.2712
Tjokroprawiro, A., Setiawan, P. B., Effendi, C., Santoso, D.,& Soegiarto, G. (2015).
Buku ajar ilmupenyakitdalam. Ed.2: Fakultas Kedokteran Universitas ... - Google
Buku.
Perpustakaan Nasional RI. https://books.google.co.id/books?
id=BICSDwAAQBAJ&pg=PA647&dq=etiolo gi+d
emam+tifoid&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjY-
LLr9fvsAhWOWX0KHdR_BD8Q6AEwAnoECAYQAg#v=onepage&q=eti
ologi demam tifoid&f=false
Wahyudi Rahmat Kartin Akune M. Sabir. (2019). Demam Tifoiddengan
Komplikasi Sepsis : Pengertian, Epidemiologi, Patogenesis, dan Sebuah
Laporan Kasus. Urnal Medical Profession, 3(3), 220–225.
Wijaya, H. (2016). Metodologi Penelitian Pendidikan Teologi.
https://books.google.co.id/books?id=UMWDCwAAQBAJ&pg=PA69&dq=kues
ione r+tertutup+penelitian+adalah&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi6n-
7Y08_tAhUFVH0KHVmRBroQ6AEwAnoECAIQAg#v=onepage&q=kuesi
oner tertutup penelitian adalah&f=false
Woo, J. H., Chang, M. S., & Kim, S. (2019). Management of typhoid fever -
Clinical and historical perspectives in Korea. Infection and Chemotherapy,
51(3), 330– 335. https://doi.org/10.3947/ic.2019.51.3.330
2
1
Yusuf, M.,& Daris, L. (2019). Analisis Data Penelitian (I. Marsuki(ed.); 1sted.).
PT Penerbit IPB Press. https://books.google.co.id/books?
id=qrkREAAAQBAJ&pg=PA50&dq=uji+validit as
+adalah&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjdwN7shofuAhUUdCsKHd7XD3kQ6AE
wA 3oECAQQAg#v=onepage&q=uji validitas adalah&f=false
1
2
- A. Step1 kasus
Bertanya :
1. Putri aulia : apa yang dimaksud spenomegali?
2. Fanny :apa yang dimaksud hepatomegali?
3. Lala : apa yang dimaksud anoreksia ?
4. Dita : apa yang dimaksud konstipasi?
5. Vira : apa yang dimaksud malaise ?
6. Nadya : apa yang dimaksud salmonella typhia ?
Jawab :
b. Step 2
Tanya
1. Silpa : apakah suhu tubuh 39c itu tinggi atau normal?
2. Putri : kenapa bisa terjadi pembesaran usus?
3. Dinda : apakah baik 110/80 mmhg itu tinggi atau rendah
4. Sela : kenapa pada pemeriksaan lidah kotor?
5. Dita :kenapa demam tersebut sore hari saja?
6. Suci :kenapa klien mengeluh nyeri ulu hati?
Jawab
Kesimpulan kasus :
Lisna : dikasus ini karena terjadinya sering jajan dipinggir jalan dan mengalami bakteri
di lidah kotor dan mengakitbatkan demam typoid.
3
4
4
1